PENDAHULUAN
Sifat teknologi adalah sifat suatu bahan yang timbul dalam proses
pengolahannya. Sifat ini harus diketahui terlebih dahulu sebelum mengolah atau
mengerjakan bahan tersebut. Sifat sifat teknologi ini antara lain :
Salah satu material nano yang penting dewasa ini adalah material biomimetic.
Dengan teknik Chemical Vapor Deposition (CVD). Lijie Zang dan Thomas. Webster
dalam Nanotoday Edisi Oktober 2008, telah melaporkan penggunaan titanium
sebagai material biomimetic untuk membuat tulang buatan. Keunggulan dari
3
material ini adalah kemampuannya berasosiasi dengan sel-sel dalam tubuh manusia
tanpa menimbulkan efek samping. Sifat dasar dari titanium yaitu keras dan tahan
karat, telah memungkinkan penggunaanya sebagai material biomimetic yang sangat
bermanfaat bagi manusia.
Hal inilah yang memunculkan perdebatan filosopis di masa kini dan masa yang
akan datang menggunakan teknologi dalam masyarakat apakah memperbaiki
kehidupan manusia atau bahkan sebaliknya. Sebuah paham anti teknologi
NeoLuddism, anarkoprimitivisme, dan gerakanserupa mengkritik pervasiveness te
knologi dalam dunia modern, mereka
berpendapat bahwa itu merugikan manusia, lingkungan dan mengasingkan rakyat
4
1.4 Manfaat
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis
maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan
konsep tentang sifat teknologi material. Secara praktis makalah ini diharapkan
bermanfaat bagi:
5
BAB 2
PEMBAHASAN
Sifat teknologi adalah sifat suatu bahan yang timbul dalam proses pengolahannya.
Sifat ini harus diketahui terlebih dahulu sebelum mengolah atau mengerjakan bahan
tersebut. Bahan atau logam biasanya diproses menjadi barang setengah jadi maupun
produk akhir melalui satu atau gabungan dari beberapa proses seperti pengecoran,
rolling, proses las, maupun proses pengerjaan panas lainnya. Sifat yang menunjukkan
kemudahan bahan dapat dikerjakan dengan proses-proses tersebut dikatakan sebagai
sifat teknologi. Sifat sifat teknologi ini antara lain :
Sifat mampu las (weldability) adalah sifat yang ditunjukkan oleh suatu bahan
sehingga bisa dikerjakan dengan proses las. Contoh bahan baja, aluminium,
tembaga, stainless steel, semuanya ini memiliki sifat mampu las yang baik.
Sifat mampu cor adalah sifat yang ditunjukkan suatu bahan sehingga dapat
dikerjakan dengan proses cor. Contoh bahan besi cor, aluminium, dan baja cor,
semuanya ini memiliki sifat mampu cor yang baik.
6
2.1.4 Sifat mampu dikeraskan (Hardenability).
1. Bentuk yang tidak beraturan.Umumnya Besi Tuang ini dibuat dalam bentuk yang
tidak berarturan atau boleh saya bilang artistik. Dengan adanya bentuk yang rumit
besi tuang tersebut sedikit banyak mempunyai ketebalan yang tidak seragam hal
ini akan mempengaruhi kontraksi tegangan yang terjadi pada material tersebut
dan mudah terjadi retak dan perlu diingat juga yang melatarbelakangi ini adalah
sifatnya yang mempunyai daya lentur yang sangat rendah.
2. HAZ yang keras. HAZ pada Besi Tuang yang berdekatan dengan Weld Metal
akan mempunyai sifat yang KERAS. Pengerasan ini diakibatkan oleh adanya
bagian HAZ yang tidak ikut mencair.
3. Pengikatan Karbon dari Base Metal.Akibat Pengelasan Besi tuang yang
tercampur dengan Base Metal akan menyebabkan terjadinya pengikatan
KARBON pada WELD METAL sehingga menyebabkan peningkatan kandungan
SULFUR dan PHOSPOR dalam WELD METAL tersebut.
4. Penyerapan Minyak pada Besi Tuang.Karena bentuk kareketeristik material ini
rata-rata berpori maka kemungkinan terjadinya peresapan minyak dalam graphite
yang menyebabkan porositas pada logam las. Biasanya sering dialami oleh temen
praktisi welding, repair pada saat maintenance.
