Masing masing kelompok akan akan bergabung dengan zat cair yang
disenanginya. Kelompok hidrofilik ke dalam air dan kelompok lipofil kedalam
minyak. Dengan demikian emulgator seolah-olah menjadi tali pengikat antara air
dan minyak dan antara kedua kelompok tersebut akan membuat suatu
keseimbangan. Harga kesetimbangan itu dikenal dengan istilah HLB. Semakin
besar harga HLB berarti semakin banyak kelompok yang suka pada air, itu artinya
emulgator tersebut lebuih mudah larut dalam air dan demikian sebaliknya (Rowe.
R 2009).
Stabilitas emulsi umumnya suatu emulsi dianggap tidak stabil secara fisik jika :
a. Fase dalam atau fase terdispersi pada pendiaman cenderung untuk membentuk
agregat dari bulatan-bulatan.
b. Bulatan-bulatan atau agregat dari bulatan naik kepermukaan atau turun kedasar
emulsi tersebut akan membentuk suatu lapisan pekat dari fase dalam.
c. Semua atau sebagian dari cairan fase dalam tidak teremulsikan dan
membentuk suatu lapisan yang berbeda pada permukaan atau pada dasar
emulsi, yang merupakan hasil dari bergabungnya bulatan-bulatan fase dalam
disamping itu suatu emulsi mungkin sangat dipengaruhi oleh kontaminasi dan
pertumbuhan mikroba serta perubahan fisika dan kimia lainnya.
V. Alat dan Bahan
Alat :
- Mortir dan stamper
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Pipet
- Botol
- Plat tetes
- Kertas pH
Bahan :
- Alkohol
- NaCl 1%
- NaOH 1%
- FeCl3
- H2SO42N
- HCl 2N
- CH3COOH
- Oleum sesami
- Gelatin
- Minyak ikan
- Menthol
- PGA
- Aquadest
VI. Cara Kerja
A. Metode Gom Kering
Zat pengemulsi dicampur dengan minyak terlebih dahulu
B. Metode botol
Dimasukkan serbuk gom ke dalam botol
Forbes/metode botol
Bobot surfaktan = 8g
HLB gelatin = 9,8
Tween 80 = 15
Rumus % gelatin tinggi = 10 9,8 x %
15 9,8
= 0,2 x %
5,2
= 0,4 %
Gelatin = 8 g x 0,4% = 0,32 g
Tween 80 = 8 g 0,32 g = 7,68 g
Aq.dest = 25 (10 ml + 0,32 g 7,68 g) = 7ml
VIII. Hasil pengamatan
Emulsi minya ikan HLB 10
Metode Kering
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat,
terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau
surfaktan yang cocok.Dalam pembuatan suatu emulsi digunakan suatu emulgator
atau surfaktan yang bertujuan untuk menurunkan tegangan antar muka air dan
minyak serta membentuk lapisan film pada permukaan fase terdispersi. Pada
percobaan ini digunakan dua surfaktan yang dikombinasikan dengan tujuan untuk
memperoleh HLB surfaktan yang persis sama dengan HLB minyak yang
dibutuhkan.
Pada kestabilan emulsi bila dua larutan murni yang tidak saling campur/ larut
seperti minyak dan air, dicampurkan, lalu dikocok kuat-kuat, maka keduanya akan
membentuk sistem dispersi yang disebut emulsi. Secara fisik terlihat seolah-olah salah
satu fasa berada di sebelah dalam fasa yang lainnya. Bila proses pengocokkan
dihentikan, maka dengan sangat cepat akan terjadi pemisahan kembali, sehingga
kondisi emulsi yang sesungguhnya muncul dan teramati pada sistem dispersi terjadi
dalam waktu yang sangat singkat .
1. Gaya tarik-menarik yang dikenal dengan gaya London-Van Der Waals. Gaya ini
menyebabkan partikel-partikel koloid berkumpul membentuk agregat dan mengendap,
2. Gaya tolak-menolak yang disebabkan oleh pertumpang-tindihan lapisan ganda
elektrik yang bermuatan sama. Gaya ini akan menstabilkan dispersi koloid
X. Kesimpulan
1. Dari HLB 10 dan HLB 14 dapat disimpulkan bahwa HLB 10 lebih banyak
bersifat reversible sedangkan HLB 14 banyak yang bersifat irreversible. Hal
ini dikarenakan emulsi yang tidak stabil dan mungkin ada kesalahan pada
pembuatan emulsi.
2. Emulsi lebih stabil pada penggunaan emulgator dengan nilai HLB butuh 10.
Daftar Pustaka
Martin, Alfred, dkk. 2008. Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika, edisi kelima. Jakarta: EGC