Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Aktivitas Anthelmintik Ekstrak Tanaman Putri Malu


(Mimosa Pudica l) Terhadap Cacing Gelang Babi
(ascaris suum. L)
Devi ratnawati1, Rochmah Supriyati2, Doris ispamuji3
1,3
Jurusan Kimia, Fakultas MIPA Universitas Bengkulu
2
Jurusan Biologi, Fakultas MIPA Universitas Bengkulu

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas ekstrak tanaman putri malu
sebagai anthelmintik terhadap cacing gelang babi. Konsentrasi ekstrak putri malu yang
digunakan adalah: 13%, 15%, 17%, 19%, sedangkan sebagai pembanding digunakan larutan
pirantel pamoat 5% sebagai kontrol positif dan larutan NaCl 0,9% sebagai kontrol negatif.
Ulangan dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali, sedangkan waktu pengamatan dan penghitungan
kematian cacing dilakukan pada 1 jam, 3 jam, 5 jam, dan 7 jam perlakuan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi putri malu yang digunakan semakin cepat
cacing mati. Konsentrasi yang efektif untuk membunuh cacing gelang babi pada penelitian
ini adalah 13%.

Kata kunci : Ascaris suum L., ekstrak putri malu (Mimosa pudica L.), anthelmintik.

PENDAHULUAN untuk ditanggulangi selain cacing tambang


(Ankylostoma duodenale dan Necator
Kemajuan ilmu pengetahuan dan americanus) dan cacing cambuk (Trichuris
teknologi modern ternyata tidak menggeser trichuria). Gejala seperti mual muntah,
peranan obatobatan tradisional tetapi mencret, sakit perut baru muncul setelah
justru saling melengkapi, hal ini terbukti jumlahnya di dalam tubuh cukup banyak.
dari banyaknya peminat pengobatan Untuk mencegah atau mengobati
tradisional. Salah satu diantara bermacam- penyakit askariasis ini maka di gunakan zat
macam tanaman yang dimanfaatkan sebagai anthelmintik atau obat cacing yang dapat
obat adalah putri malu (Mimosa pudica L). memusnahkan cacing dalam tubuh manusia
Para ahli pengobatan Cina, peneliti AS dan hewan. Zat ini bukan hanya dapat di
dan Indonesia mengindikasikan putri malu peroleh dari obat-obatan namun juga dapat
dapat dipakai untuk mengobati berbagai di peroleh dari tumbuhan yang memiliki
penyakit, seperti peradangan saluran kemampuan atau kanduangan zat
pernapasan (bronchitis) dan cacingan anthelmintik di antaranya yaitu tanaman
(Askariasis). putri malu.
Askariasis merupakan penyakit cacingan Berbagai penelitian tentang pemanfaatan
yang disebabkan oleh cacing gelang, salah tanaman putri malu telah banyak di
satunya yaitu cacing Ascaris lumbricoides lakukan. Pemberian ekstrak akar tanaman
varietas suum L. atau sering di sebut cacing putri malu dengan konsentrasi 12,5%
Ascaris suum L. Infeksi askariasi terjadi mampu menurunkan jumlah cacing
secara simultan oleh beberapa cacing Hymenolepis nana dan menghambat
sekaligus. Infeksi cacing gelang umumnya penetasan telur Hymenolepis nana sebesar
terjadi melalui mulut, luka di kulit, melalui 92,49%. Ekstrak akar putri malu dapat
kista (telur) atau larva cacing. Cacing mengatasi pertumbuhan jamur Saprolegnia
gelang merupakan 1 dari 3 jenis cacing sp pada telur ikan patin. Ekstrak tanaman
parasit yang direkomendasikan oleh WHO ini juga mampu berfungsi sebagai

Semirata 2013 FMIPA Unila |87


Devi Ratnawati dkk: Aktivitas Anthelmintik Ekstrak Tanaman Putri Malu (Mimosa
Pudica l) Terhadap Cacing Gelang Babi
(ascaris suum. L)

antibakteri terhadap 15 bakteri Gram- Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali


negatif dan Gram-positif. ulangan.
Pada penelitian yang sudah dilakukan,
pemanfaatan tanaman putri malu sebagai Uji Aktivitas Anthelmintik
anthelmintik baru terbatas pada akar Biakan cacing Ascaris suum L. sebanyak
tanaman dan efektifitasnya terhadap cacing 20 ekor dimasukkan ke dalam 4 buah
pita. Oleh karena itu, akan dilakukan cawan petri, masing-masing cawan
penelitian dengan menggunakan ekstrak dimasukkan 5 ekor cacing kemudian
seluruh tanaman putri malu dan dengan ditambahkan ekstrak putri malu dengan
hewan uji cacing gelang untuk variasi konsentrasi yang mendekati dengan
membuktikan aktifitas anthelmintiknya. larutan uji penjajagan. Aktivitas
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah anthelmintik diperoleh dengan menghitung
untuk mengetahui efek ekstrak tanaman jumlah cacing gelang yang mati dalam
putri malu sebagai anthelmintik terhadap variasi waktu 1, 3, 5, dan 7 jam.
mortalitas cacing Ascaris suum L dan Pengulangan uji dilakukan sebanyak 3 kali.
mengetahui konsentrasi ekstrak tanaman Untuk mengetahui apakah cacing tersebut
putri malu yang efektif untuk menghambat mati, paralisis, ataupun masih sehat, maka
pertumbuhan cacing Ascaris suum L.. cacing disenggol dengan batang pengaduk.
Jika diam saja maka dilakukan pengecekan
METODE PENELITIAN dengan cara memasukkan cacing tersebut
ke dalam air hangat atau dengan pemberian
Ekstraksi garam. Apabila cacing tidak bereaksi maka
Tanaman putri malu dibersihkan dan cacing tersebut dinyatakan mati, dan jika
dikering anginkan, kemudian dipotong- masih bergerak cacing tersebut hanya
potong dan dihaluskan menggunakan mengalami paralisis.
lumpang dan mortar. Maserasi dilakukan
selama 4 hari menggunakan etanol teknis HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan perbandingan 1:1. Hasil ekstraksi
ini kemudian di rotary evaporator. Uji Penjajagan Aktifitas Anthelmintik
Ekstrak Putri Malu Terhadap Cacing
Uji Penjajagan Aktivitas Anthelmintik Ascaris Suum l.
Hewan uji yang digunakan adalah cacing Cacing Ascaris suum L. dipilih sebagai
gelang Ascaris suum L. yang diperoleh dari hewan uji karena memiliki persamaan
lumen usus babi hutan. Cacing di masukkan dengan cacing Ascaris lumbricoides L.
ke dalam wadah yang telah diberi larutan yang sering menginfeksi manusia. Kedua
NaCl 0,9%. Konsentrasi yang digunakan cacing tersebut memiliki family, siklus
untuk uji penjajagan dimulai dari 5%, 10%, hidup dan morfologi serta cara penularan
15 %, dan 20%. Untuk kontrol positif yang sama. Perbedaan keduanya hanyalah
digunakan pirantel pamoat dengan tempat hidup, namun cacing Ascaris suum
konsentrasi 5% dan kontrol negatif L. dapat juga menginfeksi manusia yang
digunakan larutan NaCl 0,9%. Biakan menyebabkan penyakit askariasis.
cacing Ascaris suum L. sebanyak 20 ekor Uji penjajagan bertujuan untuk
dimasukkan ke dalam 4 buah cawan petri, mendapatkan gambaran konsentrasi yang
kemudian ditambahkan ekstrak putri malu efektif dari ekstrak putri malu yang
dengan variasi konsentrasi di atas. Diamati dilakukan dengan variasi konsentrasi mulai
jumlah cacing yang mati atau paralisis pada dari 5%, 10%, 15%, dan 20%. Pemilihan
variasi waktu 1, 3, 5, dan 7 jam pengujian. konsentrasi ini dikarenakan pada penelitian

88|Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Tabel 1. Hasil uji penjajagan efektifitas


anthelmintik ekstrak putri malu

Rata-rata jumlah cacing


yang mati
Nama Konse
sampel ntrasi 1 3 5 7
jam jam jam jam

Pirantel 3,3
5% 0 1 2
pamoat
Gambar 1. Grafik pengaruh waktu perendaman dan NaCl 0,9% 0 0 0 0
konsentrasi ekstrak terhadap kematian cacing
Ekstrak 5% 0 0 0,6 1,3
Ascaris suum L. putri malu
10% 0 0,3 1 1,6
sebelumnya yang dilakukan oleh Candra ,
A. A, Ridwan, Y dan Retnani, E. B, 15% 0 1 1,6 2,3

