Anda di halaman 1dari 4

Irigasi Nasal dengan Asam Hipoklorus untuk Gejala Sinonasal Kronis: Sebuah Studi Placebo-

Controlled Terandomisasi

Abstract Asam hipoklorus (HOCl) konsentrasi rendah merupakan agen antibakteri dan
antivirus endogen. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengevaluasi keefektifan dari irigasi
HOCl pada pasien dengan rinosinusitis kronis (RSK) yang refrakter terhadap terapi medis.
Empat puluh tiga pasien dewasa (rerata usia 45.5 tahun) terdaftar dalam studi ini. Mereka
kemudian secara acak dipilih untuk menerima irigasi nasal baik dengan HOCL konsentrasi
rendah menggunakan perangkat Salicid (n=21) atau placebo (salin; n=22) selama 8 minggu.
Hasil yang dinilai kemudian adalah skor pada 20-Item Sinonasal Outcome Test (SNOT-20),
rhinosinusitis disability index (RSDI), nasal endoscopic score, dan kultur bakteri. Skor SNOT-20
secara signifikan lebih rendah pada kelompok HOCl daripada kelompok placebo setelah 2
minggu perlakuan (p < 0.05) dan tetap leboh rendah setelah 4 minggu perlakuan. Pada skor
RSDI, didapatkan skor yang lebih rendah pada kelompok HOCl 1 minggu setelah perlakuan
dan pada kedua kelompok setelah 2 minggu perlakuan. Tidak ada perbedaan skor endoskopik
yang signifikan pada kelompok placebo dan perlakuan. Tingkat kultur bakteri pada kelompok
HOCl lebih rendah daripada kelompok placebo setelah 4 minggu perlakuan, namun ini tidak
signifikan (p > 0.05). Hasil dari studi kami menunjukkan bahwa irigasi HOCL konsentrasi
rendah menghasilkan perbaikan gejala RSK yang lebih baik jika dibandingkan dengan irigasi
salin.

Keywords Hypochlorous acid . Chronic rhinosinusitis. Nasal irrigation . Placebo controlled .


Double blind method

Introduction
Rinosinusitis kronis (RSK) merupakan kondisi inflamatori dengan morbiditas signifikan
dan gejala refrakter seperti rhinorrhea, hidung tersumbat,batuk, dan post nasal dripping
[1,2]. Karena penyebab yang belum jelas, penanganan tradisional RSK, termasuk antibiotik
dan operasi , tidak berhasil mengendalikan keluhan pasien [3]. Oleh karena itu, berbagai
macam terapi tambahan, termasuk irigasi nasal dengan atau tanpa obat, steroid topikal,
inhalasi uap, dan antagonis leukotrien telah dipaki untuk mengendalikan gejala RSK [4-8].
Irigasi salin nasal adalah metode yang simpel dan murah yang dipercaya dapat
meringankan gejala sinus dan nasal pada RSK. Metode ini meningkatkan mucociliary
clearance dengan memfasilitasi pengeluaran nasal discharge, dan mengurangi inflamasi
mukosa dengan cara mengurangi jumlah bakteri, alergen, dan jamur [9-12]. Banyak studi yang
menilai efikasi irigasi salin menunjukkan perbaikan yang jelas pada kualitas hidup pasien yang
sedang menjalani pengobatan untuk berbagai macam penyakit, termasuk rinosinusitis dan
rinitis alergi, dan pada perawatan pasien pasca-operasi yang menjalani operasi endoskopi
sinus [13-15]. Bagaimanapun, irigasi salin mungkin kurang efektif jika digunakan pada
uncontrolled rinosinusitis karena irigasi salin sendiri tidak memiliki efek antibakteri dan musin
bersifat hidrofobik [16-17].
Asam hipoklorus merupakan asam lemah yang terentuk ketika klorin terlarut dalam air,
yang biasa digunakan sebagai pemutih, deodoran, dan disinfektan. Konsentrasi rendah dari
HOCl telah terbukti memiliki efek antibakterial, antijamur, dan antivirus tanpa menimbulkan
toksisitas pada mukosa nasal [16, 18, 19], mengindikasikan bahwa zat ini dapat secara efektif
digunakan sebagai irigasi nasal. Karena itu, hipotesis kami adalah irigasi nasal menggunakan
HOCl konsentrasi rendah lebih bermanfaat untuk pasien RSK karena efek antibakterial yang
dimiliki, dan dapat digunakan sebagai alternatif terapi tambahan pada pasien RSK. Tujuan dari
studi ini adalah untuk menginvestigasi efikasi dari irigasi nasal HOCl konsentrasi rendah dalam
mengurangi gejala RSK yang refrakter terhadap terapi medis.

