Anda di halaman 1dari 3

Gerak refleks adalah gerakan yang tak disadari atau yang baru disadari setelah gerak itu

terjadi.

Mekanisme
Rangsang reseptor saraf sensorik saraf penghubung sumsum tulang
belakang saraf penghubung saraf motorik otot gerak.

Jenis gerak refleks akibat adanya otot rangka yang bergerak meliputi:
Fleksor,
Ekstensor,
Alat gerak,
Statokinetik.

Gerak refleks yang paling sederhana hanya memerlukan dua tipe sel saraf yaitu neuron sensor
dan neuron motor.
Jenis
1. Refleks kulit perut berupa kontraksi otot dinding perut.
2. Refleks cahaya berupa kontriksi pupil homolateral dan kontralateral.
3. Refleks periost radialis berupa fleksi lengan bawah pada siku dan supinasi tangan.
4. Refleks periost ulnaris berupa pronasi tangan.
5. Knee pess reflex, respon berupa ekstensi tungkai disertai kontraksi otot kuadriseps.
6. Achilles pess refleks, respon berupa plantar rfleksi dari kaki dan kontraksi otot
gastroknemius.
7. Refleks biseps berupa fleksi lengan pada siku dan kntraksi otot biseps.
8. Refleks trisep berupa ekstensi lengan dan kontraksi otot triseps.

Sistem saraf terdiri dari sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) yang disebut
dan sistem saraf perifer. Sistem saraf somatik dan otonom adalah dua komponen utama
dari sistem saraf perifer berdasarkan kemampuan untuk mengelola gerakan otot sadar.

Sistem saraf somatik juga dikenal sebagai sistem saraf sadar. Sistem saraf somatik mampu
mengelola gerakan otot rangka secara sadar.
Sistem saraf otonom juga dikenal sebagai sistem saraf visceral atau tak sadar yang
mengendalikan gerakan otot yang paling penting untuk mempertahankan kehidupan
binatang. Kontraksi otot jantung untuk berdetak semua-penting untuk jantung, sebagian besar
saluran pencernaan, pengaturan fungsi pernapasan, pemeliharaan ukuran pupil, dan
rangsangan seksual adalah beberapa fungsi utama diatur oleh sistem saraf otonom tersebut.

Perbedaan Somatik dan Otonomik


1. sistem saraf somatik dapat secara sadar dikelola sementara sistem saraf otonom tidak
disengaja.
2. sistem saraf otonom menyumbang gerakan lebih banyak untuk otot dibandingkan sistem saraf
somatik.
3. Fungsi sistem saraf otonom lebih kompleks dibandingkan dengan jalur sinyal sistem saraf
somatik.
4. Pada vertebrata, sistem saraf somatik melibatkan neurotransmitter rangsang sementara
sistem saraf otonom memiliki baik neurotransmitter rangsang dan penghambatan.
5. sistem saraf otonom bekerja pada otot polos, otot jantung, dan kelenjar sedangkan sistem
saraf somatik bertindak selalu pada otot rangka.
6. sistem saraf somatik hanya membutuhkan satu eferen neuron sementara sistem saraf otonom
harus memiliki dua neuron eferen dan ganglia untuk mengirimkan sinyal.

Kesimpulan

a) Pada pemeriksaan refleks kulit perut didapatkan hasil yaitu terjadi kontraksi otot dinding perut.
Berarti orang coba tersebut normal. Apabila pada pemeriksaan tidak terjadi kontraksi otot dinding
perut maka orang coba abnormal dan ini biasanya ditemukan pada ibu hamil atau ibu menyusui.
Perjalanan impulsnya yaitu :

Rangsangan (goresan kulit abdomen) Impuls reseptor s.sensorik/afferent medulla spinalis (


perut bagian bawah: T11-T12&L, perut bagian tengah: T9-T11, perut bagian atas: T7-T9
) n.asosiasi/perantara s.motorik efektor (kontraksi otot dinding perut).

b) Pada pemeriksaan refleks periost radialis didapatkan hasil berupa fleksi lengan bawah pada siku dan
supinasi tangan berarti orang coba tersebut dalam keadaan normal. Perjalanan impulsnya yaitu :

Rangsangan (ketukan periousteum os. radialis) Impuls reseptor s.sensorik/afferent (N.


Radialis) medulla spinalis/C5&T1 (pusat) n.asosiasi/perantara s.motorik (N.
Radialis) efektor (otot-otot supinator dan flexor).
c) Pada pemeriksaan refleks periost ulnaris didapatkan hasil berupa pronasi tangan hal ini berarti orang
coba dalam keadaan normal. Perjalanan impulsnya yaitu :

Rangsangan (ketukan pada perious prosessus stilodeus) Impuls reseptor s.sensorik/afferent (N.
Ulnaris) medulla spinalis/C7&T1 (pusat) n.asosiasi/perantara s.motorik (N.
Ulnaris) efektor (otot-otot pronasi).

d) Pada pemeriksaan knee pess refleks didapatkan hasil yaitu terjadi ekstensi tungkai disertai kontraksi
otot kuadriseps berarti orang coba normal. Perjalanan impulsnya yaitu :

Rangsangan (ketukan pada patellae) Impuls reseptor s.sensorik/afferent(N.


Femoris) medulla spinalis/L3-L4 (pusat) n.asosiasi/perantara s.motorik (N.
Femoris) efektor (N. Quadratus femoris).

e) Pada pemeriksaan achilles pess reflex didapatkan hasil yaitu terjadi plantar fleksi dari kaki dan
kontraksi otot gastrocnemius. Perjalanan Impulsnya yaitu :

Rangsangan (ketukan tendo acilles) Impuls reseptor s.sensorik/afferent(N.


Tibialis) medulla spinalis/L5&S2 (pusat) n.asosiasi/perantara s.motorik (N.
Tibialis) efektor (M. gastocnemius).

f) Pada pemeriksaan refleks biseps didapatkan hasil yaitu terjadi fleksi lengan siku dan tampak kontraksi
otot biseps. Perjalanan impulsnya yaitu :

Rangsangan (ketukan tendo otot biseps) Impuls reseptor s.sensorik/afferent (N.


Musculocutaneus) medulla spinalis/C5-C6 (pusat) n.asosiasi/perantara s.motorik (N.
Musculocutaneus) efektor (M. Biceps Brachii).

g) Pada pemeriksaan refleks triseps didapatkan hasil yaitu terjadi ekstensi tangan dan kontraksi otot
triseps.

Perjalanan impulsnya yaitu :

Rangsangan (ketukan tendo otot triseps) Impuls reseptor s.sensorik/afferent (N.


Radialis) medulla spinalis/C5-C7 (pusat) n.asosiasi/perantara s.motorik (N.
Radialis) efektor (M. Triceps Brachii).

h) Pada pemeriksaan withdrawl reflex didapatkan hasil yaitu terjadi fleksi lengan menjauhi stimulus.
Perjalanan impuls yaitu rangsangan (tusukan kulit
tangan)Impuls reseptor s.sensorik/afferent medulla
spinalis n.asosiasi/perantara s.motorik efektor (fleksi lengan dengan cara menjauhi
stimulus).

Anda mungkin juga menyukai