ekstrak putri malu memiliki efektifitas 20% 0 1,3 1,6 2,6


92,49% pada konsentrasi 12,5%, sedangkan
pada konsentrasi 100 % efektifitasnya
adalah 59,62% terhadap cacing pita. Uji Anthelmintik Ekstrak Putri Malu
Kematian cacing mulai teramati pada Terhadap Cacing Ascaris suum L.
waktu perendaman 3 jam yaitu pada Uji anthelmintik dilakukan dengan
konsentrasi 10 sampai 20%, sedangkan menggunakan konsentrasi ekstrak yang
pada konsentrasi 5% tidak terjadi kematian memiliki skala yang lebih kecil, yaitu
cacing. Tingkat kematian cacing dengan menggunakan konsentrasi 13%,
berbanding lurus dengan konsentrasi dan 15%, 17%, dan 19%.
lama waktu perendaman. Kematian cacing
disebabkan oleh inhibisi (penghambatan) Berdasarkan Gambar 2 diketahui
absorbsi asam amino oleh senyawa semakin besar konsentrasi ekstrak dan
mimosin yang terkandung dalam ekstrak semakin lama waktu perendaman maka
putri malu [2]. Pada kontrol positif, terlihat jumlah cacing yang mati semakin
bahwa semakin lama perendaman yang meningkat. Sedangkan pada media NaCl
dilakukan maka semakin bertambah pula 0,9%, cacing masih bertahan hidup sampai
jumlah cacing yang mati. Pirantel pamoat dengan 7 jam perendaman. Pada penelitian
yang berperan sebagai kontrol positif
bekerja dengan cara menimbulkan
depolarisasi pada otot cacing dan
meningkatkan frekuensi impuls, sehingga
cacing mati. Pirantel pamoat juga mampu
menghambat enzim asetilkolinesterase,
terbukti pada askaris terlihat meningkatnya
kontraksi otot cacing. Dari data hasil uji
penjajagan dipilih konsentrasi ekstrak 15%
sebagai konsentrasi yang memiliki
efektifitas untuk membunuh cacing Ascaris Gambar 2. Grafik hubungan antara waktu
suum L. karena memiliki efektifitas yang perendaman dengan ekstrak putri malu, pirantel
sama dengan kontrol pirantel pamoat dalam pamoat, dan NaCl terhadap rata-rata kematian
membunuh cacing (Tabel 1). cacing Ascaris suum L.

Semirata 2013 FMIPA Unila |89


Devi Ratnawati dkk: Aktivitas Anthelmintik Ekstrak Tanaman Putri Malu (Mimosa
Pudica l) Terhadap Cacing Gelang Babi
(ascaris suum. L)

Tabel 2. Uji efektifitas ekstrak putri malu malu adalah tannin yang merupakan
terhadap cacing Ascaris suum L senyawa polifenol bersifat tidak dapat
dicerna oleh lambung dan memiliki efek
Rata-rata jumlah cacing antinutrisi berupa kemampuan berikatan
yang mati kuat dengan protein dan derivatnya
Nama Konse
sampel ntrasi
1 3 5 (enzim), karbohidrat, dan mineral.
7 jam Kehadiran tanin ini akan mengikat semua
jam jam jam
Pirantel 3,3 unsur tersebut sehingga tidak dapat serap
5% 0 0,6 2,6
pamoat dan kemudian akan dikeluarkan bersama
NaCl 0,9% 0 0 0 0 dengan feses. Tanin memiliki kemampuan
13% 0 0,6 1,3 1,6 untuk menghancurkan mukosa usus dan
pelepasan protein serta asam amino esensial
15% 0 1 1,3 2,6 pada hewan monogastrik sehingga cacing
Ekstrak tidak dapat melekat pada mukosa usus dan
putri malu 17% 0 1 1,6 2,3
juga tidak akan mendapatkan sumber
19% 0 1 2 2,6 protein [2]. Berdasarkan hasil penelitian ini,
diduga ekstrak putri malu yang memiliki
kandungan senyawa mimosin dan juga
ini konsentrasi ekstrak 13% putri malu tanin bekerja secara sinergis dalam
memiliki efektifitas yang mendekati dengan membunuh cacing parasit Ascaris suum L.
pirantel pamoat, hal ini ditunjukkan pada
tabel 2 dimana rata-rata kematian cacing
pada perendaman 3 jam konsentrasi 13% KESIMPULAN
sebesar 0,6 begitu juga dengan hasil rata-
rata pirantel pamoat. Sehingga dalam Dari hasil penelitian ini dapat
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa disimpulkan bahwa ekstrak putri malu
ekstrak 13% putri malu dinyatakan sebagai (Mimosa pudica L.) memiliki daya
ekstrak yang efektifitas untuk membunuh anthelmintik terhadap cacing gelang babi
cacing Ascaris suum L. (Ascaris suum L.). Konsentrasi efektif
Kemampuan putri malu dalam ekstrak putri malu sebagai anthelmintik
membunuh cacing Ascaris suum L. terhadap cacing gelang babi (Ascaris suum
disebabkan karena kandungan mimosin L.) adalah 13%.
dalam tanaman itu sendiri. Mimosin
merupakan asam amino yang bersifat toksik DAFTAR PUSTAKA
yang akan menghambat absorbsi asam
amino lain yang dilakukan oleh mikrofili Akter. A., Neela. F. A., Khan, M. S. I.,
tagumen cacing sehingga akan terjadi Islam. M. S., & Alam. M. F., 2010,
defisiensi nitrogen pada cacing dan Screening Of Ethanol, Petroleum Ether,
akhirnya proses sintesis proteinnya akan And Chloroform Extracts Of Medicinal
terganggu. Mimosin juga memiliki Plants, Lawsonia inermis L. And
kemampuan insektisidal dan berpeluang Mimosa pudica L. For Antibacterial
sebagai racun pada mamalia. Oleh sebab itu Activity, Indian j Pharm Sci [serial
tidak dianjurkan penggunaan tanaman ini online] 2010.
dengan jumlah besar karena dapat
Candra , A. A, Ridwan, Y, & Retnani, E.
menyebabkan keracunan dan juga
B, 2007, Potensi Anthelmintik Akar
berkurangnya kesadaran.
Tanaman Putri Malu (Mimosa pudica
Selain mimosin, unsur lain yang
L.) Terhadap Hymenopelis nana Pada
terkandung dalam ekstrak tanaman putri

