Anda di halaman 1dari 1

Geotekstil adalah teknik pelapisan tanah untuk mencegah longsor dan ambles.

Untuk itu,digunakan
lembar plastik atau polimer dari jenis poliester, polipropilen, atau polietilen.Lapisan plastik ini
berfungsi mencegah kebocoran, mengalirkan air yang merembes kedinding, dan mencegah
kebocoran.Teknik pelapisan yang diperkenalkan Inggris tahun 1960-an ini kemudian
dikembangkanJepang, terutama untuk

meningkatkan kekuatan bahan. Bila yang lama hanya dapat

menahan beban 1-2 ton, geotekstil yang baru dapat tahan sampai pembebanan 100 ton, kata

Hasimi Fukuoka, ahli bangunan sipil dari Jepang, dalam forum diskusi beberapa waktu lalu.Dari
faktor biaya, pelapisan dengan geotekstil 40 persen lebih murah dibandingkan dengan beton. Masa
pengerjaannya dapat dua kali lebih cepat. Penggunaan polimer dapatmempertahankan bentuk alami
sehingga tanggul di tepi sungai masih dapat ditanami rumputsetelah pelapisan.

Ini berbeda dengan tanggul beton yang keberadaannya menentang alam.Penanggulangan bencana
longsor perlu partisipasi semua pihak, termasuk masyarakatsetempat. Warga yang tinggal di daerah
rawan longsor perlu diberdayakan untuk mengenaligejala awal longsor dan aktif memantau di
lapangan sehingga antisipasi dini bisa dilakukan.Masyarakat lokal perlu dilatih untuk mengenali
gejala awal terjadinya tanah longsor sepertiadanya retakan tanah di kawasan lereng. Munculnya
retakan di lereng biasanya sejajar arahtebing dan terjadi setelah hujan.Gejala lain adalah munculnya
mata air baru secara tiba-tiba. Pada tebing rapuh ditandai

kerikil yang mulai berjatuhan. Bila ditemukan kerusakan itu, mereka perlu segera menutupdan
memadatkan tanah, kata Wisnu Widjaja dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Anda mungkin juga menyukai