Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Derajat kesehatan pada masyarakat, menurut Hendrick L. Bloem,

dipengaruhi oleh empat faktor yang besar pengaruhnya pada kesehatan yaitu

faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan dan faktor

keturunan yang saling mempengaruhi.1 Faktor lingkungan memiliki peran yang

sangat besar dalam konsep tersebut. Maka dari itu kesadaran akan kesehatan

lingkungan itu sendiri sangat penting untuk menciptakan sebuah komunitas yang

sehat.1

Lingkungan yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber

berkembangnya penyakit.2 Hal ini jelas membahayakan kesehatan masyarakat.

Penumpukan sampah yang tidak dikelola dengan baik, pencemaran udara, air dan

tanah juga mencemari lingkungan yang memiliki andil dalam berkembangnya

suatu penyakit. Prevalensi penyakit akibat sanitasi buruk di Indonesia adalah

penyakit diare 72%, cacingan 0,85%, scabies 23%, hepatitis A 0,57%, hepatitis E

0,02% dan malnuutrisi 2,5%.1 Penyakit yang berubungan dengan sanitasi dan

hygiene yang buruk memberikan dampak kerugian finansial dan ekonomi

termasuk biaya perawatan kesehatan, produktivitas dan kematian usia dini.2 Maka

dari itu upaya menjaga lingkungan menjadi tanggung jawab semua pihak dan

untuk itu perlu kesadaran dari setiap elemen masyarakat. 2

1
Kesehatan lingkungan masyarakat tidak lepas dari sanitasi tempat-tempat

umum.2 Suatu tempat diakatakan tempat umum bila memenuhi kriteria yaitu

diperuntukkan untuk masyarakat umum, mempunyai bangunan teteap atau

permanen, memiliki aktivitas pengelola, pengunjung, tersedianya fasilitas seperti

fasilitas kerja pengelola dan fasilitas sanitasi seperti penyediaan air bersih, bak

sampah, WC/urinoir, kamar mandi, dan pembangunan limbah.3

Dalam hal ini, sanitasi Tempat-Tempat Umum (TTU) dalam kesehatan

masyarakat adalah usaha untuk menjamin kondisi fisik lingkungan TTU yang

memenuhi syarat kualitas kesehatan dan sanitasi. Dapat pula sebagai usaha

memenuhi psikologis masyarakat, seperti rasa keamanan, kenyamanan, dan

ketenangan.2

Tempat-tempat ibadah merupakan salah satu sarana tempat-tempat umum

yang dipergunakan untuk berkumpulnya masyarakat guna melaksanakan kegiatan

ibadah.3 Sehingga masalah kesehatan lingkungan tempat ibadah merupakan

masalah yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan.3 Dalam hal ini

pengelola/pengurus tempat ibadah termasuk masyarakat perlu untuk diberikan

pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang berhubungan dengan tempat

umum khusunya tempat ibadah, guna mendukung upaya peningkatan kesehatan

lingkungan melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan, termasuk

pengendalian pencemaaran lingkungan.3

Masjid adalah suatu tempat ibadah yang secara umum digunakan untuk

berkumpul melakukan ibadah keagamaan Islam. Dasar pelaksanaan penyehatan

lingkungan Masjid adalah Kep. Menkes 288/Menkes/SK/III/2003 tentang

2
pedoman penyehatan sarana dan bangunan umum.4 Maka penting bagi kita untuk

meningkatkan mutu kesehatan lingkungan Masjid sebagai tempat ibadah.

Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Borobudur telah melakukan

kegiatan pendataan dan pengawasan sanitasi pada tempat-tempat umum, khusunya

Masjid. Untuk TTU yang ada di Wilayah Kerja Borobudur pada bulan Agustus

2016 belum mencapai target yang ditetapkan Dinkes Kabupaten Magelang. Dari

laporan kegiatan Kesehatan Lingkungan bulan Agustus 2016, TTU yang

memenuhi syarat sanitasi hanya memiliki cakupan 64,70% sedangkan target

Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang tahun 2016 sebesar 80%.

