Anda di halaman 1dari 5

Mekanisme Penyembuhan Tulang

Oleh Nur Atikah

Bone Remodelling
Seperti kulit, tulang terbentuk sebelum lahir namun terus-menerus memperbarui dirinya sendiri
setelahnya. Bone Remodelling adalah penggantian terus-menerus jaringan tulang yang sudah tua
dengan jaringan tulang baru. Peristiwa ini melibatkan resorpsi tulang, pembuangan mineral dan
serat kolagen dari tulang oleh osteoklas, dan deposisi tulang, penambahan mineral dan kolagen
serat ke tulang oleh osteoblas. Dengan demikian, resorpsi tulang menyebabkan penghancuran
matriks ekstraselular tulang, sementara deposisi tulang menyebabkan pembentukan matriks
ekstraseluler tulang.

Pada waktu tertentu, sekitar 5% dari total massa tulang dalam tubuh
melakukan remodelling. Tingkat pembaruan untuk jaringan tulang kompak adalah sekitar 4% per
tahun, dan untuk jaringan tulang spons adalah 20% per tahun. Remodelling juga terjadi pada
tingkat yang berbeda di berbagai daerah tubuh. Bagian distal femur diganti setiap sekitar empat
bulan. Sebaliknya, tulang pada tertentu wilayah di batang femur tidak akan diganti sepenuhnya
selama hidup. Remodelling juga menyingkirkan tulang yang cedera dan menggantikannya dengan
jaringan tulang baru. Remodelling mungkin dipicu oleh faktor-faktor seperti olahraga, gaya hidup,
dan perubahan dalam diet.1

Siklus remodelling terdiri dari tiga tahap berturut-turut:2


Faktor-faktor yang memengaruhi proses bone remodeling yaitu:1
1. Mineral
Jumlah yang banyak dari kalsium dan fosfat sangat dibutuhkan saat tulang sedang tumbuh. Selain
itu, magnesium, fluoride, dan mangan juga dibutuhkan walaupun dalam jumlah yang lebih sedikit.

2. Vitamin
Vitamin A menstimulasi aktivitas dari osteoblast. Vitamin C dibuthkan untuk sintesis kolagen yang
merupakan protein utama tulang. Vitamin D membantu membangun tulang dengan meningkatkan
absorpsi kalsium dari makanan di saluran gastrointestinal ke dalam darah. Vitamin K dan B 12 juga
dibutuhkan untuk sintesis protein-protein tulang.
3. Hormon
Saat anak-anak, hormone yang paling penting untuk pertumbuhan tulang adalah Insulin-like
Growth Factors (IGF). IGF menstimulasi osteoblas, mempromosi pembelahan sel di lempeng
epifisis dan periosteum, dan meningkatkan sintesis protein untuk pertumbuhan tulang baru.
Hormon tiroid (T3 dan T4) juga mempromosikan pertumbuhan tulang dengan menstimulasi
osteoblast. Hormon insulin dari pancreas mempromosikan pertumbuhan tulang dengan
meningkatkan sintesis protein-protein tulang.
Saat pubertas, seks hormon , seperti androgen menyebabkan meningkatnya aktivitas osteoblas dan
sintesis matriks ekstraseluler, serta menyebabkan lonjakan pertumbuhan pada usia belasan tahun.
Pada akhirnya, hormon seks terutama estrogen, mematikan pertumbuhan di lempeng epifisis,
sehingga perpanjangan tulang berhenti.

Saat dewasa, hormone seks secara perlahan-lahan meresorpsi tulang yang sudah tua dan membantu
deposisi tulang baru. Selain hormon-hormon tersebut, PTH, kalsitriol, kalsitonin, dan hormone
lainnya juga dapat berpengaruh pada remodeling tulang.

