Anda di halaman 1dari 40

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Data


4.1.1. Analisis Ketersediaan Air

4.1.1.1. Potensi Air Permukaan

Permasalahan yang timbul dalam analisa potensi air permukaan ini


adalah keterbatasan data debit. Jumlah ketersediaannya seringkali hanya sekitar
10 tahun atau kurang, sehingga periu dilakukan analisis pembangkitan data debit
atas dasar data hujan dan iklim (rainfall runoff anlysis). Mengingat keterbatasan
dari kebanyakan model limpasan yang ada, maka analisis ketersediaan air ini akan
dilakukan pada Sub-DAS yang terletak di bagian hulu, yaitu pada wilayah di
mana pengaruh pasang surut dapat diabaikan.
Secara garis besar langkah yang diperlukan dalam melakukan analisis
potensi air permukaan adalah sebagai berikut:

1. Menghitung Evapotranspirasi untuk seluruh areal studi dengan metode


Penman yang sudah dimodifikasi.
2. Pengumpulan data hujan & iklim dan melengkapi data hujan yang kosong,
dan membuat hujan wilayah (areal rainfall) pada simpul inflow, sebagai
masukan utama model hujan-limpasan (rainfall-runoff).
3. Melengkapi dan memperpanjang data debit aliran dengan model hujan
limpasan. Dalam studi ini akan digunakan model hujan-limpasan Neraca
yang menggunakan data hujan setengah bulanan.
4. Analisis frekuensi mengenai debit aliran rendah (low flow analysis), yaitu
debit aliran pada musim kemarau di tahun kering rata-rata, tahun kering
dengan periode ulang 5 tahunan dan 10 tahunan.

IV-1
Analisis Curah Hujan

Pengolahan data hujan dimaksudkan untuk mendapatkan data hujan bulan


runtut waktu (time-series) yang cukup panjang (diatas 10 tahun) untuk setiap Sub-
DAS. Tujuannya adalah untuk menyusun data debit limpasan (runoff) sintetis
time series untuk setiap Sub-DAS dalam satuan milimeter perhari atau milimeter
perbulan, sehingga pada setiap lokasi sungai dapat diperkirakan data debit runtut
waktunya, hal ini sangat bermanfaat dalam perencanaan maupun pengelolaan
sumberdaya air.

Seperti telah disajikan pada bagian sebelumnya, terdapat 17 pos hujan


yang terletak di sekitar DAS Sungai Citanduy, yaitu:
1. Kadipaten
2. Pager Ageung
3. Cibeureum
4. Cihonje
5. Cisayong
6. Cikasasah
7. Cineam
8. Panjalu
9. Kawali
10. Sadananya
11. Ciamis
12. Danasari
13. Rancah
14. Kaso
15. Paturaman
16. Subang
17. Langensari
-
Untuk mendapatkan analisis ketersediaan air, data curah hujan pada pos
tersebut akan dianalisis sehingga mendapatkan curah hujan wilayah DAS Sungai

IV-2
Citanduy dengan menggunakan metode Polygon Thiessen seperti disajikan
dibawah ini
1 .1 +2 .2 ++ .
= 1 +2 ++

dengan :
R = curah hujan maksimum rata-rata (mm)
R1, R2, ....,Rn = curah hujan pada stasiun 1,2, ...,n (mm)
A1, A2, ,An = luas daerah pada polygon 1,2,...,n (km2)

Gambar 4.1. Analisis Curah Hujan Wilayah Dengan Metode Thiessen

Sumber :Analisis dari Peta BIG Skala 1:25.000, Bakosurtanal, Bogor.

Dari analisis berupa pos curah hujan dan curah hujan bulanan wilayah untuk
DAS Sungai Citanduy dalam 10 tahun terakhir,yaitu tahun 2005-2014 seperti
terlihat pada tabel 4.1.s/d 4.16.

Tabel 4.1. Pos Curah Hujan Kadipaten


Sumber : BBWS Citanduy

Pos Curah Hujan Kadipaten


Bulan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 52 71 45 30 46 495 76 187 409 177.0
Februari 96 91 86 114 362 484 161 313 290 244.0
Maret 59 79 96 130 323 483 371 254 41 511.5
April 84 101 106 107 133 313 253 175 41 405.5
Mei 84 95 110 99 123 448 153 134 269 182.5
Juni 108 94 72 18 0 238 86 7 144 150.5
Juli 91 86 75 7 0 68 20 0 211 256.5
Agustus 77 64 56 49 0 158 0 0 43 49.5
September 80 73 62 27 0 330 0 8 100 2.5
Oktober 65 98 77 37 163 209 214 179 49 8.5
Nopember 84 122 120 142 288 258 407 264 273 291.0
Desember 99 127 115 119 138 470 281 568 512 601.0

IV-3
Tabel 4.2.Pos Curah Hujan Pager Ageung

Sumber : BBWS Citanduy


Pos Curah Hujan Pager Ageung
Bulan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 335 355 133 126 196 393 127 292 375 136
Februari 362 398 308 56 376 399 155 317 344 236
Maret 386 61 348 353 296 340 427 180 346 344
April 369 353 382 184 143 212 186 405 479
Mei 107 136 70 39 215 455 84 161 180 92
Juni 237 10 112 21 215 142 73 11 189 114
Juli 120 0 13 0 2 105 13 0 356 174
Agustus 61 0 0 4 6 294 1 0 14 31
September 205 0 0 2 5 282 0 11 77 22
Oktober 154 0 181 254 67 199 184 282 178 37
Nopember 181 57 245 435 108 232 366 298 316 280
Desember 570 400 342 411 116 328 389 511 488 834

