Anda di halaman 1dari 24

MATA TENANG VISUS MENURUN MENDADAK

Disusun oleh :

Letitia Bellavesta Kale (10 2011 048)

Pembimbing :

dr. Santi Anugrahsari, SpM, MSc

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA

Periode 12 Mei 2017 15 Juli 2017


0
BAB I

PENDAHULUAN

Mata tenang atau mata putih yaitu tidak adanya pelebaran pembuluh darah yang
dikarenakan radang atau infeksi pada ekstraokuler. Sedangkan penglihatan menurun
adalah berkurangnya penglihatan atau gangguan pada media penglihatan baik yang
terjadi secara mendadak atau perlahan.
Penglihatan turun mendadak tanpa tanda radang ekstraokular dapat disebabkan
oleh beberapa kelainan. Kelainan ini dapat terlihat pada neuritis optic, ablasio retina,
obstruksi vena retina sentral, oklusi arteri retina sentral, perdarahan badan kaca,
amaurosis fugaks, dan koroiditis.
Untuk mengetahui letak dan kelainan dari penyakit-penyakit tersebut kita harus
memahami anatomi dan fisiologi dari mata.

1.1 Anatomi dan Fisiologi mata


Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata
yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah
terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan
pengertian visual. Mata manusia sebagai alat indra penglihatan dapat dipandang
sebagai alat optik yang sangat penting bagi manusia. Struktur dan fungsi mata sangat
rumit dan mengagumkan. Secara konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang
masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan
gambaran yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak.

1
OTOT, SARAF & PEMBULUH DARAH
Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf
kranial tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf
lainnya.
- Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak
- Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata
- Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang
otot pada tulang orbita.
Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata
kanan, sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis.

STRUKTUR PELINDUNG
Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas
ke segala arah. Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, virus,
jamur dan bahan-bahan berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap
terbuka sehingga cahaya masih bisa masuk.
- Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf,
pembuluh darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.

2
- Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata
secara refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu
dan cahaya yang sangat terang.
Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh
permukaan mata dan ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban
permukaan mata. Tanpa kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering, terluka dan
tidak tembus cahaya.
Bagian dalam kelopak mata adalah selaput tipis (konjungtiva) yang juga
membungkus permukaan mata.
- Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan
berfungsi membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (penghalang).
Kelenjar kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang mencegah
penguapan air mata.
- Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan
menghasilkan air mata yang encer. Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung
melalui 2 duktus lakrimalis; setiap duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata atas
dan bawah, di dekat hidung. Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan
mata, juga menjerat dan membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke mata. Selain
itu, air mata kaya akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi.

Anatomi mata terdiri atas:

1. Kornea

3
Merupakan jendela paling depan dari mata dimana sinar masuk dan difokuskan ke
dalam pupil . Bentuk kornea cembung dengan sifat yang transparan dimana kekuatan
pembiasan sinar yang masuk 80 % atau 40 dioptri ,dengan indeks bias 1,38.
Kornea memiliki ketebalan 0,5mm dan terdiri dari:
- Epitel, suatu lapisan squamosa anterior yang menebal di perifer pada limbus
dimana lapisan ini bersinambung dengan konjungtiva. Limbus mengandung sel
germinativum atau stem sel.
- Membran Bowman, terletak di bawah membran basal epitel kornea yang
merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari
bagian depan stroma. Lapisan ini tidak mempunyai daya regenerasi.
- Stroma, dari serabut kolagen, substansi dasar dan fibroblas yang menjadi dasar
kornea. Bentuk serabut kolagen yang reguler dan diameternya yang kecil
menyebabkan transparansi kornea. Keratosi merupakan sel stroma kornea yang
merupakan fibroblas terletak diantara serat kolagen stroma. Diduga keratosit
membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio
sesudah trauma.
- Membran Descement, merupakan membran aseluler dan merupakan batas
belakang stroma kornea yang dihasilkan sel endotel dan merupakan membran
basalnya. Bersifat sangat elastik dan berkembang terus seumur hidup ,
mempunyai tebal 40um.
- Endotel, berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-
40um. Endotel melekat pada membran descement melalui hemidesmosom dan
zonula okluden.

2. Iris
Iris merupakan bagian yang memberi warna pada mata, warna coklat pada iris yang
akan menghalangi sinar masuk kedalam mata, iris juga mengatur jumlah sinar yang
masuk kedalam pupil melalui besarnya pupil. Iris mempunyai kemampuan mengatur
secara otomatis masuknya sinar kedalam bola mata. Reaksi pupil ini merupakan juga

4
indikator untuk fungsi simpatis ( midriasis) dan parasimpatis (miosis) pupil. Badan
siliar terdapat 3 otot akomodasi yaitu longitudinal, radiar, dan sirkular.

