2007-1-00255-TI-Bab 2 - 2
2007-1-00255-TI-Bab 2 - 2
LANDASAN TEORI
Mutu adalah sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan. Mutu didasarkan pada
pengalaman aktual pelanggan terhadap produk atau jasa, diukur berdasarakan persyaratan
pelanggan tersebut dan selalu mewakili sasaran yang bergerak dalam pasar yang penuh
pembuatan dan pemeliharaan yang membuat produk atau jasa digunakan memenuhi
pengembangan (R&D), produksi, penjualan dan pelayanan purna jual dengan cara
rasional untuk mencapai kepuasan tingkat yang paling ekonomis (Wignjosoebroto, 2003).
suatu sistem yang efektif untuk memadukan pengembangan mutu, pemeliharaan mutu
dan upaya perbaikan mutu berbagai kelompok dalam sebuah organisasi agar pemasaran,
kerkayasaan, produksi dan jasa dapat berada pada tingkatan yang paling ekonomis agar
1
Definisi Total Quality Control (Pengendalian Mutu Terpadu) berdasarkan Negara
roda Plan-Do-Check-Action (PDCA) atau biasa juga disebut sebagai deming wheel,
Pengertian
PLAN Buatlah rencana sebelum mulai kerja
DO Laksanakan pekerjaan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya
CHECK Teliti apakah pekerjaan sudah sesuai
dengan rencana yang dibuat, ukur
performa output dan bandingkan dengan
standar kualitas yang telah ditetapkan
ACTION Bilamana perlu lakukan tindakan
perbaikan, karena hal ini merupakan
dasar dari rencana selanjutnya
Agar penerapan Total Quality Control memperoleh hasil yang maksimal maka
memahami arti TQC dan mau melakukannya dalam proses produksi atau pekerjaan
merupakan rangakaian suatu proses produksi yang menjadi tanggung jawab masing
masing kelompok kecil dalam suatu rangkaian yang terpadu dari Gugus Kendali
Mutu atau Quality Control Circle yang bekerja dalam satuan tim atau kelompok.
3. Seluruh mata rantai dan sistem tersebut dapat bekerja dan efisien baik disebabkan
karena latar belakang pendidikan dan latihan yang baik maupun sasaran produksi
yang baik menyangkut segi teknologi, penglaman, kerja karyawan serta adanya sikap
4. Sikap mental yang positif tersebut adalah dengan bekerja produktif dalam suatu
semangat kelompok / tim yang kuat akan menjamin mutu produksi yang tinggi,
sumber balas jasa yang lebih baik bagi tenaga kerja dan mendatangkan keuntungan
2.3 Quality Control Circle (QCC) atau Gugus Kendali Mutu (GKM)
Landasan teori mengenai Quality Control Circle juga merupakan landasan teori
Quality Control Project karena Quality Control Project merupakan Quality Control
Circle yang bersifat sebagai suatu project dan anggotanya juga bersifat lintas departemen.
Pada perusahaan Astra, agar tidak menjadi rancu kegiatan GKM dibedakan menjadi
kelompok kecil karyawan pelaksanan, kadang kadang dipimpin oleh mandor yang
secara sukarela akan mencari jalan dan cara untuk memperbaiki kualitas dan mengurangi
biaya biaya produksi di tempat tempat manapun kelompok ini berada dalam sistem
produksi.
Menurut Olga C. Crocker (2004, p13) definisi Quality Control Circle adalah:
kelompok karyawan yang biasanya terdiri dari satu bidang aktivitas pabrik dan
perusahaan, biasanya jumlahnya kecil dan bertemu secara berkala untuk maksud
maksud seperti :
seringkali tentang mutu tetapi juga tentang produktivitas, keamanan, hubungan kerja,
Menurut Kauro Ishikawa (1983, p7) Quality Control Circle adalah suatu
kelompok kerja kecil yang secara sukarela bekerja mengadakan kegiatan pengendalian
Quality Control Project (Jurnal Agrovaria, 2005) adalah Quality Control Circle
yang melakukan suatu pemecahan masalah sebagai suatu project dimana anggotanya
berkumpul secara sukarela dan berasal dari bidang kerja yang berbeda yang berkumpul
dengan tujuan memecahkan masalah yang terjadi pada lintas departemen yang saling
berhubungan
Idealnya anggota QCC sebaiknya terdiri dari pekerja yang sama agar masalah
yang mereka pilih telah dikenal. Anggota QCC berkisar antara tiga hingga sepuluh orang
Anggota QCP terdiri dari pekerja yang berasal dari lintas bidang pekerjaan yang
berkisar dari 3 sampai 10 orang yang bertujuan memecahkan suatu masalah dalam suatu
Program gugus kendali mutu merupakan sistem yang terintegrasi terdiri atas
beberapa bagian:
karena mereka telah mampu menjabat sebagai pemimpin dalam tugas sehari-
hari.
