BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
jantung dalam sistem perekonomian sebuah Negara dan sebagai alat dalam
penyalur atas dana, maka bank akan selalu berkepentingan dengan pihak-
pihak yang kelebihan dana dan juga pihak-pihak yang kekurangan atau
perbankan.
1
Ronny Sautama Hotma Bako, Hubungan Bank dan Nasabah Terhadap Produk Tabungan
dan Deposito (Suatu Tinjuan Hukum Terhadap Perlindungan Deposan Di Indonesia Dewasa Ini),
Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1994, hlm.34
2
karena dengan metode transaksi elektronik ini, nasabah tidak perlu membawa
namun dewasa ini kejahatan bank banyak terjadi yaitu salah satunya kejahatan
mesin ATM telah terpasang alat skimmer di depan mulut card reader.
tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan pada Pasal 1 angka (2)
menjelaskan bahwa:
2
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Grasindo, Jakarta, 2000, hlm.120
3
a. transparansi;
b. perlakuan yang adil;
c. keandalan;
d. kerahasiaan dan keamanan data/ informasi Konsumen; dan
e. penanganan pengaduan serta penyelesaian sengketa Konsumen
secara sederhana, cepat, dan biaya terjangkau.
masyarakat.
yang baru, salah satunya adalah pembobolan rekening nasabah melalui ATM.
konsumen dan pihak bank sebagai pelaku usaha menjadikan bank harus
bertanggung jawab terhadap kerugian yang dialami nasabahnya, hal ini dapat
terjadi karena bank kurang menjalankan kegiatan usaha dengan prinsip kehati-
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, dalam Pasal 29 ayat (5) Undang-
terhadap nasabah bank. Jika dilihat dalam penjelasan Pasal tersebut tidak
ATM adalah konsumen sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 1 angka (2)
dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri
sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain, dan tidak untuk
diperdagangkan.
yaitu :3
bukan dikarenakan kesalahan dari nasabah maka pihak bank wajib mengganti
3
Celina Tri Siwi Kristiyanti , Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta,
2008, hlm.31
6
8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen pada Pasal 7 huruf f dan huruf
aturan-aturan hukum yang terjadi jika dilihat pada masalah yang ada dalam
karena para pihak tidak selamanya selalu merujuk pada peradilan tetapi pihak
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa
perbankan?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengkaji dan menganalisis perlindungan hukum bagi nasabah
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritis
Dapat mengetahui perlindungan hukum bagi nasabah penguna kartu
jasa keuangan.
D. RUANG LINGKUP PENELITIAN
Untuk menghindari penyimpangan serta pembiasan dari pokok
permasalahan yang akan dibahas. Adapun ruang lingkup dari penelitian ini
BAB II
dalam bentuk badan usaha. Hal ini terlihat jelas dalam ketentuan Pasal 21
4
A. Abdurachman, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan, Pradnya Paramita,
Jakarta, 1993, hlm.80
5
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana, Jakarta, 2005, hlm.10
9
dalam dua jenis yaitu, Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank
bank haruslah didirikan dalam bentuk badan hukum dan tidak boleh
regional.
Di dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 diatur tentang
6
H. Budi Untung, Kredit Perbankan di Indonesia, Andi, Yogyakarta, 2005, hlm.14
7
Thomas Suyatno, Kelembagaan Perbankan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996,
hlm.207
8
Lukman Santoso Az, Hak dan Kewajiban Hukum Nasabah Bank, Pustaka Yustisia, 2011,
hlm. 43
11
kegiatan usaha bank tersebut. Selain itu dalam Pasal 37B Undang-Undang
9
Wahyu Sasongko, Ketentuan-Ketentuan Pokok Hukum Perlindungan Konsumen,
Universitas Lampung, Bandar Lampung, 2007, hlm.95
10
Ibid, hlm.128.
11
Mahesa Jati Kusuma, Hukum Perlindungan Nasabah Bank, Nusa Media, Bandung,
2012, hlm.125
12
manusia.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/11/PBI/2009
dengan kartu magnetik bank yang berkode atau bersandi; melalui mesin
sandi ATM yang diterbitkan oleh bank yang bersangkutan dan nomor jati
mereka untuk membuat penarikan, uang tunai melalui kartu debit, dan
nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank, termasuk pihak yang
transaksi keuangan.
Pengertian nasabah terdapat pada Pasal 1 Angka (15) Undang-
12
www.citybank.co.id, Diakses Pada Tanggal 11 Februari 2017, Pukul 09.00 Wita
13
Ibid
14
yang menggunakan jasa bank. Rumusan ini kemudian diperinci pada butir
itu.