3. Pupil
Pupil berwarna hitam pekat yang mengatur jumlah sinar masuk kedalam bola mata.
Pada pupil terdapat m.sfinger pupil yang bila berkontraksi akan mengakibatkan
mengecilnya pupil ( miosis ) dan m.dilatator pupil yang bila berkontriksi akan
mengakibatkan membesarnya pupil ( midriasis ).

4. Corpus siliaris
Berperan untuk akomodasi dan menghasilkan humor aquaeus.

5. Lensa
Lensa dapat membiaskan sinar 20 % atau 10 dioptri dan berperan pada saat
akomodasi. 65 % lensa mengandung air dan 35 % protein. Lensa berbentuk lempeng
cakram bikonveks dan terletak di dalalm bilik mata belakang. Lensa akan dibentuk
oleh sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa. Di dalam lensa
dapat dibedakan nukleus embrional, fetal dan dewasa. Korteks yang terletak di sebelah
depan nukleus lensa disebut sebagai korteks anterior sedangkan dibelakangnya disebut
korteks posterior. Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu :
- Kenyal atau lentur karena memegang peranan penting dalam akomodasi untuk
menjadi cembung
- Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan
- Terletak ditempatnya.

6. Retina
Retina merupakan suatu struktur sangat kompleks yang terbagi menjadi 10
bagian, terdiri dari fotoreseptor ( sel batang dan kerucut) dan neuron, beberapa
diantaranya (sel ganglion) bersatu membentuk serabut saraf optik. Bertanggung jawab
untuk mengubah cahaya menjadi sinyal listrik. Retina akan meneruskan rangsangan

5
yang diterimanya berupa bayangan benda sebagai rangsangan elektrik ke otak sebagai
bayangan yang dikenal. Pada Retina terdapat sel batang sebagai sel pengenal sinar dan
sel kerucut yang mengenal fekuensi sinar. Sel kerucut bertanggung jawab untuk
penglihatan siang hari.
Subgrup dari sel kerucut responsif terhadap panjang gelombang pendek,
menengah, dan panjang ( biru, hijau, merah). Sel-sel ini terkonsentrasi di fovea yang
menjadi pusat penglihatan. Sel batang untuk penglihatan malam. Sel-sel ini sensitif
terhadap cahaya dan tidak memberikan sinyal informasi panjang gelombang (warna).
Sel batang menyusun sebagian besar fotoreseptor di retina bagian lainnya.

7. Nervus Optikus
Saraf penglihatan yang meneruskan rangsangan listrik dari mata ke korteks visual
untuk dikenali bayangannya. Kelainan refraksi dapat terjadi karena adanya kelainan
pada kelengkungan kornea dan lensa, Indeks bias yang berkurang dan adanya kelainan
pada sumbu mata

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penyakit-penyakit mata putih dengan visus menurun mendadak

1. Neuritis optic
Definisi
Neuritis optik adalah gangguan penglihatan yang disebabkan karena
peradangan pada saraf optik.
Neuritis optik terjadi akibat saraf optik yang merupakan jaras yang membawa
impuls penglihatan ke otak mengalami peradangan serta sarung mielin yang
membungkus saraf tersebut mengalami kerusakkan (proses ini disebut juga
demielinisasi). Terjadinya sangat khas pada salah satu mata (70%) yang
menyebabkan gangguan penglihatan yang cepat dan progresif tetapi bersifat
sementara. Sekitar 30% penderita terjadi pada kedua mata. Neuritis optik
cenderung menyerang dewasa muda dengan usia rata-rata 30-an. Tujuh puluh lima
persen penderita merupakan wanita.
Kerusakkan saraf terjadi pada bagian saraf optik yang letaknya di belakang
bola mata dan disebut juga neuritis retrobulbar serta sering dikaitkan dengan
penyakit sklerosis multipel. Peradangan saraf optik dan edema (pembengkakan)
terjadi akibat tekanan intrakranial pada tempat dimana saraf masuk ke dalam bola
mata. Peradangan di tempat tersebut disebut papilitis.

Etiologi dan Gejala Klinis


Gejala-gejala neuritis optik adalah jika ditemukan satu atau lebih gejala berikut
ini:
penglihatan kabur
bintik/bercak buta, terutama pertengahan lapang pandang
nyeri saat pergerakkan bola mata

7
sakit kepala
buta warna mendadak
gangguan penglihatan pada malam hari
gangguan ketajaman penglihatan
Neuritis optik sering diakibatkan oleh penyakit sklerosis multipel. Penyebab
lainnya adalah infeksi virus, jamur, ensefalomielitis, penyakit-penyakit otoimun
atau tumor yang menekan saraf penglihatan atau penyakit-penyakit pembuluh
darah (misalnya radang arteri temporal). Beberapa bahan kimia beracun seperti
metanol dan timah hitam dapat menyebabkan kerusakkan saraf optik. Kerusakkan
saraf optik dapat juga dikarenakan penyalahgunaan alkohol dan rokok. Neuritis
optik dapat juga disebabkan karena gangguan sistem kekebalan tubuh.

