Parameter yang akan dibandingkan dalam makalah kali ini adalah dimensi STHE,
overall heat transfer coefficient, overdesign, pressure drop, dan parameter lainnya. Kemudian
kami akan membandingkan urutan kerja/algoritma yang digunakan oleh HTRI Xchanger Suite
6.0 maupun template excel saudara Adi Indra Winata. Setelah itu kami juga akan
membandingkan kelebihan dan kekurangan dari masing masing software.
Harapan kami setelah mengerjakan makalah ini adalah untuk lebih memahami
mengenai prinsip desain STHE terkomputerisasi, baik dari segi algoritma yang digunakan
maupun cara mengoperasikan software tersebut. Selain itu kami juga berharap bahwa makalah
ini dapat menjadi rujukan yang informatif kepada pembaca mengenai software desain Heat
Exchanger.
1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1|Page
BAB 2
Analisa Algoritma
Pengisian data diawali dengan mengisi input summary dan data ini akan menjadi data given.
Pada input summary terdapat beberapa kolom yang kosong yang belum ada nilainya. Nilai
dari kolom tersebut akan dihitung oleh software.
2|Page
Langkah selanjutnya adalah menginput fluid properties
Software HTRI akan merekomendasikan desain dengan diameter shell terkecil, inilah salah
satu karakteristik yang autentik dari software HTRI.
3|Page
2.2. Algoritma Excel Adi Indra
DATA
PHYSICAL PROPERTIES
Salah satu perbedaan signifikan antara HTRI dengan excel Adi Indra bahwa pada excel Adi
Indra nilai overall heat transfer coefficient diasumsikan terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan
luas heat transfer
4|Page
BAB 3
Perbandingan Hasil
5|Page
3.1. Desain iterasi pertama
Pada software HTRI, perhitungan dilakukan dengan memasukkan data given sesuai yang
terdapat pada skripsi Adi Indra Winata. Adapun data given tersebut dirangkum dalam daftar
berikut:
6|Page
Dengan memasukkan data tersebut, didapat hasil desain untuk software HTRI dan excel adalah sebagai
berikut
7|Page
Pertama, iterasi dilakukan pada HTRI, parameter yang diiterasi adalah tubecount.
Gambar 2
Pada optimasi pertama tubecount berjumlah 214 dengan nilai overdesign sebesar 4,69%,
Namun setelah menginput nilai tubecount secara manual sebesar 214 overdesign yang dihasil
19,80%. Dan juga dengan menginput nilai tubecount secara manual, parameter lain yang tidak
ter-constrain juga mengalami perubahan contohnya perubahan Shell ID dari 438,151 mm
8|Page
menjadi 387,351 mm. Hal ini menyebabkan kekakacuan perhitungan. Oleh karena itu, iterasi
dengan metode ini tidak berlaku di HTRI.
Kemudian kami melakukan iterasi pada excel. Iterasi ini perlu dilakukan untuk
mengurangi overdesign pada iterasi pertama yang cukup besar, yaitu 118,25 %. Namun,
parameter yang dapat diubah hanya tube pass saja. Hal ini disebabkan karena dengan
mengubah parameter ini tidak akan mengubah data given. Namun, excel Adi Indra hanya
mendukung model shell and tube dengan tipe pass 1,2. Dengan kata lain desain sudah tidak
dapat diiterasi.
9|Page