PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Program studi D3 Analis Farmasi dan Makanan FMIPA ULM berusaha
menghasilkan tenaga ahli madya yang unggul dan kompetitif untuk dapat bersaing
di dunia kerja. Program kerja praktik yang diusulkan Program studi D3 Analis
Kerja praktik bertujuan untuk melatih mahasiswa agar mengenal situasi dunia
kondisi yang akan dialami oleh mahasiswa setelah menjadi sarjana maupun ahli
madya. Mahasiswa harus terjun secara langsung pada lingkup dunia kerja yang
nyata.
UPTD Laboratorium kesehatan Kota Banjarmasin (UPTD Labkes) yang
pemeriksaan kualitas Air seperti, (pH, Ar, CN, Fe, Pb, Cd, Zn, Cl, Mg, NO2, NO3,
Mn, BOD dan COD) dan pemeriksaan makanan, (pengujian Boraks, Formalin,
gula darah, kolestrol dan asam urat. Tenaga laboratorium yang bekerja UPTD
kesehatan yang dipersyaratkan. Namun, dari segi kuantitas masih perlu ditambah
1
Pengujian atau pemeriksaan dapat dilakukan pada beberapa sampel
makanan dengan baik. biasanya jajanan anak sekolah yang beredar di sekolah-
sekolah adalah pentol goreng, pentol bakso, nasi goreng, tela-tela, tahu telor,
bakwan, saos tomat, tahu goreng, telur goreng merupakan jenis jajanan yang
pada semua tahap proses produksi yang dilalui baik pada proses pengolahan
dikonsumsi adalah yang bebas dari bakteri Escherichia coli. Air yang mengalami
melalui berbagai tahap filtrasi untuk mendapatkan air bersih yang dapat
Pangan selain harus bergizi dan menarik juga harus bebas dari bahaya
cemaran kimia, mikroba dan bahan lainnya. Mikroba dapat mencemari pangan
melalui air, udara, tanah dan alat-alat pengolah lainnya (selama proses produksi
atau penyiapan) juga sekresi dari usus manusia atau hewan. Bakteri yang umum
2
Salmonella, Shigella, Listeria monocytogenes, Yersinia enterocolityca,
terdapat dalam makanan, diantaranya adalah sifat makanan itu sendiri (pH
kelembaban, nilai gizi), keadaan lingkungan dari mana makan tersebut diperoleh,
atau nilai gizi maupun merusak makanan tersebut (BPOM RI, 2008).
sekolah tersebut dapat tercemar mikroba. Selain itu, pencemaran juga dapat terjadi
pada setiap tahap produksi yang dilalui, baik pada tahap pengolahan hingga
maka perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui cemaran bakteri pada jajanan
1.2 Tujuan
Tujuan dari kerja praktik ini adalah :
3
a. Secara umum, untuk mendapatkan pengalaman kerja secara langsung dan
dan kimia.
b. Secara khusus, untuk menganalisis secara mikrobiologi sampel JAS di
Banjarmasin.
b. Bagi UPTD Labkes Kota Banjarmasin, yaitu adanya tempat untuk saling
yang dapat bekerja sama dalam hal terbukanya lapangan kerja, riset, dan
BAB II
4
Laboratorium Dinas Kesehatan Kota merupakan laboratorium kesehatan
tahun 2007. Kemudian pada tahun 2008 dibentuk UPTD Laboratorium Kesehatan
yang merupa kan salah satu unit pelayanan teknis Dinas Kesehatan Kota
pembentukan organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah serta Satuan Poksi
berpedoman pada keputusan Wali Kota Banjarmasin Nomor 62 tahun 2009, yang
lainnya.
Pada tahun 2008 telah mendapat bantuan peralatan pemeriksaan kimia
terbatas untuk pengujian kualitas air dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Selatan dan pada akhir Desember 2008 telah dilantik kepala UPTD Labkes oleh
5
Raperda retribusi pelayanan laboratorium kesehatan, melaksanakan kursus-kursus
pelatihan managemen dan teknis bagi penanggung jawab serta petugas dibidang
teknis laboratorium. Sehingga pada akhir tahun 2011 UPTD Labkes telah
laboratorium.
Pada tahun 2012, pelayanan di UPTD Labkes mulai diselenggarakan pada
tahun 2012 hingga sekarang selanjutnya pada tahun 2013 dibangun gedung UPTD
Labkes dengan Luas 328 m2 dari biaya APBD kota Banjarmasin. Sarana Prasarana
berukuran 25 m2, pada tahun 2014 telah memiliki gedung baru berlantai dua
dengan luas 600 m2 yang telah memiliki tata ruang yang baik dengan jumlah yang
Kabupaten/Kota.
UPTD Labkes sebagai salah satu Unit Pelayanan Teknis dan Badan Kota
kesehatan yang dipersyaratan, tetapi dari segi kuantitas masih perlu ditambah
berikut :
Tabel. 1 Tenaga UPT Laboratorium Kesehatan
6
3. AAK + S-1 Kesmas 1 orang PNS
4. SPK + S-1 Kesmas 1 orang PNS
5. AKL 1 orang PNS
6. AAK 2 orang PNS
7. AAK 3 orang Kontrak
8. SMP 2 orang Sukarelawan
Struktur organisasi UPTD Labkes Kota Banjarmasin dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
Kepala Laboratorium
Karyawan
c. Peralatan Teknis
Pada tahun 2014 UPTD Labkes melakukan penambahan jumlah alat
laboratorium klinis, seperti alat penunjang uji kualitas air. Penambahan alat
tersebut menambah kualitas dan kuantitas pelayanan bagi pengguna jasa dan
7
sudah cukup memadai, tidak berarti dapat menggambarkan bahwa semua
parameter pemeriksaan atau uji sampel di UPTD Labkes dapat terlayani. Hal ini
disebabkan masih ada beberapa peralatan teknis dan penunjang yang belum
Penyebab hal tersebut adalah berhubungan dengan sumber daya manusia yang
dimiliki oleh UPTD Labkes dan anggaran pengadaan peralatan yang selama ini
yang berlaku.
2. Melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan yang berkualitas dengan tarif
pengembangan pelayanan.
4. Melakukan mitra lintas program dan lintas sector.
Motto Pelayanan : Kepuasan Anda Adalah Prioritas Kami
2.3 Kegiatan Unit Tempat Kerja Praktik
UPTD Labkes Kota Banjarmasin melaksanakan pemeriksaan secara
lainnya seperti pemeriksaan kolestrol. Sebagai penjabaran dari visi, maka tujuan
memberikan pelayanan yang aman dan memberikan jaminan serta kepuasan bagi
8
Sebagai unit kerja Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, UPTD Labkes
Kota Banjarmasin menetapkan arah kegiatan pelayanan untuk mencapai visi dan
laboratorium yang tersedia, dan akan berupaya mencari alternatif strategis untuk
Alur Pelayanan UPTD Labkes Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin dapat dilihat
Pendaftaran
Pembayaran
Proses Analisis
Pengambilan Pengantaran
Hasil Hasil
9
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Makanan tidak hanya dituntut cukup dari segi zat gizi dan memenuhi diet manusia
tapi juga aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme peneyebab penyakit
dan zat-zat aditif yang berbahaya bagi kesehatan manusia bila dikonsumsi.
Jajanan sekolah adalah makanan sederhana yang dijual secara dijajakan dengan
taraf produksi usaha yang masih kecil. Jajanan sekolah pada umumnya dijual oleh
dengan harga murah dan dikonsumsi secara luas oleh berbagai lapisan masyarakat
(Yuliana, 2013).
Jajanan sekolah merupakan salah satu makanan yang mudah
penjualan jajanan sekolah tersebut umumnya tidak menjamin keamanan dari segi
baik. Penengan sanitasi yang kurang baik dapat menyababkan terjadinya hal-hal
3.2 Coliform
10
Coliform merupakan kelompok bakteri yang terdiri dari beberapa genus
adanya bakteri patogen lain karena bakteri patogen biasanya berada dalam jumlah
sedikit sehingga sulit untuk memonitornya secara langsung (SNI 7388, 2009).
batang, tidak membentuk spora dan mampu memfermentasi kaldu laktosa pada
temperature 37C. Hasil fermentasinya berupa asam dan gas dalam waktu 24-48
jam (Suriawiria,2008).