Diagnosis
Dokter mata akan memeriksa mata penderita dan menentukan diagnosis neuritis
optik. Pemeriksaan mata lengkap termasuk pemeriksaan ketajaman penglihatan,
pemeriksaan buta warna serta pemeriksaan retina dan diskus optik dengan
menggunakan oftalmoskop. Tanda-tanda klinis seperti gangguan reaksi pupil jelas
terlihat selama pemeriksaan mata tetapi pada beberapa keadaan mata terlihat
normal. Riwayat medis penderita dapat digunakan untuk mengetahui apakah
pernah terpapar kontak dengan bahan-bahan beracun seperti timah hitam yang
dapat menyebabkan neuritis optik. Pemeriksaan lebih lanjut dengan menggunakan
MRI (magnetic resonance imaging) diperlukan untuk menegakkan diagnosis.
Dengan MRI dapat dibuktikan tanda-tanda sklerosis multipel.

Terapi
Pengobatan neuritis optik tergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Gangguan penglihatan yang disebabkan infeksi virus akan membaik sendiri
setelah diberikan pengobatan terhadap virus. Neuritis optik yang disebabkan
bahan-bahan beracun dapat diatasi bila sumber-sumber/kontak dengan racun
dihindari.

8
Pemberian kortikosteroid suntikan yang dilanjutkan dengan pemberian oral
pada penderita neuritis optik akibat sklerosis multipel sangat cepat memperbaiki
penglihatan penderita, tetapi masih diperdebatkan penggunaanya untuk mencegah
kekambuhan. Terapi Percobaan Neuritis Optik menunjukkan bahwa steroid yang
diberikan dengan suntikkan intravena efektif untuk mengurangi serangan neuritis
optik akibat penyakit sklerosis multipel hingga 2 tahun, tetapi perlu penelitian
lebih lanjut. Prednison yang diberikan secara oral tampaknya dapat meningkatkan
serangan berulang neuritis optik sehingga terapi ini tidak dianjurkan.

Prognosis
Gangguan penglihatan yang disebabkan karena neuritis optik biasanya
bersifat sementara. Remisi (penyembuhan) spontan terjadi dalam dua hingga lima
minggu. Saat masa pemulihan, 65% - 80% ketajaman penglihatan penderita
menjadi lebih baik. Prognosis jangka panjang tergantung pada penyebab yang
mendasarinya. Jika serangan ini ditimbulkan oleh infeksi virus maka akan
mengalami penyembuhan sendiri tanpa meninggalkan efek samping. Jika neuritis
optik dipicu oleh sklerosis multipel, maka serangan berikutnya harus dihindari.
Tigapuluh tiga persen penderita neuritis optik akan kambuh dalam lima tahun.
Tiap kekambuhan menyebabkan pemulihannya tidak sempurna bahkan
memperburuk penglihatan seseorang. Ada hubungan yang kuat antara neuritis
optik dengan sklerosis multipel. Pada orang yang tidak mengalami sklerosis
multipel maka separuh dari mereka yang mengalami gangguan penglihatan akibat
neuritis optik akan menderita penyakit ini dalam 15 tahun.

Pencegahan
Pemeriksaan mata secara teratur untuk menjaga kesehatan mata. Pengobatan
dini terhadap masalah penglihatan dapat mencegah kerusakkan permanen pada
saraf mata.

9
2. Ablasio retina
Definisi
Ablasio retina adalah suatu keadaan dimana terjadi pelepasan sensoris retina
(sel batang dan kerucut) dari lapisan pigmen retina / RPE.

