Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Masalah kwalitas pendidikan di Indonesia masih menjadi perhatian
sampai hari ini bagi semua atau sebagian masyarakat yang cinta akan kwalitas
pendidikan. Sumber daya manusia pada umumnya, maupun kwalitas
pendidikan pada khususnya dan lebih khusus lagi tentang pembelajaran IPA
(Ilmu Pengetahuan Alam).
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) bagi siswa saat ini merupakan mata
pelajaran yang tidak terlalu di gemari oleh sebagian siswa untuk itu guru
dalam menyajikan materi pembelajaran paling tidak harus menguasai dua
faktor utama siswa, yaitu : (I) Faktor external siswa, dan (II) Faktor Internal
Siswa. (I) Faktor External Siswa berkaitan dengan; a) Latar belakang keluarga
siswa, b) Latar belakang lingkungan sekolah, c) Latar belakang likungan
masyarakat. (II) Faktor Internal Siswa berkaitan dengan; a) Minat, b)
Motivasi, c) Heredeted/ Turunan, d) Sikap, e) Iq, f) Intelijensi.

Faktor internal siswa, selain yang di sebutkan diatas yang tidak kalah
pentingnya adalah dorongan dari dalam diri sisw. Dorongan dari dalam diri
siswa uga banyak dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain : cita-cita yang
tinggi bagi setiap individu siswa. Siswa dalam mengikuti proses pembelajarn
pada umumnya dan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada khususnya
ditemukan berbagai kendala atau hambatan sebagai ditemukan pada
identifikasi masalah akan simulasi pembelajaran yang di laksanakan pada
hari/tanggal, tahun.. yang dilaksanakan oleh guru dengan nama :
Arif. H, yang diamati oleh teman-teman guru lainnya dikelas tutorial yang
dirumuskan masalahnya adalah : (a) guru hanya berhadapan dengan penulis,
(b) guru menggunakan metode satu arah, (c) guru tidak menyampaikan tujuan
pembelajaran, (d) guru kurang berinteraksi dengan siswa, (e) guru tidak
menggunakan media peraga.
Berdasarkan hasil pengamatan dalam simulasi yang dilaksanakan
pembelajaran IPA beberapa waktulalu, setelah diadakan evaluasi, ternyata
belum mencapai ketuntasan belajar IPA sebesar 70% / 65% karena hasil
evaluasi berdasarkan penelitian hasilnya menghasilkan 45% dari siswa 45
orang, olehnya itu diperlukan perbaikan pembelajaran melaluai penelitian
tindakan Kelas (PTK) adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru kelas
dalam kelas yang bertujuan antara lain : untuk memperbaiki proses
pembelajaran dalam upaya meningkatkan ketuntasan belajar siswa.
Ketuntasan belajar siswa dalam penelitian tindakan kelas ini terlebih dahulu
menganalisis identifikasi masih yang telah dikemukakan diatas; (a)
penanaman konsep, (b) menggunakan alat peraga, (c) menggunakan fariasi
dalam metode pembelajaran.
Ketuntasan belajar yang diharapkan dapat meningkat pembelajaran
siswa dalam matgeri luas bagian daftar akan dilakukan / laksanakan dalam
(PTK) yang di rencanakan akan terdiri dari 3 (tiga) siklus dan masing-masing
siklus terdiri dari 2 kali tatap muka 2 x 35 menit masing-masing 2 x 35 menit
di tambah 1 x 35 menit sebagai tahap evaluasi, dari 3 siklus yang di
rencanakan dalam PTK ini dengan rincian : (1) merencanakan (M), (2)
melaksanakan (L), (3) refleksi / renungan. (Handayani, dkk : 2011 : 39).
Bertitik tolak dari paragraph/uraian diatas PTK merupakan suatu
penelitian yang mempunyai berbagai aturan dan langkah yang harus di ikuti
oleh peneliti dalam hal ini guru dengan berbagai tindakan untuk menemukan
sejumlah ide pokok sebagai berikut : (1) PTK adalah suatu bentuk mengikuti /
penyelidikan yang di lakukan melalui refleksi diri; (2) PTK dilakukan dalam
siswa/siswi termasuk situasi pendidikan; (3) PTK dilakukan dalam situasi
soail termasuk situasi pendidikan; (4) yang bertujuan untuk memperbaiki
dasar pemikiran dan kepantasan dari praktek-praktek pemahaman terhadap
rakyat tersebut serta situasi / lembaga tempat tersebut dilaksanakan. (Wadani
dan kusumayadiwardi : 2008 :1-4).
Berdasarkan uraian diatas dapat di simpulkan bahwa PTK yang akan
dialksanakan agar dudul upaya meningkatakan hasil belajar IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam) pada pokok bahasan di atas (PTK pada siswa kelas IV
semester I di SD Negeri 3 Busoa).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana meningkatakan hasil belajar siswa dengan menggunakan atau
dengan menanamkan konsep luas dari berbagai bentuk bagun datar
(persegi, persegi panjang, bujur sangkar, trapesium, jajaran genjang)
2. Apakah dengan pengggunakan alat peraga dalam pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pada sub bagian materi
(komptensi dasar persegi, persegi panjang, trapesium, jajaran genjang)
3. Apakah dengan menanamkan konsep mengggunakan alat peraga dan
penggunaan metode berfariasi meningkatkan belajar siswa pada materi
laying-layang dengan lingkaran

