Bone Remodelling
Seperti kulit, tulang terbentuk sebelum lahir namun terus-menerus memperbarui dirinya sendiri
setelahnya. Bone Remodelling adalah penggantian terus-menerus jaringan tulang yang sudah tua
dengan jaringan tulang baru. Peristiwa ini melibatkan resorpsi tulang, pembuangan mineral dan
serat kolagen dari tulang oleh osteoklas, dan deposisi tulang, penambahan mineral dan kolagen
serat ke tulang oleh osteoblas. Dengan demikian, resorpsi tulang menyebabkan penghancuran
matriks ekstraselular tulang, sementara deposisi tulang menyebabkan pembentukan matriks
ekstraseluler tulang.
Pada waktu tertentu, sekitar 5% dari total massa tulang dalam tubuh
melakukan remodelling. Tingkat pembaruan untuk jaringan tulang kompak adalah sekitar 4% per
tahun, dan untuk jaringan tulang spons adalah 20% per tahun. Remodelling juga terjadi pada
tingkat yang berbeda di berbagai daerah tubuh. Bagian distal femur diganti setiap sekitar empat
bulan. Sebaliknya, tulang pada tertentu wilayah di batang femur tidak akan diganti sepenuhnya
selama hidup. Remodelling juga menyingkirkan tulang yang cedera dan menggantikannya dengan
jaringan tulang baru. Remodelling mungkin dipicu oleh faktor-faktor seperti olahraga, gaya hidup,
dan perubahan dalam diet.1
2. Vitamin
Vitamin A menstimulasi aktivitas dari osteoblast. Vitamin C dibuthkan untuk sintesis kolagen yang
merupakan protein utama tulang. Vitamin D membantu membangun tulang dengan meningkatkan
absorpsi kalsium dari makanan di saluran gastrointestinal ke dalam darah. Vitamin K dan B 12 juga
dibutuhkan untuk sintesis protein-protein tulang.
3. Hormon
Saat anak-anak, hormone yang paling penting untuk pertumbuhan tulang adalah Insulin-like
Growth Factors (IGF). IGF menstimulasi osteoblas, mempromosi pembelahan sel di lempeng
epifisis dan periosteum, dan meningkatkan sintesis protein untuk pertumbuhan tulang baru.
Hormon tiroid (T3 dan T4) juga mempromosikan pertumbuhan tulang dengan menstimulasi
osteoblast. Hormon insulin dari pancreas mempromosikan pertumbuhan tulang dengan
meningkatkan sintesis protein-protein tulang.
Saat pubertas, seks hormon , seperti androgen menyebabkan meningkatnya aktivitas osteoblas dan
sintesis matriks ekstraseluler, serta menyebabkan lonjakan pertumbuhan pada usia belasan tahun.
Pada akhirnya, hormon seks terutama estrogen, mematikan pertumbuhan di lempeng epifisis,
sehingga perpanjangan tulang berhenti.
Saat dewasa, hormone seks secara perlahan-lahan meresorpsi tulang yang sudah tua dan membantu
deposisi tulang baru. Selain hormon-hormon tersebut, PTH, kalsitriol, kalsitonin, dan hormone
lainnya juga dapat berpengaruh pada remodeling tulang.
Bone Repair
Walaupun tulang memiliki kekuatan yang hebat, tulang juga dapat fraktur atau retak. Tulang yang
fraktur dapat diperbaiki melalui beberapa tahap: