Anda di halaman 1dari 50

PRAKTIKUM PA I

BLOK 2.4
TA 2016/2017
Degenerasi bengkak keruh/cloudy
swelling/albuminosa/parenkimatosa
Keadaan ini merupakan manifestasi awal dari semua bentuk jejas, terjadi bila sel
gagal mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.

Uraian kasus : Seorang perempuan usia 40 tahun dengan keluhan demam dan
rasa sakit pada pinggang belakang.
Makroskopis : Tergantung dari jumlah sel yang terkena. Bila menyeluruh, organ
membengkak dan bertambah berat, pucat, turgor meningkat.
Mikroskopis :
Sediaan berasal dari ginjal, tampak kelainan pada tubuli renalis yang tidak sama besar.
Tampak sel tubulus membengkak dengan sitoplasma granular. Gambaran ini diakibatkan
karena tersebarkan organel pada sitoplasma sel yang membengkak.
Lumen tubuli menjadi terlihat menyempit dan batas antar sel tidak jelas.
Inti sel tidak tampak perubahan yang nyata.
Sediaan berasal dari ginjal, tampak kelainan pada tubuli renalis yang tidak sama besar (1).
4

4
3

Tampak sel tubulus membengkak dengan sitoplasma granular. Lumen tubuli menjadi
terlihat menyempit dan batas antar sel tidak jelas (2). Inti sel tidak tampak perubahan yang
nyata (3). Masih tampak gambaran tubuli normal (4).
2

Tampak sel tubulus membengkak dengan sitoplasma granular. Lumen tubuli menjadi
terlihat menyempit dan batas antar sel tidak jelas (2). Inti sel tidak tampak perubahan yang
nyata (3). Masih tampak gambaran tubuli normal (4).
2

Tampak sel tubulus membengkak dengan sitoplasma granular. Lumen tubuli menjadi
terlihat menyempit dan batas antar sel tidak jelas (2). Inti sel tidak tampak perubahan yang
nyata (3).
Degenerasi hidropik
Uraian kasus : Seorang perempuan usia 25 tahun, G1P0A0 dengan perut
membesar melebihi usia kehamilannya.
Makroskopis : sediaan berasal dari kerokan uterus menunjukkan jaringan
berupa gelembung-gelembung kecil menyerupai buah anggur.
Mikroskopis :
Di antara bekuan darah, terlihat keping-keping villi khoriales dengan ukuran
bervariasi. Tampak villi yang berukuran kecil dan normal. Ditemukan pula villi
berukuran besar mengalami degenerasi hidropik.
Di dalam villi ada yang masih mengandung sel di dalam stromanya, ada yang hanya
berupa rongga kosong/degenerasi hidropik (cairan hilang pada pemrosesan sediaan).
Ditemukan pula proliferasi fokal sel-sel trofoblast.
1

Di antara bekuan darah (1), terlihat keping-keping villi khoriales dengan ukuran bervariasi. Tampak villi
yang berukuran kecil dan normal (2). Ditemukan pula villi berukuran besar mengalami degenerasi
hidropik (3) dan proliferasi fokal sel-sel trofoblast (4).
3

2
3

Di antara bekuan darah (1), terlihat keping-keping villi khoriales dengan ukuran bervariasi. Tampak villi
yang berukuran kecil dan normal (2). Ditemukan pula villi berukuran besar mengalami degenerasi
hidropik (3).
6

Di dalam villi ada yang masih mengandung sel di dalam stromanya (5), ada yang hanya berupa rongga
kosong mengalami degenerasi hidropik (6) (cairan hilang pada pemrosesan sediaan)
Perbesaran kuat. Proliferasi fokal sel-sel trofoblast (4).
6

Villi berukuran besar, mengalami degenerasi hidropik menunjukkan gambaran rongga kosong (6)
(cairan hilang pada pemrosesan sediaan)
6

Perbesaran kuat. Villi berukuran besar, mengalami degenerasi hidropik menunjukkan gambaran
rongga kosong (6) (cairan hilang pada pemrosesan sediaan)
Degenerasi hialin
Uraian kasus : Seorang perempuan usia 35 tahun dengan benjolan
pada perut. Pasien dengan riwayat menometroragi.
Makroskopis : Sediaan berasal dari jaringan korpus uteri
mengandung massa tumor berbatas tegas, berwarna putih, berjaras,
konsistensi kenyal.
Mikroskopis :
Pada sediaan tampak jaringan tumor yang belum degenerasi, tersusun atas
sel-sel berinti oval/bulat, membentuk susunan berjaras melingkar.
Terlihat jaringan tumor yang mengalami degenerasi hialin dengan inti yang
sedikit.
1

1
1

Pada sediaan tampak jaringan tumor membentuk susunan berjaras (1).


1 2

1
2

Pada sediaan tampak jaringan tumor yang belum berdegenerasi, membentuk susunan
berjaras melingkar (1). Terlihat pula bagian yang telah mengandung degenerasi hialin (2).
2

1 1

Pada sediaan tampak jaringan tumor yang belum berdegenerasi, membentuk susunan
berjaras melingkar (1). Terlihat pula bagian yang telah mengandung degenerasi hialin (2).
3
3

Terlihat jaringan tumor yang mengalami degenerasi hialin dengan inti yang sedikit
(3).
Degenerasi musinosum/mukoid
Uraian kasus : Seorang laki-laki usia 40 tahun dengan muntah darah disertai
riwayat sakit perut.
Makroskopis : Sediaan berasal dari massa tumor pada esofagus.
Mikroskopis :
Di dalam stratum submukosum terdapat jaringan tumor membentuk mucin pool yang meluas
ke dalam stratum muskularis di antara berkas-berkas otot.
Tumor terdiri atas sel-sel tumor tersusun membentuk gambaran tubular/glandular,
mengelompok, atau single cell.
Sel-sel tumor mengandung vakuola dalam sitoplasma. Vakuola ada yang masih kecil, tapi
banyak juga yang besar sehingga mendesak inti sel ke tepi.
Kadang-kadang dalam sitoplasma terlihat lebih dari satu vakuola yang kecil-kecil, vakuola ini
tampak seperti kosong tetapi sebenarnya berisi bahan mukoid.
Vakuola ini terus membesar oleh karena timbunan mukoid makin lama makin besar dan
lambat laun menjadi vakuola yang besar dan mendesak inti sel ke tepi, sehingga sel-sel
tersebut berbentuk seperti cincin stempel (signet ring cell).
2

Di dalam stratum submukosum terdapat jaringan tumor membentuk mucin pool (1) yang
meluas ke dalam stratum muskularis di antara berkas-berkas otot (2).
4

Tumor terdiri atas sel-sel tumor tersusun membentuk gambaran single cell (4) atau
mengelompok (5) .
5

6
Tumor terdiri atas sel-sel tumor tersusun mengelompok (5). Sel-sel tumor mengandung vakuola dalam
sitoplasma. Vakuola ada yang masih kecil, tapi banyak juga yang besar sehingga mendesak inti sel ke
tepi sehingga sel-sel tersebut berbentuk seperti cincin stempel (signet ring cell) (6).
3

Tumor terdiri atas sel-sel tumor tersusun glandular (3) atau single cell (4). Sel-sel tumor mengandung
vakuola dalam sitoplasma. Vakuola ada yang masih kecil, tapi banyak juga yang besar sehingga
mendesak inti sel ke tepi sehingga sel-sel tersebut berbentuk seperti cincin stempel (signet ring cell)
(6).
Nekrosis Koagulatif
Uraian kasus : Seorang laki-laki 60 tahun dengan karsinoma hepar.
Terdapat pembesaran hati, berbenjol-benjol dan keras.
Makroskopik : Tampak hati dengan permukaan berbenjol-benjol
(mengalami sirosis), keras. Setempat tampak parenkim hati yang lunak
berwarna pucat kekuningan. Diambil jaringan dari area tersebut.
Mikroskopik :
Sediaan parenkim hati menunjukkan seluruh lapang pandang parenkim mengalami
nekrosis
Tampak sel-sel dengan inti yang menghilang, dengan sitoplasma berwarna merah
homogen. Batas antar sel masih dapat terlihat (kerangka sel terlihat).
Tampak pula sel-sel hepatosit yang mengalami nekrosis mengandung inti yang
piknotik dan karioreksis(fragmentasi).
Di sekitarnya terlihat perdarahan dan hiperemia.
2

2
3
3

Tampak sel-sel dengan inti yang menghilang, dengan sitoplasma berwarna merah homogen.
Batas antar sel masih dapat terlihat (kerangka sel terlihat) (2). Tampak pula sel-sel hepatosit
yang mengalami nekrosis mengandung inti yang piknotik (3) dan karioreksis(fragmentasi) (4).
2 4

4 4

3
2

Tampak sel-sel dengan inti yang menghilang, dengan sitoplasma berwarna merah homogen.
Batas antar sel masih dapat terlihat (kerangka sel terlihat) (2). Tampak pula sel-sel hepatosit
yang mengalami nekrosis mengandung inti yang piknotik (3) dan karioreksis(fragmentasi) (4).
Atrofi Uteri
Uraian kasus : Seorang perempuan usia 65 tahun dengan prolapsus
uteri. Dilakukan histerektomi.
Makroskopis : Sediaan berasal dari korpus uteri menunjukkan
jaringan coklat, kenyal.
Mikroskopis :
Pada jaringan korpus uteri tampak lapisan endometrium dengan kelenjar yang
mengalami atrofi.
Tampak kelenjar berjumlah sangat sedikit dengan stroma yang kurang seluler.
Epitel kelenjar tampak lebih tipis, dilapisi selapis sel kuboid atau kolumnar
rendah dengan inti yang relatif kecil, gelap disertai sitoplasma yang sedikit.
Pada jaringan korpus uteri tampak lapisan endometrium dengan kelenjar yang mengalami
atrofi. Tampak kelenjar berjumlah sangat sedikit dengan stroma yang kurang seluler.
1

Pada jaringan korpus uteri tampak lapisan endometrium dengan kelenjar yang mengalami
atrofi. Tampak kelenjar berjumlah sangat sedikit (1) dengan stroma yang kurang seluler (2).
3

Epitel kelenjar tampak lebih tipis, dilapisi selapis sel kuboid atau kolumnar rendah dengan
inti yang relatif kecil, gelap disertai sitoplasma yang sedikit (3). Selularitas stroma
berkurang (2).
Benign Prostatic Hyperplasia
Uraian kasus: Seorang laki-laki berusia 65 tahun dengan keluhan BAK
tidak lancar sehingga harus mengejan, kadang disertai nokturia.
Mikroskopis :
Tampak asinus prostat bertambah banyak dan bertambah besar. Tampak pula
stroma fibromuskular bertambah.
Ukuran asinus bermacam-macam, ada yang kecil, ada yang besar dan lebar,
kistik berisi massa merah
Epitel kelenjar berproliferasi membentuk tonjolan/papil ke dalam lumen.
Kelenjar dilapisi oleh selapis epitel kuboid/kolumnar di bagian dalam dan
selapis epitel gepeng di bagian luar.
Stroma berupa jaringan fibromuskular bersebukan sel radang kronik.
Makroskopik :

Tampak gambaran massa tumor bernodul-nodul,


ireguler berwarna putih kekuningan, dengan
konsistensi kenyal.

Zhou M, Netto G, Epstein J (editors). Uropathology : high-yield pathology. 2012. Saunders Elsevier :
Philadelphia.
2

Tampak asinus (2) prostat bertambah banyak dan bertambah besar. Tampak pula stroma fibromuskular (3)
bertambah.
Ukuran asinus bermacam-macam, ada yang kecil, ada yang besar dan lebar kistik.
2

3
3

Asinus prostat bertambah banyak dan bertambah besar. Ukuran asinus bermacam-
macam, ada yang kecil (1), ada yang besar dan lebar (2). Epitel kelenjar
berproliferasi membentuk tonjolan/papil ke dalam lumen (3).
3

Epitel kelenjar berproliferasi membentuk tonjolan/papil (4) ke dalam lumen (5). Stroma (3)
berupa jaringan fibromuskular bersebukan sel radang kronik.
6

Epitel kelenjar berproliferasi membentuk tonjolan/papil ke dalam lumen (5). Kelenjar dilapisi oleh selapis epitel
kuboid/kolumnar (6) di bagian dalam dan selapis epitel gepeng (7) di bagian luar. Stroma (3) berupa jaringan
fibromuskular bersebukan sel radang kronik.
Metaplasia Skuamosa
Granuloma kolesterol ester
Uraian kasus : seorang laki-laki berusia 20 tahun dengan gangguan
pendengaran telinga kiri (unilateral). Pemeriksaan otoskopi ditemukan
nodul pada kavum timpani. Pasien memiliki riwayat otitis media kronik
sebelumnya.
Makroskopis : Sediaan berasal dari kavum timpani berupa nodul
kekuningan berukuran 1 cm, kenyal.
Mikroskopis :
Tampak sebagian jaringan dilapisi epitel gepeng berlapis yang setempat-setempat
erosif.
Pada jaringan kulit subepitelial tampak celah-celah kosong berbentuk kumparan
yaitu bekas kristal kolesterol yang larut.
Tampak pula sebukan sel radang kronik, makrofag (foam cell) dan sel datia benda
asing di sekitarnya.
Ditemukan area perdarahan luas.
4

1
5

Pada jaringan kulit subepitelial tampak celah-celah kosong berbentuk kumparan (1) yaitu
bekas kristal kolesterol yang larut. Di sekitarnya tampak sebukan makrofag (foam cell) (5)
serta sel datia benda asing (3). Ditemukan pula area perdarahan (4).
1

2
1

Pada jaringan kulit subepitelial tampak celah-celah kosong berbentuk kumparan (1) yaitu
bekas kristal kolesterol yang larut. Di sekitarnya tampak sebukan ringan sel radang kronik
(2) serta sel datia benda asing (3).
5

5
1

Pada jaringan kulit subepitelial tampak celah-celah kosong berbentuk kumparan (1) yaitu
bekas kristal kolesterol yang larut. Di sekitarnya tampak sebukan makrofag (foam cell) (5)
serta sel datia benda asing (3).
Kalsifikasi distrofik
Uraian kasus : Seorang perempuan usia 65 tahun dengan prolapsus
uteri. Dilakukan histerektomi.
Makroskopis : Sediaan berasal dari korpus uteri menunjukkan
jaringan coklat, kenyal.
Mikroskopis :
Pada jaringan korpus uteri tampak lapisan endometrium dengan kelenjar yang
mengalami atrofi.
Di antaranya ditemukan pembuluh-pembuluh darah yang menebal sklerotik.
Pada beberapa dinding pembuluh darah tersebut terlihat tunika media
mengalami kalsifikasi (tampak berwarna ungu).
1

3
1

Pada jaringan korpus uteri tampak lapisan endometrium (1) mengandung pembuluh-
pembuluh darah yang menebal sklerotik (2). Pada beberapa dinding pembuluh darah
tersebut terlihat tunika media mengalami kalsifikasi (tampak berwarna ungu) (3).
2
3

Pada jaringan korpus uteri tampak lapisan endometrium mengandung pembuluh-


pembuluh darah yang menebal sklerotik (2). Pada beberapa dinding pembuluh darah
tersebut terlihat tunika media mengalami kalsifikasi (3).
3

Pada lapisan endometrium (1) terlihat pembuluh darah dengan dinding pembuluh darah
mengalami kalsifikasi (tampak berwarna ungu) (3).
3

3
3

Perbesaran kuat. Terlihat tunika media pembuluh darah mengalami kalsifikasi (3) .
Amiloidosis

Mikroskopis :
Perbesaran lemah/kuat :
Pada lamina propria di bawah
lapisan epitel, tampak massa
berwarna merah homogen
tanpa struktur berbentuk nodul-
nodul kecil.
Dengan pengecatan khusus
untuk amiloid, sarang bulat ini
memberi reaksi positif.
4 = massa pink amorf homogen (amiloid)
5 = pewarnaan Congo Red

Anda mungkin juga menyukai