Mengapa Cast Iron jika di Las Sering terjadi retak? Sebelum kita bahas hanya
keretakan pada Cast Iron, ada baiknya jika kita mengerti terlebih dahulu apa yang
7
disebut Crack pada logam, apa yang menyebabkan crack pada logam, apa pengaruh
Chemical Composition terhadap mudah tidaknya suatu logam retak, Apa itu diagram
CCT dan CCCT, dll. Sehingga kita tidak salah dalam mengambil kesimpulan dalam
memahami terjadinya crack pada pengelasan Cast Iron. Keretakan pada proses
pengelasan Cast Iron, ada beberapa faktor yang saling dukung mendukung sehingga
memudahkan terjadinya Crack.
Adapun cara untuk menghindari terjadinya keretakan pada pada proses pengelasan
Cast Iron, diantaranya adalah :
8
Pada umumnya Besi Tuang (Cast Iron) mempunyai bentuk yang rumit suatu contoh
(Pipe Fitting, Sprokect, Pump, Crank Shaft Mesin Mobil dan beberapa peralatan yang
terdapat pada Pabrik Gula) bukan dalam bentuk Mild seperti Steel yang sering kita
temui dipasaran.
Sifat yang sangat berperan dalam pemilihan material adalah sifat teknologi yaitu
kemampuan material untuk dibentuk atau diproses. Produk dengan kekuatan tinggi
dapat dibuat dibuat dengan proses pembentukan, misalnya dengan pengerolan atau
penempaan. Produk dengan bentuk yang rumit dapat dibuat dengan proses pengecoran.
Sifat-sifat teknologi diantaranya sifat mampu las, sifat mampu cor, sifat mampu mesin
dan sifat mampu bentuk. Sifat material terdiri dari sifat mekanik yang merupakan sifat
material terhadap pengaruh yang berasal dari luar serta sifat-sifat fisik yang ditentukan
oleh komposisi yang dikandung oleh material itu sendiri. Pada proses pemesinan
(machining) misalkan pada proses pemotongan logam adalah proses pembuatan dengan
cara membuang material yang tidak diinginkan pada benda kerja sehingga diperoleh
produk akhir dengan bentuk, ukuran, dan surface finish yang diinginkan.
1. Proses penarikan kawat (wire drawing) : merupakan operasi atau proses penarikan
sebuahkawat (wire) dengan penarikan ini, maka diameter penampang kawat atau
batang logamakan berkuran sesuai dengan yang diinginkan.
2. Proses penempatan (foreging) : merupakan proses pembentukkan logam dengan
jalan memberikan beban/tekanan (pressure) secara berulang-ulang dan terputus-
putus (intermitten). Hal ini berlawanan dengan proses pengerolan dimana beban
yang diberikan cenderung berlangsung secara terus menerus (continuous).
3. Proses ekstrusi (extruding) : proses ektrusi dilaksanakan dengan jalan
mengkompresikan logam yang dipanaskan sampai diatas batas elastisitas dan
menekannya melaluisebuah ide yang sesuai dengan bentuk yang kehendaki.
9
4. Proses pembengkokkan/pelengkungan (bending) : dalam proses ini benda kerja
dikenalbeban/tekanan secara permanent sehingga terjadi distorsi sesuai bentuk
yang diinginkan.
5. . Proses squeezing : merupakan proses pembentukkan logam sesuai dengan
bentuk- bentuk yang dikehendaki dengan jalan menekan dan mendorong paksa
agar logammengalir melalui sebuah cetakan.
6. Prosesing drawing dan stretching : proses ini akan menghasilkan benda-benda
kerjayang seamless seperti bentuk cawan, mangkok, dan lain sebagainya. Proses
dilaksanakan dengan jalan menekan dan mendorong secara paksa lembaran-
lembaran (sheet) logam melalui cetakan sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Seperti halnya dengan proses penarikan kawat (wire drawing) maka disini juga
akan terjadi stretch pada lembaran logam yang dibentuk.