Material dan metode

Subjek

Seratus lima partisipan dengan RSK yang potensial kemudian dinilai eligibilitasnya, dan 43
pasien kemudian dimasukkan ke daam analisis. Partisipan direkrut dari pasien-pasien yang
datang ke klinik otolaringologi Rumah Sakit Chungju Universitas Konkuk antara November
2011 dan Maret 2015. Partisipan dikatakan layak jika mereka adalah orang dewasa yang
melaporkan dirinya memiliki gejala satu atau lebih dari: hidung tersumbat, nasal dryness atau
crusting, discharge nasal yang mukopurulen, atau postnasal drip. Kriteria inklusi yang
digunakan adalah: (1) usia 16 tahun, (2) gejala nasal yang tipikal selama 12 minggu, (3)
endoskopi nasal yang menunjukkan pembengkakan mukosa atau discharge yang purulen, (4)
temuan positif pada foto X-ray sinus, (5) RSK yang refrakter terhadap pengobatan > 2 bulan,
dan (6) durasi follow-up 4 minggu.
Kriteria eksklusi yang digunakan adalah: (1) usia < 16 tahun, (2) riwayat operasi sinus, (3)
meminum antibiotik dalam 1 minggu sebelum terdaftar dalam studi, dan (4) kecenderungan
untuk mengalami perdarahan.
Total 105 pasien dinilai kelayakannya, 50 pasien didaftarkan pada studi, dan 43 pasien
dimasukkan ke dalam analisis final. Dari 50 pasien yang terdaftar, tujuh orang tidak mengikuti
follow-up secara lengkap dan menjalani irigasi nasal yang tidak teratur oleh karena itu pasien
dieksklusi.

Desain Studi
Studi ini merupakan studi prospektif, randomized, double-blind, placebo-controlled trial yang
membandingkan irigasi nasal HOCl konsentrasi rendah dengan placebo. Informed consent
didapatkan dari seluruh pasien dan studi ini telah disetujui opeh Institutional Review Board
of the Konkuk University Chungju Hospital. Seluruh partisipan dibagi menjadi kelompok HOCl
atau placebo, berdasarkan randomisasi yang dilakukan oleh program omputer yang disiapkan
oleh staf perawat. Pasien tidak mengetahui akan mendapatkan HOCl atau placebo (blinded).
Sebanyak 21 pasien pada kelompok HOCl menerima irigasi nasal dua kali sehari dengan 30 ml
HOCl konsentrasi rendah menggunakan perangkat Salicid (Dolki Korea, Wonju, South Korea)
bersama dengan paket Salicid yang berisi 315 mg NaCl. Satu paket Salicid ditambahkan pada
perangkat yang akan digunakan, yang berisi 35 ml air (pH 7.0), menghasilkan larutan NaCl
0.85% (w/v). Sebanyak 22 pasien pada kelompok placebo menerima cairan normal salin
menggunakanperangkat Salicid tiruan. Pasien yang mendapatkan perlakuan menggunakan
perangkat tiruan tidak mengetahui bahwa mereka dialokasikan pada perlakuan ini, kemudian
mereka dilatih untuk melakukan irigasi nasal menggunakan metode yang sama dengan yang
telah dijelaskan.

Penilaian Outcome
Seluruh pasien diminta untuk mengisi kuesioner SNOT-20 dan rhinosinusitis disability index.
Tes-tes ini merupakan instrumen kualitas hidup yang tervalidasi, dapat dikerjakan sendiri,
yang spesifik digunakan untuk pasien dengan gejala rinosinusitis [20, 21]. Pasien mengisi
kuesioner sebelum, dan pada 1, 2, 4, dan 8 minggu setelah masa uji.
Penilaian rongga hidung bilateral menggunakan endoskopi sinonasal dilakukan oleh
tiga orang dokter independen yang tidak mengetahui informasi mengenai dua kelompok
(perlakuan/placebo). Temuan endoskopi kemudian dijumlah menggunakan Lund-Kennedy
scoring system (skor 0-20) [22]. Temuan endoskopi seperti edema, discharge, polip, crusting,
dan scarring diberi bobot dari 0 (normal) hingga 2 (parah). Skor dari tiap kelompok dibuat
rerata dan dianalisis. Perubahan pada skor SNOT-20, RSDI, dan endoskopi sebelum, setelah 1,
2, 4, dan 8 minggu setelah perlakuan HOCl atau placebo dibandingkan.
Kultur bakteri dilakukan sebelum perlakuan dan 4 minggu setelah perlakuan.
Spesimen swab nasal unk kultur bakteri diambil dengan endoskopi dari meatus media
bilateral.

Analisis Statistik
Baseline characteristics yang merupakan variabel kategorik pada dua kelompok studi
dibandingkan menggunakan Uji Chi-square, sedangkan variabel kontinyu dianalisis
menggunakan 2-sample t test. Uji Friedman digunakan untuk membandingkan skor SNOT-20,
RDSI, dan endoskopi pada masing-masing kelompok. Uji Mann Whitney U digunakan untuk
membandingkan outcome antara dua kelompok pada tiap follow-up. Uji McNemar digunakan
untuk membandingkan kultur bakteri sebelum dan sesudah perlakuan pada masing-masing
kelompok. Seluruh data yang terkumpul dipresentasikan sebagai rerata deviasi standar.
Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows, Version 20.0(IBM, North
Castle, NY, USA). Tingkat

Anda mungkin juga menyukai