Fasilitator
Biasanya gugus kendali mutu diadakan sekali dalam satu minggu selama satu
jam, namun ada kalanya diadakan sekali selama satu sampai dua jam.
Biasanya pada gugus pertama dalam oragnisasi, supervisior merupakan juga
ketua dari gugus tersebut dan bila semua anggota sudah dapat berdiri sendiri,
Analisa persoalan.
Setiap anggota gugus harus menghadapi segala persoalan dengan sikap yang positif
menentukan tujuan dan target serta rencana kerjanya, agar dapat diikuti
pemakaian grafik atau peta kendali sehingga setiap perkembangan dapat diikuti
dengan seksama.
tentang proyek atau tema gugus kendali mutu, langkah-langkah pemecahan masalah yang
digunakan, dan usulan tindakan perbaikan. Mereka mempergunakan grafik yang telah
dipersiapkan, pada presentasi ini merupakan partisipasi, komunikasi, dan pengakuan bagi
anggotanya pada setiap pertemuan gugus selama beberapa minggu pertama, selanjutnya
Menghormati orang sebagai sesama manusia, serta membangun suatu tempat kerja
yang aman, nyaman, dan menyenangkan, yang cukup berarti untuk bekerja di dalamnya.
menerapkan kemampuannya.
kerjanya.
mutu.
telah disetujuinya.
2.3.12.1 Tujuan
pemecahan masalah.
o Menganalisa persoalan.
o Mengambil keputusan.
o Ketahui riwayat pengumpulan data (siapa, kapan, di mana, dengan cara apa data
dikumpulkan).
o Tentukan tata cara pengumpulan data dan perlengkapan/ lembar pengumpulan data.
Sumbang saran adalah cara yang sangat efektif untuk mengumpulkan ide-ide
yang sebanyak-banyaknya dari sekelompok orang atau peserta yang terlibat. Melalui cara
ini, diharapkan akan diperoleh masukan sebanyak-banyaknya dan menghasilkan
pemikiran atau ide yang terbaik untuk dipilih dan ditindak lanjuti.
Proses ber-sumbang saran akan memberikan hasil yang luar biasa, bila dalam
dengan topik yang sedang dibahas. Dengan demikian, diharapkan muncul banyak ide-ide
yang kreatif. Dalam berbagai kegiatan pengelolaan mutu (GKM), penggunaan sumbang
saran mendapat porsi yang besar, terutama dalam upaya untuk menelusuri penyebab
permasalahan. Meskipun demikian, banyak orang menggunkan alat bantu ini tanpa
terlebih dahulu memahami prasyarat yang harus dipenuhi, agar pola berpikir kreatif dapat
diterapkan, karena tanpa penerapan yang benar dari pola berpikir kreatif, maka sumbang
saran tidak akan berjalan efektif. Prasyarat mutlak yang harus dipenuhi dalam berpikir
menghambat kreativitas. Kemudian dengan kesadaran yang penuh tentang hal tersebut
d. Tidak mau menantang kenyataan: tidak mau mencoba berpikir untuk lebih
baik lagi.
a. Menjelaskan persoalan:
sumbang saran.
ii. Pemimpin kelompok menjelaskan persoalan atau topik yang akan dibahas.
iii. Tentukan waktu yang akan digunakan untuk pelaksanaan sumbang saran.
iv. Tentukan orang yang akan berperan sebagai pencatat semua itu, agar bisa dipastikan
b. Mengembangkan ide:
menyumbangkan ide atau pendapat kemudian diikuti yang lain, termasuk pemimpin
o Setiap orang hanya boleh mengungkapkan satu ide untuk satu kali putaran dan boleh
dikemukakan.
o Setiap orang dalam kelompok diwajibkan untuk mendengarkan dengan baik, semua
ide yang dikemukakan masing-masing pihak agar bisa memanfaatkan ide orang lain.
o Bila saat giliran tiba, dirasakan belum ada ide yang muncul segera katakan pas atau
o Semua ide atau pendapat yang masuk harus dicatat semua dan lengkap.
c. Mengevaluasi hasil:
o Bila waktu yang ditetapkan telah habis atau bila semua anggota kelompok sudah
kehabisan ide dan menyatakan pas, maka cara sumbang saran sudah bisa diakhiri.
o Pimpinan menutup acara kemudian membacakan semua ide atau pendapat yang
terkumpul.
ditindak lanjuti.
