Anda di halaman 1dari 44

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui implementasi pelaksanaan program


Corporate Social Responsibility di sekitar PT. Yuan Teai Indonesia, (2) untuk
mengetahui Implementasi Corporate Social Responsibility disekitar PT. Yuan Teai
Indonesia.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini teknik pengumpulan data
melalui observasi dan wawancara. Alat analisis data berupa (1) Pengumpulan
Data, (2) Reduksi Data, (3) Display Data, (4) Verifikasi dan Penegasan
Kesimpulan.

Hasil penelitian yang diperoleh bahwa implementasi Corporate Sosial


Responsibility (CSR) di sekitar PT. Yuan Teai Indonesia di Desa Ngoro sudah
terlaksana tetapi masih belum maksimal karena kegiatan yang dilakukkan dari
tahun 2012-2014 hanya memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai saja yang
di berikan kepada warga yang tidak mampu, cacat dan yatim piatu tetapi tidak ada
kegiatan yang lainnya. Meskipun perushaan ini sudah berdiri dari tahun 1991.
Hambatan Pelaksanaan Corporate Sosial Responsibility (CSR) di sekitar PT. Yuan
Teai Indonesia di Desa Ngoro yaitu komunikasi da sosialisasi yang kurang
dilakukkan antara perusahaan dengan warga secara langsung.

Kata Kunci : Corporate Sosial Responsibility (CSR),


ABSTRACT

This study aimed (1) to determine the implementation of the program of


Corporate Social Responsibility at araound PT. Yuan Teai Indonesia, (2) to
determine the resistance of the Implementation of Corporate Social Responsibility
at araound PT. Yuan Teai Indonesia.
The analytical tool used in this study data collection through observation and
interviews. Data analysis tool in the form of (1) data collection, (2) Reduction of
data, (3) Display Data, (4) Verification and Assertions conclusion.
The results obtained that the implementation of Corporate Social Responsibility
(CSR) araound PT. Yuan Teai Indonesia Ngoro village already done but still not
maximized because of the activities of the 2012-2014 conducted only provide
assistance in the form of cash are given to people who can not , disabled and
orphans but no other activity. Although Integration has been established since
1991. Barriers to Implementation of Corporate Social Responsibility (CSR)
araound PT. Yuan Teai Indonesia Ngoro village is poor communication conducted
socialization between companies and citizens directly.

Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR)


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dan lingkungan, keberadaannya

tidak terlepas dari masyarakat dan lingkungan. Perusahaan tidak boleh

mengembangkan diri sendiri dengan tidak memperhatikan masyarakat dan

lingkungan. Dampak dari aktivitas perusahaan tidak hanya dirasakan oleh pihak

yang terkait langsung dengan perusahaan. Keberadaan dan dampak aktivitas

perusahaan seringkali bertentangan bahkan merugikan kepentingan pihak lain.

Perbedaan kepentingan tersebut jika tidak ditindaklanjuti maka akan

mempengaruhi aktivitas dan eksistensi perusahaan, oleh karena itu seharusnya

perusahaan tidak hanya fokus pada kepentingan perusahaan saja, tetapi juga

mencermati kepentingan pihak-pihak di luar perusahaan (Wahyuni, 2012:2).

Pada dasarnya, penerapan CSR di Indonesia telah diatur dalam beberapa peraturan

perundang-undangan dan keputusan menteri, yaitu UU No.25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal (lembaran Negara No.67 TLN No.4274), UU No.40 Tahun

2007 tentang Perseroan Terbatas dan Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-

236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan

Usaha kecil dan Program Bina Lingkungan (PKBL). Peraturan perundangan

tersebut mewajibkan CSR


sebagai salah satu upaya pemerintah dalam menyeimbangkan pertumbuhan

ekonomi dan pemerataan ekonomi. Dengan adanya Undang-undang, industri atau

korporasi-korporasi wajib untuk melaksanakannya, tetapi kewajiban ini bukan

merupakan suatu beban yang memberatkan.

Perlu diingat pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah

dan industri saja, tetapi setiap insan manusia berperan untuk mewujudkan

kesejahteraan sosial dan pengelolaan kualitas hidup masyarakat. Industri dan

korporasi berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan

mempertimbangkan pula faktor lingkungan hidup. Kini dunia usaha tidak lagi

hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line),

melainkan sudah meliputi keuangan, sosial, dan aspek lingkungan biasa disebut

(Triple bottom line) sinergi tiga elemen ini merupakan kunci dari konsep

pembangunan berkelanjutan, menurut Siregar (2007:285).

Untuk melindungi perusahaan dari berbagai risiko tuntutan hukum, kehilangan

partner bisnis maupun risiko terhadap citra perusahaan (brand risk) tidak cukup

hanya taat kepada peraturan perundang - undangan. Tekanan secara nasional dan

internasional sedang dan terus Akan berlanjut untuk mempengaruhi perilaku

bisnis korporasi. Tekanan ini datang antara lain dari para pemegang saham, LSM

(Lembaga Swadaya Masyarakat), partner bisnis (terutama dari negara yang

komunitas bisnisnya peka terhadap CSR) dan advokat yang memperjuangkan

kepentingan publik (public inter-est lawyers). Dalam hal ini CSR merupakan

komitmen perusahaan atau dunia


bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan

dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitik beratkan

pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial, dan

lingkungan. Menurut Untung (2008:1) dalam Mapisangka (2009:40-41).