Bakteri Coliform merupakan flora normal pada usus manusia dan hewan,
tetapi akan menjadi patogen bila diluar saluran pencernaan, saluran kemih, pada
selaput otak yang akan menyebabkan radang, terutama pada individu yang
mempunyai daya tahan tubuh rendah, misalnya bayi, orang usia dan orang-orang
empedu, dimana garam empedu mampu menghambat bakteri gram negatif lain
yang mungkin ada. Sehingga media yang mengandung garam empedu digunakan
Broth (LB) dan media-media selektif lainnya. Pada media cair yang mengandung
laktosa, bakteri Coliform dapat tumbuh subur, menimbulkan gas dan tampak
11
Menurut Nugroho, 2006 kecepatan bakteri Coliform memecah laktosa
(Coliform) dan sering digunakan dalam uji sanitasi air dan susu. Spesies
saluran pernapasan dan usus. Salah satu spesiesnya, yaitu K. pneumonia dapat
spesies yaitu E. Coli, dan disebut Coliform fecal karena ditemukan dalam saluran
usus hewan dan manusia, sehingga sering terdapat dalam feses. Coliform fecal
(Coli Tinja) dapat hidup pada suhu 420C 440C. Bakteri ini sering digunakan
menyebabkan berbagai infeksi antara lain diare, infeksi pada saluran kencing, dan
12
Escherichia coli atau yang biasa disingkat E.coli, merupakan salah satu
jenis spesies utama bakteri gram negatif yang termasuk dalam famili
merupakan penghuni normal usus, selain itu, E.coli dapat berkembang biak di
E.coli tipe 0157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada
pencernaan makanan seperti kolera, tifus, disentri, diare dan penyakit cacing. Di
Michigan dan Oregon tahun 1982 dilaporkan kasus diare berdarah yang
disebabkan oleh bakteri E.coli, yang mengakibatkan 47 orang sakit dan 3 orang
meninggal dunia (Riley et al, 1983). Bakteri E.coli sering dipakai sebagai
telah terjadi kontaminasi dari feses manusia atau hewan melalui air tidak menutup
indikator adanya pencemaran feses dalam air, bahkan makan maupun minuman,
pencernaan seperti tanah dan air. E.coli merupakan mikroba dari kelompok
Coliform. Mikroba dari kelompok Coliform secara keseluruhan tidak umum hidup
13
dianggap sebagai petunjuk terjadinya pencemaran kotoran dalam arti luas, baik
Filum : Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Familia : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
pada bayi, khususnya di negara berkembang, EPEC melekat pada sel mukosa
usus kecil. Akibat dari infeksi EPEC adalah diare yang cair, yang biasanya
susah diatasi namun tidak kronis. Waktu EPEC dapat diperpendek dan diare
mucosa usus.
dengan toksin shiga yang diproduksi oleh strain shigella disenteriae tipe 1.
14
yang parah, dan dengan sindroma uremic hemolytic, sebuah penyakit akibat
kerusakan mukosa, pengeluaran sejumlah besar mukus, dan terjadi diare (Lay,
1994).