Tabel 4.3.Pos Curah Hujan Cibeureum

Sumber : BBWS Citanduy


Pos Curah Hujan Cibeureum
Bulan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 123 68 82 96 116 93 106 78 130 186
Februari 306 278 250 277 300 277 310 339 403 213
Maret 431 409 432 482 450 426 452 541 619 375
April 330 353 332 343 310 287 373 357 388 451
Mei 304 286 257 294 266 254 335 355 438 109
Juni 192 215 244 205 258 271 332 319 292 297
Juli 294 347 366 321 289 261 330 317 306 443
Agustus 47 69 51 20 31 48 64 42 27 149
September 14 8 33 13 26 18 14 9 21 63
Oktober 284 177 193 161 128 112 133 161 175 100
Nopember 494 437 408 435 406 326 281 252 237 443
Desember 542 504 475 497 451 516 584 556 530 729

IV-4
Tabel 4.4. Pos Curah Hujan Cihonje

Sumber : BBWS Citanduy


Pos Curah Hujan Cihonje
Bulan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 93 74 44 50 68 82 68 99 241 282
Februari 285 301 279 299 318 383 130 157 176 258
Maret 159 146 153 175 163 246 178 110 216 445
April 216 228 215 194 188 209 230 80 187 508
Mei 212 220 228 208 220 256 95 103 106 188
Juni 173 148 162 205 192 182 19 14 77 231
Juli 143 124 147 127 139 121 26 0 251 427
Agustus 172 148 173 150 137 176 1 0 1 80
September 71 80 98 108 118 167 0 0 21 15
Oktober 116 130 146 122 131 162 68 69 70 48
Nopember 255 233 206 147 169 186 147 174 147 380
Desember 333 306 273 251 204 229 127 290 367 476

Tabel 4.5. Pos Curah Hujan Cisayong

Sumber : BBWS Citanduy


Pos Curah Hujan Cisayong
Bulan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 297 495 513 209 536 548 40 689 423 382
Februari 658 350 412 134 319 620 538 472 375 359
Maret 543 268 508 506 370 813 397 361 636 769
April 458 452 573 450 401 364 318 421 705 499
Mei 136 525 213 0 310 78 339 263 455 292
Juni 324 194 188 0 247 94 93 52 364 212
Juli 180 185 72 0 91 143 102 25 424 542
Agustus 1 30 23 0 17 42 14 9 33 129
September 75 0 0 434 52 32 31 18 98 23
Oktober 30 0 305 551 303 213 311 407 181 145
Nopember 497 181 500 484 558 207 651 528 217 531
Desember 0 350 488 504 373 150 332 731 523 561

IV-5
Tabel 4.6 .Pos Curah Hujan Cikasasah

Sumber : BBWS Citanduy

Pos Curah Hujan Cikasasah


Bulan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 104 91 163 171 233 218 460 223 189 217
Februari 161 133 79 239 159 178 312 107 337 224
Maret 159 141 159 85 235 256 226 153 286 127
April 130 124 239 303 142 133 157 362 126 150
Mei 190 151 200 12 34 64 266 120 208 120
Juni 55 27 94 3 18 22 40 6 190 111
Juli 15 24 61 5 23 29 16 9 307 387
Agustus 13 6 8 7 28 30 14 8 39 140
September 15 9 3 26 6 13 7 10 11 0
Oktober 84 20 275 316 109 144 110 365 180 39
Nopember 235 122 378 415 164 204 430 448 254 381
Desember 346 235 293 188 316 344 196 252 258 450

Tabel 4.7. Pos Curah Hujan Cineam

Sumber : BBWS Citanduy

Pos Curah Hujan Cineam


Bulan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 136 96 137 536 389 456 332 357 234 109
Februari 123 2 118 422 136 237 221 238 248 104
Maret 295 0 285 493 213 390 298 263 252 108
April 280 0 271 123 179 209 279 297 324 121
Mei 266 151 93 33 362 350 144 367 133 112
Juni 46 109 13 95 181 25 3 305 325 90
Juli 11 10 4 107 223 91 76 254 382 125
Agustus 2 16 9 40 438 0 0 0 55 151
September 0 15 64 87 327 2 0 59 0 90
Oktober 10 246 269 75 361 130 147 112 78 123
Nopember 59 293 386 112 153 253 492 230 231 100
Desember 252 364 273 108 362 260 430 344 467 115

IV-6
Tabel 4.8. Pos Curah Hujan Panjalu

Sumber : BBWS Citanduy

Pos Curah Hujan Panjalu


Bulan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 203 48 606 56 133 145 202 151 266 129
Februari 53 46 681 97 134 140 60 117 149 125
Maret 61 105 375 249 194 130 285 197 218 128
April 56 207 373 155 130 89 231 231 154 162
Mei 45 97 567 108 108 64 22 22 90 144
Juni 87 104 117 87 128 5 64 64 176 118
Juli 38 109 197 64 143 42 175 175 285 118
Agustus 50 89 116 155 138 92 1 1 40 128
September 85 75 143 117 122 59 13 13 11 108
Oktober 56 119 129 96 102 109 37 37 18 132
Nopember 66 110 133 223 278 79 71 71 211 120
Desember 64 111 145 133 107 290 104 104 275 112

Tabel 4.9. Pos Curah Hujan Kawali

Sumber : BBWS Citanduy


Pos Curah Hujan Kawali
Bulan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 112 207 231 119 477 240 594 342 305 279
Februari 219 334 170 96 529 324 199 197 413 212
Maret 142 665 471 326 312 674 648 320 516 278
April 412 540 338 133 336 352 456 248 205 205
Mei 449 106 162 159 375 198 344 220 110 109
Juni 43 192 145 0 217 37 225 225 71 103
Juli 94 47 114 0 136 35 549 212 152 163
Agustus 64 60 188 16 223 13 27 121 100 139
September 64 72 368 0 458 54 50 98 51 145
Oktober 82 116 164 153 281 162 110 136 122 157
Nopember 178 88 165 600 413 308 267 137 89 104
Desember 314 97 143 328 268 346 537 171 73 115