C. Tujuan Perbaikan
1. Untuk memperbaiki proses pembelajar melalui penanaman konsep luas
bangun datar pada sub materi persegi, persegi panjang, dalam upaya
penuntasan belajar siswa
2. Untuk memperbaiki proses pembelajaran padda sub materi trapesium,
segitiga, danf bela ketupat dalam upaya meningkatkan ketuntasan hasil
belajar siswa.
3. Untuk memperbaiki proses pembelajaran padda sub materi layang-layang
dan lingkaran dalam upaya meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat PTK ini adalah :
1. Sebagai bahan masukanbagi guru untuk meningkatkan ketentuan hasil
belajar siswa.
2. Sebagai bahan acuan untuk memperbaiki diri sehubungan dengantugas
mengajar guru, sehingga dapat mencapai ketentuan belajar siswa.
3. Sebagai peran perbaikan pelaksanaan pembelajaran di sekolah pada mata
pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar
B. Hasil Belajar
C. Belajar Konsep
D. Belajar Konsep Media
E. Belajar denan menggunakan metode

A. Belajar aalah perubahan perilaku individu yang sifatnya menetap,teori belajar


kognitif berpendapat bahwa perilaku yang tidak dapat di amatipun dapat di
pelajari secara ilmiah, sebagian besar dari mereka ini terutama tertarik pada
terori yang disebut dengan pemprosesan informasi. Para ahli psikologi
kognitif mengungkapkan.
Model peritiwa-peristiwa mental di uraikan sebagain transformasi-
transformasi informasi dari imput (stimulus ke output (respons jawaban)
model pemprosesan informs dapat di gambarkan sebagai kumpulan kotak
yang di hubungkan dengan garis-garis kotak-kotak itu menggambarkan
fungsi-fungsi atau keadaan system, dan garis-garis menggambarkan
tranformasiyang terjadi dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. Dalam
model ini informasi dalam energy fisik tertentu (sinar untuk bahan tertulis,
bunyi untuk ucapan, terkenal, terhadap energy alam bentuk-bentuk tentu.
Reseptor-reseptor ini mengirimkan tanda-tanda dalam bentuk implus-implus
elektrokimig ke otak. Jadi transformsi pertama yang di alami informasi ialah
dari berbagai bentuk energy ke satu bentuk yang sama.
Implus-implus syaraf dari reseptor masuk ke suatu register pengindraan yang
terdapat akan system syaraf pusat infor pegindraan di simpan dalam system
syaraf pusat selama waktu yang sangat singkat ; menurut sperling (1960)
dalam Bahar (2006 : 27)
Hanya Selama
Sebagian kecil yang di simpan untuk selanjutnya di teruskan ke memori
jangka pendek, sedangkan sebelihnya hilang dari system proses reduksi ini di
sebut persesi selektif.
Memori jangka pendeksecara kasar dapat di samakan dengan keradatan
artinya, apa yang kita sadari semakin di kasarkan terdapat pada memori jangka
pendek kita. Memori ini disebut memori jangka pendek sebab inpor yang
keluar dari memori jangka pendik ini kira-kira 10 detik, kecuali kalau
informasi di ulang-ulang bila kita mencari nomor HP misalnya. Nomor itu
akan sampai ke memori jangka pendek, bila kita tidak mengulang-ulangi
nomor itu maka dalam waktu kita berjalan dari buku HP ke pesawat HP
mungkin sekali kita lupa akan nomor itu.
Bukkan hanya umur memori jangka pendek yang pendek, tetapi kapasitasnya
pun terbatas, oleh karena memori jangka pendek kerap kali disebut
Bottkneeka system pemprosesan informasi manusia kapasitas memori
jangka pendek yang kecil ini implikasinya penting sekali bagi penjajaran atau
instruksi pada umumnya makin lama makin banyak di gambarkan istilah
memori kerjauntuk memori jangka pendik. Kedua isitilahini memberi
penekanan pada aspek yang berbeda dengan konnseep jangka pendik
menekankan lama bertahannya informasi, sedangkan kerja menekankan fungsi
sebagai contoh misalnya : jika kita memecahkan soal matematika 14 x 32 akan
berhitung kita akan menyimpan hasil sementara 28 dan 42 dan menjumlahkan
di memori kerja itu informasi dalam memori kerja dapat di di kode di simpan
dalam memori jangka pendek. Pemerkan (coding) menerapkan suatu proses
informasi, diman informasi bagu di integrasikan pada informasi lama dengan
berbagai cara. Memori jangka panjang menyimpan informasi yang akan di
pergunakan di kemudianhari, bersamaan dengan memori kerja, memori jangka
panjang bertahan lama sekali.
Informasi yang sdh di simnpan memori jangka panjang bila akan digunakan
lagi harus di pangil. Informasiyang telah di panggil merupakan dasar generasi
respon akan di pisahkan sudah informasi mengalir dari memori jangka
panjang ke memori jangka pendeik kemudian ke generatorrespon akan tetapi
untuk respon otomatis informasi mengalir langsung dari memori jangka
panjang ke generator respoin selama pemanggilan.
Generator respoin mengatur urusan respons dan membimbing efektor-efektor
meliputi semua otot dan kelenjar kita tetapi untuk tugas setelah elektror-
elektor yang utama adalah: tangan untuk menulis dan alat suara untuk
berbicara aliran informasi dalam system manusia ternyata bertujuan dan diatur
oleh kotak-kotak yang disebut harapan dan control eksekutif.
B.

Anda mungkin juga menyukai