3.4 Metode MPN (Most Probable Number)
Jumlah mikroorganisme dapat dihitung melalui beberapa cara, namun
jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada saat tertentu tanpa memberikan
perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme yang diketahui dari cara
satu metode perhitungan secara tidak langsung, metode MPN terdiri dari tiga
tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan
15
2. Uji konfirmasi berfungsi untuk meyakinkan hasil positif yang ada pada uji
pendugaan. Medium yang digunakan dalam uji penegasan ini yaitu medium
Eschericia coli pada air yang diujikan, hasil positif ditandai dengan adanya
gelembung pada tabung durham yang berarti terjadi proses fermentasi laktosa
lebih besar yaitu 1.0-3.0 mm berwarna merah muda dan bagian tengahnya
berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu tabung yang mengalami perubahan
pada mediumnya baik itu berupa perubahan warna atau terbentuknya gelembung
gas pada dasar tabung durham. Pada metode perhitungan MPN ini digunakan
bentuk tiga seri, kemudian dari hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada
16
17
BAB IV
METODE KERJA PRAKTIK
dan analisa kualitas sampel dari berbagai sumber serta mengetahui suasana
dunia kerja. Oleh karena itu, dalam setiap kegiatannya mahasiswa tidak bisa
sehingga bisa mengetahui kegiatan yang harus dilakukan dalam kerja praktik.
Kegiatan pada saat kerja praktik dilakukan pada dua laboratorium, yaitu
18
empat, sampel makanan maupun sampel minuman yang berasal dari program
untuk membuat media (BGLB, SS, DS, IMVIC, SCA, TSA, LB, EC) dan
kedalam tabung reaksi yang berisi media Lactose Broth Singel Strength untuk
ledeng, air limbah, air minum isi ulang, air sumur atau air minum yang dijual
limbah dan ada yang tidak perlu pengenceran, contohnya air minum isi ulang.
b. Laboratorium AMAMI (Analisis Makanan dan Minuman)
Pada pemeriksaan ini sampel yang diterima berupa makanan seperti
tahu, pentol, saos, keripik, atau makanan dan minuman jajanan anak sekolah
yang sudah standar sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk
mengetahui hasilnya.
Air yang diperiksa pada laboratorium kimia ini biasanya berupa air
sambungan rumah (SR) dari ledeng/ sumur, DAMIU (depot air minum isi
19
ulang) untuk mengetahui kandungan pH, besi (Fe), nitrit (NO3), kalsium
karbonat (CaCo3), timbal (Pb), mangan (Mn), kadmium (Cd), nitrat (NO 2),
menggunakan spektrofotometer.
4.3 Prosedur Kerja
Alat yang digunakan adalah cawan petri, inkubator, lampu spiritus,
tabung reaksi, tabung durham, tutup tabung, rak tabung, ose bulat, ose jarum.
Bahan yang digunakan adalah sampel JAS, media BPW (Buffer
peptone water), media LBSS (Lactose Broth Singel Strength), media BGLB
(Briliant Green Lactose Borth) , EMB (Eosin Metilen Biru) dan IMVIC,
tahapan yaitu :
1. Registrasi
2. Uji perkiraan
3. Uji penegas
4. Uji Pelengkap
3.3. Prosedur Kerja
1. Registrasi
Registrasi (Penomeran) dengan cara sampel yang datang dicatat kedalam
20
dan 0,1 mL sampel didalam NaCl diambil masing-masing, diinokulasikan ke
dalam media LBSS pada seri ke ketiga sebanyak 3 tabung, Kemudian
diinkubasi selama 48 jam dengan suhu 350C.
