Anda di halaman 1dari 17

SOP Pemasangan Infus

inShare

SOP Pemasangan Infus

SOP Pemasangan Infus

Kali ini admin ingin memberikan informasi mengenai SOP Pemasangan Infus , sebelumnya sudah ada
yang tau bagaimana SOP Pemasangan Infus ? Baiklah jika belum, admin akan berbagi sedikit informasi
tersebut. Sebelum kita berbicara lebih jauh mengenai SOP Pemasangan Infus , mari kita mulai dengan
membahas dari pengertiannya.
A. Pengertian
Pemasangan Infus merupakan pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh lewat sebuah jarum ke dalam
pembuluh darah intra vena (pembuluh balik) untuk dapat menggantikan cairan atau zat-zat makanan dari
tubuh
B. Tujuan pemasangan infus
1. Mempertahankan dan mengganti cairan tubuh yg didalamnya mengandung air, vitamin,
elektrolit,lemak, protein ,& kalori yg tidak mampu untuk dapat dipertahankan secara adekuat melalui
oral
2. Agar dapat memperbaiki keseimbangan asam basa
3. Memperbaiki volume komponen-komponen darah Memberikan jalan/jalur masuk dalam pemberian
obat-obatan kedalam tubuh
4. Memonitor tekanan darah Intra Vena Central (CVP)
5. Memberikan nutrisi pada saat sistem pencernaan untuk di istirahatkan.
C. Indikasi pemasangan infus
1. Kondisi emergency (misalnya ketika tindakan RJP), yg memungkinkan untuk pemberian obat secara
langsung ke dalam pembuluh darah Intra Vena
2. Untuk dapat memberikan respon yg cepat terhadap pemberian obat (seperti furosemid, digoxin)
3. Pasien yg mendapat terapi obat dalam jumlah dosis besar secara terus-menerus melalui pembuluh
darah Intra vena
4. Pasien yg membutuhkan pencegahan gangguan cairan & elektrolit
5. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kepentingan dgn injeksi
intramuskuler.
6. Pasien yg mendapatkan tranfusi darah
7. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (contohnya pada operasi besar dengan
risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan seandainya berlangsung syok, juga
untuk memudahkan pemberian obat)
8. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yg tidak stabil, contohnya syok (meneror nyawa) & risiko
dehidrasi (kekurangan cairan) , sebelum pembuluh darah kolaps (tak teraba), maka tak mampu
dipasang pemasangan infus.
Lihat SOP Pemasangan EKG
D. Kontraindikasi
1. Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) & infeksi di area pemasangan infus.
2. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, lantaran lokasi ini dapat digunakan untuk
pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci darah).
3. Obat-obatan yg berpotensi iritan pada pembuluh vena kecil yg aliran darahnya lambat (contohnya
pembuluh vena di tungkai & kaki).
E. Persiapan Alat
1. Standar infuse
2. Set infuse
3. Cairan sesuai program medic
4. Jarum infuse dengan ukuran yg tepat
5. Pengalas
6. Torniket
7. Kapas alcohol
8. Plester
9. Gunting Kasa steril
10. Betadin
11. Sarung tangan
Lihat Jenis jenis Cairan Infus
F. Prosedur Kerja :
1. Jelaskan prosedur yg akan dilakukan Pemasangan infus | dok. Aristianto
2. Cuci tangan
3. Hubungkan cairan & infus set dgn memasukkan ke bagian karet atau akses selang ke botol infuse
4. Isi cairan ke dalam set infus dgn menekan ruang tetesan sampai terisi sebagian & buka klem slang
sampai cairan memenuhi selang & udara selang ke luar
5. Letakkan pangalas dibawah lokasi ( vena ) yg akan dilakukan penginfusan
6. Lakukan pembendungan dengan tornikut (karet pembendung) 10 sampai 12 cm di atas tempat
penusukan & anjurkan pasien untuk menggenggam dengan gerakan sirkular ( apabila sadar )
7. Gunakan sarung tangan steril
8. Disinfeksi daerah yg akan ditusuk dengan kapas alcohol
9. Lakukan penusukan pada pembuluh intra vena dengan meletakkan ibu jari di bagian bawah vena da
posisi jarum ( abocath ) mengarah ke atas
10. Perhatikan adanya keluar darah melalui jarum ( abocath / surflo ) maka tarik ke luar bagian dalam (
jarum ) sambil melanjutkan tusukan ke dalam vena
11. Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau dikeluarkan, tahan bagian atas vena dengan
melakukan tekanan menggunakan jari tangan agar darah tidak ke luar. Seterusnya bagian infus
dihubungkan atau disambungkan dengan slang infuse
12. Buka pengatur tetesan & atur kecepatan sesuai dengan dosis yg diberikan
13. Jalankan fiksasi dengan kasa steril
14. Tuliskan tanggal & waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum
15. Lepaskan sarung tangan & cuci tangan
Lihat SOP Pemasangan Kateter
G. Dokumentasi Pendokumentasian keperawatan mesti jelas :
1. waktu pemasangan
2. type cairan
3. Tempat insersi (melalui IV)
4. Kecepatan aliran (tetesan/menit)
5. Respon klien sesudah dilakukan tindakan pemasangan infuse