Penyebab
Penyebab penyakit ini antara lain karena faktor usia (insidennya meningkat
pada usia pertengahan atau lebih tua), akibat terdapatnya benda padat keras yang
masuk ke dalam mata atau bersifat herediter (biasanya terjadi pada individu yang
memiliki riwayat penyakit ini dalam keluarga). Penyebab lain seperti akibat
komplikasi diabetes mellitus serta penyakit inflamasi, tumor dan trauma.
Walaupun agak jarang, kondisi ini dapat merupakan penyakit keturunan yang
bahkan dapat terjadi pada bayi dan anak-anak.Ablasio retina merupakan kelainan
yang bersifat darurat dan perlu mendapat tindakan segera. Karena bila tidak
ditangani sedini mungkin dapat menyebabkan gangguan penglihatan atau
kebutaan.
Sebagian besar ablasio retina terjadi karena adanya satu atau lebih robekan
kecil atau lubang pada retina, kadang proses penuaan yang normalpun dapat
menyebabkan retina menjadi tipis dan kurang sehat, sehingga cairan yang terletak
antara lapisan epitel pigmen dan lapisan sel batang dan kerucut lambat laun meluas
ke bawah dan selalu mencari tempat terendah. Makin lama cairan yang masuk
makin banyak, ablasi semakin tinggi, retina akan menjadi berlipat-lipat dan
akhirnya seluruh retina terlepas, kecuali pada ora serrata dan papil saraf optik.
Bila disebabkan karena penipisan retina atau penyusutan vitreus yang biasanya
terjadi seiring dengan bertambahnya usia atau akibat pertumbuhan mata abnormal
(penglihatan dekat), trauma dan inflamasi maka vitreus akan terlepas dari retina
dan meninggalkan satu atau lebih lubang di retina.

10
Klasifikasi
Dikenal 3 macam bentuk ablasio retina :
1. Ablasio retina regmatogenosa
2. Ablasio retina serosa atau eksudatif
3. Ablasio retina akibat traksi

1) Ablasio Retina Regmatogenosa


Ablasio retina dimana terjadi pemutusan total (suatu regma) di retina
sensorik. Gejala yang biasanya terjadi berupa fotopsia (melihat pijaran api),
melihat benda bergerak, kehilangan lapang pandan g perifer, penglihatan sentral
yang tidak jelas serta metamorfopsia.
Pada funduskopi didapatkan kelainan berupa
- Pigmen pada badan kaca (tanda
Shaffer)
- Retina terangkat berwarna pucat
dengan pembuluh darah diatasnya
- Robekan retina berwarna merah
- Retina tampak berwarna susu,
berkilauan, dengan lipatan undulasi
retina
2) Ablasio Retina Serosa atau Eksudatif
Ablasio retina yang terjadi akibat terdapatnya timbunan cairan serosa atau
eksudat di bawah retina sensorik. Cairan dapat mengikuti hukum gravitasi
yaitu selalu mengikuti tempat terbawah dari mata.
Keluhan seperti berkurangnya lapang pandang dan metamorfopsia dapat
terjadi. Pada fundus okuli didapatkan kelainan seperti gambaran retina yang
halus, tembus cahaya dan menonjol seperti kubah, biasanya tidak terdapat
perdarahan kecuali bila terjadi vaskulopati retinal.

11
3) Ablasio Retina Akibat Traksi
Terjadi akibat kontraksi pada korpus vitreus sehingga menarik jaringan
fibrovaskuler proliferatif (jaringan parut) dan retina dibawahnya kearah anterior
menuju dasar korpus vitreus. Penyakit ini terjadi perlahan-lahan dan
progresivitasnya ditentukan oleh proliferasi fibrovaskuler.
Gejala yang terjadi berupa berkurangnya penglihatan sentral dan dapat
menyebabkan kehilangan penglihatan bila tidak diobati.Pada funduskopi
diperoleh gambaran permukaan yang lebih konkaf, halus dan gambaran pita
memancar keluar dari korpus vitreus.

Diagnosis
Subjektif antara lain penderita mengeluh kilatan-kilatan cahaya beberapa hari
atau minggu sebelumnya (fotopsia), melihat tirai yang bergerak ke satu arah,
lambat laun tirai semakin turun dan menutup mata (terjadi ablasi total, persepsi
cahaya menjadi 0). pada beberapa kasus mungkin terjadi tanpa kilatan-kilatan
yang nyata tapi penglihatan seolah bergelombang atau berair atau pada penglihatan
pinggir terdapat bayangan hitam.
Objektif dengan oftalmoskop, didapatkan fundus okuli :
- Retina berwarna kehijauan dengan lipatan berwarna putih, tidak bergelombang,
retina yang lepas sedikit berubah warna menjadi abu-abu seperti awan
- Gambaran koroid kadang masih terlihat (refleks merah)
- Pembuluh darah berwarna lebih gelap, lebih berkelok-kelok, refleks cahaya (-)

12
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ablasio retina regmatogenosa dibedakan berdasarkan akut dan
kronik. Pada yang akut harus ditangani dalam waktu 24-48 jam dan yang kronik
dalam waktu 1 minggu setelah ditegakkan diagnosis.
Terapi yang dapat diberikan seperti fotokoagulasi laser bila ditemukan robekan-
robekan kecil dengan sedikit atau tanpa lepasnya retina dan cryopexy yaitu
membekukan dinding bagian belakang mata yang terletak di belakang robekan
retina, dapat merangsang pembentukan jaringan parut dan merekatkan pinggir
robekan retina dengan dinding belakang bola mata. Pilihan lain untuk terapi ablasi
retina regmatogenosa seperti prosedur buckling sclera, retinopexy pneumatic dan
tamponade minyak silicon intraocular.
Ablasio retina akibat traksi dapat diterapi dengan metode tamponade minyak
silicon dan pembedahan vitrektomi persplana. Sedangkan ablasio retina serosa atau
eksudatif penanganannya lebih sederhana dan biasanya membaik spontan dengan
penanganan yang sesuai pada kondisi tertentu.

3. Obstruksi vena retina sentral


Definisi
Penyumbatan vena retina yang mengakibatkan gangguan perdarahan di dalam
bola mata.
Biasanya penyumbatan terletak di mana saja pada retina, akan tetapi lebih
sering terletak di depan lamina kribosa. Penyumbatan vena retina dapat terjadi
pada suatu cabang kecil ataupun pembuluh vena utama (vena retina sentral),
sehingga daerah yang terlibat member gejala sesuai dengan daerah yang
dipengaruhi. Suatu penyumbatan cabang vena retina lebih sering terdapat di
daerah temporal atas atau temporal bawah.
Penyumbatan vena retina sentral mudah terjadi pada pasien dengan glaucoma,
biabetes mellitus, hipertensi, kelainan darah, arteriosklerosis, papil edema,
retinopati radiasi, dan penyakit pembuluh darah. Trombosit dapat terjadi akibat
endoflebitis.

13
Sebab-sebab terjadinya penyumbatan vena retina sentral ialah :
a) Akibat kompresi dari luar terhadap vena tersebut seperti yang terdapat
pada prose arteriosklerosis atau jaringan pada lamina kribosa.
b) Akibat penyakit pada pembuluh darah vena sendiri seperti fibrosklerosis
atau endoflebitis.
c) Akibat hambatan aliran darah dalam pembuluh vena tersebut seperti yang
terdapat pada kelainan viskositas darah diksrasia darah atau spasme
arteria retina yang berhubungan.

Gejala dan gambaran klinis


Tajam penglihatan sentral terganggu bila perdarahan mengenai daerah macula
lutea. Penderita biasanya mengeluh adanya oenurunan tajam penglihatan sentral
ataupun perifer mendadak yang dapat memburuk sampai hanya tinggal persepsi
cahaya. Tidak terdapat rasa sakit dan mengenai satu mata.
Pada pemeriksaan funduskopi pasien dengan oklusi vena sentral akan terlihat
vena yang berkelok-kelok, udem makula dan retina, perdarahan berupa titik
terutama bila terdapat penyumbatan vena yang tidak sempurna.
Pada retina terdapat udem retina dan macula dan bercak-bercak (eksudat) wol
katun yang terdapat diantara bercak-bercak perdarahan. Papil edem dan pulsasi
vena menghilang karena penyumbatan biasanya terletak pada lamina kribosa.
Terdapat papil merah dan menonjol (papil edema) disertai pulsasi vena yang
menghilang. Kadang-kadang dijumpai edema papil tanpa disertai perdarahan di
tempat yang jauh (perifer) dan ini merupakan gejala awal penyumbatan di tempat
yang sentral. Penciutan lapangan pandang atau suatu skotoma sentral dan defek
irregular. Dengan angiografi fluoresen dapat ditentukan beberpa hal seperti letak
penyumbatan, penyumbatan total atau sebagian dan ada atau tidaknya
neovaskularisasi.

14
Pengobatan
Terutama ditujukan kepada mencari penyebab dan mengobatinya,
antikoagulasia, dan fotokoagulasi daerah retina yang menghalangi hipoksia.
Steroid diberi bila penyumbatan disebabkan oleh flebitis.
Akibat penyumbatan ini akan terjadi ganggu fungsi penglihatan sehingga tajam
penglihatan menjadi berkurang. Pada keadaan ini dapat dipertimbangkan untuk
melakukan fotokoagulasi. Pengobatan dengan menurunkan tekanan bola mata dan
mengatasi penyebabnya.
Edema dan perdarahan retina akan diserap kembali dan hal ini dapat
memberikan perbaikan visus.
Penyulit oklusi vena retina sentral berupa perdarahan massif ke dalam retina
sentral berupa perdarahan massif ke dalam retina terutama pada lapis serabut saraf
retina dan tanda iskemia retina. Pada penyumbatan vena retina sentral perdarahan
juga dapat terjadi di depan papilla dan ini dapat memasuki badan kaca menjadi
perdarahan badan kaca. Oklusi vena retina sentral dapat menimbulkan terjadinya
pembuluh darah baru yang dapat ditemukan di sekitar papil, iris dan di retina
(rubeosis iridis). Rubeosis iridis dapat mengakibatkan terjadinya glaucoma
sekunder, dan hal ini dapat terjadi dalam waktu 1-3 bulan.
Penyulit yang dapat adalah glaucoma hemoragik atau neovaskuler.