Untuk mengetahui spesifikasi sifat mampu mesin suatu material maka sangat perlu
untuk mengetahui karakteristik atau sifat mekanis dari material yang dikerjakan. Bahan
logam dikatakan lunak apabila mampu dibentuk dengan proses penekanan dingin tanpa
pecah/retak (contoh : Timah). Bahan logam dikatakan tangguh apabila mampu menahan
pembebanan gabungan dan berulang dalam rentang waktu tertentu tanpa rusak. Sifat-
sifat mekanik tersebut dapat dirubah apabila kita merubah komposisi bahan tersebut
atau memberikan perlakuan panas terhadap bahan tersebut. Bila dikaitkan dengan
proses produksi , maka sifat bahan bisa dikategorikan mampu mesin (machine ability)
atau tidak mampu mesin ,serta mampu bentuk atau tidak mampu bentuk. Apabila bahan
dapat dikerjakan dengan mudah pada mesin konvensional (mesin produksi yang
mamakai alat potong dan menghasilkan tatal) disebut mampu mesin. Logam mampu
bentuk apabila dapat dibentuk dengan proses penekanan tanpa retak atau pecah.
Sifat mampu tempa (atau dalam Bahasa Inggris disebut forgeability) secara umum
adalah kemampuan sebuah material untuk berubah bentuk tanpa mengalami retak.
Besarnya sifat mampu tempa sebuah material dapat diketahui dengan dua uji coba
sederhana. Kedua uji coba sederhana tersebut adalah up setting dan hot-twist.
10
a. Percobaan Up setting
b. Percobaan Hot-twist
11
selanjutnya dijadikan suhu penempaan. Suhu tersebut merupakan suhu di mana
sifat mampu tempa maksimum dapat terjadi. Percobaan ini cocok diterapkan
pada beberapa jenis baja.
1. Kekuatan material.
2. Suhu penempaan yang dibutuhkan.
3. Gesekan yang mungkin terjadi.
4. Kualitas produk tempaan.
12
Martensitic stainless steel 1100-1250
Penuangan dan pengisian logam cair ke dalam rongga cetakan dapat dilakukan
dengan beberapa metoda seperti dengan cara gravitasi, yaitu logam cair dialirkan atau
dituangkan ke dalam rongga cetakan hanya dengan bantuan gaya gravitasi. Logam
cair dapat juga dituang untuk mengisi rongga cetakan dengan cara injection. Pada
Metoda ini, Logam cair dipaksa masuk ke dalam rongga cetakan dengan suatu tekanan
tertentu.
Hasil pengecoran akan sangat tergantung pada kombinasi dan optimasi dari
semua faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Logan dengan mampu cor yang baik akan menghasilkan bentuk yang
sempurna dan bebas dari cacat coran seperti penyimpangan bentuk akibat rongga
cetakan yang tidak terisi semuanya, dan tidak terdapatnya porositas yang
ditimbulkan oleh gelembung gas yang tidak sempat keluar dari rongga cetakan.
13
Selama proses pengecoran, temperatur logam cair harus berada di atas titik
leburnya. Saat penuangan, temperatur logam cair akan segera turun. Penurunan
temperatur akan menjadi sangat cepat ketika logam yang yang dicor memiliki titik
lebur sangat tinggi. Penurunan temperatur yang terlalu cepat akan mengalibatkan
pembekuan yang terlalu dini dan akibatnya bentuk produk menjadi tidak sempurna.
Sifat lain yang dapat mempengaruhi mampu cor adalah viskositas dari logam
cair. Logam harus mampu mengalir dengan baik kesemua bagian cetakan dengan
cepat. Viskositas yang terlalu tinggi akan menyebabkan waktu pengisian menjadi
lebih lama. Dalam kasus yang ekstrim, logam cair dapat membeku sebelum
mencapai dan mengisi rongga sepenuhnya.
Jika Fuiditas logam cair baik, maka seluruh bagian dari cetakan akan dapat
dicapai oleh logam cair dengan mudah dan cepat. Logam cair yang memiliki
Fluiditas yang baik akan mampu melewati saluran yang berbelok-belok tajam dan
bentuk saluran yang tipis sekalipun.
14
Uji Fuiditas logam cair dapat dilakukan dengan menggunakan cetakan uji
yang berbentuk spiral seperti tampak pada gambar di bawah. Dari hasil uji ini dapat
diketahui berapa banyak lingkaran spiral yang dapat diisi oleh logam cair. Semakin
banyak bagian spiral yang terisi semakin tinggi nilai indeks Fuiditasnya.
Bentuk catakan yang sulit memerlukan kondisi logam cair yang sangat baik,
yaitu harus memiliki viskositas dan uiditas yang baik pula. Sedapat mungkin
dibuat cetakan yang relatif sederhana. Untuk mendapatkan bentuk yang lebih
presisi dapat diperoleh dengan proses nshing melalui proses pemesinan. Dengan
demikian saat proses pengecorannya tidak diperlukan logam cair yang memiliki
sifat yang terlalu baik.