Berdasarkan Pada Pasal 29 ayat (3) Undang-Undang Nomor 8
disimpan pada suatu bank. Selain itu pada Pasal 29 ayat (4) menjelaskan
mendapatkan ganti kerugian atas dana atau rekening yang hilang atau
15
Sudaryatmo, Hukum dan Advokasi Konsumen, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung,
1999, hlm.19-20
16
bank atau pihak ketiga di luar bank yang tidak bertanggung jawab.
yang paling terkait, yakni hukum dan kepercayaan. Suatu bank hanya bisa
16
Ratna Syamsiar, Hukum Perbankan, Justice Publisher, Bandar Lampung, 2014, hlm. 75
17
Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2006, hlm.282.
18
Tan Kamello, Hukum Jaminan Fidusia Suatu Kebutuhan Yang Didambakan, PT.Alumni,
Bandung, 2003, hlm.5
17
19
Ronny Sautama Hotma Bako, Op.Cit., hlm 32
20
Ibid hlm.40
21
Tan Kamello, Op.Cit., hlm.7
22
Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003,
hlm.100
18
b. Hubungan Nonkontraktual
Selain hubungan kontraktual seperti yang telah disebutkan di
atas maka berikut ini kita akan lihat apakah ada hubungan
hukum yang lain antara pihak bank dan pihak nasabah,
terutama antara nasabah deposan dan nasabah nondeposan-
nondebitur.24
23
Ronny Sautama Hotma, Op.Cit., hlm.33
24
Munir Fuady, Op.Cit., hlm.102
25
Ibid
26
Pulo Siregar, Resiko Kartu ATM (Manfaat dan Tips Aman Bertransaksi Dengan Kartu
ATM), Papas Sinar Sinanti, Jakarta, 2010, hlm 47.
19
2. Pengertian Sengketa
Sengketa atau konflik dapat berasal dari berbagai sumber
pemicu. Istilah konflik berasal dari bahasa Inggris conflict dan
dispute yang berarti perselisihan, percekcokan, atau
pertentangan. Perselisihan atau percekcokan tentang sesuatu
terjadi antara dua orang atau lebih. Konflik muncul karena
adanya perbedaan kepentingan yang tidak dapat
dikomunikasikan dengan baik. Konflik nyaris tak dapat
terpisahkan dari setiap individu baik terhadap dirinya sendiri
maupun dengan orang lain.27
kehidupan bermasyarakat, yang dapat terjadi saat dua orang atau lebih
dengan sengketa.
Pengertian sengketa dalam kamus Bahasa Indonesia, berarti
pertentangan atau konflik, konflik berarti adanya oposisi atau
pertentangan antara orang-orang, kelompok-kelompok, atau
organisasi-organisasi terhadap satu objek permasalahan. Senada
dengan itu Winardi mengemukakan: Pertentangan atau konflik
yang terjadi antara individu-individu atau kelompok-kelompok
yang mempunyai hubungan atau kepentingan yang sama atas
suatu objek kepemilikan, yang menimbulkan akibat hukum
antara satu dengan yang lain. Sedangkan menurut Ali Achmad
berpendapat: Sengketa adalah pertentangan antara dua pihak
atau lebih yang berawal dari persepsi yang berbeda tentang suatu
kepentingan atau hak milik yang dapat menimbulkan akibat
hukum bagi keduanya.28
27
Intan Nur Rahmawanti dan Rukiyah Lubis, Win-Win Solution Sengketa Konsumen,
Pustaka Yustisia, Yogyakarta,2014, hlm.33
20
sengketa adalah prilaku pertentangan antara dua orang atau lebih yang
dapat menimbulkan suatu akibat hukum dan karenanya dapat diberi sangsi
para pihak yang terlibat dalam berbagai macam kegiatan bisnis atau
BAB III
METODE PENELITIAN
28
http://nevacipid.blogspot.co.id/2011/03/pengertian-sengketa.html?m=I, Diakses Pada
Hari Senin Tanggal 26 Desember 2016 Pukul 20.59 Wita
29
Wirdyaningsih, Bank Dan Asuransi Islam Di Indonesia, Kencana, Jakarta, 2005,
hlm.273
21
Sehingga akan mendapatkan suatu kesimpulan yang sesuai dengan hasil penelitian
yang diharapkan.
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah
sama lain secara logis, dan apakah norma hukum tersebut cukup mampu
dilakukan dengan mengkaji teori, pendapat para ahli yang ada kaitannya
konsep, dan asas hukum yang relevan dengan isu hukum yang dihadapi.
literatur serta pendapat para sarjana yang terkait dengan pokok permasalahan
yang ada. Studi dokumen yang dilakukan meliputi bahan hukum primer dan
penelitian ini.
30
Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers,
Jakarta, 2012, hlm. 32.