4. Oklusi Arteri Retina Sentral


Definisi
Penyumbatan arteri retina sentral dapat disebabkan oleh radang arteri,
thrombus dan embolus pada arteri, spasme pembuluh darah, akibat terlambatnya
pengaliran darah, giant cell arthritis, penyakit kolagen, kelainan hiperkoagulasi,
sifilis dan trauma. Tempat tersumbatnya arteri retina sentral biasanya di daerah
lamina kribrosa. Emboli merupakan penyebab penyumbatan arteri retina sentral
yang paling sering. Emboli dapat berasal dari perkapuran yang berasdal dari
penyakit emboli jantung. Nodus-nodus reuma, carotid plaque, atau emboli
endokarditis.

15
Etiologi
Spasme pembuluh lainnya antara lain pada migren, keracunan alcohol,
tembakau, kina atau timah hitam. Perlambatan aliran pembuluh darah retina terjadi
pada peninggian tekanan intraocular, stenosis aorta atau arteri carotis. Kelainan ini
biasanya terjadi mengenai satu mata, dan terutama mengenai arteri pada daerah
masuknya di lamin kribrosa.

Gejala dan gambaran klinis


Pada oklusi retina sentral dimulai dengan penglihatan kabur yang hilang timbul
(amaurosis fugaks) dengan tidak disertai rasa sakit dan kemudian gelap menetap.
Penurunan visus yang mendadak biasanya disebabkan oleh penyakit-penyakit
emboli. Penurunan visus yang merupakan serangan-serangan yang berulang dapat
disebabka oleh penyakit-penyakit spasme pembuluh atau emboli yang berjalan.
Penyumbatan arteri retina sentral akan menyebabkan keluhan penglihatan tiba-tiba
gelap tanpa terlihatnya kelainan pada mata luar. Pasien akan mengeluh
penglihatannya menurun yang kemudian menetap tanpa adanya rasa sakit. Reaksi
pupil menjadi lemah dengan pupil anisokoria. Pada pemeriksaan funduskopi akan
terlihat seluruh retina berwarna pucat akibat edema dan gangguan nutrisi pada
retina. Terdapat bentuk gambaran sosis pada arteri retina akibat pengisian arteri
yang tidak merata. Sesudah beberapa jam retina akan tampak pucat, keruh keabu-
abuan yang disebabkan edema lapisan dalam retina dan lapisan sel ganglion. Pada
keadaan ini akan erlihat gambaran merah ceri atau cherry red spod pada macula
lutea. Hal ini disebabkan karena tidak adanya lapisan ganglion di macula, sehingga
macula mempertahankan warna aslinya. Lama-kelamaan papil menjadi pucat dan
batasnya kabur.

Pengobatan
Pengobatan dini dapat dengan menurunkan tekanan bola mata dengan mengurut
bola mata, dan azetazolamid atau parasentesis bilik mata depan. Vasodilator
pemberian bersama antikoagulan dan diberikan steroid bila diduga terdapatnya

16
peradangan maka akan diberikan steroid. Pasien dengan oklusi arteri retina sentral
harus secepatnya diberikan O2.

Penyulit
Penyulit yang dapat timbul adalah glaucoma neovaskuler tergantung pada letak
dan lamanya terjadinya oklusi maka kadang-kadang visus dapat kembali normal
tapi lapang pandangan menjadi kecil.

5. Kekeruhan dan perdarahan corpus vitreus


Definisi
Kekeruhan badan kaca kadang-kadang terjadi akibat penuaan disertai
degenerasi berupa terjadinya koagulasi protein badan kaca. Hal ini biasanya
disertai dengan pencairan badan kaca bagian belakang. Akibat bagian depan masih
melekat erat maka akan terjadi gerakan-gerakan bergelombang seperti hujan.
Keadaan ini tidak banyak menggangu penglihatan.
Perdarahan pada badan kaca adalah suatu keadaan yang cukup gawat karena
dapat memberikan penyulit yang mengakibatkan kebutaan pada mata.