Secara implementatif, perkembangan CSR di Indonesia masih membutuhkan

banyak perhatian bagi semua pihak, baik pemerintah, masyarakat luas dan

perusahaan. Di antara ribuan perusahaan yang ada, diindikasikan belum semua

perusahaan benar - benar menerapkan konsep CSR dalam kegiatan

perusahaannya. CSR masih merupakan bagian lain dari manejemen perusahaan,

sehingga keberadaannya dianggap tidak memberikan kontribusi positif terhadap

kelangsungan perusahaan. Padahal sesuai dengan UU yang ada, keberadaan CSR

melekat secara inherent dengan ma-najemen perusahaan, sehingga bidang ke-

giatan dalam CSR pun masih dalam kontrol manejemen perusahaan (Freemand,

1984 dalam Mapisangka 2009:40-41). Lebih jauh lagi dalam lingkungan bisnis

perusahaan, masyarakat di sekitar perusahaan pada dasarnya merupakan pihak

yang perlu mendapatkan apresiasi. Apresiasi ini dapat diwujudkan dalam bentuk

peningkatan kesejahteraan hidup mereka melalui kegiatan pemberdayaan

masyarakat yang dilakukan oleh kegiatan CSR perusahaan. Hal ini karena

perusahaan dan masyarakat pada dasarnya merupakan kesatuan elemen yang

dapat menjaga keberlangsungan perusahaan itu sendiri. Menurut Mapisangka

(2009:40-41).
Hal tersebut tentunya sangat jauh dari harapan dan tujuan ideal dari peranan CSR

perusahaan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Menurut Kim (2000) dalam

Mapisangka (2009:41). Praktek CSR perusahaan dapat diidentifikaskan dalam

berbagai tujuan, yakni hukum, ekonomi, moral, dan filantropi. Namun demikian,

tujuan tersebut masih dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi aktual di

masyarakat terkait dengan tekanan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

Salah satunya di negara sedang berkembang adalah peningkatan kualitas

pendidikan masyarakat. Oleh karena itu penerapan CSR di Indonesia pada

dasarnya dapat diarahkan pada penguatan ekonomi rakyat yang berbasis usaha

kecil dan menengah serta peningkatan kualitas SDM masyarakat melalui

perbaikan sarana dan prasarana pendidikan.

PT. Yuan Teai Indonesia dalam menjalankan aktivitas bisnisnya selain berorientasi

pada profit atau keuntungan untuk kelangsungan bisnis, juga tetap

memperhatikan pembangunan lingkungan sosial ekonomi sebagai bentuk

kepedulian PT. Yuan Teai Indonesia dalam upaya meningkatkan kualitas

kehidupan di sekitar wilayah operasionalnya. Upaya tersebut dilakukan PT. Yuan

Teai Indonesia melalui pelaksanaan Tanggungjawab Sosial Perusahaan atau

Corporate Social Responsibility (CSR). PT. Yuan Teai Indonesia berkomitmen

untuk dapat berperan serta dalam pembangunan sosial dan ekonomi berkelanjutan

guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik

bagi perusahaan, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.

Dengan mengembalikan sebagian keuntungan kepada masyarakat melalui


bantuan CSR, PT. Yuan Teai Indonesia meyakini bahwa masyarakat

akan senantiasa memberikan dukungan bagi kelangsungan perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas mengenai CSR pada PT. Yuan Teai Indonesia

penelitian akan melakukan penelitian mengenai implementasi atau penerapan

CSR. Dimana, implementasi merupakan pelaksanaan atau penerapan: kedua ini

bermaksud mencari bentuk / hal yang disepakati dulu. Dari pengertian di atas

dapat kita simpulkan bahwa implementasi adalah pelaksanaan ataupun penerapan

atas sesuatu yang telah disepakati terlebih dahulu. Sehingga implementasi akan

bermuara pada aktivitas atau mekanisme suatu sistem.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul IMPLEMENTASI CORPORATE

SOCIAL RESPONSIBILITY DI SEKITAR PT. YUAN TEAI

INDONESIA.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, rumusan masalah yang

akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana implementasi program Corporate Social Responsibility

di sekitar PT. Yuan Teai Indonesia?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui implementasi pelaksanaan program Corporate

Social Responsibility di sekitar PT. Yuan Teai Indonesia?


Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan memberikan gambaran nyata dari

penerapan ilmu yang diperoleh di perkuliahan.

b. Bagi Perusahaan

Sebagai strategi perusahaan khususnya dalam mengoptimalkan fungsi, peranan

informasi sebagai daya saing perusahaan. Memperoleh sumbangan pikiran dalam

rangka meningkatkan kinerja perusahaan

c. Bagi Almamater

1) Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi pihak lain

yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.

2) Mahasiswa mempunyai kesempatan untuk belajar

menerapkan pengetahuan teoritis yang diperoleh saat

perkuliahan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai Implementasi Corporate Social Responsibility, telah

dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu, salah satunya dilakukan oleh Andi

Mapisangka (2009). Menguji Implementasi Corporate social Responsibility

terhadap Kesejahteraan Hidup Masyarakat. Menghasilkan kesimpulan bahwa

Penerapan program-program CSR PT. BIC tersebar pada berbagai aktivitas utama

seperti: pendidikan, kesehatan, kemiskinan, sosial, agama, infrastruktur, dan

lingkungan hidup. Variabel-variabel seperti corporate social responsibility goal,

corporate social issue dan corporate relation program secara signifikan memiliki

pengaruh positif terhadap peningkatan kesejahtera-an hidup masyarakat. Diantara

variabel-variabel tersebut, variabel corporate relation program memiliki pengaruh

yang paling besar dalam mempengaruhi peningkatan kesejahteraan hidup

masyarakat di lingkungan kawasan industri Batamindo, Batam.

Sri Wahyuni (2010) melakukan penelitian yang berjudul Implementasi Tanggung

jawab sosial Perusahaan: Implikasinya pada Model Pengembangan strategi

perusahaan di masa depan. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Manfaat

praktisnya adalah kajian-kajiannya dapat dimanfaatkan oleh perusahaan dan

masyarakat untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraannya.


Chairil. N Siregar (2007), melakukan penelitian yang berjudul Analisis Sosiologis

Terhadap Implementasi Corporate social Responsibility Pada Masyarakat

Indonesia. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Program CSR ini, masih

menyimpan banyak polemik di kalangan departemen Hukum dan HAM yang

berusaha mewajibkan CSR bagi perusahaan, sedangkan Departemen perindustrian

tidak mewajibkan perusahaan tidak memiliki program CSR. Hal ini merupakan

Full Anomali (terbalik-balik). Departemen Hukum dan HAM yang seharusnya

mendukung pengusaha karena azas kebebasan, malah mewajibkan CSR

sedangkan Departemen Perindustrian yang mestinya diwajibkan CSR justru

dibebaskan dari tuntutan kewajiban CSR. Dikalangan perusahaan dan

Industri.Dalam serba ketidak pastian ini Forum Ekonomi Dunia melalui Global

Govermance Initiative menggelar World Business Council For Sustainablle

Development di New York pada tahun 2005, salahsatu deklarasi penting

disepakati bahwa CSR jadi wujud komitmen dunia usaha untuk membantu PBB

dalam merealisasikan Millennium Development Goalds (MDGs). Adapun tujuan

utama MDGs adalah mengurangi separuh kemiskinan dan kelaparan ditahun

2015. Pantas untuk dicatat tujuan ini jelas maha berat, mengingat pertumbuhan

dunia bisnis terus meningkat, tetapi kemiskinan toh malah bertambah.


Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu

Peneliti dan Tahun


Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Andi Mapisangka Implementasi 1. Penerapan program-program 1. Jenis Penelitian 1.Teknik pengumpulan
(2009) CSR Terhadap CSR PT. BIC tersebar pada berbagai yang digunakan data menggunakan FGD
Kesejahteraan aktivitas utama seperti: pendidikan, kualitatif.
Hidup kesehatan, kemiskinan, sosial, agama, 2. Obyek
Masyarakat infrastruktur, dan lingkungan hidup. penelitian mengenai
2. Variabel-variabel seperti CSR
corporate social responsibility goal,
corporate social issue dan corporate
relation program secara signifikan
memiliki pengaruh positif terhadap
peningkatan kesejahteraan hidup
masyarakat.
3. Diantara variabel-variabel tersebut,
variabel corporate relation program
memiliki pengaruh yang paling besar
dalam mempengaruhi peningkatan
kesejahteraan hidup masyarakat di
lingkungan kawasan industri Batamindo,
Batam.

Wahyuni (2010) Implementasi Hasil penelitian ini dapat disimpulkan - Corporate Sistem Teknik pengumpulan
Tanggung bahwa Manfaat praktisnya adalah
jawab sosial kajian-kajiannya dapat dimanfaatkan Responsibility data menggunakan survey
Perusahaan : oleh perusahaan dan masyarakat untuk - Jenis penelitian an
Implikasinya meningkatkan kinerja dan Kualitataif documentasi
pada Model kesejahteraannya. - teknik analisis
Pengembangan data menggunakan
strategi data collection,
perusahaan di data reduksi,
masa depan data display
dan conclusion
Chairil N. Siregar Analisis Program CSR ini, masih menyimpan - Obyek penelitian - Teknik pengumpulan
(2007) Sosiologis banyak polemik di kalangan departemen mengenai data menggunakan
Terhadap Hukum dan HAM yang Berusaha Implementasi CSR documentasi, survey,
Implementasi mewajibkan CSR bagi perusahaan, FGD,
Corporate sedangkan Departemen perindustrian - Teknik keabsahan
Sistem tidak mewajibkan perusahaan tidak data menggunaan
Responsibility memiliki program CSR. Hal ini credibelity, triangulasi.
Pada Masyarakat merupakan Full Anomali (terbalik-
Indonesia balik).Departemen Hukum dan HAM
yang seharusnya mendukung pengusaha
karena azas kebebasan,
malah mewajibkan CSR sedangkan
Departemen Perindustrian yang
Mestinya diwajibkan CSR justru
dibebaskan dari tuntutan kewajiban
CSR. Dikalangan perusahaan dan
Industri.Dalam serba ketidak pastian ini
Forum Ekonomi Dunia melalui Global
Govermance Initiative menggelar World
Business Council For Sustainablle
Development di New York pada tahun
2005, salahsatu deklarasi penting
disepakati bahwa CSR jadi wujud
komitmen dunia usaha untuk membantu
PBB dalam merealisasikan Millennium
Development Goalds (MDGs). Adapun
tujuan utama MDGs adalah mengurangi
separuh kemiskinan dan kelaparan
ditahun 2015.

Sumber : Data diolah


Kajian Teoritis

1. Corporate Social Responsibility (CSR)

Beberapa pengertian CSR dari beberapa penulis yang berbeda. Bowen (1953),

Balabanis (1998:26) dalam Wahyuni (2009:4) dikatakan industri mempunyai

kewajiban untuk memenuhi kebijakan dalam membuat keputusan atau mengikuti

arus tindakan yang di inginkan dalam hubungan dengan tujuan dan nilai

masyarakat. Fokus CSR pada :

a. Bisnis yang ada mengikuti kesenangan dari masyarakat dan

perilaku serta metode operasi harus melihat petunjuk dari masyarakat,

b. Bisnis bertindak sebagai agen moral di dalam masyarakat.

Menurut Carroll (1979), Balabanis (1998:26) dalam Wahyuni (2009:4)

mengatakan bahwa CSR didefinisikan sebagai permintaan ekonomi, hukum, etika

dan kebebasan dari masyarakat yang menempatkannya kedalam bisnis. Wood

(1991) dalam Wahyuni (2009:4) mengatakan bahwa, gagasan dasar CSR adalah

karena bisnis dan masyarakat adalah saling berhubungan dibandingkan dengan

entitas yang terpisah dikutip dari Jones (2007:18) dalam Wahyuni (2009:4).

Menurut Mapisangka (2009:41) menyatakan bahwa Corporate Social

Responsibility (CSR) merupakan suatu kesepakatan dari World Summit on

Sustainable Development (WSDS) yang menjelaskan tanggungjawab sosial dan

lingkungan dari perusahaan atas eksistensinta dalam kegiatan bisnis. Corporate

Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan

oleh perusahaan (sesuai kemampuan


perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggungjawab mereka terhadap

sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Contoh bentuk

tanggungjawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian

beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas

umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan

berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar

perusahaan tersebut berada.

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi perusahaan

yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder- nya. CSR timbul

sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah

lebih penting daripada sekedar profitability. CSR akan lebih berdampak positif

bagi masyarakat; ini akan sangat tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga

dan organisasi lain, terutama pemerintah. Studi Bank Dunia.