Bone Repair
Walaupun tulang memiliki kekuatan yang hebat, tulang juga dapat fraktur atau retak. Tulang yang
fraktur dapat diperbaiki melalui beberapa tahap:

1. Pembentukan hematoma fraktur


Pembuluh darah yang melewati tempat fraktur rusak. Seiring dengan kebocoran darah dari ujung
pembuluh darah yang sobek, massa darah (biasanya beku) terbentuk di sekitar lokasi fraktur. Massa
darah ini, yang disebut hematoma fraktur, biasanya bentuk 6 sampai 8 jam setelah cedera. Karena
sirkulasi darah berhenti di lokasi di mana terbentuk hematoma fraktur, sel-sel tulang di dekatnya
mati. Pembengkakan dan inflamasi terjadi sebagai respon terhadap sel-sel tulang yang mati,
menghasilkan tambahan debris-debris sel. Fagosit (neutrofil dan makrofag) dan osteoklas mulai
menghilangkan jaringan mati atau rusak di dalam dan sekitar hematoma fraktur. Tahap ini bisa
berlangsung sampai beberapa minggu.

2. Pembentukan kalus Fibrokartilaginosa


Fibroblas dari periosteum menyerang situs yang patah tulang dan memproduksi serat
kolagen. Selain itu, sel-sel dari periosteum berkembang menjadi kondroblas dan mulai
menghasilkan fibrokartilago dalam daerah ini. Peristiwa-peristiwa ini mengarah pada pembentukan
kalus fibrokartilaginosa, yaitu massa dari jaringan yang diperbaiki yang terdiri dari serat kolagen
dan tulang rawan yang menjembatani ujung tulang yang patah. Pembentukan kalus
fibrokartilaginosa memakan waktu sekitar 3 minggu.

3. Pembentukan kalus tulang


Di daerah yang dekat dengan jaringan tulang sehat yang tervaskularisasi baik, sel-sel osteogenik
berkembang menjadi osteoblas, yang mulai menghasilkan trabekula tulang spons. Trabekula ini
bergabung dengan bagian hidup dan mati dari fragmen tulang. Seiring berjalannya waktu,
fibrokartilago akan diubah menjadi tulang spons, dan kalus ini kemudian disebut sebagai kalus
tulang (bony callus). Kalus tulang bertahan sekitar 3 sampai 4 bulan.
4. Bone Remodelling
Tahap akhir dari perbaikan patah tulang remodeling dari kalus. Bagian yang mati dari fragmen
patah tulang secara bertahap diresorpsi oleh osteoklas. Tulang kompak menggantikan tulang spons
di sekitar pinggiran dari fraktur. Kadang-kadang, proses perbaikan begitu menyeluruh sehingga
garis fraktur tidak terdeteksi, bahkan dalam sebuah radiograf (X-ray). Namun, daerah penebalan
pada permukaan tulang tetap sebagai bukti bahwa patah tulang sembuh.1
Faktor-faktor yang dapat memperlambat proses penyembuhan tulang: 4
1. Pergerakan dari fragmen tulang yang cedera
2. Merokok, yang dapat mengecilkan pembuluh darah dan menurunkan sirkulasi darah
3. Kondisi kesehatan, seperti diabetes, masalah gangguan hormone, atau penyakit vaskular
4. Fraktur yang berat, rumit, dan terinfeksi
5. Usia lanjut
6. Gizi buruk atau gangguan metabolisme
DAFTAR PUSTAKA
1. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of anatomy and physiology: The skeletal system.
12th USA: John Wiley & Sons, Inc; 2008. p. 186-90.
2. Barshop Institute for Longevity & Aging Studies. Healthy bone Remodelling. Diunduh
dari http://teachhealthk-12.uthscsa.edu/curriculum/bones/pa12pdf/1203D-all.pdf.
Diakses 7 Desember 2010.
3. Hadjidakis DJ, Androulakis II. Bone remodeling. Diunduh
dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17308163. Diakses 7 Desember 2010.
4. American College of Foot and Ankle Surgeons. Bone healing. Diunduh
dari http://www.foothealthfacts.org/footankleinfo/Bone_Healing.htm. Diakses 7
Desember 2010.

Anda mungkin juga menyukai