Untuk menganalisis masalah yang ada dalam kegiatan GKM dapat digunakan
Manfaat tujuh alat pengendalian kualitas adalah untuk mengetahui akar dari suatu
Mengetahui permasalahannya.
Di bawah ini akan diuraikan tentang ketujuh alat dalam seven tools.
1. Check Sheet
Check sheet atau lembar pengumpulan data merupakan alat bantu untuk memudahkan
pengumpulan data. Bentuk dan isinya disesuaikan dengan kebutuhan maupun kondisi
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam membuat lembar pengumpulan data :
- Apakah data yang didapat sudah cukup lengklap sebagai dasar bertindak?
memperjelas
2. Stratifikasi
atau golongan sejenis yang lebih kecil atau menjadi unsur unsur tunggal dari persoalan.
d. Material, hari pembuatan, unit kerja, orang yang mengerjakan, waktu, lot dan lain
lain.
Guna stratifikasi adalah agar dapat melihat dengan terperinci karakteristik kualitas
dan juga akibat dari pelaksanaan asumsi pada karakteristik kualitas tersebut.
Grafik
Grafik merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk gambar. Dengan memakai grafik :
- Data lebih cepat, mudah dibaca, jelas dan enak untuk dilihat.
- Hubungan dengan data yang lalu dapat dipaparkan sekaligus sebagai perbandingan.
- Perbandingan dengan data lain yang berhubungan dapat dilihat dengan jelas
Jenis grafik pada dasarnya terdapat 3 macam, yaitu :
Bagan pengendalian
pengendalian. Bagian ini menunjukkan perubahan data dari waktu ke waktu tetapi tidak
Bagan x-R Data diukur Contoh ; panjang, lebar, isi, volume, berat
Bagan u Data dihitung Contoh ; jumlah cacat lubang pada lembaran logam
Bagan c Data dihitung Contoh ; jumlah cacat lubang pada lembaran logam
keseluruhan.
Dengan mengetahui penyebab utama, maka bila kita menanggulanginya terlebih dahulu
biarpun hanya berhasil 50% saja, akan membawa pengaruh yang lebih besar terhadap
keseluruhan persoalan dibanding bila kita menanggulangi penyebab kecil, apa lagi bila
persoalan, karena itu diagram pareto merupakan langkah pertama untuk pelaksanaan
terbatas.
perbaikan.
Diagram juga disebut diagram tulang ikan (fish bone diagram) dan berguna untuk
menemukan faktor faktor yang berpengaruh pada karakteristik kualitas. Prinsip yang
dipakai untuk membuat diagram sebab akibat ini adalah subang saran / brainstorming.
Brainstorming merupakan teknik untuk memperoleh pendapat yang kreatif secara diskusi
bebas. Dalam diskusi bebas tersebut jangan melarang orang berbicara, jangan mengeritik
pendapat orang lain dan ambilah manfaat dari pendapat orang lain, semakin banyak
Untuk menentukan faktor faktor yang berpengaruh, ada 5 faktor utama yang perlu
6. Diagram Pencar
Diagram pencar dipakai untuk melihat korelasi (hubungan) dari suatu penyebab /
Dengan diagram ini kita dapat menentukan korelasi antara suatu sebab dengan akibatnya,
antara satu sebab dengan sebab lainnya, antara satu akibat dengan akibat lainnya.
Perhitungan korelasi dapat dilakukan dengan mudah dengan menggunakan regresi atau
dengan metode nilai tengah. untuk menggambarkannya, pada sumbu vertikal adalah
akibatnya, dan pada sumbu horizontal penyebabnya, maka kita mendapatkan sebuah peta
Ada beberapa jenis korelasi yang dapat terlihat dari diagram tebar ini, yaitu:
Korelasi positif kuat, jika nilai faktor penyebab bertambah besar, nilai faktor akibat
Korelasi positif lemah, jika terdapat kecenderungan korelasi positif tetapi memiliki
Korelasi negatif lemah, jika terdapat kecenderungan korelasi negatif tetapi memiliki
Tanpa korelasi, jika sebaran data sangat besar (nilai koefisien korelasi mendekati 0)
7. Histogram
Kegunaan dari histogram adalah untuk mengetahui distribusi / penyebaran data yang ada.