4. Uji penegas (SNI 2897:2008)
Uji penegas dilakukan untuk menduga adanya E. coli didalam sampel JAS,
Biakan yang positif pada uji perkiraan, diambil sebanyak 1 ose dan
dengan suhu 440C. Diamati hasil positif jika keruh dan ada gelembung
JAS. Biakan positif pada uji penegas ditanam sebanyak 1 ose ke dalam media
EMB (Eosin Metilen Biru), dengan cara digoreskan didalam cawan petri
kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 350C, dan diamati koloni
BAB V
PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK
21
5.1 Evaluasi Pelaksanaan Kerja Praktik
Kendala yang ditemui pada saat kerja praktik di UPTD Labkes adalah tidak
adanya LAF (Laminar Air Flow) yang berfungsi untuk preparasi bahan
mikrobiologi agar tidak terkontaminasi dengan udara luar, alat ini dilengkapi
aseptis. Prinsip kerja LAF yang dilengkapi dengan aliran udara keluar dapat
saat praktik menggunakan lampu bunsen untuk preparasi bahan. Maka kendala
sehingga mengakibatkan biasnya hasil pengujian. Saran dari kendala yang ditemui
membuat media, cara pengujian sampel makanan dan minuman, cara pengujian
analisis air maupun makanan dengan media yang berbeda. Selain itu, pelayanan
yang bagus untuk pasien sehingga dapat memuaskan pasien, pelayanan untuk
puskesmas dan diuji dengan menggunakan media LBSS dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2. Hasil Uji Perkiraan Menggunakan Media LBSS
22
Sampel 1 mL 1 mL 0,1mL
JAS
1 - + + Lanjut
2 ++ - - Lanjut
3 +++ + + Lanjut
4 - - - Negatif
5 + - - Lanjut
6 +++ + Lanjut
7 +++ - - Lanjut
8 +++ + + Lanjut
9 - - - Negatif
10 - - - Negatif
Ket: (+) terdapat gelembung gas, (-) tidak terdapat gelembung gas, (+) 1 tabung, (++)
2 tabung, (+++) 3 tabung.
Hasil uji penegas dengan menggunakan media BGLB dari sampel JAS
yang diambil dari beberapa puskesmas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Hasil Uji Penegas menggunakan media BGLB (Briliant Green Lactose
Broth)
1 0 1 1 6.1
2 2 0 0 9.2
3 3 1 1 75
5 0 0 0 <3.6
6 0 0 0 <3.6
7 3 0 0 23
8 3 1 1 75
Ket: (0) negatif, (1,2,3) jumlah positif
Hasil uji pelengkap dan uji biokimia dari sampel JAS (Jajanan Anak
No Sampel Hasil
JAS EMB
1 1 -
2 2 -
3 3 -
4 7 -
5 8 -
23
Ket: (+) = berwarna hijau metalik ; (-) tetap berwarna merah
Uji perkiraan dilakukan dengan menginkubasi sampel JAS (Jajanan Anak
Sekolah) yang telah diinokulasikan ke dalam tabung reaksi yang berisi tabung
durham dan medium LBSS (Lactose Broth Singgel Strength) media tersebut
sampel JAS diinokulasika ke dalam tabung reaksi bagian pinggir difiksasi pada
api bunsen, dengan tujuan untuk menjaga kesterilan dari media sehingga tidak
terkontaminasi dengan udara. Pada tabung reaksi diletakkan tabung durham secara
gelembung gas atau untuk menangkap gas yang ditimbulkan akibat adanya
fermentasi laktosa menjadi asam dan gas. Hasil yang didapatkan dari sampel yang
diuji adalah sebanyak 7 sampel JAS dari 10 sampel JAS positif dan dilakukan ke
pengujian selanjutnya.
Tabung yang positif dilanjutkan dengan uji penegasan yang bertujuan
untuk meyakinkan hasil positif yang ada pada uji perkiraan, dengan memakai
medium BGLB (Briliant Green Lactose Borth) yang berfungsi untuk mendeteksi
adanya bakteri E. coli, uji ini bisa dikatakan positif apabila warna menjadi keruh,
ada gas pada tabung durham dan jika dikocok ada gelembung naik ke atas
pemukaan. Hasil yang didapatkan dari sampel yang diuji adalah 5 sampel JAS
(Jajanan Anak Sekolah) dari 7 sampel JAS (Jajanan Anak Sekolah) hasilnya
kuman menggunakan table MPN, pada sampel pertama dinyatakan hasil total
kuman sebesar 6.1, pada sampel kedua dinyatakan hasil total kuman sebesar 9.2,
pada sampel ketiga dinyatakan hasil total kuman sebesar 75, pada sampel kelima
dinyatakan hasil total kuman sebesar >3.6, pada sampel keenam dinyatakan hasil
24
total kuman sebesar >3.6, pada sampel ketujuh dinyatakan hasil total kuman
sebesar 23, pada sampel kedelapan dinyatakan hasil total kuman sebesar 75.
bakteri pada medium Eosin Metilen Biru adalah selain sebagai media selektif
coli. Untuk sampel yang tidak terdapat bakteri, kemungkinan karena bakteri yang
ada mati pada saat proses pemanasan atau pembuatan dan penggunaan air bersih
(tidak tercemar bakteri) dengan sanitasi yang baik dari para penjual. Seperti
diketahui bahwa bakteri Escherichia coli dapat tahan berbulan-bulan pada tanah
dan di dalam air, tetapi dapat mati dengan pemanasan pada suhu 60 0C atau lebih
selama 15 menit. Selain itu penggunaan wadah atau tempat yang telah dibersihkan
2012).