IV-7
Tabel 4.10. Pos Curah Hujan Sadanaya

Sumber : BBWS Citanduy

Pos Curah Hujan Sadananya


Bulan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 217 193 140 308 172 219 105 321 283 320
Februari 205 196 205 177 217 187 236 732 378 229
Maret 152 222 161 304 162 134 329 300 329 390
April 255 242 208 392 165 119 153 78 231 255
Mei 216 235 229 114 134 131 260 222 192 178
Juni 196 143 143 56 104 120 63 27 88 203
Juli 194 128 158 64 80 106 151 67 49 43
Agustus 131 166 177 30 91 129 98 286 130 88
September 197 172 188 59 146 138 120 41 167 182
Oktober 323 156 145 351 130 151 210 103 231 290
Nopember 271 236 192 103 153 146 459 310 277 271
Desember 209 176 169 65 170 156 314 226 425 435

Tabel 4.11. Pos Curah Hujan Ciamis

Sumber : BBWS Citanduy


Pos Curah Hujan Ciamis
Bulan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 122 111 220 153 408 286 105 223 182 263
Februari 179 172 375 199 436 217 118 140 139 273
Maret 160 127 280 239 359 234 203 160 167 498
April 331 362 366 319 105 158 171 154 164 386
Mei 274 352 101 64 76 212 205 38 171 263
Juni 113 45 134 16 145 116 36 0 44 292
Juli 144 28 17 6 115 447 31 167 376 274
Agustus 112 72 9 11 137 387 34 142 26 121
September 57 57 7 49 146 801 57 155 22 132
Oktober 188 82 312 161 139 191 68 148 101 240
Nopember 137 43 302 262 111 193 165 166 278 373
Desember 179 258 242 320 129 133 126 167 474 654

IV-8
Tabel 4.12. Pos Curah Hujan Danasari

Sumber : BBWS Citanduy

Pos Curah Hujan Danasari


Bulan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 313 168 205 178 240 263 296 146 221 180
Februari 262 133 250 233 275 286 292 288 389 329
Maret 257 141 343 262 237 272 270 240 198 334
April 212 124 307 393 283 107 283 238 246 351
Mei 198 151 99 238 275 159 64 113 264 242
Juni 205 27 130 95 113 76 140 90 108 326
Juli 141 24 29 2 52 132 176 0 170 235
Agustus 149 0 97 115 2 194 41 95 39 185
September 59 0 45 47 31 232 13 185 77 173
Oktober 252 20 186 221 278 261 37 259 210 399
Nopember 374 122 193 280 276 243 205 145 285 318
Desember 295 235 295 314 376 320 277 281 192 216

Tabel 4.13. Pos Curah Hujan Rancah

Sumber : BBWS Citanduy


Pos Curah Hujan Rancah
Bulan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 288 614 238 297 660 617 253 396 490 194
Februari 228 444 345 276 429 551 427 214 446 201
Maret 439 277 623 315 313 360 611 236 546 396
April 253 364 513 84 280 285 314 177 400 495
Mei 206 189 146 12 194 577 522 228 294 149
Juni 232 1 285 0 244 324 13 0 162 334
Juli 196 12 16 2 1 236 64 0 331 180
Agustus 84 0 0 21 0 218 17 0 24 214
September 164 0 62 19 9 474 0 3 67 0
Oktober 487 24 350 375 218 484 206 425 115 108
Nopember 157 254 322 374 273 372 349 472 235 261
Desember 426 684 348 431 242 639 279 562 446 385

IV-9
Tabel 4.14. Pos Curah Hujan Kaso

Sumber : BBWS Citanduy


Pos Curah Hujan Kaso
Bulan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 438 412 159 239 94 566 193 260 373 374
Februari 378 362 397 186 587 530 201 326 313 395
Maret 478 164 533 220 299 297 542 382 545 431
April 275 415 401 276 305 440 353 192 330 487
Mei 89 245 159 148 294 509 278 174 443 210
Juni 324 222 205 76 73 240 35 44 184 201
Juli 220 182 40 5 43 102 61 33 424 323
Agustus 138 196 7 31 7 217 11 24 113 260
September 129 307 6 42 26 635 26 26 50 35
Oktober 245 274 123 274 188 302 212 283 157 48
Nopember 578 253 241 613 443 398 385 351 244 338
Desember 781 307 306 321 250 576 426 664 402 504

Tabel 4.15. Pos Curah Hujan Pataruman

Sumber : BBWS Citanduy


Pos Curah Hujan Pataruman
Bulan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 145 134 120 160 147 427 447 200 446 235
Februari 313 295 147 203 302 293 105 129 202 324
Maret 213 188 164 259 104 586 175 212 343 455
April 365 357 298 203 127 383 63 323 311 350
Mei 80 91 265 19 41 16 134 409 470 139
Juni 30 14 199 10 20 187 131 205 412 150
Juli 22 14 5 0 29 218 89 139 1149 326
Agustus 18 10 4 1 27 399 0 313 43 164
September 33 28 22 27 14 485 0 360 78 0
Oktober 203 152 282 280 142 184 35 228 96 72
Nopember 227 202 364 116 655 447 407 435 279 354
Desember 275 221 374 192 250 245 0 434 334 529

IV-10
Tabel 4.16. Pos Curah Hujan Subang

Sumber : BBWS Citanduy


Pos Curah Hujan Subang
Bulan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 435 510 170 317 494 792 210 356 537 347
Februari 281 384 319 315 187 507 370 323 201 143
Maret 248 293 590 365 612 335 668 410 653 512
April 230 188 259 206 586 228 280 242 575 428
Mei 412 478 321 154 276 580 298 135 284 276
Juni 167 242 43 33 282 417 29 51 259 249
Juli 293 272 70 16 364 240 68 19 375 341
Agustus 135 176 6 7 21 200 0 3 19 14
September 131 534 9 12 9 550 0 4 8 11
Oktober 301 452 185 289 162 532 201 371 120 160
Nopember 359 465 383 428 365 562 456 472 346 291
Desember 382 503 296 506 575 577 328 655 546 473

Tabel 4.17. Pos Curah Hujan Langensari

Sumber : BBWS Citanduy


Pos Curah Hujan Langensari
Bulan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 225 218 225 228 322 562 288 385 189 146
Februari 73 148 341 170 262 496 323 240 223 193
Maret 305 143 116 142 220 412 473 320 238 230
April 39 320 50 279 515 282 257 277 322 306
Mei 44 224 139 45 216 165 344 315 376 87
Juni 85 33 165 33 32 297 282 111 427 194
Juli 46 22 26 6 16 169 97 19 131 154
Agustus 29 11 3 10 12 328 31 0 93 30
September 141 9 9 23 8 312 7 0 69 0
Oktober 167 66 234 200 209 313 165 415 122 138
Nopember 198 137 633 596 324 217 197 405 175 260
Desember 359 118 489 339 121 279 373 567 172 372

IV-11
Tabel 4.18. Curah Hujan Bulanan Tahun 2005

Sumber : Hasil Analisis

Tabel 4.19. Curah Hujan Bulanan Tahun 2003

Sumber : Hasil Analisis

IV-12
Tabel 4.20. Curah Hujan Bulanan Tahun 2007

Sumber : Hasil Analisis

Tabel 4.21. Curah Hujan Bulanan Tahun 2008

Sumber : Hasil Analisis

IV-13
Tabel 4.22. Curah Hujan Bulanan Tahun 2009

Sumber : Hasil Analisis

Tabel 4.23. Curah Hujan Bulanan Tahun 2010

Sumber : Hasil Analisis

IV-14
Tabel 4.24. Curah Hujan Bulanan Tahun 2011

Sumber : Hasil Analisis

Tabel 4.25. Curah Hujan Bulanan Tahun 2012

Sumber : Hasil Analisis

IV-15
Tabel 4.26. Curah Hujan Bulanan Tahun 2013

Sumber : Hasil Analisis

Tabel 4.27. Curah Hujan Bulanan Tahun 2014

Sumber : Hasil Analisis

Dari hasil analisis menggunakan metode Polygon Thiessen curah hujan maksimun
di wilayah DAS Sungai Citanduy adalah 2190.82 mm

IV-16
4.1.1.2. Evaportanspirasi
Pada penguapan yang terjadi dalam suatu wilayah, tidak hanya terjadi
pada permukaan saja tetapi juga pada tumbuhan-tumbuhan yang jatuh pada
pemukaan. Penguapan pada tumbuhan-tumbuhan ini berupa langsung, yaitu
penguapan yang jatuh pada permukaan daun, atau melalui jaringan, yaitu air yang
diserap oleh air yang diserap oleh akar akan dibawa keseluruh jaringan tanaman
yang termasuk daun-daunan. Sebagai dari air yang sampai kepermukaan daun ini
juga diupakan kembali.

Untuk perhitungan evaportranspirasi data stasiun iklim yang berada


wilayah studi dikumpulkan. Kemudiaan besar evaportranspirasi dihitung memakai
cara penman modifikasi (FAO), dengan masukan data iklim berikut : letak
lintang, temperatur, kelembaban relatif, kecepatan angin dan lam penyinaran
matahari. Persamaan penman dirumuskan sebagai berikut :

Eto = c [ W . Rn + ( 1 W ) . (ea ed )

dengan :

Eto = evarportranspirasi tanaman ( mm/hari )

W = faktor temperatur

Rn = radiasi bersih (mm/hari)

f(u) = faktor kecepatan angin

(ea ed ) = perbedaan antara tekanan uap air pada temperatur rata rata
dengan tekanan uap jenuh air (mbar)

c = faktor perkiraan kondisi musim

Dimana :

IV-17
P
0,386 x
L

L = 595 - 0.51T

P = 1013 - 0.1055E

= 2(0.00738T+0.8072)T-0.00116

Rn = Rns - Rn1

Rns = (1 - ) Rs

Rs = (0.34+0.56 n/N ) Ra

Rn1 = f(r) f(ed) f(n/N) Ra

ed = ea Rh

ea = 33.8639 ((0.00738T+0.8072)8-0.000019(1.8T+48) +0.001316 ))

c = 0.68 + 0.0095 Rh max + 0.018125 - 0.068 Ud + 0.013 Ur


+0.0097 Ud Ur + 0.43 10-4 Rh max Rs Ud

U 2 Ur
Ud =
43.21 Ur

Ud
Ur =
Un
dengan:

E = elevasi diatas muka laut

Ur = kecepatan rasio

Ud = kecepatan angin siang

Un = kecepatan angin malam

Nilai fungsi-fungsi:

f (u) = 0.27 ( 1+ u/100)

f (T) = 11.25 . 1.0133T

IV-18
f (ed) = 0.34 - 0.044 ed

f (n/N) = 0.1 + 0.9 n/N

Reduksi pengurangan temperatur karena ketinggian elevasi daerah pengaliran


diambil menurut rumus:

T = ( X 0,006 H) C

dengan :

T = suhu udara (C)

X = suhu udara di daerah pencatatan hujan klimatologi ( C )

H = perbedaan elevasi antara lokasi dengan stasiun pencatatan (m)

Koreksi kecepatan angin karena perbedaan elevasi pengukuran diambil menurut


rumus :

UI = Up * (L1/Lp)1/7

dengan :

UI = kecepatan angin dilokai perencanaan

Up = kecepatan lokasi di lokasi pengukuran

L1 = elevasi lokasi perencanaan

Lp = elevasi lokasi pengukuran

Reduksi terhadap lama penyinaran matahari untuk lokasi perencanaan mengikuti


rumus berikut:

n/Nc = n/N 0,01 x ( L1 Lp )

dengan :

n/Nc = lamanya penyinaran matahari terkoreksi

n/N = lama penyinar matahari terukur

L1 = elevasi lokasi perencanaan

Lp = elevasi lokasi pengukuran

IV-19
a dan b = konstanta yang tergantung letak suatu tempat diatas bumi.

Untuk keperluan perhitungan evaportranspirasi, data iklim yang digunakan adalah


data iklim rata-rata Bulanan dari pos iklim Pataruman dari tahun 2005 2014.
Data iklim dan hasil perhitungan evaportranspirasi tersebut disajikan pada tabel
4.18.
Tabel 4.28. Data Iklim RataRata Bulanan Stasiun Darmaga Bogor
Sumber : Hasil Analisis

Parameter Iklim Satuan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Temperatur C 22,84 20,31 22,89 22,36 23,65 23,27 21,86 22,22 22,62 23,43 22,94 22,08
Kelembaban Udara % 83,57 82,42 85,90 87,67 84,44 83,38 85,51 78,60 73,88 76,09 84,20 88,11
Kecepatan Angin km/hari 0,25 0,29 0,27 0,16 0,20 0,21 0,30 0,78 1,21 1,04 0,42 0,19
Penyinaran Matahari % 35,62 40,12 50,19 47,37 50,39 52,22 51,09 53,98 51,65 48,16 42,27 31,91
Evaporasi mm/hari 5,10 4,72 4,12 4,53 5,42 5,21 4,23 4,71 5,14 4,28 4,91 4,82

4.1.1.3 Prosedur perhitungan

Salah satu metode yang sering digunakan dalam perhitungan debit andalan
adalah metode Neraca. Merupakan ini relatif sederhana dan dapat dilakukan
dengan menggunakan program spreadsheet, tentu saja untuk mendapatkan hasil
yang cukup akurat, hasil simulasi perlu dikalibrasi denga dengan data pengamatan
debit. Dengan menggunakan bagan alir perhitungan dengan model tersebut dapat
dilihat pada gambar berikut ini :

IV-20
Evapotranspiration
Rainfall

Excess Direct flow


Moisture
Moisture Storage

Recharge to
Groundwater

Groundwater Groundwater flow

Storage

Total Discharge

Gambar.4.2. Skema Model Nreca

Data masukan yang diperlukan dari model hujanlimpasan Nreca adalah sebagai
berikut :
- Hujan rata-rata bulanan dari suatu DPS
- Evaportranspirasi potensial bulanan dari dari DPS (PET).
- Kapasitas tampungan kelengasan (NOMINAL) dapat diperkirakan sebagai
berikut:

NOMINAL = 100 + 0,2 xtt hujan rata-rata tahunan (mm)


- Persentasi limpasan yang keluar DAS disub surface (PSUB). Nilai berkisar
antara 0,3 sampai 0,9.
- Persentasi limpasan tampungan air tanah menuju kesungai (GWF) yang
berkisar antara 0,3 sampai 0,8
- Nilai awal dari tampungan kelengasan tanah (SMSTOR) dan air tanah
(GWSTOR).
- Faktor tanaman (CROPF)

IV-21
Perhitungan limpasan model Neraca dibagi menjadi 2 bagian, yaitu perhitungan
limpasan langsung (direct runoff) dan air tanah menuju sungai (graoundwater).
Total debit sungai dihitung sebagai berikut:

Q = (DRO + GF ) x A (m3/detik)

dengan :
A = luas DPS (km2)
DRO = limpasan langsung (mm)
= excm (1 PSUB), dengan excm = kelebihan kelengasan
GF = limpasan air tanah (mm)
= GWF x (PSUB x excm = GWSTOR)
excm = excess moisture (kelebihan kelengasan)
= exrat x (P AET)
exrat = excess moisture ratio (nilai banding kelebihan kelengasan)
= 0.5 x (1 + tgh ((Sr 1)/0.52)) bila Sr > 0
= 0 bila Sr < 0
Sr = angka tampungan
= SMSTOR/NOM
= tampungan kelengasan tanah /kapasitas tampungan kelengasan

P = hujan bulanan (mm)


AET = evapotranspirasi aktual
= CROPF x PET bila P/PET > 1 atau Sr > 2
= (kl x PET) x CROPF bila P/PET < 1 dan Sr < 2
kl = (P/PET) x (1 0.5 x Sr) + 0.5 x Sr
CROPF = Faktor tanaman

Prosedur perhitungan ketersediaan air dengan menggunakan model NRECA


disajikan pada Gambar 4.3. di bawah ini :

IV-22
Gambar 4.3. Bagan Alir Analisis Aliran Kontinyu Model NRECA

IV-23
4.1.1.4 Kalibrasi

Sebelum perhitungan dimulai, perlu dilakukan kalibrasi untuk


mendapatkan parameter-parameter DAS seperti tampungan air tanah, kelengasan,
dan koefisien limpasan, yang nanti nyaakan digunakan dalam perhitungan
selanjutnya. Pada perhitungan ini, kalibrasi akan dilakukan dengan menggunakan
debit pengamatan pada PDAMTirta Anom. Hasil kalibrasi antara debit
perhitungan dengan debit pengamatan disajikan pada Gambar 4.4

IV-24
Gambar 4.4. Kalibrasi Debit Perhitungan Dengan Debit Pengamatan

Limpasan Kalibrasi)
90
80
70
60
Limpasan (m3/det)

50 `

40
30
20
10
0
05 06 07 08 09 10 11 12 13 14
Perhitungan

IV-18
4.1.1.5Analisis Debit Andalan
Hasil perhitungan debit sungai untuk masing-masing water district adalah sesuai dengan data hujan yang digunakan. Hitungan
debit andalan 80% DAS Sungai Krukut adalah sbb:

Tabel 4.19. Perhitungan Debit Andalan Bulanan

Sumber : Hasil Analisis

Gambar 4.5.Debit Andalan Tahunan

Dari hasil perhitungan debit andalan 80% berada pada angka 4,694 m3/detik, dan debit andalan 90% adalah 3,127 m3/detik

IV-19
4.2 ANALISIS KEBUTUHAN AIR

4.2.1 Kebutuhan Air Perkotaan, Domestik dan Industri (DMI)

4.2.1.1.Konsumsi Air

Proyeksi konsumsi air per-kapita diperkirakan berdasarkan ketentuan


National WaterResources Policy yang dikeluarkan oleh FAO dengan tinjauan
ulang terhadap pertimbangan target suplesi air seperti terlihat pada tabel berikut
ini.