90|Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Mencit, Media Peternakan, April 2008, Indonesia, Balitbang Departemen


hlm. 29-35, ISSN 0126-0472. Kesehatan, Jakarta.
Gunawan, F, 2007, Uji Efektifitas Data Tamara, O., 2008, Infusa Rimpang Temu
Anthelmintik Perasan Buah Segar dan Giring (Curcuma aeroginosa Roxb)
Infus daun Mengkudu (Morinda Terhadap Ascaridia galli Secara In Vitro,
Citrifolia) Terhadap Ascaridia Galli [Skripsi], Fakultas Kedokteran,
Secara In Vitro [Skripsi],Fakultas Universitas Diponegoro Semarang,
Kedokteran, UNDIP, Semarang. Semarang.
Nugraha, E., 2009, Uji efektivitas ekstrak Vishal. B. B., & Sanjay. S., 2010, In Vitro
akar putri malu untuk mengatasi Investigation Of Anthelmintic Activity
pertumbuhan jamur saprolegnia sp. pada Of Mitragyna parvifolia (Roxb.) Korth.
telur ikan patin [Skripsi], Fakultas (Rubiaceae). Veterinary Word, 7 Juli
Perikanan dan Ilmu Kelautan, 2010.
Universitas Padjadjaran. Wibawa, A. A., 2010, Uji Komparasi
Saputra, E., 2009, Uji Antibakteri Ekstrak Khasiat Anthelmintik Rimpang Temu
Tanaman Putri Malu (Mimosa pudica L) Giring (Curcuma heyneana rhizoma)
Terhadap Pertumbuhan Shigella Terhadap Pirantel Pamoat Pada Cacing
dysentriae [Skripsi], FKIP, UMS, Ascaridia galli Secara Invitro, Jurusan
Surakarta. Farmasi, Poltekkes Kemenkes Jakarta II,
Jakarta.
Syaiful, A., 2009, Pengaruh Ekstrak Herba
Putri Malu (Mimosa pudica L) Terhadap Zulkhaidir, 2005, Uji Kandungan Senyawa
Efek Sedasi Pada Mencit [Skripsi], Steroid Dan Bioassay Pada Beberapa
Fakultas Kedokteran, UNDIP, Spesies Tanaman Obat Tradisionan Di
Semarang. Desa Kelilik Kabupaten Kepayang
[Skripsi], Program Studi Kimia, FKIP,
Syamsuhidayat, S.S., dan Hutapea, J.R.,
UNIB, Bengkulu.
1991, Inventaris Tanaman Obat

Semirata 2013 FMIPA Unila |91

Anda mungkin juga menyukai