Menurut Hohnen & Potts (2007:5-6) menyatakan bahwa CSR adalah tentang

kepekaan terhadap konteks baik sosial dan lingkungan dan kinerja terkait. CSR

dapat melibatkan berbagai pemangku kepentingan, Pemangku kepentingan

Sebuah perusahaan dapat meliputi: pemegang saham, organisasi non-pemerintah,

mitra bisnis, kreditur, perusahaan asuransi, masyarakat, regulator, badan antar

pemerintah, konsumen, karyawan dan investor. Hal ini dapat ditunjukkan pada

gambar di bawah ini:


pemegang saham organisasi non-pemerintah

Investor Mitra bisnis

Karyawan Kreditur
Corporatio

Konsumen perusahaan asuransi

Badan antar pemerintah Masyarakat

Regulator

Gambar 2.1
CSR Dapat Melibatkan Berbagai Pemangku Kepentingan
Sumber: Hohnen & Potts (2007:5-6)

Menurut Ratnasari (2012:9-10), Tujuan CSR adalah untuk pemberdayaan

masyarakat, bukan memperdayai masyarakat. Pemberdayaan bertujuan

mengkreasikan masyarakat mandiri, kalau berbicara tentang Corporate Social

Responsibility, terdapat banyak definisi. Kata sosial sering diinterpretasikan

sebagai kedermawanan. Padahal CSR terkait dengan Sustainability dan

acceptability, artinya diterima dan berkelanjutan untuk berusaha di suatu tempat,

dan perusahaan ingin mempunyai keberlanjutan dan jangka panjang. Jadi CSR

juga dilihat dalam lingkup stakeholders atau lingkungan dimana perusahaan

berada. Selama ini CSR kebayakan diukur dari sudut berapa besar uang yang

perusahaan keluarkan. Sebenarnya bukan uang saja, uang itu hanya sebagian nilai

karena ada nilai intangible yang sangat penting,


artinya ada sesuatu yang tidak dapat dinilai dengan uang. Nilai intangible yaitu

sampai sejauh mana perusahaan aktif dan proaktif dengan lingkungan.

Persoalannya kata sosial sering hanya dipahami sebagai bentuk kedermawanan.

Padahal, kedermawanan itu adalah sebagian kecil dari CSR, itu sebabnya ada

perusahaan yang hanya mau menggunakan kata Corporate Responsibility atau

CR. Corporate responsibility ada dua. Pertama, yang sifatnya kedalam atau

internal. Kedua, yang sifatnya mengatur keluar atau eksternal. Kalau internal

menyangkut transparansi, sehingga ada yang namanya Good Corporate

Governance. Di kalangan perusahaan publik diukur dengan keterbukaan informasi

Adapun corporate responsibility eksternal, menyangkut lingkungan tempat

perusahaan berada. Perusahaan harus memperhatikan polusi, limbah, maupun

partisipasi lainnya. Stakeholder perusahaan diluar dapat dikategorikan ada

masyarakat, pemasok, pelanggan, konsumen, maupun pemerintah. Apabila

perusahaan ingin berbuat sesuatu untuk masyarakat, harus tahu apa yang mereka

butuhkan. Bukan apa yang perusahaan ingin buat. Oleh karena itu, harus terjadi

komunikasi sebelum membuat program. CSR itu jauh lebih besar dari

kedermawanan yang biasanya lebih karena bencana alam. Tujuan CSR juga bukan

untuk memanja, karena akan terjadi pembodohan masyarakat. Jadi CSR tujuannya

untuk pemberdayaan, bukan memperdayai. Pemberdayaan bertujuan

mengkreasikan masyarakat mandiri.


2. Latar Belakang dan Perkembangan Corporate Social
Responsibility

Rahmatullah dan Kurniati (2011:2) dalam Julianda (2013:12) dikemukakan,

dalam keberlanjutan sebuah perusahaan ditentukan oleh aspek sosial dan

lingkungan bukan hanya semata-mata keuntungan bisnis karena aspek sosial dan

lingkungan merupakan parameter untuk mengetahui apakah ada dampak positif

atau negatif dari kehadiran perusahaan sebagai komunitas baru terhadap

komunitas lokal (local license), sebagai bentuk legalitas secara kultural jika

keberadaannya diterima masyarakat. Perusahaan terkadang merasa cukup dengan

hanya mengandalkan izin operasional baik dari pemerintah pusat, provinsi, dan

kabupaten, namun mengabaikan izin lokal dalam wujud kepedulian terhadap

masyarakat sekitar dan lingkungan.

Deskripsi di atas menjadi pengantar mengenai perubahan paradigma tanggung

jawab sosial perusahaan, yang lebih dikenal dengan istilah Corporate Social

Responsibility (CSR). Dulu perusahaan memaknai CSR, atau istilah lain seperti

Community Development (CD), program kemitraan,program bina lingkungan,

sebagai sebuah beban atau biaya resiko, karena tidak menghasilkan timbal balik

terhadap keuntungan perusahaan. Sedangkan saat ini perusahaan semakin

menyadari bahwa CSR bukan lagi beban, melainkan bagian dari modal sosial,

dimana keberlanjuatan perusahaan tidak hanya ditentukan oleh keuntungan

(profit), tetapi juga daya dukung lingkungan alam (planet), dan masyarakat
(people). Latar belakang lahirnya CSR dapat dibagi atas 3 periode penting yaitu

sebagai berikut:

a. Perkembangan Awal Konsep CSR di era tahun 1950-1960-an

Berkembangnya konsep tanggungjawab sosial di era tahun 1950- 1960 tidak

terlepas dari pemikiran para pemimpin perusahaan yang pada saat itu

menjalankan usaha mereka dengan mengindahkan prinsip derma (charity

principle) dan prinsip perwalian (stewardship principle). Prinsip derma yang

dimaksud di sini adalah para pelaku bisnis telah melakukan berbagai aktivias

pemberian derma (charity) yang sebagai besar berasal dari kesadaran pribadi

kepemimpinan perusahaan untuk berbuat sesuatu kepada masyarakat.

Semangat berbuat baik kepada sesama manusia antara lain dipicu oleh nilai-nilai

spiritual yang dimiliki para pemimpin perusahaan kala itu. Nilai-nilai tersebut,

mendorong sebagian pelaku bisnis untuk melakukan kegiatan filantropis di

antaranya dalam bentuk derma atau sedekah. Sedangkan prinsip perwalian yaitu

bahwa perusahaan merupakan wali yang dipercaya oleh masyarakat untuk

mengelola berbagai sumber daya. Oleh karena itu, perusahaan harus

mempertimbangkan dengan seksama berbagai kepentingan dari para pemangku

kepentingan yang dikenai dampak keputusan dan praktik operasi perusahaan.