SOP Pemasangan Kateter

inShare

SOP Pemasangan Kateter

SOP Pemasangan Kateter

SOP Pemasangan Kateter

Kali ini admin ingin memberikan informasi mengenai SOP Pemasangan Kateter , Sebelumnya sudah ada
yang tau bagaimana SOP Pemasangan Kateter ? Baiklah jika belum, admin akan berbagi sedikit informasi
tersebut. Sebelum kita berbicara lebih jauh mengenai SOP Pemasangan Kateter , mari kita mulai dengan
membahas dari pengertiannya.

PENGERTIAN

Pemasangan kateter urine ialah dengan melaksanakan insersi kateter Folley / Nelaton melalui uretra ke
muara kandung kemih untuk mengeluarkan urine.

Tujuan

1. Monitoring urine output dengan cara ketat.

2. Memulihkan / mengatasi retensi urine akut / kronis.

3. Mengambil spesimen urine steril untuk pemeriksaan diagnostik.

4. Pengaliran urine untuk persiapan operasi atau pasca operasi.


5. Menentukan jumlah urine sisa setelah miksi.

Lihat SOP Pemasangan Oksigen

Pengkajian

1. Mengkaji instruksi / alasan akan dilakukan tindakan pemasangan kateter.

2. Mengkaji status kesehatan & umur klien.

3. Mengkaji tingkat pengetahuan klien.

4. Mengkaji tingat mobilisasi klien.

5. Mengkaji adanya distensi abdomen.

6. Mengkaji waktu terakhir kali klien berkemih.

7. Mengkaji adanya kondisi patologis yg akan mempengaruhi pemasangan kateter, seperti hypertrophy
prostat.

Lihat SOP Pemasangan Infus

Intervensi

A. Persiapan Alat :

1. Alat Nonsteril.

a. Plester.

b. Nampan beserta alas.

c. Spuit 10 cc.

d. Bengkok atau nierbeken.

e. Alat tulis.

f. Pot.

g. Gunting.

h. Aquadest.

i. Jelly.
j. Betadine.

k. Kain penutup klien.

l. Bola kapas savlon.

m. Urine bag.

2. Alat Steril.

a. Handscoen steril.

b. Set kateter urine steril :

1) Pinset anatomis 2 buah.

2) Copies 1 buah.

3) Lidi kapas 2 buah.

4) Duk bolong 1 buah.

Lihat SOP Pemasangan EKG

B. Persiapan Klien :

Jelaskan prosedur & tujuan dilakukannya pemasangan kateter urine.

Implementasi

1. Memberikan salam terapeutik.

2. Menjelaskan tujuan tindakan.

3. Menutup sampiran.

4. Mencuci tangan.

5. Mengatur posisi klien, menganjurkan klien pada posisi supin dengan lutut ditekuk, paha fleksi, kaki
diletakkan ditempat tidur & tutupi klien dengan selimut atau kain.

