Anda di halaman 1dari 10

PERCOBAAN XVI

ELEMEN ARITMATIKA
4 BIT A.L.U

A. Tujuan Percobaan
1. Agar Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja A.L.U.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja parallel adder dan
subtraction dengan menggunakan A.L.U.

B. Teori Dasar
Arithmetic Logic Unit (ALU) merupakan bagian dimana semua logika dan
cara berhitung berada. Semua proses pembandingan dan perhitungan
dilakukan oleh ALU. Perhitungan biner merupakan salah satu persoalan
penting dalam teknik kendali, karena menjadi inti dari rangakaian
Arithmetic Logic Unit (ALU) pada mikroprosessor atau computer.

Rangkaian penjumlah atau pengurang dapat dibangun dengan mudah


dari gerbang-gerbang dasar. Pin atau terminal pemilih memiliki peran
yang penting dalam menentukan fungsi apa yang akan dijalankan oleh
rangkaian. Logika-logika yang diberikan pada pemilih menjadi instruksi-
instruksi bagi rangkaian, dan instruksi-instruksi itulah yang menentekan
apa yang harus dikerjakan. Pada CPU, instruksi-instruksi ini disebut
Instruction set. Tabel (74) Tabel kebenaran 74181.

Tabel 73 . Tabel Kebenaran IC 74181


Fungsi Pemilih Fungsi Output
S3 S2 S1 S0 Logic Negatif Logic Positif
0 0 0 0 F=A F =A
0 0 0 1 F= AB F=A+B
0 0 1 0 F=A+B F=AB
0 0 1 1 F=1 F=0

133
Tabel 73 . Tabel Kebenaran IC 74181

Fungsi Pemilih Fungsi Output


0 1 0 0 F=A+B F = AB
0 1 0 1 F=B F=B
0 1 1 0 F = EX-NOR F = EX-OR
0 1 1 1 F=A+B F = AB
1 0 0 0 F = AB F=A+B
1 0 0 1 F = EX-OR EX-NOR
1 0 1 0 F=B F=B
1 0 1 1 F=A+B F = AB
1 1 0 0 F=0 F=1
1 1 0 1 F=AB F=A+B
1 1 1 0 F = AB F=A+B
1 1 1 1 F=A F=A

Input A merupakan kata biner 4 bit A3 A2 A1 A0, demikian juga input B B3


B2 B1 B0. Input pemilih S3 S2 S1 S0, juga merupakan kata biner 4 bit
yang akan menentukan fungsi apa yang di operasikan untuk
menghasilkan suatu output rangkaian.

Sebagai contoh, bila M = 1, S3 S2 S1 S0 = 1110, maka output F =A+B


(Lihat Tabel 75)

Tabel 74. Tabel Penjumlahan dari 4 bit

M = 1 Cn = 0
S3 S2 S1 S0 = 1110

Bit 3 Bit 2 Bit 1 Bit 0


A 1 1 0 0
B 1 0 1 0
F 1 1 1 0

134
Bila M = 1, S3 S2 S1 S0 = 1011, maka output berfungsi sebagai perkalian
inputnya, F = A.B. (Lihat Tabel c)

Tabel 75. Tabel Perkalian dari 4 bit

M = 1 Cn = 0
S3 S2 S1 S0 = 1011

Bit 3 Bit 2 Bit 1 Bit 0


A 1 1 0 0
B 1 0 1 0
F 1 0 0 0

Pada saat mode control (M) high (1) dan Cn tidak diperhatikan, output
berfungsi negatif yang berarti logika 1 menjadi tegangan rendah, logika 0
menjadi tegangan tinggi. Sedangkan output berfungsi positif, logika 1
menjadi tegangan tinngi dan logika 0 menjadi tegangan rendah. Bila Cn
diperhatikan dan memiliki logika 1, maka harus ditambahkan pada input
sebagai Carry in untuk diperhitungkan ke outputnya.

( Teknik Digital, Mikroprosessor, dan Mikrokomputer, Lukas Willa)

Input A merupakan A2 A1 A0, demikian juga input B adalah B2 B1 B0.


Output F3 F2 F1 F0, merupakan kata biner 4 bit yang akan menentukan
fungsi apa yang di operasikan untuk menghasilkan suatu output
rangkaian.

Pada saat mode control (M) high (1) dan Cn tidak diperhatikan, output
berfungsi negatif yang berarti logika 1 menjadi tegangan rendah, logika 0
menjadi tegangan tinggi. Sedangkan output berfungsi positif, logika 1
menjadi tegangan tinggi dan logika 0 menjadi tegangan rendah. Bila Cn
diperhatikan dan memiliki logika 1, maka harus ditambahkan pada input
sebagai Carry in untuk diperhitungkan ke outputnya.
( Teknik Digital, Mikroprosessor, dan Mikrokomputer, Lukas Willa).