Berdasarkan data Puskesmas Borobudur, Desa Ngargogondo adalah

daerah yang belum dilakukan satupun pemeriksaan sanitasi untuk TTUnya

terutama Masjidnya. Kemudian setelah dilakukan inspeksi secara langsung

menggunakan daftar tilik sanitasi masjid didapatkan Masjid yang yang memenuhi

syarat hanya 2 dari 11 Masjid, sehingga didapatkan cakupan sebesar 18,18%.

Cakupan tersebut masih lebih rendah dari target Dinkes sebesar 80%, sehingga

diputuskan oleh penulis untuk melakukan penelitian di Desa Ngargogondo untuk

mencari penyebab dan pemecahan masalah yang dapat dilakukan.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarakan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

masalah antara lain Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya

cakupan tempat-tempat umum (Masjid) yang memenuhi syarat sanitasi di Desa

Ngargogondo dan apa saja alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan cakupan?

3
C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Mengetahui dan menganalisis penyebab rendahnya cakupan Masjid yang

memenuhi syarat sanitasi di Desa Ngargogondo, Kecamatan Borobudur,

Kabupaten Magelang pada bulan Agustus 2016.

2. Tujuan Khusus

Mengetahui faktor-faktor penyebab kurangnya cakupan Masjid yang

memenuhi syarat sanitasi di Desa Ngargogondo, Kecamatan

Borobudur, Kabupaten Magelang

Mengetahui pemecahan masalah rendahnya cakupan Masjid yang

memenuhi syarat sanitasi di Desa Ngargogondo, Kecamatan

Borobudur, Kabupaten Magelang.

D. MANFAAT KEGIATAN

1. Dapat membantu puskesmas dalam mengidentifikasi penyebab dan

memberikan alternatif pemecahan masalah tentang sanitasi kesehatan

lingkungan di tempat-tempat umum (Masjid) di Desa Ngargogondo

Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang Bulan Agustus 2016.

2. Untuk dapat memberikan informasi yang bermakna mengenai alasan

dan penyebab masih kurangnya sanitasi yang baik pada Tempat

Tempat Umum (Masjid) di Desa Ngargogondo Kecamatan Borobudur

4
Kabupaten Magelang Bulan Agustus 2016 bagi petugas kesehatan

khususnya di Puskesmas Borobudur.

3. Diharapkan laporan dari hasil penelitian sederhana ini dapat dijadikan

bahan evaluasi, sehingga segala kekurangan yang masih terjadi dapat

diperbaiki dan kelebihan yang sudah ada dapat dilanjutkan sebaik-

baiknya dengan kinerja tim yang lebih efektif.

4. Berdasarkan hasil pengamatan ini diharapkan untuk menambah

pengertian, kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan

lingkungan dan mengenai bagaimana menjaga sanitasi dan kebersihan

di Tempat-Tempat Umum (Masjid) agar terciptanya Tempat-Tempat

Umum (Masjid) yang sehat sesuai dengan syarat kesehatan.

5. Penelitian sederhana ini bermanfaat bagi penulis sebagai mahasiswa

sesuai dengan trias perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan

pengabdian masyarakat. Sehingga mahasiswa dapat terjun langsung ke

masyarakat untuk mengaplikasikan dan mengembangkan teori yang

sudah dipelajari.

6. Untuk melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah

yang ditemukan di dalam evaluasi yang dilaksanakan.

7. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang luas bagi penulis

tentang sanitasi pada kesehatan lingkungan serta apabila ada,

kurangnya sanitasi yang baik pada Tempat-Tempat Umum (Masjid) di

Desa Ngargogondo Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang Bulan

Agustus 2016.

5
E. BATASAN PENGKAJIAN

1. Batasan Judul

Pada Desa Ngargogondo belum dilakukan pendataan terhadap

Tempat-Tempat Umum (Masjid). Oleh karena itu, penulis memilih judul

RENCANA PENINGKATAN CAKUPAN TEMPAT-TEMPAT

UMUM (MASJID) YANG MEMENUHI SYARAT SANITASI DI

DESA NGARGOGONDO KECAMATAN BOROBUDUR,

KABUPATEN MAGELANG, Evaluasi Manajemen Program,

Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Borobudur Periode

Agustus 2016 , dengan batasan pengertian judul sebagai berikut:

a. Evaluasi

Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup

pemberian nilai, atribut, apresiasi, dan pengenalan permasalahan serta

pemberian solusi-solusi atas permasalahan yang ditemukan.