6. Meletakkan pot di bawah bokong klien. Letakkan nierbeken diantara ke-2 kaki klien.

7. Membuka set steril, atur alat steril dengan memanfaatkan pinset, Buka Penutup kateter letakkan
kateter pada alat steril.

8. Menggunakan handscoen steril sebelah kanan terlebih dahulu, tangan sebelah kanan digunakan
mengambil pinset steril tangan kiri untuk membuka tempat bola kapas yg telah diberi savlon. Letakkan
bola kapas savlon pada copies. Pakai kembali sarung tangan sebelah kiri.
9. Menutup perineal dengan menggunakan duk bolong.

10. Memegang glans penis dengan memakai tangan non dominan. Bersihkan glans penis sekitar meatus
urinaria dengan betadine jaga agar tangan dominan tetap steril, 1kali usapan.

11. Mengolesi ujung kateter dengan jelly (minta tolong assistant).

12. Memasukkan kateter yg sudah diberi jelly kateter kurang lebih 6 10 centi meter kedalam meatus
uretra.

13. Memastikan urine tetap ke luar, selanjutnya kateter urine disambungkan pada urine bag.

14. Melakukan fiksasi dengan cara memberikan injeksi air aquadesh ke dalam folley kateter untuk
mengembangkan balon kateter, supaya keteter tak mudah terlepas (pemberian aquadesh sesuai
aturan).

15. Menarik dengan cara perlahan-perlahan folley keteter untuk memastikan apakah kateter telah
terfiksasi dengan aman.

16. Menulis tanggal pemasangan kateter pada plester yg dapat direkatkan ke selang bag urine dengan
paha klien.

17. Memfiksasi selang kateter dengan plester & letakkan selang kateter pada paha klien.

18. Merapihkan klien & alat-alat.

19. Melepaskan handscoen dan buang pada nierbeken.

20. Mencuci tangan.

Lihat SOP Pemasangan NGT

Evaluasi

1. Mengobservasi jumlah & karakteristik urine yg ke luar.

2. Memonitor kesadaran & tanda-tanda vital klien sesudah pemasangan kateter.

3. Melakukan palpasi kandung kemih & tanyakan adanya rasa ketidaknyamanan sesudah pemasangan
kateter.

4. Mengobservasi posisi kateter & drainage urine ke urine bag.

Dokumentasi

1. Mencatat pelaksanaan prosedur, kondisi perineum & meatus uretra.

2. Mencatat waktu pemasangan, & karakteristik urine (konsistensi, jumlah, bau, & warna).
3. Mencatat respon klien selama prosedur.

4. Mencatat type, ukuran kateter, & jumlah cairan yg dipakai untuk mengembangkan balon.

STANDARD

OPERSIONAL

PROSEDUR

PENGERTIAN

Melakukan tindakan perawatan melepaskan kateter uretra dari

kandung kemih

TUJUAN Mencegah infeksi

KEBIJAKAN

1. Pasien yang terpasang kateter lebih dari 7 hari

2. Pasien yang tidak memerlukan pemasangan kateter menetap

PETUGAS Perawat

PERALATAN

1. Pinset chirurgis

2. Kassa

3. Wash bensin

4. Lidi kapas

5. Sarung tangan

6. Spuit 10 atau 20 cc

7. Bengkok

PROSEDUR
PELAKSANAAN

A. Tahap PraInteraksi

1. Mengecek program terapi

2. Mencuci tangan

3. Menyiapkan alat

B. Tahap Orientasi

1. Memberikan salam pada pasien dan sapa nama

pasien

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan

3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

C. Tahap Kerja

1. Memasang sampiran/menjaga privacy

2. Menyiapkan pasien dengan posisi dorcal recumbent

dan melepaskan pakaian bawah pasien

3. Memasang perlak, pengalas

4. Memasang selimut mandi

5. Memakai sarung tangan

6. Melepas plester dan membersihkan sisa plester

7. Melakukan aspirasi balon kateter hingga habis isinya

8. Mengarahkan penis keatas

9. Menarik kateter perlahan-lahan hingga lepas, pasien

diminta nafas dalam dan rileks

10. Merapikan pasien

D. Tahap Terminasi

1. Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan


2. Berpamitan dengan klien

3. Membereskan dan kembalikan alat ketempat semula

4. Mencuci tangan

5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan

keperawatan

ARA MELEPASKAN INFUS

Okt

30

CARA MELEPASKAN INFUS

Pengertian

Melepaskan infus adalah pencabutan cairan yang telah dimasukkan ke dalam tubuh pasien melalui
pembuluh darah karena keadaan pasien yang sudah membaik.

Tujuan

Agar tidak timbulnya reaksi alergi, emboli udara, infeksi, edema paru-paru pada pasien.

INDIKASI :
Bagi pasien yang sudah mendapat izin dari dokter untuk pulang, sembuh dan bagi pasien yang sudah
terpenuhi oksigennya

KONTRA INDIKASI:

Bagi pasien yang belum sembuh dan mendapatkan izin dari dokter untuk pulang sarta belum terpanuhi
oksigennya.

Persiapan Alat

Perlak dan pengalas

Sarung tangan

Kapas alkohol larutan antiseptik (klorheksidin glukonat 2%, alcohol 60-90% atau PVI 10%

Plester bedah atau band aid steril, kasa 22 cm,

Gunting plester

6. Bengkok

Prosedur

Memberitahu pasien tindakan yang akan dilakukan

Mendekatkan alat

Mencuci tangan

Memasang perlak dan pengalas


Memakai sarung tangan

Membasahi plester yang melekat pada kulit dengan kapas alkohol

Melepas plester dan kassa dari kulit

Menekan tempat tusukan dengan kapas alkohol dan mencabut infus pelan-pelan

Menekan kapas alkohol dengan plester

Membereskan alat dan merapikan pasien

Melepas sarung tangan

Mencuci tangan

Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

SOP MENJAHIT LUKA ROBEK (HECTING)

1. PENGERTIAN

Menjahit luka (hecting) adalah tindakan mendekatkan tepi-tepi luka dan mempertahankan dengan
benang atau jahitan sampai terjadi kontinuitas jaringan.

2. TUJUAN

2.1 Meningkatkan kualitas pelayanan perawatan luka agar tidak terjadi infeksi lanjut

2.2 Mempercepat proses penyembuhan luka

3. KEBIJAKAN

3.1 Sebelum menangani pasien, perawat harus mencuci tangan hingga bersih

3.2 Perawat harus menggunakan sarung tangan steril ketika melakukan tindakan

3.3 Alat yang digunakan harus dalam keadaan steril

3.4 Untuk luka yang dalam, jahitan dilakukan sebanyak 2 lapis

3.5 Sebelum dilakukannya tindakan medis, keluarga pasien harus menandatangani surat persetujuan
tindakan medis.

4. PROSEDUR

4.1 Mengucapkan salam pada pasien


a. Mengucapkan salam (selamat pagi.siang/malam) kepada pasien

b. Menanyakan nama pasien yang akan dilakukan tindakan

4.2 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan prosedur

a. Memperkenalkan diri kepada pasien

b. Menjelaskan tujuan dilakukannya tindakan ini yaitu agar tidak terjadi infeksi lebih lanjut dan
mempercepat penyembuhan luka

c. Tanda tangan informed consent apabila pasien setuju maupun menolak tindakan yang akan dilakukan,

4.3 Melakukan tindakan

a. Mempersiapkan Alat

Tromol steril yang berisi:

- Sarung tangan steril

- Duk steril

- Set alat bedah minor yang terdiri dari:

Pinset anatomi

Pinset cirurgi

Nald Folder

Gunting

Arteri Klem

Duklem

- Benang jahit

- Jarum jahit

- Kassa steril

- Cairan normal saline (NaCl 0,9%)