Sehingga dengan demikian di dapatkan informasi yang lebih banyak dari data tersebut
Kegiatan GKM yang dilakukan oleh perusahaan grup Astra memiliki langkah
langkah, yaitu:
Proses penentuan tema perbaikan, selalu diawali dengan terlebih dulu menelusuri
latar belakang permasalahan yang timbul dalam pekerjaan, melalui pengamatan terhadap
3. Keluhan pelanggan
lapangan kemudian buatlah pemilahan agar data mudah untuk diolah atau dianalisa lebih
lanjut.
b. Lakukanlah analisa terhadap data yang telah dikumpulkan, dengan menggunakan alat
bantu yang tepat dan cara pembandingan yang berimbang, sehingga dapat diperoleh
tersebut. Sebagai pedoman, dibawah ini adalah hal-hal yang mempengaruhi penentuan
Waktu penyelesaian
Tingkat kepentingan
d. Bila prioritas masalah sudah diperoleh, maka tema perbaikan sudah dapat ditentukan.
Tema perbaikan ini biasanya berupa pernyataan yang menunjuk pada tujuan akhir yang
ingin dicapai. Oleh sebab itu, tema biasanya diawali dengan kata kerja.
2.4.1.2 Penentuan Judul
Pada umumnya, sebuah tema perbaikan mempunyai cakupan yang cukup luas,
sehingga agak sulit untuk diambil tindakan lebih lanjut terhadap masalah yang
mati, bagaimana akan mengambil tindakan apabila kita tidak tahu berapa jumlah dan
jenis yang mati. Oleh sebab itu diperlukan pemilahan lebih lanjut dari prioritas masalah
tersebut, agar diperoleh persoalan yang spesifik yang harus diperbaiki, dan tidak perlu
direpotkan oleh berbagai hal yang sebetulnya tidak perlu diperbaiki. Melalui pemilahan
terhadap prioritas masalah inilah akan ditemukan persoalan spesifik yang benar-benar
harus ditangani segera, dengan suatu sasaran atau target perbaikan yang ingin dicapai.
Sasaran atau target inilah yang disebut dengan judul. Yakni kalimat tertulis yang
terjadi. Oleh sebab itu, judul haruslah mengadung dua unsur pokok yang akan
Kegiatan pada langkah ini adalah mencari faktor-faktor yang diduga dapat
menjadi penyebab timbulnya persoalan, sesuai dengan judul yang telah ditetapkan di
fishbone diagram, tujuan digunakan fishbone adalah dapat memperoleh gambaran yang
menyeluruh dari suatu susunan hubungan sebab akibat. Meskipun demikian, bila
hubungan antara sebab dan akibat cukup kompleks dan satu sama lain berkaitan sangat
erat, maka dimungkinkan untuk menggunakan salah satu alat bantu dari seven tools, yaitu
relation diagram. Penggunaan alat-alat bantu tersebut akan memberikan manfaat yang
maksimal bila didukung oleh sarana yang memadai yakni adanya dinamika
brainstorming (sumbang saran). Dalam hal ini, keterlibatan aktif semua anggota
kelompok (GKM) dalam proses ber-sumbang saran akan menghasilkan banyak ide-ide
memaksimalkan alat bantu fishbone diagram maupun relation diagram. Meski demikian
hal ini belumlah cukup, karena dalam praktek ber-sumbang saran, seringkali tidak
sementara anggota yang lain mungkin sangat pasif, bahkan mungkin ada juga yang
menentang ide orang lain, dan sebagainya. Di samping itu, bila kita melihat lagi tujuan
semula melakukan proses sumbang saran adalah untuk mencari penyebab-penyebab yang
menyebabkan permasalahan ada.. Itulah sebabnya agar kegiatan kelompok di langkah dua
ini berhasil dengan baik, maka GKM harus dapat memaksimalkan keterlibatan dan
maka anggota kelompok GKM menentukan penyebab yang pada akhirnya akan
menghasilkan suatu kesimpulan berupa hipotesa yang disepakati bersama, yakni
M1 . . . . . . . .
M2 M3 . . . . . . . .
.
Dalam membuat rencana perbaikan juga ditetapkan target dari kegiatan GKM.
3. Gunakan tools yang sesuai (Pareto dan balok) untuk lebih jelasnya.
2.4.5 Langkah V : Melaksanakan Perbaikan
yang dilakukan.