Berdasarkan prinsip perwalian, perusahan diharapkan untuk melakukan aktivias

yang baik, tidak hanya untuk


perusahaan tetapi juga untuk lingkungan sekitarnya (Solihin, 2008:18- 19).

b. Perkembangan Konsep CSR Periode Tahun 1970-1980-an

Terdapat beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan

konsep CSR pada era tahun 1970-1980-an. Pertama, periode awal tahun 1970-an

merupakan periode berkembangnya pemikiran mengenai manajemen para

pemangku kepentingan. Hasil- hasil penelitian empiris menunjukkan perlunya

perusahaan untuk memerhatikan kepentingan para pemangku kepentingan dalam

keputusan-keputusan perusahaan yang akan memberikan dampak terhadap para

pemangku kepentingan.

Kedua, perusahaan yang melaksanankan program CSR pada peride 1970-1980

mulai mencari model CSR yang dapat mengukur dampak pelaksanaan CSR oleh

perusahaan terhadap masyarakat serta sejauh mana pelaksanaan CSR sebagai

suatu investasi social memberikan kontribusi bagi peningkatan kinerja keuangan

perusahaan.m Kebutuhan ini telah mendorong lahirnya konsep corporate social

performance sebagai penyempurnaan atau konsep CSR sebelumnya.

Ketiga, periode tahun 1980-an merupakan periode tumbuh dan berkembangnya

perusahaan multinasional (multinational corporation- MNC). Para MNC

beroperasi di berbagai negara yang memiliki kekuatan hukum dan undang-undang

yang berbeda dengan hukum dan undang-undang di negara asal perusahaan MNC

(Solihin, 2008:25-26).
c. Perkembangan Konsep CSR di Era Tahun 1990-an sampai

Saat Ini Tahun 1987, Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui World Commission on

Environment and Development (WECD) menerbitkan laporan yang berjudul Our

Common Future juga dikenal sebagai The Brundtland Report Commission

untuk menghormati Gro Harlem Brundtland yang menjadi ketua WECD waktu

itu. Laporan tersebut menjadikan isu-isu lingkungan sebagai agenda politik yang

pada akhirnya bertujuan mendorong pengambilan kebijakan pembangunan yang

lebih sensitif pada isu-isu lingkungan. Laporan ini menjadi dasar kerja sama

multilateral dalamrangka melakukan pembangunan

berkelanjutan (sustainable development). Menurut The

Brutland Commisssion yang dimaksud dengan pembangunan

berkelanjutan (sustainability development) adalah pembangunan yang

dapat memenuhi kebutuhan manusia saat ini tanpa

mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang dalam

memenuhi kebutuhan

mereka (Hidayat, 2009).

Pengenalan konsep sustainability development memberi dampak besar kepada

perkembangan konsep CSR selanjutnya. Beberapa factor yang mempengaruhi

perkembangan konsep CSR di era tahun 1990-an sampai saat ini ialah

diperkenalkannya konsep sustainable development yang mendorong munculnya

sustainability report dengan menggunakan metode triple bottom line yang


dikembangkan oleh Elkington maupun GRI. Perkembangan CSR saat ini juga

dipengaruhi oleh perubahaan


orientasi CSR dari suatu kegiatan bersifat sukarela untuk memenuhi kewajiban

perusahaan yang tidak memiliki kaitan dengan strategi dan pencapaian tujuan

jangka panjang, menjadi suatu kegiatan strategis yang memiliki keterkaitan

dengan pencapaian tujuan perusahaan dalam jangka panjang. Kotler dan Lee

menyebutkan beberapa manfaat yang dapat diperoleh perusahaan melalui

pelaksanaan CSR yang bersifat yang strategis ini, seperti peningkatan penjualan

dan market share, memperkuat brand positioning, meningkatkan citra perusahaan,

menurunkan biaya operasi, serta meningkatkan daya tarik perusahaan di mata para

investor dan analis keuangan (Solihin, 2008:32).

3. Prinsip prinsip Corporate Social Responsibility (CSR)

Menurut Wood (1991) dalam Wahyuni (2009:4) mengungkapkan terdapat 3

prinsip dari CSR, yaitu :

a. Bisnis adalah insitusi sosial dan berkewajiban dalam penggunaan

kekuasaannya dengan bertanggung jawab;

b. Bisnis betanggung jawab atas hasil yang berkenaan dengan

bidang perusahaan yang melibatkan masyarakat, dan

c. Para manajer individu adalah agen moral yang berkewajiban

menggunakan kebijaksanaannya didalam pengambilan keputusan mereka.

Menurut Jones (2007:18) dalam Wahyuni (2009:4) CSR berhubungan dengan

integrasi dari pertimbangan lingkungan, sosial dan ekonomik dalam strategi bisnis

dan praktek bisnis.


Kerangka pemikiran yang termuat dalam legitimacy theory dan stakeholder

theory mengandung essensi mendasar tentang pergeseran paradigma pengelolaan

perusahaan kearah orientasi keberpihakan terhadap masyarakat secara lebih luas.

Muatan pergeseran kearah community orientation tersebut sudah pasti akan lebih

banyak bermuatan tanggungjawab social (social responsibility) yang pada

akhirnya justru dapat dijadikan pilar dalam menciptakan keunggulan kompetitif

(competitive advantage) bagi perusahaan

4. Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)

Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang

sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan

setelah perencanaaan sudah dianggap fix. Implementasi juga merupakan

penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau

akibat terhadap sesuatu.

Menurut Van Meter dan Van Hom dalam Rimaru (2012:16), mendefinisikan

implementasi sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-

individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta

yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam

keputusan kebijaksanaan.

Dari beberapa definisi diatas dapat diketahui bahwa implementasi menyangkut

tiga hal, yaitu:


a. Adanya tujuan atau sasaran kegiatan

Dalam proses pelaksanaan CSR maka setiap lembaga atau perusahaan harus

mempunyai tujuan atau sasaran sebelum terjun ke lapangan karena dengan adanya

tujuan atau sasaran akan membantu dalam proses penilaian atau monitoring

keberhasilan CSR.

b. Adanya aktivitas/kegiatan pencapaian tujuan

Pencapaian tujuan dalam CSR sangat dibutuhkan karena dengan memunculkan

program kemitraan,program bina lingkungan, sebagai sebuah beban atau biaya

resiko, karena tidak menghasilkan timbal balik terhadap keuntungan perusahaan.