- Cairan antiseptic

- Korentang steril dan tempatnya

- Obat anestesi
- Plester

- Gunting plester

- Kom steril

- Tempat sampah medis

- Disposable syringe

- Larutan H2O2/perhidrol

b. Pelaksanaan Tindakan

- Cuci tangan dan keringkan, kemudian memakai sarung tangan bersih

- Memeriksa peralatan tindakan

- Bersihkan luka dengan cairan antiseptic

- Ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril

- Jaringan di sekitar luka dianestesi local (Lidocaine, Pehacaine)

- Bila perlu bersihkan luka dengan cairan normal saline (NaCl 0,9%)

- Bila luka kotor dan dalam gunakan larutan H2O2/ perhidrol 10%

- Pasang duk steril

- Gunakan jarum untuk menjahit kulit, masukkan benang ke lubang jarum, pada penggunaan jarum
melengkung (curved needle) dari arah dalam ke luar

- Pegang jarum dengan menggunakan klem kemudian mulai menjahit luka

- Jika luka dalam sampai jaringan otot, makan di jahit lapis demi lapis (jenis benang disesuaikan dengan
jaringan yang robek. Contoh catgut, chromic, side, dll

- Ikat benang dengan membentuk simpul

- Potong benang, sisakan sepanjang 1 mm (untuk jahitan dalam) dan 0,65 cm (jahitan luar)

- Lanjutkan jahitan luka sampai terjadi penutupan luka

- Oleskan normal salin/disinfektan pada jahitan

- Tutup dengan kasa steril

- Pasang plester/hipafix
- Pertimbangkan pemberian ATS profilaksis pada kondisi di bawah ini:

Indikasi:

Luka lebih dari 1 cm

Luka tembak

Frost bite

Luka bakar

Luka kontaminasi

Luka yang sudah lebih dari 6 jam belum tertangani

Crush injury

Terdapat jaringan nekrotik

Luka dengan tepi ireguler

Dosis ATS profilaksis yang digunakan adalah 1500 IU untuk jenis serum harus dilakukan skin test,
sedangkan jenis Human Immunoglobulin (Tetagam) tanpa harus dilakukan skin test. DOSIS ANAK =
DOSIS DEWASA.

4.4 Mengakhiri prosedur dengan baik

a. Merapikan pasien dan menanyakan respons pasien terhadap tindakan yang kita lakukan

b. Melepas sarung tangan dan membersihkan alat

c. Mencuci tangan

4.5 Mendokumentasikan tindakan dalam rekam medis

5. UNIT TERKAIT

UGD, Poli Bedah

6. RIWAYAT REVISI DOKUMEN

7. ARSIP

=====================================================================================

NEBULIZER PENGERTIAN

Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat menggunakan


nebulator

TUJUAN

1. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan

2. Melonggarkan jalan nafas

I. Tahap Persiapan

A. Persiapan Pasien

1. Memberi salam dan memperkenalkan diri

2. Menjelaskan tujuan

3. Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan

4. Menanyakan persetujuan pasien untuk diberikan tindakan

5. Meminta pengunjung/keluarga meninggalkan ruangan

B. Persiapan Lingkungan

1. Menutup pintu dan memasang sampiran

C. Persiapan Alat

1. Set nebulizer

2. Obat bronkodilator

3. Bengkok 1 buah

4. Tissue

5. Spuit 5 cc

6. Aquades

7. Tissue

II. Tahap Pelaksanaan

1. Mencuci tangan dan memakai handscoon

2. Mengatur pasien dalam posisi duduk atau semifowler


3. Mendekatkan peralatan yang berisi set nebulizer ke bed pasien

4. Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai takaran

5. Memasukkan obat sesuai dosis

6. Memasang masker pada pasien

7. Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas dalam sampai obat habis

8. Matikan nebulizer

9. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue

10. Bereskan alat

11. Buka handscoon dan mencuci tangan

III. Tahap Terminasi

1. Evaluasi perasaan pasien

2. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya

3. Dokumentasi prosedur dan hasil observasi

=====================================================================================

=====================================================================================

=====================================================================================

=====================================================================================

=====================================================================================

=====================================================================================

=====================================================================================

=====================================================================================

=====================================================================================

=====================================================================================

=====================================================================================

=====================================================================================
=====================================================================================

Anda mungkin juga menyukai