Anda di halaman 1dari 17

EVIDANCE

BASED KASUS
OBSTETRIK (1)
Berdasarkantingginya angka kematian ibu
dan perinatal yang dialami sebagian besar
negara berkembang, maka WHO
menetapkan salah satu usaha yang sangat
penting untuk dapat mencapai
peningkatan pelayanan kebidanan yang
menyeluruh dan bermutu yaitu
dilaksanakannnya praktek berdasar pada
evidence based.
Dimana bukti secara ilmiah telah dibuktikan
dan dapat digunakan sebagai dasar praktek
terbaru yang lebih aman dan diharapkan
dapat mengendalikan asuhan kebidanan
sehingga mampu memberikan pelayanan
yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan
tujuan menurunkan angka kematian ibu dan
angka kematian perinatal.
EBM Pada Asuhan Persalinan
KeluargaBerencana
Membantu para ibu dan suaminya
merencanakan kehamilan yang diinginkan
Asuhan Antenatal Terfokus
Memantau perkembangan kehamilan,
mengenali gejala dan tanda bahaya,
menyiapkan persalinan dan kesediaan
menghadapi komplikasi
Asuhan Pascakeguguran
Menatalaksanakan gawat-darurat keguguran
dan komplikasinya serta tanggap terhadap
kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi
lainnya
Persalinan yang Bersih dan Aman serta
Pencegahan Komplikasi
Kajian dan bukti ilmiah menunjukkan bahwa
asuhan persalinan bersih, aman dan tepat waktu
merupakan salah satu upaya efektif untuk
mencegah terjadinya kesakitan dan kematian
Penatalaksanaan Komplikasi yang terjadi
sebelum, selama dan setelah persalinan.

Perlu diantisipasi adanya keterbatasan


kemampuan untuk menatalaksana komplikasi
pada jenjang pelayanan tertentu.

Kompetensi petugas, pengenalan jenis


komplikasi, dan ketersediaan sarana pertolongan
menjadi penentu bagi keberhasilan
penatalaksanaan komplikasi yang umumnya
akan selalu berbeda menurut derajat, keadaan
dan tempat terjadinya.
Fokus asuhan persalinan normal adalah
persalinan bersih dan aman serta
mencegah terjadinya komplikasi.
Hal ini merupakan pergeseran paradigma
dari menunggu terjadinya dan kemudian
menangani komplikasi, menjadi
pencegahan komplikas
Beberapa contoh dibawah ini, menunjukkan
adanya pergeseran paradigma :

Mencegah Perdarahan Pascapersalinan


yang disebabkan oleh Atonia Uteri
Laserasi/episiotomi
Retensio plasenta
Partus Lama
Asfiksia Bayi Baru Lahir
Asuhan Sayang Ibu dan Bayi sebagai
kebutuhan dasar persalinan
Perdarahan TM III
Perdarahan trimester III atau perdarahan
antepartum adalah perdarahan yang
terjadi setelah kehamilan 28 minggu sampai
bayi dilahirkan.
Perdarahan trimester III meliputi; plasenta
previa, solusio plasenta,
Eklampsia
Eklampsia merupakan keadaan dimana
ditemukan serangan kejang tiba - tiba yang
dapat disusul dengan koma pada wanita
hamil, persalinan atau masa nifas yang
menunjukan gejala preeklampsia
sebelumnya.
Partus Lama
Partus lama adalah fase laten lebih dari 8
jam. Persalinan telah berlangsung 12 jam
atau lebih, bayi belum lahir. Dilatasi
serviks di kanan garis waspada persalinan
aktif (Syaifuddin AB., 2002 : h 184).
Partus lama adalah persalinan yang
berlangsung lebih dari 24jam pada
primigradiva, dan lebih dari 18 jam pada
multigradiva. (Mochtar, 1998 : h 348)
Retensio Plasenta
Retensio plasenta adalah tidak lahirnya
plasenta dalam waktu 30 menit setelah
bayi dilahirkan.
Plasenta tidak lahir-lahir meskipun
prosedur normal sudah dilakukan dengan
baik.
Apabila dibiarkan, kondisi ini dapat
menyebabkan pendarahan dan infeksi.
Perdarahan postpartum
primer
Perdarahan postpartum primer (Early Post
Partum Haemorarage) terjadi dalam 24 jam
pertama.
Penyebab utamanya Perdarahan postpartum
primer adalah atonia uteri, retensio plasenta
dan robekan jalan lahir. Terbanyak dalam 2
jam pertama.
Perdarahan postpartum sekunder

Perdarahan postpartum sekunder (Late Post


Partum Haemorrage) terjadi setelah 24 jam
pertama.
Penyebab utama perdarahan postpartum
sekunder adalah robekan jalan lahir dan
sisa plasenta atau membran.
Sepsis Puerperalis
Infeksi puerperalis adalah semua peradangan yang
disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke
dalam alat-alat genetalia pada waktu persalinan
dan nifas (Sarwono Prawirohardjo, 2005 : 689 )
Infeksi puerperalis adalah keadaan yang
mencakup semua peradangan alat-alat genetalia
dalam masa nifas (Mochtar Rustam, 1998 : 413)
Infeksi puerperalis adalah infeksi peradangan pada
semua alat genetalia pada masa nifas oleh sebab
apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu
badan melebihi 380 C tanpa menghitung hari
pertama dan berturut-turut selama 2 (dua) hari
Syok Obstetri
Syok obstetrik adalah syok yang dijumpai dalam kebidanan
yang disebabkan baik oleh perdarahan, trauma, atau sebab-
sebab lainnya, dimana terjadi gangguan sirkulasi darah ke
dalam jaringan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
oksigen dan nutrisi jaringan dan tidak mampu mengeluarkan
hasil metabolisme.

Gejala klinik syok pada umumnya sama yaitu:


1. Tekanan darah menurun.
2. Nadi cepat dan lemah.
3. Pucat.
4. Keringat dingin.
5. Sianosis jari-jari, sesak nafas, pengelihatan kabur, gelisah,
dan akhirnya oliguria/anuria.
Peristiwa-peristiwa kebidanan yang
menimbulkan syok antara lain :

Perdarahan
Infeksi berat
Solusio plasenta
Emboli air ketuban

Anda mungkin juga menyukai