Tabel 4.20 Laju Kebututuhan Air Perkapita (Liter/Kapita/Hari)

Sumber : Kimpraswil, 2003

4.2.1.2 Analisa Perkembangan Jumlah Penduduk

Dalam menentukan kebutuhan air baku untuk daerah studi perlu terlebih
dahulu ditinjau jumlah penduduk yang ada pada saat ini serta proyeksi jumlah
penduduk pada masa mendatang. Hasil dari analisa perkembangan penduduk akan
digunakan sebagai dasar dalam perhitungan perencanaan pengembangan sistem
penyediaan air baku. Beberapa faktor yang mempengaruhi proyeksi penduduk
adalah :

Jumlah populasi dalam satu wilayah


Kecepatan pertambahan penduduk
Kurun waktu proyeksi

Namun karena studi ini dilaksanakan di Kota Jakarta Pusat, maka analisis hanya
berdasarkan pada wilayah di bagian hilir Kota Jakarta Pusat saja. Berdasarkan
catatan Badan Pusat Statistik masing-masing daerah, sampai tahun 2013 jumlah

IV-21
penduduk di Kota Jakarta Pusat bagian hulu hingga Kota Jakarta Pusat tercatat berjumlah 7.786.420 orang jiwa yang tersebar di 19
kecamatan pada 3 kabupaten/kota, 2 provinsi seperti terlihat pada Tabel 4.21 berikut ini.

Tabel 4.21 Jumlah Penduduk Kota Jakarta Pusat Tahun 2013

Sumber: BPS Kota JAKARTA PUSAT Dalam Angka 2013

IV-22
Metode ini adalah metode rumus bunga berganda, dimana pertumbuhan
rata-rata penduduk berkisar pada prosentase r yang konstan setiap tahun, dengan
rumus sebagai berikut (Muliakusuma, 2000 : 254)

Pn = Po (1 + r) n
Dengan :
Pn = jumlah penduduk pada tahun n (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada tahun awal dasar (jiwa)
r = angka pertumbuhan penduduk (%)
n = periode waktu (tahun)

IV-23
Berikut ini adalah rekapitulasi proyeksi jumlah penduduk dari 4 Kecamatan pada kota Banjar dari Tahun 2013 sampai Tahun 2040.

Tabel 4.22. Proyeksi Jumlah Penduduk di Kota Banjar


Sumber: Hasil Analisis

KABUPATEN ATAU JUMLAH


NO KOTA KECAMATAN PENDUDUK SATUAN
1 BANJAR BANJAR 53.939 Orang
2 BANJAR PURWAHARJA 22.344 Orang
3 BANJAR PATARUMAN 57.410 Orang
4 BANJAR LANGENSARI 53.490 Orang

IV-24
4.2.1.3 Jumlah Kebutuhan Air

Total kebutuhan air DMI diestimasi dengan mengalikan populasi hasil


proyeksi dengan laju konsumsi air per kapita, sebagaimana ditunjukkan dalam
rumus berikut:

Q md = Pn x q x fmd

Qmd = Kebutuhan air bersih

Pn = Jumlah penduduk tahun n


.q = Kebutuhan air per (m3/orang/hari)
fmd = Faktor hari maksimum ( 1,05 1,15 )
Qt = Kebutuhan air total
Tabel 4.23 Proyeksi Jumlah Penduduk Untuk Kebtuhan Air Baku Untuk
Penduduk Kota Banjar (m3/ Detik)
Sumber: Hasil Analisis

4.3 ANALISIS NERACA AIR

Akibat dari meningkatnya jumlah penduduk, serta berkembangnya


pembangunan di segala sektor, maka akan meningkat pula kebutuhan penyediaan
air baku untuk keperluan domestik (rumah-tangga), perkotaan dan industri.
Dengan melihat kenyataan bahwa ketersediaan air pada sumber-sumber air
jumlahnya relatif tetap, maka dirasa perlu adanya pengaturan dan pengalokasian
air yang efektif berdasarkan prioritas penggunaannya.
Untuk dapat mengelola alokasi air menurut prioritas, keadilan dan
efisiensi, maka sebelum dilakukan pelaksanaan alokasi pembagian air, perlu dikaji
terlebih dahulu dampak-dampak yang mungkin terjadi dari suatu kebijaksanaan
alokasi air. Untuk itu maka model simulasi alokasi air akan dapat membantu
memperkirakan dimana dan berapa kekurangan air yang akan terjadi

IV-25
4.3.1 Tahapan Proses Analisis Neraca Air
Analisis neraca air merupakan salah satu bentuk pengendalian sumber
daya air merupakan suatu proses umpan-balik berkelanjutan, yang terdiri atas
beberapa tahap sebagai berikut:
1. Tahap pengukuran status sistem: menghasilkan data tinggi muka air yang
selanjutnya dikonversikan menjadi besaran debit aliran di bendung dan pos
duga air, kondisi luas dan polatanam irigasi, dan kondisi tampungan air di
waduk.
2. Tahap peramalan: memperkirakan situasi tempa dimasa mendatang, yaitu
peramalan debit aliran sungai dan kebutuhan air irigasi dan non-irigasi
pada periode mendatang. Pada tahap ini dapat diterapkan model-model
prakiraan (forecasting model)
3. Penyusunan skematisasi sistem tata air, yaitu penentuan simpul-simpul
input suplesi ketersediaan air dan out put untuk kebutuhan air.

