Anda di halaman 1dari 3

SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KARANG TALIWANG

NOMOR: 441/72/09-SK/PKM/IX/2015

TENTANG
KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS
DAN KESELAMATAN PASIEN

KEPALA PUSKESMAS KARANG TALIWANG,

MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu klinis dan keselamatan pasien di puskesmas,
perlu di susun kewajiban tenaga klinis dalam peningkatan mutu klinis dan keselamatan
pasien;
b. bahwa sehubungan dengan butir tersebut, perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan
Kepala Puskesmas Karang Taliwang;

MENGINGAT : 1. Undangundang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun
1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495);
2. Undangundang Nomor 29 tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara 3637);
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang
Puskesmas ;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1457/MENKES/SK/2003
Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten /Kota;
6. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG KEWAJIBAN TENAGA KLINIS


DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN.

KESATU : Kewajiban Tenaga Klinis dalam Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien yaitu :
1. Kepala Puskesmas, Penanggung jawab UKP, Penanggung Jawab Ruangan dan
Penanggung Jawab UKM serta seluruh Personil Puskesmas wajib berpartisipasi dalam
program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
2. Semua Personil wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan program Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien yang diselenggarakan di seluruh jajaran Puskesmas.
3. Perencanaan Peningkatan Mutu disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas Karang
Taliwang dengan pendekatan multidisiplin, dan dikoordinasikan oleh Wakil Manajemen
Mutu.
4. Perencanaan Peningkatan Mutu berisi paling tidak :
a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring dan evaluasi
indicator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan mempertimbangkan
kekritisan,risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya masalah.
b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien
c. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan keselamatan pasien yang
terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan.
d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan indikator
,pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindak lanjuti dalam upaya
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
e. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM, dan indikator klinis ,
yang meliputi indikator struktur, proses, dan outcome.
f. Upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien melalui standarisasi,
perancangan system, rancang ulang system untuk peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.
g. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik pelayanan klinis
maupun penyelenggara UKM.
h. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel, kejadian tidak
diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan keadaan potensial cedera.
i. Program dan kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan
pasien, termasuk didalamnya program peningkatan mutu laboratorium dan program
peningkatan mutu pelayanan obat.
j. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
k. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan permasalahan ,
tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan.
l. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien.
5. Perancangan system/proses pelayanan memperhatikan butir-butir dibawah ini:
a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai puskesmas, dan perencanaan
puskesmas,
b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf,
c. Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik klinis, standar
pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari profesi maupun
panduan dari kementerian kesehatan,
d. Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat,
e. Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko,
f. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di puskesmas,
g. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik,
h. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait,
i. Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan system pelayanan.
6. Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus didokumentasikan.
7. Wakil manajemen mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan
pasien kepada kepala puskesmas tiap tribulan.
8. Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf, serta
mempertimbangkan kekritisan, resiko tinggi, dan potensial bermasalah, maka area
perioritas yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan mutu dan keselamatan
pasien adalah :
a. Pencapaian 2 dari 6 sasaran keselamatan pasien
b. Pelayanan rawat jalan
c. Pelayanan farmasi
d. Pelayanan gawat darurat

KEDUA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Di tetapkan di : Mataram
Pada tanggal : 15 September 2015
KEPALA PUSKESMAS KARANG TALIWANG

WIWIN NURHASIDA

Anda mungkin juga menyukai