Sedangkan saat ini perusahaan semakin menyadari bahwa CSR bukan lagi beban,

melainkan bagian dari modal sosial, dimana keberlanjuatan perusahaan tidak

hanya ditentukan oleh keuntungan (profit), tetapi juga daya dukung lingkungan

alam (planet), dan masyarakat (people)

c. Adanya hasil kegiatan

Dengan program CSR yang dilakukan oleh lembaga atau perusahaan ini di

tunjukkan melalui suatu kegiatan yang berdasarkan undang-udang CSR dimana

dengan adanya hasil kegiatan CSR dapat mengukur dampak pelaksanaan CSR

oleh perusahaan terhadap masyarakat serta sejauh mana pelaksanaan CSR sebagai

suatu investasi social memberikan kontribusi bagi peningkatan kinerja keuangan

perusahaan. Kebutuhan ini telah mendorong lahirnya konsep corporate


social performance sebagai penyempurnaan atau konsep

CSR sebelumnya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi merupakan suatu proses

yang dinamis, dimana pelaksanaa kebijakan melakukan suatu aktivitas atau

kegiatan, sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatau hasil yang sesuai

degan tujuan atau sasaran kebijakanitu sendiri.

Perusahaan dalam mengimplementasikan CSR tidak sekedar menerapkan begitu

saja, tapi pada dasarnya perusahaan harus menyususn dan mengomunikasikan

CSR terlebih dahulu agar dapat tercapai tujuan yang diinginkan oleh perusahaan.

Adapun cara atau tahap sebelum perusahaan menerapkan CSR pada perusahaan,

yaitu:

a. Menyusun Program CSR

Penyususnan CSR terdiri dari merumuskan komunitas organisasi dengan

menyusun pembatasan kategori masyarakat lokal, mengidentifikasi norma, adat,

nilai dan hukum setempat, mengidentifikasi maslaah dan memilih komunikasi

primer dan sekunder

b. Menentukan Tujuan

Pertimbangan dalam menentukan tujuan CSR diperoleh dari data temuan di

lapangan dimana penyusunan tujuan ini didasarkan pada visi, misi organiasi
c. Menyusun pesan yang hendak disampaikan

Program CSR mengandung sejumlah isu yang menjadi fokus kegiatan, maka perlu

disampaikan kepada khalayak. isu inilah yang menjadi pesan dalam progam CSR.

Dalam membuat pesan yang disampaikan harus memiliki karakteristik yaitu pilih

isu yang paling tepat, piih isu yang mendukung positioning organisasi, pilih isu

yang menarik. dengan adanya isu ini CSR akan lebih menarik. keterkaitan

terhadap isu CSR tidak hanya diharapkan datang dari komunitas tetapi juga dari

sebuah stakeholder terutama media.

d. Memilih metode yang paling baik dalam penyampaian

Pemilihan metode merupakan sebuah harapak eksekusi dari mekanisme pemilihan

pesan. eksekusi dalam hal ini berkaitan dengan pemilihan apakah akan

menggunakan media atau tidak. sara penyampaian pesan harus selaras dengan

kemampuan audiens dalam memahami pesan tentunya dengan

mempertimbangkan prinsip dasar komuikasi yang memerlukan keselarasn sudut

pandang dan tingkat pendidikan dan latar belakang komunikator dan komunikata.

e. Realisasi program

realisasi dari sejumlah perencanaan yang dilakukkan merupakan tahapan

berikutnya. menjalankan sejumlah aktivitas dan isu yang telah disepakati

merupakan hal yang wajib dilakukan.


f. Analisis hasil/evaluasi

evaluasi harus selalu dilakukkan, untuk mengetahui efektivitas dan ingkat

keberhasilan program CSR yang dijalankan. hasil evaluasi ini merupakan

masukan bagi perencanaan dan realisasi program berikutnya.

5. Tujuan Corporate Social Responsibility (CSR)

Dalam bisnis apa pun, yang diharapakan adalah keberlanjutan dan kestabilan

usaha, karena keberlanjutan akan mendatangkan keuntungan sebesar-besarnya

bagi perusahaan. Setidaknya terdapat tiga alasan penting mengapa kalangan dunia

usaha harus merespon CSR agar sejalan dengan jaminan keberlanjutan

operasional perusahaan, sebagaimana dikemukakan Wibisono (2007), yaitu:

a. Perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya

wajah bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Perusahaan mesti

menyadari bahwa mereka beroperasi dalam satu tatanan lingkungan masyarakat.

Kegiatan soisal ini berfungsi sebagai kompensasi atau upaya timbal balik atas

penguasaan sumber daya alam atau sumber daya ekonomi oleh perusahaan yang

kadang bersifat ekspansif dan eksploratif, disamping sebagai kompensasi sosial

karena timbul ketidaknyamanan (discomfort) pada masyarakat.

b. Kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan

yang bersifat simbiosis mutualisme untuk mendapatkan dukungan dari


masyarakat. Wajar bila perusahaan dituntut untuk memberikan kontribusi positif

kepada masyarakat, sehingga bisa tercipta harmonisasi hubungan bahkan

pendongkrakan citra dan performa masyarakat.

c. Kegiatan CSR merupakan salah satu cara untuk meredam atau

bahkan menghindarkan konflik sosial. Potensi konflik itu bisa berasal akibat dari

dampak operasional perusahaan atau akibat kesenjangan struktural dan ekonomis

yang timbul antara masyarakat dengan komponen perusahaan.