Makanan yang diproduksi harus memiliki kriteria agar dapat dikonsumsi
oleh konsumen. Kriteria tersebut yaitu makanan berada dalam derajat kematangan
penanganan selanjutnya. Kemudian bebas dari perubahan fisik dan kimia yang
tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh enzim, aktivitas mikroba, hewan
dan pengeringan serta bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan
penyakit yang dihantarkan oleh makanan (food borne illness) (Falamy et al.,
2012).
Beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah serta jenis mikroba yang
terdapat dalam makanan, diantaranya adalah sifat makanan (pH kelembaban, nilai
25
gizi), keadaan lingkungan dari mana makan tersebut diperoleh, setra kondisi
maupun merusak makanan tersebut (BPOM RI, 2008). Adanya berbagai informasi
kualitas alat yang digunakan, karena dapat mempengaruhi kualitas makanan yang
26
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat pada penelitian ini adalah
1. Didapatkannya pengalaman kerja secara langsung dan bertambahnya
dan kimia.
2. Hasil dari analisis mikrobiologi untuk sampel JAS (Jajanan Anak Sekolah) di
DAFTAR PUSTAKA
Arisman. 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunan makanan. EGC Jakarta.
Badan POMRI. 2008. InfoPOM Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia. Vol. 9. No. 2. Maret. ISSN 1829-9334.
27
Badan Standardisasi Nasional. 2009. Batas maksimum cemaran mikroba dalam
pangan. SNI 7388:2009.
Riley LW. RS. Temis SD. Helgerson JG. Wells. Hemorrhagic Colitis Associated
With A Rare E. Coli Serotype. N. Engl: J. Med; 1983.
28
Lampiran 3 Komposisi Media
1. LB (Lactose Broth)
Komposisi LB :
Beef Extract : 3 gram
Peptone : 5 gram
Lactose : 5 gram
Komposisi LBSS :
Triptose 20 g/L
Laktosa 5 g/L
29
Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara
memperolehnya. Sebagai sumber protein untuk mikroorganisme yang
akan dibiakkan.
b. Lactose : 10.0 g/L
Laktosa dan berfungsi untuk memisahkan bakteri yang
memfermentasikan laktosa seperti E.coli, dengan bakteri yang tidak
memfermentasi laktosa seperti S. aureus, Pseudomonas aeruginusae,
dan Salmonella. Berfungsi sebagai sumber karbohidrat untuk
pertumbuhan mikroorganisme.
c. Dipotassium hydrogen phosphate: 2.0 g/L
Merupakan garam yang sangat larut dalam air. Bahan ini
berfungsi sebagai pupuk, makanan aditif dan zat penyangga.
d. Eosin : 0.4 g/L
Berfungsi sebagai Indikator warna.
e. Methylene blue : 0.065 g/L
Berfungsi sebagai Indikator warna.
f. Agar : 15.0 g/L
Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar
sulit didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair
pada suhu 45C.
30
Lampiran 4. Alur kerja pengujian E.coli
31
Gambar C. Penambahan media LB pada sampel
32
Gambar F. Uji Perkiraan menggunakan LBSS
33
Gambar I. Uji Penegas menggunakan BGLB
1 2
Gambar J. (1) Hasil negatif pada media BGLB tidak ada gelembung gas
berwarna cerah dan (2) Hasil positif pada media BGLB terdapat
34
Gambar K. penanaman koloni pada media EMBA
35
Lampiran 5. MPN seri tiga tabung
36