b. Kesehatan Lingkungan

Kesehatan Lingkungan menurut UU No. 66 tahun 2014 adalah

upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor

risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat

baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial. Kesehatan

lingkungan juga merupakan keadaan lingkungan yang mempengaruhi

kesehatan fisiologis, psikologis, dan bebas dari penularan penyakit

6
pada masyarakat. Kesehatan Lingkungan tersebut dilaksanakan

terhadap lingkungan pemukiman, lingkungan kerja, tempat-tempat

umum, angkutan umum dan lingkungan lainnya.

c. Tempat-Tempat Umum

Tempat umum merupakan suatu tempat umum dimana orang

banyak atau masyarakat umum berkumpul melakukan aktifitas baik

dilakukan oleh badan-badan pemerintah, swasta maupun perseorangan

secara sementara atau terus menerus. Salah satu tempat umum adalah

Masjid. Masjid adalah tempat ibadah umat muslim, tempat segala

aktivitas yang berorientasi dengan Allah SWT. dan sebagai tempat

kegiatan kemasyarakatan serta pusat pengembangan islam.

d. Desa Ngargogondo

Desa Ngargogondo merupakan salah satu desa dari 20 desa

yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas Borobudur.

e. Kecamatan Borobudur

Kecamatan Borobudur adalah salah satu kecamatan di wilayah

Kabupaten Magelang.

f. Kabupaten Magelang

Kabupaten Magelang adalah salah satu kabupaten di wilayah

Provinsi Jawa Tengah.

g. Periode Agustus 2016Adalah periode waktu yang

digunakan untuk melakukan evaluasi dan inspeksi mengenai cakupan

Tempat-Tempat Umum yang memenuhi syarat sanitasi kesehatan.

7
2. Batasan Operasional

a. Sasaran adalah Tempat-Tempat Umum (Masjid) di desa

Ngargogondo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.

b. Cakupan merupakan suatu total hasil kegiatan yang dilakukan

perbulan yang kemudian dibandingkan dengan sasaran yang telah

ditetapkan. Cakupan adalah presentase hasil perbandingan antara

jumlah tempat-tempat umum (Masjid) yang memenuhi syarat

sanitasi dengan jumlah seluruh tempat-tempat umum (Masjid) yang

diperiksa di wilayah kerja Puskesmas Borobudur.

F. METODOLOGI PENELITIAN

Evaluasi ini merupakan evaluasi observasional secara deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Dengan melakukan inspeksi atau survei ke seluruh Tempat-

Tempat Umum (Masjid) yang ada di Desa Ngargogondo Kecamatan Borobudur

Kabupaten Magelang, untuk mendapatkan data primer, untuk data sekunder

diperoleh dari laporan yang terdapat pada petugas kesehatan lingkungan

Puskesmas Borobudur.

a. Data Primer, diperoleh melalui survei langsung ke Tempat-Tempat

Umum (Masjid) yang ada di Desa Ngargogondo Kecamatan

Borobudur Kabupaten Magelang pada tanggal 1 Agustus 2016.

Dengan mengacu kepada indikator daftar tilik inspeksi sanitasi

masjid dari standar kesehatan sanitasi masjid. Hasil di tulis dalam

tabel tilik dan diberi nilai langsung oleh pemilik.

8
b. Data Sekunder, berupa pengumpulan data-data dari petugas

Kesehatan Lingkungan Puskesmas Borobudur.

Selanjutnya akan dilakukan identifikasi masalah. Kemudian dari

permasalahan tersebut dilakukan analisis penyebab masalah dalam bentuk

diagram fish bone yang berdasarkan pendekatan sistem, setelah itu ditentukan

alternatif pemecahan masalah secara sistematis. Kemudian diteruskan dengan

mencari prioritas alternatif pemecahan masalah menggunakan kriteria matriks

dengan rumus M.I.V/C, setelah didapatkan pemecahan masalah terpilih

dilanjutkan penyusunan rencana penerapan sehingga selanjutnya dapat dilakukan

monitoring dan evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai