Anda di halaman 1dari 10

Evaluasi Program Pengawasan Sarana Air Bersih di

Puskesmas Pedes, Kabupaten Karawang

Periode Desember 2015 sampai dengan November 2016


Jelita Sihombing
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
jeje.sihombing@gmail.com

Abstrak

Air merupakan kebutuhan dasar bagi manusia karena diperlukan antara lain untuk rumah tangga,
industri dan pertanian dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, harus
diperhatikan kualitas dan kuantitas. Hal ini mendorong pemerintah untuk mencanangkan program
kesehatan wajib seperti program upaya kesehatan lingkungan yang salah satunya adalah pengawasan
sarana air bersih. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 insiden diare untuk seluruh kelompok umur
di Indonesia adalah 3.5%. Berdasarkan data Riskesdas 2010 juga diketahui cakupan sumber air bersih
dipedesaan sebesar 67,6%. Evaluasi program pengawasan sarana air bersih di Puskesmas Kecamatan
Pedes, Kabupaten Karawang Periode Desember 2015 sampai dengan November 2016 ini dilakukan
dengan membandingkan data cakupan program di Puskesmas Kecamatan Pedes terhadap tolok ukur
yang ditetapkan menggunakan pendekatan sistem. Dimana dari hasil evaluasi didapatkan empat
masalah dan diambil dua prioritas masalah, yakni cakupan rumah penduduk yang menggunakan
sarana air bersih di wilayah kerja Puskesmas Pedes masih kurang yaitu sebesar 50,43% dari target
80% dan cakupan inspeksi sarana air bersih sebesar 22,90% yang juga belum memenuhi target
sebesar 80%. Dimana penyebab masalah yang ditemukan adalah tidak adanya pemberdayaan
masyarakat untuk menjadi kader yang terlatih dan kurangnya kerjasama lintas program maupun lintas
sektoral, tidak ada laporan rincian penggunaan dana yang diterima dan yang digunakan, adanya
perencanaan tertulis namun tidak terinci seperti dimana, kapan dan bagiamana kegiatan akan
dilakukan dan pelaksanaannya yang tidak teratur. Bila hal tersebut dapat diatasi, diharapkan tingkat
pencapaian cakupan pengawasan sarana air bersih pada periode berikutnya dapat meningkat.
Kata kunci: sarana air bersih, evaluasi program, Puskesmas Pedes

Pendahuluan
Air merupakan kebutuhan dasar standar kualitas dapat menimbulkan
bagi manusia karena diperlukan antara lain gangguan kesehatan.2 Menurut data
untuk rumah tangga, industri dan pertanian UNICEF tahun 2016 masih terdapat 663
dan meningkatkan derajat kesehatan juta orang yang menggunakan air yang
masyarakat. Oleh karena itu, harus tidak aman.3 Eschericihia coli merupakan
diperhatikan kualitas dan kuantitas.1 Air indikator pencemaran air.4 Air minum
bersih yang memenuhi syarat kesehatan yang terkontaminasi oleh bakteri ini dapat
harus bebas dari pencemaran, sedangkan menyebabkan penyakit gangguan saluran
air minum harus memenuhi standar yaitu pencernaan sehingga menyebabkan diare.
persyaratan fisik, kimia dan biologis Menurut Riskesdas 2013, insiden diare
karena air minum yang tidak memenuhi
untuk seluruh kelompok umur di Indonesia 2010 diketahui daerah perkotaan memiliki
adalah 3.5%.5 cakupan sumber air bersih sebesar 90,1%,
Di Indonesia, dari data Susenas sedangkan dipedesaan sebesar 67,6%.8
(Survei Sosial Ekonomi Nasional) tahun Sementara itu, cakupan pemakaian sarana
2009 diketahui akses masyarakat terhadap air bersih di Puskesmas Pedes periode
air minum baik air minum dari sumber Desember 2015 sampai dengan November
perpipaan maupun gabungan perpipaan 2016 hanya mencapai 50,43% dengan
dan nonperpipaan yang terlindung target yaitu 80% dalam waktu satu tahun.
mengalami peningkatan, tetapi Berdasarkan masalah di atas maka perlu
peningkatan yang masih landai.6 dilakukan evaluasi program mengenai
Pertumbuhan pencapaian akses masyarakat sarana air bersih di Puskesmas Pedes
terhadap air minum yang rendah periode Desember 2015 sampai dengan
disebabkan oleh beberapa hal, antara lain November 2016.
belum tersedianya sarana yang memadai. Rumusan Masalah
Menurut Lenton dan Wright pada Berdasarkan latar belakang yang telah
tahun 2004 telah mengidentifikasi diuraikan diatas, masalah yang didapat
beberapa kendala terkait keberhasilan berupa:
penyediaan air bersih di dunia, yaitu faktor 1. Menurut data UNICEF tahun 2016
politis seperti sektor air bersih dan sanitasi masih terdapat 663 juta orang yang
yang belum menjadi prioritas. Kemudian menggunakan air yang tidak aman.
finansial yaitu kemiskinan, institusional 2. Menurut Riskesdas 2013, insiden
atau kurangnya lembaga yang tepat, tidak diare untuk seluruh kelompok
berfungsinya lembaga yang ada dan teknis umur di Indonesia adalah 3.5%.
seperti faktor iklim yaitu banjir dan 3. Dari data Riskesdas 2010 diketahui
kekeringan.7 Ketidakberlanjutan pelayanan daerah perkotaan memiliki cakupan
air bersih sering disebabkan oleh sumber air bersih sebesar 90,1%.
kurangnya partisipasi masyarakat dan Sedangkan di pedesaan sebesar
kurangnya penerimaan masyarakat 67,6%.
terhadap teknologi baru. Salah satu faktor 4. Cakupan pemakaian sarana air
yang sangat berpengaruh pada upaya bersih di Puskesmas Pedes periode
penyediaan air bersih adalah kemiskinan. Desember 2015 sampai dengan
Kondisi Indonesia tidak jauh November 2016 hanya mencapai
berbeda dengan kondisi di negara 50,43% dengan target yaitu 80%
berkembang lainnya. Dari data Riskesdas dalam waktu satu tahun.
Tujuan Umum 4. Laporan bulanan jumlah dan jenis
Untuk mengetahui masalah, sarana air bersih yang memenuhi
penyebab masalah dan penyelesaian syarat
masalah pada program pengawasan sarana 5. Laporan bulanan hasil pemeriksaan
air bersih agar dapat meningkatkan mutu sarana air bersih yang di inspeksi
dan jangkauan program pengawasan yang tingkat risiko pencemaran
sarana air bersih secara optimal di di rendah
wilayah kerja Puskesmas Pedes, 6. Laporan jumlah sampel air dari
Kabupaten Karawang, Periode Desember sarana air bersih yang memenuhi
2015 sampai dengan November 2016 syarat
dengan harapan dapat menurunkan angka 7. Pencatatan dan Pelaporan
kejadian kesakitan akibat faktor risiko
tidak memadainya sarana air bersih. Evaluasi program ini dilaksanakan
dengan pengumpulan data, pengolahan
Sasaran
data, analisis data, dan interpretasi data
Seluruh sarana air bersih di
dengan menggunakan pendekatan sistem
wilayah kerja Puskesmas Pedes,
dengan cara membandingkan cakupan
Kabupaten Karawang, Periode Desember
program pengawasan sarana air bersih di
2015 sampai dengan November 2016.
Puskesmas Pedes, Kabupaten Karawang
Periode Desember 2015 sampai dengan
Materi dan Metode
November 2016 terhadap tolok ukur yang
Materi yang dievaluasi dalam
ditetapkan sehingga dapat ditemukan
program ini terdiri dari laporan kegiatan
masalah yang ada dari program
bulanan program pengawasan sarana air
pengawasan sarana air bersih di
bersih di Puskesmas Pedes, Kabupaten
Puskesmas Pedes kemudian dibuat usulan
Karawang Periode Desember 2015 sampai
dan saran sebagai pemecahan masalah
dengan November 2016, yang terdiri dari:
tersebut berdasarkan penyebab masalah
1. Hasil pendataan jumlah dan jenis
yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.
sarana air bersih
2. Hasil pemetaan sarana air bersih
Tolok Ukur
3. Hasil pendataan jumlah penduduk
Tolok ukur merupakan nilai acuan
yang menggunakan sarana air
yang telah ditetapkan pada tiap variabel
bersih
sistem yang terdiri dari variabel masukan,
proses, keluaran dan umpan balik. Tolok
ukur digunakan sebagai pembanding atau yang terdiri dari laki-laki sebanyak 30.312
target yang harus dicapai dalam program jiwa dan perempuan sebanyak 24.994 jiwa.
pengawasan sarana air bersih. Berdasarkan Kepadatan penduduk tiap desa tidak
Pedoman Penggunaan dan Pemeliharaan merata, pada tahun 2016 kepadatan
Sarana Penyediaan Air Bersih dan penduduk di Puskesmas Pedes Kecamatan
Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Pedes dengan kepadatan tertinggi terdapat
dikatakan bahwa sarana air bersih di Desa Jati Mulya dan desa kepadatan
dibangun dengan maksud agar masyarakat terendah terdapat di Desa Malang Sari.
memperoleh kemudahan dalam
mendapatkan air bersih. Program pengawasan sarana air
bersih dapat dicapai dengan adanya
Penyajian Data beberapa kegiatan bulanan yang dilakukan
UPTD Puskesmas Pedes terletak baik di dalam maupun di luar Puskesmas.
disebelah utara kota kabupaten yang Kegiatan pengawasan sarana air bersih
berjarak 35 km dari Kantor Pemda antara lain:
Kabupaten Karawang dengan waktu a) Dilakukan pemetaan SAB pada setiap
tempuh 90 menit menggunakan tingkat wilayah (RT, RW, dusun,
kendaraan roda empat. Lokasi gedung desa)
UPTD Puskesmas Pedes sendiri beralamat b) Pemeriksaan atau inspeksi sarana air
di Jl. Raya Pedes - Sungai Buntu, Desa bersih
Payung Sari, Kecamatan Pedes, Kabupaten Inspeksi dilakukan secara berkala
Karawang, Jawa Barat. UPTD Puskesmas minimal 3 kali perbulan.
Pedes memiliki wilayah kerja seluas 5.115 Pemeriksaan kualitas air bersih
Ha yang meliputi 8 desa, 68 rukun warga diperiksa secara fisik, yaitu tidak
(RW) dan 126 rukun tetangga (RT). berwarna, tidak berbau, tidak
Wilayah Administrasi Puskesmas Pedes keruh, tidak berasa, dan suhu
mencakup 8 desa yaitu, Desa Payungsari, dibawah suhu kamar. Pemeriksaan
Desa Karangjaya, Desa Kertarahaja, Desa secara lengkap terdapat di lampiran
Rangdumulya, Desa Labanjaya, Desa formulir inspeksi sanitasi air bersih.
Jatimulya, Desa Kertamulya dan Desa c) Pengambilan sampel air
Malangsari. Berdasarkan data dari Pengambilan sampel air dilakukan
masing-masing desa penduduk wilayah setelah menentukan titik pengambilan
kerja Puskesmas Pedes Kecamatan Pedes yang disesuaikan dengan jenis sarana air
pada tahun 2016 berjumlah 55.306 jiwa bersihnya. Untuk sumur pompa sampel
diambil setelah 5 menit air keluar, untuk e) Pencatatan dan Pelaporan
sumur gali sampel diambil dengan
Data kegiatan-kegiatan yang dilakukan
kedalaman 20 cm di bawah permukaan air,
oleh petugas lapangan dimasukkan ke
dan untuk PAM sampel diambil setelah 2
dalam format pencatatan pengawasan air
menit air keluar. Untuk pemeriksaan fisik
bersih (register dan formulir lain yang
jumlah air yang diambil sebanyak 2 liter,
diperlukan) seterusnya membuat penyajian
untuk pemeriksaan kimia jumlah air yang
atau visualisasi data dalam bentuk peta,
diambil sebanyak 5 liter, dan untuk
grafik atau tabel yang diperbaharui secara
pemeriksaan bakteriologis wadah
periodik (bulanan, triwulan dan tahunan).
penampungan harus steril dengan jumlah
Puskesmas yang melaksanakan kegiatan
air yang diambil sebanyak 100 ml,
ini melaporkannya kepada Dinas
kemudian diberi etiket dan dikirim ke
Kesehatan Kabupaten atau Kota (triwulan
laboratorium. Prosedur pengambilan
dan tahunan).
sampel secara lengkap terdapat di lampiran
SOP pengambilan sampel. Jumlah sarana Perumusan Masalah
air bersih yang mempunyai risiko Masalah-masalah yang ditemukan
pencemaran yang tinggi. Tingkat risiko pada evaluasi program Pengawasan Sarana
pencemaran air terbagi menjadi: Air Bersih di wilayah kerja Puskesmas
Pedes periode Desember 2015 sampai
AT (amat tinggi)
dengan November 2016 adalah sebagai
T (tinggi)
berikut:
S (sedang)
Masalah sebenarnya (menurut keluaran) :
R (rendah)
a. Cakupan rumah penduduk yang

d) Pemeriksaan bakteriologis pada sampel menggunakan air dari sarana air

sarana air bersih bersih 50,43% dari target 80%

Kualitas bakteriologis ini dapat dengan masalah sebesar 29,57%

ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan b. Cakupan sarana air bersih yang

laboratorium kesehatan masyarakat, memenuhi syarat 22,90% dari

kemudian ditetapkan sesuai standar target 80% dengan masalah sebesar

kualitas air bersih terhadap kandungan 57,1%.

bakteriologis sesuai dengan Permenkes c. Cakupan sarana air bersih yang

416 tahun 1990. risiko tingkat pencemaran rendah


20,73% dari target 80% dengan
masalah sebesar 59,27%.
d. Cakupan pengambilan sampel air sampel dan tidak dilakukan
0,46% dari target 80% dengan pemeriksaan bakteriologis air.
masalah sebesar 79,54%.
Penyelesaian Masalah
Masalah menurut unsur lain (penyebab
Cakupan rumah penduduk yang
lain):
menggunakan air dari sarana air bersih
1. Dari Masukan :
50,43% dari target 80% dengan masalah
- Tidak lengkapnya sarana yang
sebesar 29,57%.
digunakan untuk membantu
Penyebab Masalah:
program pengawasan sarana air
Tenaga
bersih, seperti tidak adanya
Tenaga kesehatan lingkungan selaku
sanitarian field kit dan sanitarian
koordinator tidak mempunyai kader
kit, dan botol steril/tas
yang terlatih untuk membantu dalam
pengepakan. Perencanaan tidak
pelaksanaan berjalannya kegiatan
disusun lebih rinci dan secara
program, selain itu tidak mengadakan
berkala. Tidak dilakukan
kerjasama lintas program maupun
pemetaan SAB dan hanya
sektoral.
dilakukan pengambilan 8 sampel
Dana
dari SAB yang di inspeksi dan
Tidak ada rincian laporan penggunaan
tidak dilakukan pemeriksaan
dana yang diterima dan dana yang
bakteriologis pemeriksaan kimia
digunakan untuk pengawasan sarana
bakteriologis pada sampel.
air bersih.

2. Dari Proses : Perencanaan

- Struktur organisasi sudah jelas, Terdapat perencanaan tertulis terhadap

namun belum optimal karena kegiatan pengawasan sarana air bersih

belum adanya koordinasi untuk namun tidak secara lengkap

kerjasama lintas program atau menjabarkan hal-hal seperti siapa yang

sektoral. Pendataan SAB sudah melakukan, dimana tempat kegiatan

baik,pengawasan belum optimal, dilakukan, kapan kegiatan dilakukan

dimana tidak ada jadwal dan dan bagaimana cara melakukan dan

target pemeriksaan yang tepat. perencanaan tidak disusun secara

Pengambilan sampel air berkala.