6. Evaluasi Corporate Sosial Responsibily (CSR)

Praktek CSR banyak diperdebatkan, bahkan kadang-kadang dikritik dan sering

bergabung dengan pengembangan etika bisnis. Untuk membuat keadaan menjadi

lebih buruk, metrik pengukuran yang tak dapat dijelaskan sebagai perusahaan

yang berbeda mengikuti pendekatan CSR yang berbeda. Oleh karena itu tidak ada

kerangka kerja umum ada untuk mengevaluasi dampak dari CSR pada

masyarakat. Adapun gambar evaluasi corporate sosial responsibily di bawah ini :

CSR
Businesses

Community Based Philantropy Fairtrade Shared Value

Gambar 2.2
Evaluasi Corporate Sosial Responsibily Sumber: Agarwal (2010)
7. Mengukur Keberhasilan Corporate Sosial Responsibily (CSR)

Program Corporate Sosial Responsibily (CSR) ini merupakan program kasat mata

(intangible). Karena bersifat kasat mata maka pengukuran yang dilakukkan untuk

menilai tingkat keberhasilan juga rasanya sangat sulit dilakukkan. Dari sini

berkembangnya upaya untuk mengkuantifikasikan hasil pelaksanaan program

CSR dengan menggunakan metode triple bottom line atau lebih dikenal sebagai

sustainabily report. Hal ini dapat di jelaskan pada gambar di bawah ini:

Insclusifity Structure Sustainbilty Capital

Successfull CSR
Evaluation
= Metrics

Gambar 2.3
Mengukur Keberhasilan Corporate Sosial Responsibily Sumber: Agarwal (2010)

Konsep tuntutan triple bottom line (TBL) yang terletak tanggung jawab

perusahaan dengan stakeholder daripada pemegang saham. dalam hal ini kasus,

"stakeholder" mengacu kepada siapa saja yang dipengaruhi, baik


secara langsung maupun tidak langsung, oleh tindakan perusahaan. Menurut

stakeholder teori, badan usaha harus digunakan sebagai roda penggerak untuk

mengkoordinasikan kepentingan stakeholder, bukannya memaksimalkan

pemegang saham (pemilik) keuntungan hal ini dapat di tunjukkan pada gambar 4

triple bottom line (TBL) sebagai berikut:

Provide Products and Create new and rewarding jobs


Service that enhance
peoples them PEOPLE

Beneficial Equitable

Sustainable

PLANET PROFIT

Vlable

Produce Products That Are Friendly to Our Planet Manage a Business That Provides a good resume for shareholder

Gambar 2.4
Mengukur Keberhasilan CSR Menggunakan Triple Bottom Line (TBL) Sumber:
Agarwal (2010)
BAB III\

METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar

peneliti memperoleh data yang valid, sesuai dengan karakteristik pendekatan dan

tujuan penelitian. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif karena pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini dilakukan dengan teknik deskriptif

kualitatif, yaitu melakukan penelitian langsung pada objek penelitian, melakukan

wawancara dengan pihak-pihak yang dapat memberikan informasi mengenai

penelitian ini, serta mengumpulkan dan menganalisis dokumen atau catatan yang

dimiliki oleh perusahaan mengenai pelaporan CSR.

Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:379) yang

menyatakan bahwa untuk menetakan fokus permasalahan yang disarankan oleh

informan. Penelitian ini fokus untuk menggali informasi dan memahami,

menganalisis pendapat informan atas implementasi CSR (Corporate Social

Responsibility) yang dilakukkan di sekitar PT. Yuan Teai Indonesia Hal ini di

lakukkan peneliti karena banyak sekali perusahaan yang tidak melakukkan

program CSR (Corporate Social Responsibility) karena


perusahaan tersebut berfikir hanya sebagai pengeluaran biaya tetapi tidak melihat

lingkungan di sekitar sehingga tidak terdapat bukti pertanggungjawaban terhadap

masyarakat dan lingkungan.

Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui jalannya penelitian

dari awal hingga akhir. Berdasarkan uraian sebelumnya, Rancangan penelitian

yang mendasari penulisan ini menggunakan alur sebagai berikut :

Indentifikasi

Perumusan tujuan penelitian

Studi Lapangan Studi Pustaka

Identifikasi Perusahaan

Corporate Social Responsibility

Penarikan kesimpulan dan saran

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian


Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. YUAN TEAI INDONESIA yang berlokasi di

Kawasan Industri Persada Blok L-5 Ngoro Mojokerto, Jawa Timur 61385.

Perusahaan tersebut tergolong dalam Perusahaan Manufaktur yang memproduksi

alat ukur meteran air (Flow Meter). Serta adanya kesediaan dari pihak perusahaan

untuk memberikan data dan informasi yang diperlukan sesuai dengan penelitian.

Waktu penelitian dilaksanakan pada rentang waktu antara bulan 27 Desember

2014 sampai dengan 26 Februari 2015.

Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data

yang dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan

permasalahan yang diteliti. Sumber data dalam penelitian ini yaitu melalui

wawancara langsung dengan informan kunci dan observasi.

2. Data sekunder yaitu data yang secara tidak langsung berhubungan

dengan responden dan data sekunder ini dapat diperoleh dari dokumen

perusahaan, jurnal, buku, dokumentasi dan skripsi serta dapat diperoleh dengan

mengakses situs-situs maupun websites.


Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data pada penelitian ini dilakukaan dengan

menggunakan wawancara mendalam dengan para informan atau in depth

interview, observasi terus terang, dokumentasi. Pelaksanaan wawancara dilakukan

di perusahaan, Kantor Kepala Desa dan masyarakat yang menerima CSR.

Wawancara ini ini bersifat semi terstruktur dengan menggunakan pedoman

wawancara, dimana dalam pelaksanaanya lebih bebas dan informan lebih bebas

mengeluarkan pendapat dan ide-ide. Alat yang digunakan dalam wawancara

adalah tablet, voice notes recorder Blackbarry.

Observasi terus terang dan tersamar, dimana observasi terus terang ini

merupakan teknik pengumpulan data yang mengetahui sejak awal sampai akhir

tentang aktivitas penelitian dimana dapat dipahami oleh peneliti terkait tentang

intensitas kesibukan para pegawai dan juga karena kehadiran peneliti akan sangat

mengganggu pekerjaan yang sudah menjadi kewajiban dan rutinitas para

informan. Dokumentasi dilakukan untuk menggali informasi dari berbagai

sumber. Pendokumentasian ini dilakukan melalui media sosial, hard copy

pedoman CSR dari PT. Yuan Teai Indonesia.