Tujuan yang diharapkan dari studi Analisis Potensi Sungai Citanduy untuk
kebutuhan Air Baku Kota Banjar adalah membantu para pengelola sumberdaya air
dalam memecahkan beberapa permasalahan dalam berbagai tingkat pengelolaan
air sebagai berikut:
1. Perencanaan strategis, membantu proses studi penyusunan Rencana Induk
Pengembangan Sumberdaya Air (water resources master plan) dan studi
kelayakan (feasibility study), terutama dalam mengkaji dampak dari
berbagai skenario (misalnya kondisi kekurangan air baku) dan upaya
(misalnya upaya perubahan masyarakat untuk menggunakan air bersih dari
asalnya air tanah menjadi menggunakan PDAM). Penggunaan model
alokasi air untuk perencanaan strategis ini biasa menggunakan data
hidrologi yang cukup panjang (minimum 10 tahun), dengan asumsi bahwa
kondisi hidrologi pada masa silam tidak akan berubah pada masa
mendatang.
2. Perencanaan taktis, membantu memperkirakan dampak dari suatu peluang
atau permasalahan yang muncul secara mendadak. Contoh perencanaan
taktis ini antara lain adalah sebagai berikut:

IV-26
a. Kajian neraca air dalam rangka pemberian ijin pengambilan air sungai
untuk air baku.
b. Perencanaan penggunaan air tahunan.
3. Pengelolaan operasional, menyarankan bagaimana air harus dikelola secara
optimal, memberikan informasi mengenai dampak dari suatu penggunaan
jumlah air tertentu.

4.3.1.1 Hasil Analisis Neraca Air


Analisis neraca air dilakukan untuk 3 skenario, yaitu :

a). Kondisi saat ini.


b). Proyeksi kelipatan 5 tahun kedepan hingga 2034.
c). Analisis

Dalam hasil analisis ini pemeriksaan dilakukan pada 1titik simpul yang
cukup krusial, yaitu :

1. Bendungan Hillir

Dimana dalam pengambilan air baku yang masuk ke PDAM Kota Banjar
berada di Bendungan Hillir. Harus digaris bawahi adalah kondisi ini akan terjadi
apabila tidak dilakukan treatment khusus untuk DAS Sungai Citanduy yang ada di
gambar 4.6

Sumber: Hasil Analisis

Gambar4.6.Lokasi Pemeriksaan Neraca Air

IV-27
Proyeksi (2013)
Untuk kondisi saat ini, kebutuhan air yang diperhitungkan adalah kebutuhan air baku untuk kebutuhan sehari-hari penduduk,
Hasil pemeriksaan neraca air untuk kondisi saat ini dapat dilihat pada Tabel 4.24.
Tabel 4.24 Ringkasan Neraca Air Tahun 2013
.

Gambar 4.7. Neraca Bendungan Hillir 2013

Proyeksi 2015
Asumsi yang dipergunakan dalam perhitungan analisis neraca air Sungai Krukut yang masuk ke PDAM kota Jakarta Pusat
untuk tahun ke depannya adalah sebagai berikut:
1). Ketersediaan air dianggap sama dengan pada saat sekarang

IV-30
2). Kebutuhan air untuk domestik, perkotaan dan industri sesuai dengan proyeksi jumlah penduduk sesuai dengan angka
pertumbuhan penduduk.

Tabel 4.25 Ringkasan Neraca Air Tahun 2015

Gambar 4.8. Neraca Bendungan Hillir 2015

IV-31
Proyeksi 2020

Untuk proyeksi Tahun 2020, kebutuhan air yang diperhitungkan adalah kebutuhan air baku untuk kebutuhan sehari-hari
penduduk, Hasil pemeriksaan neraca air untuk kondisi saat ini dapat dilihat pada Tabel 4.26.
Tabel 4.26. Ringkasan Neraca Air Tahun 2020

Gambar 4.9 Neraca Air Bendungan Hillir 2025

IV-32
Proyeksi 2025

Untuk proyeksi Tahun 2025, kebutuhan air yang diperhitungkan adalah kebutuhan air baku untuk kebutuhan sehari-hari
penduduk, Hasil pemeriksaan neraca air untuk kondisi saat ini dapat dilihat pada Tabel 4.27.

Tabel 4.27. Ringkasan Neraca Air Tahun 2025

Gambar 4.10 Neraca Air Bendungan Hillir 2025

IV-33
Proyeksi 2030

Untuk proyeksi Tahun 2030, kebutuhan air yang diperhitungkan adalah kebutuhan air baku untuk kebutuhan sehari-hari
penduduk, Hasil pemeriksaan neraca air untuk kondisi saat ini dapat dilihat pada Tabel 4.28.

Tabel 4.28. Ringkasan Neraca Air Tahun 2030

Gambar 4.11. Neraca Air Bendungan Hillir 2030

IV-34
Proyeksi 2035

Untuk proyeksi Tahun 2035, kebutuhan air yang diperhitungkan adalah kebutuhan air baku untuk kebutuhan sehari-hari
penduduk, Hasil pemeriksaan neraca air untuk kondisi saat ini dapat dilihat pada Tabel 4.29.

Tabel 4.29. Ringkasan Neraca Air Kondisi Tahun 2035

Gambar 4.12. Neraca Air Bendungan Hillir 2035

Dari hasil analisis neraca pada tahun 2035 ketersediaan air di DAS krurkut mengalami Surplus dari bulan Januari hingga awal Juli
namun pada awal Juli ketersediaan air baku di DAS Sungai Krukut mengalami Defisit hingga pertengahan Bulan September.