Etiologi dan Gejala


Perdarahan pada badan kaca dapat terjadi spontan pada diabetes mellitus,
rupture retina, ablasi badan kaca. Kelainan darah dan perdarahan juga dapat
memberikan perdarahan dalam badan kaca. Diabetes mellitus, hipertensi dan
trauma merupakan penyebab utama perdarahan badan kaca. Perdarahan badan
kaca yang disebabkan trauma dapat akibat trauma tumpul atau kontusi jaringan
dan suatu trauma tembus.
Perdarahan badan kaca akan menyebabkan turunnya penglihatan mendadak
lapang pandangan ditutup oleh sesuatu sehingga mengganggu penglihatan tanpa
rasa sakit. Perdarahan dalam badan kaca biasanya cepat sekali menggumpal.
Keadaan ini disebabkan susunan badan kaca disertai terdapatnya bahan seperti
tromboplastin di dalam badan kaca.

17
Diagnosis
Pada pemeriksaan fundus tidak terlihat adanya reflex fundus yang berwarna
merah dan sering memberikan bayangan hitam yang menutup retina. Perdarahan
dalam badan kaca akan menyebar sesudah beberapa minggu, dimana kemudian sel
darah merah dimakan oleh sel lekosit dan sel plasma.
Perdarahan badan kaca pada diabetes mellitus dapat timbul tiba-tiba, yang
biasanya akan jernih dan diabsorpsi setelah beberapa minggu atau bulan, walaupun
demikian keadaan ini merupakan ancaman untuk terjadinya perdarahan berulang.

Terapi
Pengobatan berupa istirahat dengan kepala sakit lebih tinggi paling sedikit
selama 3 hari. Bila sedang minum obat maka hentikan obat seperti aspirin, anti
radang nonsteroid, kecuali bila sangat dibutuhkan. Darah dikeluarkan dari badan
kaca bila terdapat bersama ablasi retina atau perdarahan yang lebih lama dari 6
bulan, dan bila terjadi glaucoma hemolitik.

Penyulit
Penyulit dapat terjadi bila terjadi reaksi proliferasi jaringan (retinitis
proliferans) yang akan mengancam penglihatan. Bila terbentuk jaringan parut akan
terjadi perubahan bentuk badan kaca yang dapat mengakibatkan terjadinya ablasi
retinitis. Retinitis proliferans bersifat ireversibel walaupun perkembangan
pembuluh darah telah berhenti.

6. Retinopati serosa sentral


Definisi
Retinopati serosa sentral adalah suatu keadaan lepasnya retina dari lapis pigmen
epitel di daerah macula akibat masuknya cairan melalui membrane bruch dan
pigmen epitel yang inkompeten.

18
Retinopati serosa sentral dapat bersifat residif. Biasanya dijumpai pada
penderita laki-laki berusia antara 20 sampai 50 tahun. Didapatkan pada perempuan
hamil dan pada usia di atas 60 tahun.

Etilogi dan Gejala


Akibat tertimbunnya cairan di bawah macula akan terdapat gangguan fungsi
macula sehingga visus menurun disertai metamorfopsia, hipermetropia dengan
skotoma relative dan positif (kelainan pada uji Amster kisi-kisi). Penglihatan
biasanya diantara 20/20 sampai 20/80. Dengan uji Amster terdapat penyimpangan
garis lurus disertai dengan skotoma. Berkurangnya fungsi macula terlihat dengan
penurunan kemampuan melihat warna.

Diagnosis
Pada funduskopi akan terlihat terangkatnya retina dapat sangat kecil dan dapat
seluas diameter papil. Lepasnya retina dari epitel pigmen akibat masuknya cairan
dari subretinal ini dapat dilihat dengan pemeriksaan angiografi fluoresen.
Biasanya retinopati serosa sentral akan menyembuh setelah kira-kira 8 minggu
dengan tidak terdapatnya lagi kebocoran. Pada keadaan ini cairan subretina akan
diserap kembali dan retina akan melekat kembali pada epitel pigmen tanpa gejala
sisa subjektif yang menyolok. Pada macula masih dapat terlihat gambaran
perubahan pada epitel pigmen.

Terapi
Pengobatan retinopati serosa sentral adalah dengan melihat letak kebocoran
yang kadang-kadang tidak perlu dilakukan segera fotokoagulasi. Bila terjadi
penurunan visus akibat gangguan metabolism macula maka dapat dipertimbangkan
fotokoagulasi. Umumnya kelainan ini menghilang dengan sendirinya setelah 6
sampai 8 minggu, biasanya akan hilang total setelah 4 sampai 6 bulan.