135
C. Gambar Percobaan

Gambar 102. Modul IC 74181

Gambar 103. Rangkaian 4 Bit A.L.U

Gambar 104. Paralel Adder

136
Gambar 105 . Subracter

D. Alat Dan Bahan


1. Digital Learning Unit
2. IC 74181
3. Jumper Secukupnya

E. Langkah Kerja
1. Pasanglah 74181 rangkaian 4 bit A.L.U pada papan percobaan

2. Buat rangkaian seperti gambar 107.

3. Atur garis configurasi dari penambahan.

4. Atur saklar data seprti yang ditunjukkan di dalam tabel kebenaran


A.L.U. Catat hasil keluaran masukan Numeric Display A, masukan
Numeric Display B dan L1-L4. Hitung ekuivalen sistim desimal dari
L1-L4.

5. Atur masukan seperti garis kontrol.

6. Atur saklar-saklar data seperti yang ditunjukkan di dalam A.L.U.


keluaran tabel pengurangan. Catat hasil keluaran Numeric Display
masukan A, Numeric Display masukan B dan L1-L4. Hitung sistim
desimal equivalentof L1-L4.

137
F. Hasil Pengamatan
Tabel 76. Tabel Kebenaran Penjumlahan ALU

Masukan Keluaran ( A+ B )
Input A Input B Desimal
A2 A1 A0 B2 B1 B0 F0 F1 F2 F3
Numeri Numeri equivalen
= sw1 =sw2 =sw3 c =sw4 =sw5 =sw6 c =L4 =L3 =L2 =L1 t

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1

0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 2

0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 3

1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4

1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 5

1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 6

1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 7

1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 8

1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 9

1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 10

1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 11

1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 12

1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 13

1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14

Tabel 77. Tabel Kebenaran Pengurangan ALU

138
Masukan Keluaran
A2 A1 A0 Input A B2 B1 B0 Input B F0 F1 F2 F3 Desimal

=sw1 =sw2 =sw3


Numeric =sw4 =sw5 =sw6
Numeric = L4 = L3 = L2 = L1 equivalent

1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 6
1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 5
1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 4
1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 3
0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 2
0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1
0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 10
0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 11
0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 12
0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 13
0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 14
0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 15
0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0

G. Analisa Data
Pada sistem penjumlahan A.L.U, masing-masing input A akan
dijumlahkan dengan input B yang mempunyai variabel yang sama
dengan memakai sistem up counter. Dan akan menghasilkan keluaran
berupa output yang berjumlah 4 bit, yang menentukan fungsi dari operasi
yang dikerjakan oleh rangkaian. Dan Jika Penjumlahannya 1 ditambah
dengan 1 maka keluarannya memakai sistem carry yaitu menyimpan 1.

1. Parallel Adder
Untuk operasi penjumlahan A.L.U, rumus yang digunakan adalah

139
A2 A1 A0

+B2 B1 B0

F3 F2 F1 F0

Carry

a. Jika nilai A2 = 0, A1 = 0, A0 = 0, B2 = 0, B1 = 0, dan B0 =


0;
maka

0 0 0

+0 0 0

0 0 0 0

Carry

Jadi nilai F0 = 0, F1 = 0, F2 = 0, dan F3 = Carry = 0.

b. Jika nilai A2 = 1, A1 = 1, A0 = 1, B2 = 0, B1 = 0, dan B0 = 1 maka

1 1 1

+0 0 1

1 0 0 0

Carry

Sehingga nilai F0 = 0, F1 = 0, F2 = 0, dan F3 = Carry = 1.

140
Sedangkan pada sistem pengurangan A.L.U, masing-masing input A
akan diperkurangkan dengan input B dengan menggunakan sistem
BORROW yaitu meminjam satu bit pada output pertama yaitu F3.

2. Untuk operasi pengurangan A.L.U, rumus yang digunakan adalah

A2 A1 A0

- B2 B1 B0

F3 F2 F1 F0

Borrow

a. Jika nilai A2 = 1, A1 = 1, A0 = 1, B2 = 0, B1 = 0, dan B0 = 1;


maka

1 1 1

-0 0 1

0 1 1 0

Borrow

Jadi nilai F0 = 0, F1 = 1, F2 = 1, dan F3 = borrow = 0.

b. Jika nilai A2 = 0, A1 = 0, A0 = 1, B2 = 1, B1 = 1, dan B0 = 0 maka

141
0 0 1

-1 1 0

1 0 1 1

Borrow

Sehingga nilai F0 = 1, F1 = 1, F2 = 0, dan F3 = Borrow = 1.

H. Kesimpulan
Arithmetic Logic Unit (ALU) merupakan bagian dimana semua logika dan
cara berhitung berada. Perhitungan biner merupakan salah satu
persoalan penting dalam teknik kendali, karena menjadi inti dari
rangakaian Arithmetic Logic Unit (ALU) pada mikroprosessor atau
computer. Rangkaian penjumlah atau pengurang dapat dibangun dengan
mudah dari gerbang-gerbang dasar.

142

Anda mungkin juga menyukai