Anda di halaman 1dari 4

Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis 1. Nyeri dalam dan intens 5.

Lidah terdorong kebelakang


Etiologi ANUG 2. Demam tinggi hilang timbul 6. Drooling
Lokal 3. Parasthesia atau anesthesia pada bibir bawah 7. Gangguan nafas
1. Merokok 4. Gigi masih kuat Tatalaksan
2. Trauma 5. Tidak ada fistula 1. ABC
3. Orah Hygiene buruk 6. Pembengkakan minimal 2. Rehidrasi cairan dengan NaCl 0,9% +dextrose 5%
4. Infeksi bakteri fusiform basilus) Sub Akut 3. Pemberian antibiotic Penicillin G 2 million IU IV q8h +
Sistemik 1. Akumulasi pus dibawah perioseteum metronidazole 500 mg IV
1. Imunitas tubuh menurun 2. Gigi mulai goyang 4. Pemberian steroid
2. Stress 3. Perkusi (+) 5. Rujuk untuk TC/drainase/rawat inap/ penanganan
3. Gizi buruk 4. Fetid oral odor sepsi/ ekstraksi gigi focal infeksi
Tanda Klinis ANUG Chronic
1. Lesi punch out pada intrapapilla dental 1. Multiple fistula Stomatitis
2. Gusi merah dan timbul ulkus dengan pseudomembran 2. Palpasi (+) nyeri dan penebalan Etiologi
3. Gusi mudah berdarah spontan 3. Fraktur patologis 1. Poor oral hygiene
4. Halitosis 4. Gambaran radiologi: sequester 2. Trauma: contoh pemasangan gigi palsu yang tidak pas
5. Nyeri hebat disertai demam Tatalaksana: 3. Defisiensi nutrisi: vitamin C, B12, asam folat
Terapi ANUG 1. Hospitalisasi selama 3-5 hari 4. Penggunaan obat (e.g NSAID)
1. Irigasi dan debridement dengan menggunakan NaCl 2. Kultur bakteri 5. Alergi
0,9% + H2O2 1-2% 3. Pro foto rontgen 6. Infeksi
2. Pemberian antibiotic kombinasi untuk bakteri aerob 4. Pemberian antibiotic secara IV: penicillin G 2 million IU Klasifikasi
dan anaerob selama 5 hari: amoxicillin 500 mg tab XV q8h + metronidazole 500 mg observasi selama 48/ 1. Minor Apthosa ulcer berukuran <1cm, lokasi non-
3dd tab 1 pc po + metronidazole 500 mg tab XV 3dd 72 jam perbaikan ganti dengan penicillin V 500 mg keratinize mucosa yang tidak menutupi tulang (labial,
tab 1 pc po PO q4h + metronidazole 500mg PO q6h selama 4 bukal, vestibular)
3. Pemberian analgetic: paracetamol 500 mg tab XV 3dd sampai 6 minggu, jika alergi penicillin berikan 2. Major apthosa ulcer berukuran >1cm, lokasi non-
tab 1 pc prn (bila nyeri) clindamycin 600-900 mg IV q6h lalu clindamycin 300- keratinize mucosa dapat dimana saja
4. Pemberian obat kumur chlorhexidine gluconate 0,2% 450mg q6h PO 3. Herpeticform kumpulan dari vesicle ulcer, paling
gurgle 60 ml fl I 2dd coll oris (dikumur jangan ditelan) 5. Drainase insisi sering berlokasi di vermelion bibir
5. Menghilangkan faktor predisposisi: berhenti merokok, 6. Sequestrecomy untuk chronic Tatalaksana
dan asupan nutrisi yang cukup dan seimbang 7. Ekstraksi focal infeksi 1. Pemberian obat topical dexamethasone
6. Setelah peradangan reda pasien direncanakan scalling 8. Pro resep antibiotic sesuai hasil kultur & pemberian 2. Pemberian obat kumur chlorhexidine gluconate 0,2%
dan root planning analgetik PO gurgle 60ml fl no. 1 2dd coll oris (dikmur jangan
ditelan)
Osteomyelitis Phlegmon 3. Pemberian obat sistemik pada stomatitis
Etiologi Manifestasi Klinis 4. herpertiform: acyclovir 4x400 mg atau valasiclovir,
1. Infeksi bakteri S. aureus, S. epidermidis, S. hemolitikus 1. Pembengkakan pada leher bilateral analgetic, obat kumur, OH, gizi seimbang
2. Fraktur Mandibel 2. Bulls neck 5. Hindari makanan yang tajam, sikat gigi dengan bulu
Manifestasi Klinis 3. Penarikan kulit tampak licin lunak dan hati hati
Acute osteomyelitis 4. Kepala terangkat keatas

Rangkuman Gimul-Zulfa Zahrah 1


Impaksi Molar 3 ANTIBIOTIK
Posis Manifestasi Penyakit Sistemik Jenis Antibiotik
1. Mesioangular 1. Anemia deficiency besi: atropik glossitis, angular 1. Bacteriocidal: menghambat pembentukan dinding sel
2. Distoangular chelitis, mucosa pucat bakteri langsung membunuh tidak melibatkan
3. Vertical 2. Leukemia: hipertrofi gusi, petechiae, ecchymosis, ulkus system imun. E.g. penicillin, sephalosporin,
4. Horizontal 3. HIV: linear gingival erythema, oral candidiasis, metronidazole, ciprofloxacin.
5. Bucoangular pseudomembran candidiasis, oral hairy leukoplakia, 2. Bacteriostatic: menghambat sintesis protein
6. Linguoangular angular chelitis menganggu pertumbuhan sehingga melibatkan system
7. Inverted 4. DM: Karies, hyperplasia gingiva, xerostomia, imun. E.g. clindamycin, erythromycin, tetracycline
Manifestasi Klinis candidiasis Prinsip pemberian Antibiotik
Sistemik 5. Sjorgens syndrome: fissure tongue, gangguan 1. Sesuai indikasi
1. Migraine menelan, depapilasi, chelitis 2. Pertimbangan kontraindikasi
2. Nyeri tumpul di rahang menyebar ke leher, telinga dan 3. Dosis tepat
temporal Manifestasi pada ibu hamil 4. Keamanan antibiotic (efek samping, penggunaan saat
3. TInnitus 1. Gingivitis gravidarum perubahan hormonal kehamilan)
Lokal 2. Epulis gravidarum perubahan hormonal 5. Utamakan penggunaan bakteriocidal terlebih dahulu
1. Operkulitis: perdangan sebagian gingiva pada 3. Karies gigi peningkatan asam lambung setelah itu baru bakteriostatik
permukaan oklusal gigi M3 dengan manifestasi gingiva 4. Erosi gigi peningkatan asam lambung 6. Pertimbangkan kepatuhan pasien
hiperemis, pembengkakan minimal nyeri, mahkota 5. Xerostomia 7. Biaya pengobatan
tertutup 6. Periodontitis Keunggulan bakteriosidal
2. Perikoronitis: peradangan jaringan lunak disekeliling Pencegahan 1. Tidak melibatkan system imun
gigi yang akan erupsi dengan manifestasi klinis nyeri, 1. Menjaga OH: menyikat gigi setelah makan 2. Waktu terapi lebih singkat karena durasi obat lebih
saat palpasi nyeri, hiperemis, pipi bengkak menutupi 2. Berkumur setelah muntah lama, onset lebih cepat, dosis lebih sedikit
sebagian makhota 3. Menghindari kebiasaan buruk menggunakan tusuk gigi Indikasi kultur
3. Perikoronal abses: palpasi terdapat pus dan fluaksi (+) 4. Control ke dokter gigi setiap 3 bulan sekali 1. Perkembangan infeksi yang cepat
Tatalaksana 5. Mengurangi makanan manis dan asam 2. Pemberian antibiotic selama 3 hari tanpa perbaikan
1. Foto rontgen 6. Menghindari paparan radiasi radiologi (resistensi)
2. Pemberian antibiotic & analgetik 3. Pasien immunocompromised
3. Operkuletomi, jika pertumbuhan gigi normal dalam 4. Rekurensi
tulang Infeksi Fokal 5. Luka infeksi akibat pembedahan
4. Odontektomi, jika gigi miring Metastase mikroorganisme dari suatu focus infeksi menyebar ke 6. Osteomyelitis
Komplikasi jika tidak dilakukan odontektomi berbagai jaringan organ tubuh lain Indikasi pemberian antibiotic setelah ekstraksi
a. focus infeksi operkulitis, perikoronitis, abses Cara penyebaran: 1. Pasien immunocompromised
perikoronal 1. Hematogen: endocarditis, akut myocarditis, RHD 2. Pasien usia lanjut
b. bisa menjadi kista (dapat mengganggu 2. Limfatik: lymphadenitis 3. Pasien dengan penyakit sistemik
pertumbuhan gigi dan menekan nervus alveolaris) 3. Prekontinuitatum: osteomyelitis, selulitis, phlegmon 4. Luka yang luas
c. karies 4. Gastointestinal: infeksi lambung, tonsillitis, faringitis 5. Sterilitas alat dan ruangan tidak terjamin
d. crowding gigi anterior 5. Aspirasi: laryngitis, brokhitis, trakeitis, pneumonia 6. oral hygiene buruk
e. infeksi gigi sekitar 7. infeksi jaringan sekitar/ focal infeksi