Untuk memperjelas usaha perbaikan yang dilakukan, maka dibuat suatu tabel yang
didalamnya terdapat penyebab mengapa terjadi masalah yang dilanjutkan dengan usaha
perbaikan yang dilakukan serta hasilnya. Selain itu juga dicantumkan waktu dan orang
Pada langkah ini, kita berusaha mengetahui sejauh mana pelaksanaan perbaikan ini
sebelumnya, ialah dalam hal tenggang waktu. Hal ini dibutuhkan waktu yang relatif lebih
panjang di langkah lima ini, hal itu secara logika dapat diterima, karena memang
berfungsi sebagai penelitian (suatu usaha pemastian yang signifikan). Untuk itu, salah
satu syarat utama adalah perlu melihat kembali kondisi sebelum ada perbaikan dan
membandingkannya dengan kondisi saat ini (setelah perbaikan). Syarat kedua adalah
penggunaan beberapa macam alat bantu untuk memberikan gambaran yang dapat
pareto, diagram balok atau bahkan peta kendali. Di samping itu, setelah meneliti hasil
yang diperoleh biasanya juga ditemukan adanya dampak positif yang mungkin tidak
diketahui sebelumnya, sehingga manfaat yang diperoleh dari perbaikan ini memang
menjadi terasa maksimal. Contoh dampak positif misalnya menurunnya biaya perawatan,
karena dilakukannya penurunan frekuensi buah rusak. Contoh yang lain adalah
ditemukannya kenyataan bahwa dengan dilakukannya putaran PDCA ini, anggota GKM
menjadi lebih terampil dalam menggunakan alat bantu kendali mutu dan lebih berani
Suatu hasil kerja (perbaikan) yang sebagus dan sehebat apa pun akan cepat
dilupakan orang dan lenyap tanpa bekas, bila tidak dicatat dan dibakukan. Itulah
sebabnya, pada akhir suatu perbaikan haruslah diikuti dengan proses pembakuan terhadap
hasil yang dicapai. Yang biasa kita sebut dengan membuat standar baru, yang terdiri dari
Standar hasil, yaitu unjuk kerja yang dapat dicapai, bila prosedur pelaksanaan
pencatatan tertulis standar baru tersebut,sebagai acuan bagi pekerjaan yang sama atau
sejenis, dengan demikian standar tersebut bukan lagi milik kelompok atau GKM yang
bersangkutan, tetapi bisa diberlakukan dalam lingkup yang lebih luas baik di perusahaan
terhadap standar baru akan memiliki kekuatan yang mengikat bila dilakukan oleh jajaran
manajemen yang bersangkutan, sehingga standar yang telah tertulis dengan jelas dan sah
akan menjadikan:
Setiap orang yang terlibat harus mengerti tujuan serta menyetujui standar.
Apabila mengacu pada tahapan PDCA, maka pembuatan standar baru merupakan
bagian akhir dari suatu rangkaian proyek peningkatan mutu, di lain pihak standar juga
berfungsi sebagai langkah awal untuk memasuki dunia baru, karena sejak pengakuan dan
pembakuan standar maka pertanda bahwa satu episode cerita sedih telah dilewati dengan
dilaksanakan dan membuahkan standar baru, maka pada akhir perbaikan selalu diikuti
Setelah suatu perbaikan dilaksanakan, sudah barang tentu kondisi proses kerja
mengalami perubahan. Di samping itu, perubahan bisa saja terjadi disebabkan oleh hal-
hal yang lain, seperti misalnya kebijakan baru perusahaan, tuntutan pelanggan, dan lain
sebagainya. Perubahan-perubahan tersebut adalah hal yang logis, karena perjalan waktu
memang memungkinkan dengan segala sesuatu di atas bumi ini tidak selalu tetap adanya.
Oleh sebab itu, sangatlah perlu untuk terlebih dulu memusatkan perhatian pada fakta
yang ada, sebelum merencanakan perbaikan lebih lanjut. Dengan demikian, awal
kegiatan langkah tujuh ini adalah mengumpulkan data yang menggambarkan fakta yang
Penetapan langkah tujuh ini sering disebut janji GKM pada manajemen untuk
melaksanakan continous improvement. Oleh sebab itu, janji yang baik hendaknya
memperlihatkan adanya:
Tujuan baru yang ingin dicapai, dalam hal ini berbentuk tema berikutnya.
Alokasi sumber daya, yang meliputi: jadwal rencana kegiatan dan SDM yang
terlibat.