23
undangan dan literatur yang dimaksud, diuraikan secara sistematis dan logis
bahan hukum dilakukan secara deduktif yaitu menarik kesimpulan dari suatu
BAB IV
nasabah.
cara yaitu : 31
tersebut untuk memberikan ganti rugi atas apa yang telah diperbuatnya.
pengguna kartu ATM yang merasa dirugikan akibat kesalahan dari pelayanan
jasa Perbankan.
pengguna ATM, maka diperlukan suatu regulasi atau perhatian khusus untuk
31
Hermansyah, Op.Cit., hlm.154
25
hukum bagi nasabah pengguna kartu atm dalam sistem hukum perbankan
32
Pasal 6 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga
Penjamin Simpanan.
33
Rizal Ramadhani, Likuidasi Terhadap Bank Yang Berbentuk Hukum Perusahaan Daerah,
Buletin Hukum Perbankan dan Kebanksentralan, Volume 4 Nomor 3, Desember 2006, hlm 25
27
34
Ibid, hlm 139
28
atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya.
dimintai pertanggungjawaban.
35
Siti Sundari, Laporan Kompendium Hukum Bidang Perbankan, (Kementerian Hukum
dan HAMRI, 2011), hlm.44
30
pembelaan hukum.
36
Zainal Asikin, Pengantar Hukum Perbankan Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2016, hlm.49
37
Muhamad Djumhana, Op.Cit., hlm.39
31
terhadap:38
38
Uswatun Hasanah, Op.Cit., hlm.111
39
Ibid., hlm.113
40
Ibid., hlm.114
32
diakibatkan oleh tuntutan nasabah yang tidak dipenuhi bank baik seluruhnya
terjadinya sengketa.
antara nasabah dengan bank. Hal ini diatur melalui PBI Nomor
finansial pada Nasabah yang diduga karena kesalahan atau kelalaian Bank.
dalam Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) Nomor 7/24/DPNP antara lain
sebagai berikut:
yang terdiri dari empat Pasal yaitu Pasal 45, 47, 48 dan Pasal 49.
34
ditempuh melalui 2 cara yaitu melalui peradilan atau litigasi dan melalui luar
menjamin tidak akan terjadi kembali atau tidak akan terulang kembali
Konsumen.
Penyelesaian Sengekta.
41
Yahya Harahap, Beberapa Tinjauan Mengenai Sistem Peradilan dan Penyelesaian
Sengketa, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997, hlm.186
42
Nurnaningsih Amriani, MEDIASI Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di
Pengadilan, PT.Rajagrafindo Persada, Jakarta, hlm19
36
1. Mediasi
43
https://lapspi.org/profile/, Diakses Pada Tanggal 06 Maret 2017 Pukul 22.40 Wita.
44
https://lapspi.org/mediasi/, Diakses Pada Tanggal 06 Maret 2017 Pukul 22.50 Wita.
37
b) Penggunaan Mediasi
e) Verifikasi Permohonan
f) Perjanjian Mediasi
LAPSPI.
bebas dari pengaruh dan tekanan pihak manapun, serta bebas dari
dan Mediator paling lama 30 (tiga puluh) hari lagi. Proses mediasi
(satu) atau lebih ahli dalam bidang tertentu dan/atau pihak ketiga
Para Pihak.
45
Ibid
42
tembusan pihak lain dan pengurus, jika terdapat alasan dan bukti
yang kuat bahwa pihak lain menunjukan itikad tidak baik dalam
i) Akta Perdamaian
persidangan Arbitrase
l) Biaya-Biaya Mediasi
sendiri.
2. Ajudikasi
45
(retail and small claim), karena sengketa ritel dan kecil tersebut akan
d) Verifikasi Permohonan
48
pengurus LAPSPI.
e) Penunjukan Ajudikator
47
Ibid
49
bersikap adil, netral dan mandiri, bebas dari pengaruh dan tekanan
i) Pengambilan Keputusan
dinyatakan ditutup. Apabila salah satu Pihak atau anggota Panel tidak
hadir pada hari sidang yang telah ditentukan, maka pembacaan putusan
keputusan:
j) Biaya-Biaya Ajudikasi
1) Biaya Pendaftaran, yakni biaya yang harus dibayar oleh Para Pihak
untuk mendaftarkan penyelesaian melalui layanan Ajudikasi
52
LAPSPI. Biaya ini harus dibayar lunas oleh Pemohon pada saat
pendaftaran.
2) Biaya Sengketa, yakni biaya yang dikeluarkan dalam rangka
penyelenggaraan proses Ajudikasi. Biaya sengketa ini menjadi
beban Pemohon, yang harus disetor berupa deposit sebelum
dimulainya sidang Ajudikasi.