19
7. Amaurosis fugaks
Definisi
Buta sekejap satu mata yang berulang. Gelap sementara selama 2 sampai 5
detik yang biasanya mengenai satu mata pada saat serangan dan normal kembali
sesudah beberapa menit dan jam, disertai dengan gangguan kampus segmental
tanpa rasa sakit dan terdapatnya gejala-gejala sisa. Monocular amaurosis fugaks
dapat terjadi akibat hipotensi ortostatik, spasme pembuluh darah, aritmia, migren
retina, anemia arthritis dan koagulopati.

Etiologi dan Gejala


Hilangnya penglihatan ini jarang total dan dapat merupakan gejala dini
obstruksi arteri retina sentral. Amaurosis fugaks merupakan tanda yang paling
sering pada insufisiensi arteri carotis atau terdpatnya emboli pada arteri oftalmik
retina.

Penyebab Amaurosis Fugaks


Penyakit Arteri 1) Stenosis arteri karotis
2) Ulserasi arteri karotis
a) Bifukarsi
b) Sifon karotid
3) Stenosis arteri oftalmik
Penyakit jantung 1) Disritmia
2) Penyakit valvular, seperti : prolaps kata mitral
3) Aneursma ventrikular kiri atau trombosis mural

sekunder karena infark miokard


Penyakit hematologik 1) Anemia
2) Polisitemia
3) Makroglobulinemia
4) Penyakit sel sikel
Lain-lain 1) Kompresi mekanik arteri vertebra atau karotis
2) Episode hipersensitif
3) Episode hiposensitif
a) Obat
b) Spontan (seperti : diabetes, penyakit addison)
4) Arteritis
5) Tekanan intraokular yang naik

20
Diagnosis
Pada amaurosis fugaks biasanya tidak ditemukan kelainan fundus karena pendeknya
serangan. Pada fundus tidak terdapat kelainan dan kadang-kadang terlihat adanya plak
putih atau cerah atau suatu embolus di dalam arteriol. Beda dengan dengan TIA
(trancient iskemik attack) adalah pada TIA dapat mengenai kedua mata. Diagnosis
banding adalah dengan migren, papiledema, myopia, anemia, polisitemia, hipotensi,
dan kelainan darah.

Terapi
Pengobatan penyakit karotis dengan aspirin 325 mg dan berhenti merokok. Control
diabetes atau hipertensi sebagai penyebab. Pada penyakit jantung aspirin 325 mg 4x
sehari dengan pertimbangan bedah jantung dan control semua resiko yang
berhubungan dengan arteriosklerosis. Biasanya diberi salisilat dan obat untuk
mobilisasi sel darah.

8. Uveitis posterior/koroiditis
Definisi
Peradangan lapis koroid bola mata yang dapat dalam bentuk :
Koroiditis anterior, radang koroid perifer
Koroid areolar, koroiditis bermula di daerah macula lutea dan menyebar ke
perifer
Koroiditis difusa atau diseminata, bercak peradangan koroid tersebar di seluruh
fundus okuli.
Koroiditis eksudatif, koroiditis disertai bercak-bercak eksudatif
Koroiditis juksta papil

Gejala dan gambaran klinis


Penglihatan kabur terutama bila mengenai daerah sentral macula, bintik terbang
(floater), mata jarang menjadi merah,

21
Pada mata akan ditemukan kekeruhan di dalam badan kaca, infiltrate dalam
retina

9. Amblioplia Toksik
Pada keracunan beberapa obat dapat terjadi kebutaan mendadak neuritis optic
toksik dapat terjadi pada keracunan alcohol atau tembakau, timah dan bahan toksis
lainnya. Biasanya terdapat tanda-tanda lapang pandangan yang berubah-ubah.
Pada uremia dapat terjadi ambliopia uremik dimana penglihatan akan berkurang.
Berkurangnya penglihatan akibat keracunan alcohol mengakibatkan ambliopia
alcohol. Hilangnya penglihatan sentral bilateral, akibat keracunan metal alcohol dan
juga akibat gizi buruk.

DAFTAR PUSTAKA

Ilyas,Sidharta, Ilmu Penyakit Mata, cetakan III, balai penerbitan FKUI,2006,Jakarta

Ilyas,Sidharta, Kelainan Refraksi dan Kacamata Glosari Sinopsis,edisi II,balai penerbitan

FKUI,2006,Jakarta

Ilyas,Sidharta,dkk. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran,edisi

II,sagung seto,2002,Jakarta

Ilyas,Sidharta,dkk. Sari Ilmu Penyakit Mata, FK UI, 2003. Jakarta

22
James, Bruce. Et al. Lectures Notes Oftalmology, edisi 9. Erlangga Medical Series, 2005,

Jakarta.

Vaughan, Daniel; Asbury, Taylor; Riordan-Eva, Paul. Oftalmologi Umum. Edisi 14. KDT.

2000,Jakarta

23

Anda mungkin juga menyukai