Rangkuman Gimul-Zulfa Zahrah 2


8. pasien malnutrisi b. Anak: 10mg/kg PO q12h 200mg/5ml 4. Anasthesi tanpa adrenalin atau adrenalin yang sudah
Kegagalan pemberian AB diencerkan 1:100.000
1. ada infeksi sekunder EKSTRASI GIGI 5. Observasi setelah tindakan
2. dosis tidak adekuat Indikasi Ektraksi DM:
3. adanya jaringan nekrotik 1. Gigi goyang grade 3 1. Gula darah harus terkontrol
4. adanya interaksi obat 2. Gigi impaksi molar 3 GDS < 200
5. muncul resistensi 3. Gigi supernumeralia 2hpp < 140
6. salah identifikasi penyebab 4. Gigi elongasi puasa < 126
Alasan resistensi bakteri 5. Gigi sebagai fokal infeksi 2. Nilai hbA1c <8%
1. Dosis tidak adequate 6. Gigi dengan Karies luas >2/3 yang tidak dapat ditambal 3. Persiapkan air gula untuk menghindari hipoglikemi
2. Penggunaan AB jangka panjang tanpa kultur 7. Gigi dengan garis fraktur >1/2 panjang akar 4. Anasthesi tanpa adrenalin atau adrenalin yang sudah
3. Kepatuhan pasien buruk 8. Keperluan orthodontic diencerkan 1:100.000
4. Pasien immunocompromised Komplikasi ekstraksi gigi 5. Berikan AB prophylaxis
5. Mutasi gen bakteri 1. Pendarahan 6. Observasi setelah tindakan
Contoh AB dan Dosisnya 2. Oedem HIV:
Bakteriosidal 3. Dry socket 1. Nilai CD4 >200
1. Amoxicilin 4. Trismus 2. Pemberian antibiotic 7 hari sebelumnya
a. Dewasa: 500 mg PO q8h sedian tab 5. Paralisi nervus alveolaris 3. Nilai Hb >10g/dL
b. Anak: 25 mg/kg/hari PO q8h sediaan 125 6. Trauma gigi sekitar 4. Trombosit >50.000/mm3
mg/ 5 ml Persiapan ekstraksi pada pasien 5. Obseervasi setelah tindakan
2. Metronidazole Jantung coroner:
a. Dewasa: 500 mg PO q8h sedian tab 1. Pastikan sudah cukup istirahat dan tidak stress Drainase
b. Anak: 30-40 mg/kg/hari q8h sedian 125 mg/ 2. Menghentikan penggunaan anticoagulant 5 hari Fungsi drainase
5ml sebelum ekstraksi dan 3 hari setelah 1. Mengeluarkan pus
3. Ciprofloxacin 3. Waktu pencabutan dilakukan pagi hari sekitar jam 9 2. Mengurangi absorpsi bahan toksi
a. Dewasa: 500-750 mg PO q12h pagi 3. Mengurangi tekanan supaya tidak nyeri
4. Amoxiclav 4. Jumlah gigi yang di ekstraksi 1 gigi, kecuali jika 4. Melancarkan peredaran darah
a. Dewasa: 500mg/125 mg q8h ekstraksi akar boleh >1 max 2 gigi 5. Mencegah penyebaran infeksi
b. Anak: 30-40mg/kgbb/hari 125/5ml 5. Anasthesi tanpa adrenalin atau adrenalin yang sudah Tipe drainase
Bakteriostatik dilarutkan 1:100.000 1. Insisi: fluktuasi (+)
1. Clindamycin 6. Monitor ttv 2. Aspirasi: abses sublingual
a. Dewasa: 300-450 mg q8h cap 7. Saat ekstraksi siapkan nitrogliserin 3. Ekstraksi
b. Anak: 10-20mg/kgbb/hari sediaan 75mg/5ml 8. Observasi setelah ekstraksi 4. Open boor: periapical abses
q18h Hipertensi: ODONTEKTOMI
2. Erythromycin 1. Tekanan darah sebelum, saat, dan sesudah ekstraksi Indikasi
a. Dewasa: 250mg PO q6h tab harus <160 sistol, <100 untuk diastol 1. Perawatan ortho
b. Anak: 30-50mg PO q6h 200mg/5ml 2. Ekstraksi 1 gigi untuk 1x, mencegah pendarahan 2. Keinginan pasien
3. Azytromycin: 3. Pendekatan psikologis untuk mengurangi stress 3. Pada garis fraktur
a. Dewasa: 500mg PO q12h cap 4. Gangguan reposisi