IV-35
Proyeksi 2040

Untuk proyeksi Tahun 2040, kebutuhan air yang diperhitungkan adalah kebutuhan air baku untuk kebutuhan sehari-hari
penduduk, Hasil pemeriksaan neraca air untuk kondisi saat ini dapat dilihat pada Tabel 4.30.

Tabel 4.30. Ringkasan Neraca Air Kondisi Tahun 2040

Gambar 4.12. Neraca Air Bendungan Hillir 2040

Jadi hasil Analisis Potensi sungai Krukut untuk Kebutuhan Air Baku di Kota Jakarta Pusat dengan menggunakan Metode
Neraca menunjukan bahwa kondisi Pada Tahun 2013 hingga Tahun 2040 mengalami surplus. Di mulai dari bulan
Januari,Februari,Maret April, Mei, Juni, Juli, Agustus, september, Oktober, November dan Desember, Terjadi surplus air baku untuk
kota Jakarta Pusat, Namun pada awal Tahun 2040 yaitu pada bulan Januari hingga Februari mengalami surplus Air baku dan masuk
ke bulan Maret hingga Desember mengalami Defisit untuk ketersediaan air baku di DAS Sungai Krukut.

IV-36

Anda mungkin juga menyukai

  • Bendung TA
    Bendung TA
    Dokumen4 halaman
    Bendung TA
    Ahmad Taufiq Rahman Affandi
    Belum ada peringkat
  • Denah Asrama ALL
    Denah Asrama ALL
    Dokumen8 halaman
    Denah Asrama ALL
    Ahmad Taufiq Rahman Affandi
    Belum ada peringkat
  • Tabel Jumlah Penduduk
    Tabel Jumlah Penduduk
    Dokumen3 halaman
    Tabel Jumlah Penduduk
    Ahmad Taufiq Rahman Affandi
    Belum ada peringkat
  • Konstruksi Bangunan - Keselamatan Jalan Raya
    Konstruksi Bangunan - Keselamatan Jalan Raya
    Dokumen31 halaman
    Konstruksi Bangunan - Keselamatan Jalan Raya
    Ahmad Taufiq Rahman Affandi
    Belum ada peringkat
  • DAS CItanduy
    DAS CItanduy
    Dokumen1 halaman
    DAS CItanduy
    Ahmad Taufiq Rahman Affandi
    Belum ada peringkat
  • Bendung TA
    Bendung TA
    Dokumen4 halaman
    Bendung TA
    Ahmad Taufiq Rahman Affandi
    Belum ada peringkat
  • DAS CItanduy
    DAS CItanduy
    Dokumen1 halaman
    DAS CItanduy
    Ahmad Taufiq Rahman Affandi
    Belum ada peringkat
  • Tata Guna Lahan
    Tata Guna Lahan
    Dokumen1 halaman
    Tata Guna Lahan
    Ahmad Taufiq Rahman Affandi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen21 halaman
    Bab Iii
    Ahmad Taufiq Rahman Affandi
    Belum ada peringkat
  • DAS CItanduy
    DAS CItanduy
    Dokumen1 halaman
    DAS CItanduy
    Ahmad Taufiq Rahman Affandi
    Belum ada peringkat
  • Chapter II
    Chapter II
    Dokumen96 halaman
    Chapter II
    Davey Jones
    Belum ada peringkat
  • DAS CItanduy
    DAS CItanduy
    Dokumen1 halaman
    DAS CItanduy
    Ahmad Taufiq Rahman Affandi
    Belum ada peringkat
  • Fisika
    Fisika
    Dokumen12 halaman
    Fisika
    Ahmad Taufiq Rahman Affandi
    Belum ada peringkat
  • Gelombang Pecah
    Gelombang Pecah
    Dokumen7 halaman
    Gelombang Pecah
    Ahmad Taufiq Rahman Affandi
    100% (1)
  • Pek. Konstruksi Sea Wall
    Pek. Konstruksi Sea Wall
    Dokumen41 halaman
    Pek. Konstruksi Sea Wall
    Chandra Lukita
    Belum ada peringkat
  • 11 Gelombang Bunyi PDF
    11 Gelombang Bunyi PDF
    Dokumen4 halaman
    11 Gelombang Bunyi PDF
    Fadly Elhy Putra Nur
    Belum ada peringkat
  • Contoh Jalan
    Contoh Jalan
    Dokumen174 halaman
    Contoh Jalan
    Putri Lambok Lubis
    Belum ada peringkat
  • Alat Alat Kimia
    Alat Alat Kimia
    Dokumen3 halaman
    Alat Alat Kimia
    Ahmad Taufiq Rahman Affandi
    Belum ada peringkat
  • KAK Jalan PDF
    KAK Jalan PDF
    Dokumen4 halaman
    KAK Jalan PDF
    Irwan Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Sistrans (Moda Laut)
    Sistrans (Moda Laut)
    Dokumen32 halaman
    Sistrans (Moda Laut)
    Ahmad Taufiq Rahman Affandi
    Belum ada peringkat
  • Klasifikasi Iklim
    Klasifikasi Iklim
    Dokumen2 halaman
    Klasifikasi Iklim
    Ahmad Taufiq Rahman Affandi
    Belum ada peringkat
  • Desain Green Building
    Desain Green Building
    Dokumen23 halaman
    Desain Green Building
    Ahmad Taufiq Rahman Affandi
    Belum ada peringkat
  • Perhitungan Kapasitas ALAT BERAT
    Perhitungan Kapasitas ALAT BERAT
    Dokumen15 halaman
    Perhitungan Kapasitas ALAT BERAT
    Ahmad Taufiq Rahman Affandi
    Belum ada peringkat
  • Metodologi Penelitian
    Metodologi Penelitian
    Dokumen35 halaman
    Metodologi Penelitian
    Ahmad Taufiq Rahman Affandi
    Belum ada peringkat