3) Biaya Pelaksanaan Putusan Ajudikasi, yakni biaya yang harus
dikeluarkan terkait dengan pelaksanaan putusan Ajudikasi, antara
lain berupa pengeluaran biaya untuk pendaftaran Putusan Ajudikasi
di Pengadilan Negeri, biaya pengambilan salinan Putusan
Ajudikasi yang sudah didaftarkan di Pengadilan Negeri, dan biaya
lainnya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan hasil putusan
Ajudikasi. Biaya pelaksanaan Putusan ini menjadi beban Pemohon.
4) Biaya Ajudikator, yakni biaya jasa atas layanan Ajudikator yang
harus dibayar di muka seluruhnya oleh Pemohon sebelum sidang
pertama diselenggarakan.
Biaya-biaya tersebut, khususnya biaya pendaftaran, biaya
3. Arbitrase
Arbitrase adalah cara penyelesaian sengketa perdata bidang
LAPSPI.
Arbiter dalam proses Arbitrase adalah mirip hakim pada proses litigasi.
Isi Permohonan:
c) Verifikasi Permohonan
d) Penunjukan Arbiter
Para pihak berhak menunjuk Arbiter, dan Arbiter pun berhak untuk
Majelis Arbiter (berjumlah tiga orang Arbiter atau lebih, dan harus
berjumlah ganjil).
tinggi kode etik, bersikap adil, netral dan mandiri, bebas dari pengaruh
dari afiliasi, baik dengan salah satu pihak yang bersengketa (termasuk
h) Biaya-Biaya Arbitrase
luar pengadilan:
sehingga pengadilan dijadikan the first and last resort dalam penyelesaian
Republik Indonesia.
Kekuasaan Kehakiman :
tersebut dapat terlaksana apabila ada pengajuan sengketa atau perkara oleh
dikeluarkannya.
tehnologi informasi yang menjadi nilai awal dari keberadaan cyber crime,
meliputi:
60
apabila:49
perkaranya. Antara lain tentang beban pembuktian dan biaya pada pihak
yang menggugat.
49
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2007 hlm. 234
61
dapat dilihat ada unsur kegagalan bank, baik dari sistem atau tehnologi
Dalam hal ini, pihak bank tidak mau bertanggung jawab karena pihak bank
Nasabah merasa sangat dirugikan akan hal ini oleh sebab itu
nasabah yang gagal mendapatkan ganti kerugian dari pihak bank dapat
pihak) karena hakim harus menjatuhkan putusan dimana salah satu pihak
akan menjadi pihak yang menang dan pihak lain menjadi pihak yang
kalah.
Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi itu luas, di samping itu setiap hari
Agung sehingga butuh waktu yang lama untuk putusannya. Selain itu,
putusan yang diambil oleh hakim belum tentu benar-benar adil, karena
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
tersebut yaitu:
Keuangan.
50
http://marullohtekindustri.blogspot.co/id/2016/06/penyelesaian-sengketa-perusahaan-
secara.html?m=1, Diakses Pada Tanggal 03 Mei 2017 Pukul 17.08 Wita
63
pihak bank akan bertanggung jawab dengan cara mengganti dana atas
sesuai dengan arahan Otoritas Jasa Keuangan terkaiat sengketa pada sekor
jasa keuangan.
3.
4.
5.
6. ditempuh melalui jalur non litigasi dan melalui jalur litigasi. Dalam
sengketa melalui non litigasi yaitu apabila benar rekening nasabah tersebut
melalui jalur litigasi yaitu apabila bank sudah menbayar ganti kerugian
yang dialami nasabah akibat skimming tersebut, tetapi nasabah disini telah
kasus skimming tersebut. Dalam hal ini, pihak bank tidak mau
bagi nasabah, akhirnya nasabah yang tidak puas menempuh upaya hukum
melalui pengadilan.
B. Saran
dimiliki oleh bank dan menerapkan sanksi yang berat terhadap bank yang
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
A. Abdurachman, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan,
Pradnya Paramita, Jakarta, 1993
Lukman Santoso Az, Hak dan Kewajiban Hukum Nasabah Bank, Pustaka
Yustisia, 2011
Pulo Siregar, Resiko Kartu ATM (Manfaat & Tips Aman Bertransaksi
Dengan Kartu ATM), Papas Sinar Sinanti, Jakarta, 2010
66
C. Sumber Lainnya
www.citybank.co.id
https://lapspi.org/profile/
https://lapspi.org/mediasi/
https://lapspi.org/ajudikasi/
https://lapspi.org/arbitranse/
http://nevacipid.blogspot.co.id/2011/03/pengertian-sengketa.html?m=I
http://www.google.co.id/amp/s/m.tempo.co/amphtml/read/news/2016/10/2
7/058815667/ojk-327-nasabah-bri-mataram-laporkan-pembobolan-
rekening
http://marullohtekindustri.blogspot.co/id/2016/06/penyelesaian-sengketa-
perusahaan-secara.html?m=1
68