Rangkuman Gimul-Zulfa Zahrah 3


5. Pada karies yang luas >2/3 bagian 2. saluran akar tidak buntu
6. Focus infeksi 3. tidak ada peradangan pada bifucartio akar
Kontraindikasi
1. Pasien menolak Penyakit sistemik yang dapat menyebabkan pendarahan
2. Gigi masih bertumbuh spontan
3. Peradangan akut 1. ANUG
4. Pasien dengan penyakit sistemik yang tidak terkontrol 2. DBD
5. Pasien immunocompromised 3. Hemophilia
6. Letak terlalu dalam dan membahayakan jaringan 4. Hipertensi
sekitar 5. Leukeumia (thrombocytopenia)
Komplikasi
1. Laserasi Penyakit yang menyebabkan halitosis
2. Pendarahan 1. ANUG
3. Gigi tertelan 2. Karies
4. Dislokasi TMJ 3. Renal disease
5. Fraktur mandible 4. Makanan yang merangsang: jengkol, durian, pete
5. Osteomyelitis: fetid oral odor
Fungsi Rontgen
1. Melihat posisi gigi Penanganan kasus avulsi
2. Melihat kelengkapan gigi 1. Bersihkan luka hentkan pendarahan (tekan/ jait)
3. Melihat jaringan penyokong 2. Jika mahkota dan akar utuh cuci dengan NaCl
4. Kepentingan ortodonti 3. Simpan gigi di larutan NaCl/ air susu/ dibawah lidah
5. Kepentingan prosthesa
4. Berikan antibiotic dan analgetik
6. Melihat tumor / kista
5. Rujuk ke SpBM untuk reimplantasi dalam waktu <6 jam
Fungsi Prosthesa (gigi tiruan)
1. Estetika Pencegahan infeksi silang
2. Fungsi mengunyah 1. Evaluasi pasien: riwayat penyakit sebelumnya
3. Fungsi fonatik 2. Perlindungan diri: pakai baju praktek, gloves, masker,
4. Mencegah migrasi gigi google
5. Mempertahankan oklusi
3. Sterilisasi instrument: dekontaminasi cuci bersih
6. Agar gusi tidak telruka
bukus sterilisasi (autoclave & uap kimia)
Indikasi Penambalan penyimpanan aseptic
1. bukan focus infeksi 4. Desinfeksi permukaan dental unit
2. keinginan pasien 5. Pembuangan sampah: pisahkan sampah medis dan
3. luas karies masih memungkinkan non medis, jaringan tubuh dibuang ketempat khusus,
4. jaringan pendukung baik jarum dibuang ketempat khusus, benda tajam
5. oral hygiene baik
ditempatkan ke benda tahan tajam lalu dibuang.
Indikasi perawatan endodontic / perawatan saluran akar
1. akar gigi lurus

Rangkuman Gimul-Zulfa Zahrah 4

Anda mungkin juga menyukai