Material cetakan yang memiliki konduktivitas panas yang baik akan mampu
dengan segera menyerap panas dari logam cair. Temperatur logam cair akan segera
turun dengan cepat yang pada akhirnya menyebabkan uiditas logam cair menjadi
turun dan pembekuan terjadi terlalu cepat sebelum logam cair dapat mengisi
rongga secara sempurna.
Pembekuan yang terlalu cepat akan menyebabkan rongga cetakan tidak terisi
semuanya. Hal ini akan mengakibatkan produk coran akan memiliki cacat bentuk,
cacat rongga atau porosistas.
1. Kandungan Karbon
15
2. Jarak Pendinginan
3. Heat Treatment
Pada prinsipnya, perlakuan panas pada baja untuk membuat homogen unsur
unsur paduan yang terdapat pada dalam logam sehingga didapat komposisi
yang seragam ( uniform ) dan mempunyai kekerasan tertentu dengan mengukur
laju pendinginan.
Sifat mampu keras dari baja tergantung pada komposisi kimia dan kecepatan
pendinginan.Tidak semua baja dapat dinaikkan kekerasannya. Baja karbon
menengah dan baja karbon tinggi dapat dikeraskan, sedangkan baja karbon
rendah sulit untuk dikeraskan. Kandungan karbon yang tinggi mempercepat
terbentuknya fasa martensityang menjadi sumber dari kekerasan dari baja.
Kekerasan maksimum hanya dapatdicapai bila terbentuknya martensit 100%.
Baja dapat bertransformasi dari austenit keferrit dan karbida. Trasformasi terjadi
pada suhu tinggi sehingga kemampuan kekerasannya rendah. Percobaan Jominy,
bertujuan untuk mengetahui Hardenability suatu logam. Cara untuk
mengetahuinya adalah:
a. Bila laju pendinginan dapat diketahui, kekerasan dapat lansung dibaca dari
kurva kemampuan keras.
b. Bila kekerasan dapat diukur, laju pendinginan dari titik tersebut dapat
diperoleh.
Pada uji Jominy ini, material dipanaskan dalam tungku dipanaskan sampai suhu
transformasi (austenit) dan terbentuk sedemikian rupa sehingga dapat dipasangkan
pada aparatus Jominy kemudian air disemprotkan dari bawah, sehingga menyentuh
permukaan bawah spesimen. Dengan ini didapatkan kecepatan pendinginan ditiap
bagian spesimen berbeda-beda. Pada bagian yang terkena air mengalami pendinginan
yang lebih cepat dan semakin menurun kebagian yang tidak terkena air. Dari hasil
16
pengukuran kekerasan tiap-tiap bagian dari spesimen akan didapatkan kurva
Hardenability Band
1. Kecepatan pendinginan
17
a. Annealing
b. Normalizing
c. Quenching
2. Komposisi kimia
3. Kandungan karbon
a. Carborizing
Carboizing merupakan proses penambahan karbon pada baja,
dengan menyemprotkan karbon pada permukaan baja.
18
b. Nitriding
Nitriding merupakan proses penambahan nitrogen untuk
meningkatkan kekerasan material.
c. Carbonitriding
Carbonitriding merupakan proses penambahan karbon dan nitrogen
secara sekaligus untuk meningkatkan kekerasan material.
4. Ukuran butir Semakin besar ukuran butir, maka tingkat mampu keras dari suatu
logam semakin rendah.
5. Suhu pemanasan Kemampuan keras lebih tinggi jika pemanasan dilakukan
sampai suhu austenit.
19
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam suatu bahan ketika akan dikerjakan dengan suatu metode harap
menggunakan perhitungan yang sudah digunakan agar tak menimbulkan kegagalan
dalam proses produksi.selain itu lihat kemampuan atau sifat dari bahan terlebih dahulu
sebelum proses produksi.
20
DAFTAR PUSTAKA
Ardabiz. 2012. Sifat mampu mesin bahan logam (machinability). [Online]. Tersedia :
https://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/besi-baja-iron-steel/pengujian-sifat-
mekanik - bahan-logam/sifat-mampu-mesin-bahan-logam-machinability/ (diakses
26 September 2016)
2016)
21