Pada penelitian ini teknik yang digunakan oleh peneliti dalam penentuan

informan adalah purposive sampling dan snowball sampling. Menurut Sugiyono

(2010:300), purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data

dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut

yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia
sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi

obyek/situasi yang diteliti. Menurut Sugiyono (2010:300), Snowball sampling

adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya

sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah sunber

data yang sedikit itu belum mampu memberikan data yang lengkap maka mencari

orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data.

Maka informan yang dianggap peneliti mengetahui situasi sosial yang diteliti atau

informan inti, yakni.

Tabel 3.1 Informan Kunci

No Nama Informan Keterangan


1 Suryo Prihartono Kepala Desa Ngoro
2 Danu Raharjo Sekertaris Desa Ngoro
3 Khusnul Khotimah CSR Department
4 Muhammad Yanto Warga Sumber: Data in Depth
Interview

Uji Keabsahan Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitataif. Sugiyono (2010:465)

mengajukan empat kriteria keabsahan dan keajegan yang diperlukan dalam suatu

penelitian pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

beberapa macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai

keabsahan, yaitu:

1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Pada

penelitian ini triangulasi dilakukan berdasarkan pengujian data yang telah

diperoleh dari informan. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga

menghasilkan suatu kesimpulan (Sugiyono 2010:465). Hal ini ditunjukkan oleh

peneliti untuk mentukan keabsahan data melalui para informan kunci yang

dilakukakan untuk mendapatkan informasi yang akurat untuk menjawab tujuan

dan hasil penelitian.

2. Triangulasi Teori

Triangulasi teori adalah memanfaatkan dua teori atau lebih untuk diadu atau

dipadu. Untuk itu diperlukan rancangan penelitian pengumpulan data dan analisis

data yang lebih lengkap. Dengan demikian akan dapat memberikan hasil yang

lebih komprehensif (lolypoly, 2014). Hal ini ditunjukkan oleh peneliti untuk

menjawab pertanyaan yang dilakukkan oleh informan kunci apakah sesuai dengan

teori yang telah ada pada literatur yang telah di tentukan oleh peneliti sehingga

dapat memperkuat informasi yang diperoleh

3. Triangulasi Data

Menurut Sugiyono, (2010:465) Teknik ini digunakan untuk menguji kredibilitas

data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber data yang sama

dengan teknik yang berbeda. Dalam penelitian ini diperoleh melalui

wawancara lalu di cek dengan observasi,


dokumentasi. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut,

menghasilkan data yang berbeda-beda, maka penelitian melakukan dikusi lebih

lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain untuk memastikan

data mana yang dianggap benar atau mungkin semuanya benar karena sudut

pandangnya berbeda

Teknik Analisis Data

Teknik analisi data dalam penelitian kualitatif adalah teknik analisis yang

dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan dan setelah dilapangan

(Sugiyono, 2010:460). Teknik analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data. Kegiatan

pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

dan studi dokumentasi.

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan

tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan

membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, menulis

memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang

tidak relevan.
3. Display Data

Display data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif.

Penyajiannya juga dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan.

4. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan (Conclution

Drawing and Verification)

Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan berupa

kegiatan interpretasi, yaitu menemukan makna data yang telah disajikan. Antara

display data dan penarikan kesimpulan terdapat aktivitas analisis data yang ada.

Dalam pengertian ini analisis data kualitatif merupakan upaya berlanjut, berulang

dan terus-menerus. Masalah reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan atau verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan

sebagai rangkaian kegiatan analisis yang terkait. Selanjutnya data yang telah di

analisis, dijelaskan dan dimaknai dalam bentuk kata-kata.


DAFTAR PUSTAKA

Agarwal. R. (2010). How Should You Measure Corporate Social responsibility?.


http://www.crisil.com/crisil-young-thought-leader- 2010/dissertations/Topic3-
RamanAgarwal.pdf. Diakses 1 Juli.
Anggita sari, Rizkia. (2012). Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap
Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan manufacture yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Nominal.
Hidayat, H. (2009). CSR : Sekilas Sejarah Dan Konsep. (On line), (Hendi hidayat
blog.htm di akses tgl 16 Januari 2012).
Hohnen, P & Potts, J (2007). Corporate Sosial Responsibility AN Implementation
Guide For Businnes.
Indrawan, Danu Candra. (2011). Pengaruh Corporate Social Responsibility
Terhadap Kinerja Perusahaan. Skripsi tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro Semarang. International Institute For Sustainable
Development. Canada.
Solihin, Ismail. 2008. Corporate Social Responsibility from Charity to
Sustainability. Jakarta : Salemba Empat.

Julianda, H (2013) Implementasi Corporate Social Responsibility pada PT.


Marzuki Internasional Indonesia. Skripsi
Mardiandari, P & Rustiyaningsih, S. (2013). Tanggung Jawab social dan kinerja
keuangan pada Perusahaan manufaktur go public di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Riset Manajemen dan Akuntansi.
Mapisangka, Andi. (2009). Implementasi CSR Terhadap Kesejahteraan Hidup
Masyrakat. JEPSP Vol. 1 No 1
Ratnasari, R. (2012). Corporate Social Responsibility, Tanggungjawab Sosial
Atau Strategi
Perusahaan?.
ejournal.unesa.ac.id/article/555/57/article.pdf
Siregar, N. C , (2007). Analisis Sosiologis terhadap Implementasi Corporate
Social Responsibility Pada Masyarakat Indonesia. Jurnal Sosioteknologi Edisi 12
Tahun 6, Desember 2007.
Setyaningrum. Dyah Ayu, (2011). Pengaruh Implementasi Corporate Social
ResponsibilityTerhadap Kesejahteraan Hidup Masyarakat (PT. APAC INTI
CORPORA, Bawen). Skripsi tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro Semarang.
Sugiyono, (2010). Meodelogi Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Alfabeta. Bandung.

Undang-undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Keputusan


Menteri BUMN Nomor: Kep-236/MBU/2003.
Wahyuni, Sri (2011). Implementasi tanggung jawab social perusahaan :
Impikasinya pada model pengembangan strategi Perusahaan di masa depan.
http://.handle.net/123456789/58374. Diakses 15 Juli

Anda mungkin juga menyukai