dilakukan hanya sebanyak 8


Pelaksanaan diperiksa sehingga pelaksana program
Pengawasan belum optimal, dimana mengetahui dengan jelas berapa jumlah
pada pelaksanaannya tidak sesuai sarana air bersih yang harus di inspeksi
dengan perencanaan 3 kali dalam pada setiap pemeriksaan untuk
sebulan dan hanya dijalankan 1 kali memenuhi targetnya. Dan
dalam sebulan. Selain itu dalam pemeriksaannya harus dilakukan
pelaksanaannya tidak ada terdapat berkala melalui bantuan tenaga lain di
jadwal dan target pemeriksaan setiap Puskesmas maupun melalui kerja sama
pemeriksaannya, sehingga lintas program.
mempengaruhi jumlah kuantitas sarana
air bersih yang diperiksa. Cakupan sarana air bersih yang memenuhi
syarat 22,90% dari target 80% dengan
Penyelesaian masalah: masalah sebesar 57,1%.
Tenaga Penyebab Masalah :
Dilakukan pelatihan kader-kader Tenaga
kesehatan lingkungan ditiap desa. Serta Tenaga kesehatan lingkungan selaku
melakukan kerja sama lintas program koordinator tidak mempunyai kader
dalam inspeksi sarana air bersih agara terlatih untuk membantu dalam
kegiatan dapat berjalan secara optimal. pelaksanaan berjalannya program,
Perencanaan selain itu tidak mengadakan kerjasama
Dibuat perencanaan setiap kegiatan lintas program maupun sektoral.
program pengawasan sarana air bersih Material
secara berkala dan terinci seperti Tidak tersedia leaflet, lembar balik,
siapa, kapan, dimana, bagaimana sanitarian kit dan botol pengepakan.
caranya kegiatan dilakukan dan juga Perencanaan
target yang akan dicapai. Perencanaan kegiatan pendataan
Pelaksanaan jumlah dan pengguna sarana air bersih
Mengikuti perencanan yang telah hanya dilakukan 1 kali dalam setahun
dibuat untuk memenuhi target serta sehingga tidak dapat mendata
membuat jadwal pelaksanaan sebelum pertambahan pengguna dari suatu
dilakukan kegiatan pemeriksaan sarana air bersih. Perencanaan juga
inspeksi dan tetapkan target tidak dalam bentuk tertulis.
pemeriksaan dari wilayah yang akan
Penyelesaian Masalah : Puskesmas Pedes, Kabupaten Karawang,
Tenaga Periode Desember 2015 sampai dengan
Melakukan penambahan tenaga November 2016 belum mencapai target
kesehatan lingkungan atau melakukan karena masih ditemukan beberapa masalah
kerja sama lintas program. Dilakukan yang mempengaruhi keberhasilan program
pelatihan kader-kader kesehatan ini. Adapun dari evaluasi didapatkan:
lingkungan ditiap desa sehingga dapat Jumlah Sarana air bersih di wilayah
membantu dalam pendataan sarana air kerja Puskesmas Pedes, Kabupaten
bersih. Serta membentuk kelompok Karawang, Periode Desember 2015
pemakai air (POKMAIR) dan kerja sampai dengan November 2016
sama lintas sektoral dalam menambah sebanyak 7.483 buah yang terdiri
sarana air bersih. dari PDAM, sumur gali dan pompa
Material listrik.
Mengusulkan kepada Puskesmas dan Cakupan mengenai rumah
dinas Kesehatan Karawang agar dapat penduduk yang menggunakan
disediakan leaflet, lembar balik, sarana air bersih, sarana air bersih
sanitarian kit dan botol pengepakan yang memenuhi syarat, sarana air
untuk mempermudah pelaksanaan bersih yang memiliki risiko tingkat
pengawasan inspeksi sarana air bersih. pencemaran rendah, pengambilan
Perencanaan sampel air dalam pelaksanaan
Membuat perencanaan tertulis terhadap program pengawasan sarana air
semua kegiatan pengawasan sarana air bersih di wilayah kerja Puskesmas
bersih meliputi siapa yang melakukan, Pedes, Kabupaten Karawang,
dimana tempat kegiatan dilakukan, Periode Desember 2015 sampai