Dengan demikian, SDM yang terlibat dalam rencana tersebut akan terpanggil
untuk memenuhi komitmen bersama tersebut, dalam waktu yang tidak terlalu lama. Di
samping semua hal tersebut di atas, ada satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah
kesetiaan untuk secara kontinyu memantau hasil perbaikan yang telah dilaksanakan, dan
menjaga agar tidak terjadi penyimpangan atas standar prosedur yang telah ditetapkan
2.5 Perbedaan langkah Quality Control Circle dan Quality Control Project
Control Circle adalah dari langkah 1 sampai dengan langkah ke 8 sedangkan untuk
Quality Control Project langkah langkahnya yaitu dari langkah ke 1 sampai langkah ke
7. Hal ini dikarenakan Quality Control Project sifatnya sebagai sebuah project dengan
skala masalah pembahasan lebih luas dari Quality Control Circle sehingga perlu
Menurut Ralph Barra (1992, p53), banyak cara untuk membuat gugus kendali
mutu menyadari adanya gejala gejala yang menimbulkan masalah pada kelompok
GKM tersebut. Salah satu cara adalah dengan melibatkan anggota gugus dalam penilaian
keefektifan gugus mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat daftar karakteristik
kelompok yang dapat digunakan oleh gugus dalam menilai sendiri keefektifan mereka.
Penilaian ini juga akan membantu kelompok dalam mengidentifikasi masalah sehingga
akan sanggup diatasi sebelum menjadi masalah yang lebih besar. Barra (1992, p54)
membuat daftar karakteristik kelompok yang berhubungan dengan efektif dan tidak
efektifnya kelompok yang dilengkapi dengan form penilaian diri yang hasilnya akan
1. Iklim
2. Diskusi
3. Sasaran
4. Mendengarkan
5. Ketidaksesuaian pendapat
6. Konsensus
7. Kritik
8. Keterus terangan
9. Rencana tindakan
10. Kepemimpinan
Berikut ini adalah pembagian karakteristik kelompok yang efektif dan tidak efektif
1. Iklim
Iklim sekitar mencerminkan rasa tidak peduli dan kebosanan (anggota saling
berbisik satu sama lain atau mengadakan percakapan yang tidak penting) atau
2. Diskusi
3. Sasaran
Dari apa yang telah dikatakan, sukar untuk dapat memahami apa tugas atau tujuan
gugus. Hal ini sudah disampaikan oleh pemimpin tetapi kelompok tampaknya
4. Mendengarkan
6. Konsensus
7. Kritik
Kritik dapat dilakukan tetapi seringkali memalukan dan menimbulkan
ketegangan. Kritik dapat berupa serangan pribadi terhadap orang lain dan para
anggota merasa tidak enak dengan suasana ini serta tidak dapat menanggungnya.
8. Keterus terangan
adalah bahwa perasaan tidak patut untuk didiskusikan dan akan mengganggu bila
9. Rencana tindakan
Keputusan untuk mengambil suatu tindakan tidak jelas, tidak seorangpun tahu
siapa yang akan berbuat apa. Walaupun penugasan dan pembagian tanggung
jawab telah dilakukan, sering kali tidak jelas apakah tugas tersebut akan
10. Kepemimpinan
Tidak terasa adanya ketegangan. Iklim yang terasa adalah suasana bekerja dimana
manusia terlibat dan merasa tertarik. Tidak adanya tanda tanda timbulnya rasa
bosan.
2. Diskusi
Banyak terjadi diskusi dimana setiap orang berpartisipasi tetapi diskusi tetap ada
3. Sasaran
Tugas atau sasaran kelompok dimengerti dengan baik dan diterima oleh anggota
kelompok.
4. Mendengarkan
Para anggota saling mendengarkan pendapat anggota yang lain. Diskusi tidak
melompat dari satu hal ke hal yang lain yang tidak ada hubungannya dan setiap
ide didengarkan.
5. Ketidaksesuaian pendapat
adanya hal ini dan menjaga agar suasana tetap lancar dan tidak ribut.
6. Konsensus
Sebagian besar keputusan diambil melalui suatu konsensus, dimana jelas bahwa
setiap orang memiliki pendapat yang kurang lebih sama dan mau bekerja sama.
7. Kritik
Kritik sering diberikan, terus terang dan relatif membangun. Kritik bernada positif
8. Keterusterangan
masalah yang dihadapi maupun mengenai kegiatan kelompok. Tidak ada rasa
9. Rencana tindakan
Pada waktu diambil tindakan, dilakukan pembagian tugas dengan jelas dan
10. Kepemimpinan
BAB 3