kapan kegiatan dilakukan. Serta dengan November 2016 masih
merencanakan pendataan sarana air kurang dari target.
bersih secara lebih berkala. Dari data tersebut yang
menjadi prioritas masalah adalah :
Kesimpulan a. Cakupan rumah penduduk yang
Dari hasil evaluasi program menggunakan air dari sarana air
pengawasan sarana air bersih dengan cara bersih 50,43% dari target 80%
pendekatan sistem dapat diambil dengan masalah sebesar 29,57%
kesimpulan bahwa program pengawasan
sarana air bersih di wilayah kerja
b. Cakupan sarana air bersih yang pelaksanaan pengawasan
memenuhi syarat 22,90% dari sarana air bersih.
target 80% dengan masalah sebesar Meningkatkan pemberdayaan
57,1%. masyarakat dengan
mengadakan pelatihan untuk
Saran
membentuk kader-kader
Berdasarkan hasil evaluasi program
sanitarian dari tiap desa dalam
pengawasan sarana air bersih, ada
3 bulan sehingga dapat
beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
membantu mengawasi dan
meningkatkan program tersebut di wilayah
melaksanakan kegiatan
kerja Puskesmas Pedes, yaitu:
program Sarana Air Bersih
Membuat perencanaan yang
dan membentuk POKMAIR.
tertulis secara rinci dan
Mengadakan kerja sama lintas
membuat jadwal kegiatan
sektoral dengan departemen
secara berkala sehingga dapat
pekerjaan umum, terutama
menjadi pedoman dalam
untuk pembuatan sarana
pelaksanaan program, serta
perpipaan (PDAM) sampai ke
merencanakan setiap kegiatan
desa-desa, sehingga dapat
secara lebih rutin.
dijangkau oleh masyarakat
Melakukan pemetaan pada
desa dan lintas program agar
setiap desa untuk melakukan
pengetahuan tentang sarana air
pengawasan SAB.
bersih dapat tersampaikan
Pelaksanaan pemeriksaan
tidak hanya dari program
sarana air bersih minimal 3
kesehatan lingkungan tetapi
kali sebulan sesuai dengan
dapat dari program lain
perencanaan yang dibuat dan
dilaksanakan sesuai jadwal
sehingga lebih teratur dan Daftar Pustaka
berkala. 1. Lubis Z, Affandy NA. Kebutuhan
Mengusulkan untuk air bersih di kecamatan glagah
melengkapi sarana yang belum kabupaten lamongan. Jurnal
tersedia seperti leaflet, lembar Teknika 2014 Sept;6(2):577-82.
balik, sanitarian kit dan 2. Boekoesoe L. Tingkat kualitas
pengepakan botol untuk bakteriologis air bersih di desa
sosial kecamatan paguyaman 8. Trihono. Laporan Hasil Riset
kabupaten boalemo. Jurnal Inovasi Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
2010 Des;7(4):240-50. Nasional 2010. Badan Penelitian
3. UNICEF. Air bersih, sanitasi dan dan Pengembangan Kesehatan.
kebersihan. Diunduh dari : Diunduh dari :
http://www.unicef.org/indonesia. http://www.kesehatan.kebumenkab
10 Januari 2017. .go.id/data/lapriskesdas.pdf.
4. Utami NS, Muryani C, Endarto D. 10 Januari 2017.
Kaitan pencemaran bakteri
coliform dan escherichia coli pada
air sumur penduduk dengan
kepadatan permukiman di
kecamatan jebres kota surakarta
tahun 2012. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret;2012.
5. Trihono. Riset kesehatan dasar
nasional 2013. Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan.
Diunduh dari :
http://www.depkes.go.id/resources/
download/general/HasilRiskesdas2
013.pdf. 10 Januari 2017.
6. Anwar A, Musadad A. Pengaruh
akses penyediaan air bersih
terhadap kejadian diare pada balita.
Jurnal Ekologi Kesehatan 2009
Juni;8(2):953-62.
7. Masduqi A, Endah N, Soedjono
ES, Hadi W. Capaian pelayanan air
bersih perdesaan sesuai millennium
development goals-studi kasus di
wilayah das brantas. Jurnal
Purifikasi 2007 Des;8(2):115-19.

Anda mungkin juga menyukai