Anda di halaman 1dari 28

BAB V

NERACA ENERGI PADA SISTEM YANG MELIBATKAN REAKSI

Untuk menghitung neraca energi pada sistem yang melibatkan reaksi kimia, maka dalam
pembentukan persamaan neraca energi harus memasukkan zat kimia yang ikut bereaksi.
Dalam hal ini termasuk memasukkan harga perubahan entalpi akibat adanya reaksi.

5.1. Konsep Panas Reaksi

Bila zat murni dicampur pada suhu dan tekanan tertentu, maka entalpi campuran harus
dikoreksi dengan panas pencampuran.

Anggap reaksi melibatkan zat s dengan koefisien stokiometri s pada suhu T dan tekanan P.
Dalam menghitung entalpi campuran harus melibatkan fasa s baik produk maupun reaktan.

Entalpi reaktan adalah:


_
s H s (T , P, s )
reaa tan

tanda negative menunjukkan koefisien stokiometri reaktan.

Entalpi produk adalah:

s H s (T , P, s )
produk

Berdasarkan konsep entalpi campuran secara umum yang melibatkan reaksi ternyata


_ _
s H s (T , P, s ) s H s (T , P, s )
reaa tan produk

akan tetapi ada perbedaan diantara kedua besaran entalpi tersebut yaitu:


_
H s (T , P, s )
s
_

produk
- s H s (T , P, s )
reak tan

ini disebut sebagai panas reaksi H r (T , P) dari reaksi dengan koefisien s pada suhu T dan P
dan fase s . Sehingga dirumuskan:

_
H s (T , P, s )
s
_

H r (T , P) = produk -

reak tan
s H s (T , P, s )

H (T , P, )
s _

atau : H r (T , P) =
s s s
s 1

Untuk sistem tertutup pada tekanan konstan berlaku :

Q = H2- H1 = H r

Bila: H r < 0 reaksi eksoterm

H r > 0 reaksi endoterm

Ingat bahwa dalam perhitungan panas reaksi, fasa zat yang terlibat dalam reaksi sangat
penting diperhatikan.

Contoh:

H r1 (T , P)
C(s) + H2O(g) CO(g) + H2(g)

C(s) + H2O(l) CO(g) + H2(g) H r 2 (T , P)

H r1 (T , P) H r 2 (T , P)

Harga H r (T , P) tergantung pada bentuk persamaan reaksi stokiometri.

Contoh: A+B C H r (T , P) = 10 kJ/mol

Untuk: 2A + 2B 2C H r (T , P) = 20 kJ/mol

5.2. Perhitungan Panas Reaksi

Telah disebutkan bahwa H r adalah fungsi fase zat, suhu dan tekanan, semua variabel ini
penting dalam perhitungan.

5.2.1. Koresi H r untuk T,P dan Fase

Pada keadaan awal (To, Po dan s o) panas reaksi didefinisikan :



s
H s (T o , P o , s )
o

H r (T , P , ) =
o o o s
s 1
(a)

Sedangkan pada keadaan lain (T, P dan s ) juga didefinisikan sebagai:

H (T , P, )
s _

H r (T , P, s ) =
s s s
s 1
(b)

Bila persamaan b dikurangi dengan persamaan a diperoleh:


H (T , P, ) H (T , P ,
s
)
o o o
s

s s s s
H r (T , P, s ) - H r (T o , P o , o ) = s 1

H r pada (To, Po dan s o) diketahui, maka H r pada (T, P dan s ) dapat dihitung dengan

menghitung korekasi entalpi setiap individu zat dari persamaan di atas.

Sebagai contoh, bila P = Po dan s = s o untuk semua zat s, maka korekasi akibat perubahan
suhu diperoleh dengan menambah korelasi kapasitas panas zat iaitu:
T

H r (T , P o ) H r (T o , P o ) s Cps dT
s 1
To

Bila P = Po dan fase zat s o semunya cairan sementara s semua uap, keadaan ini diperlukan
menambahkan entalpi perubahan fase. Untuk zat s berlaku hubungan:

T T ( Po )

H r (T , P , uap) H r (T , P , cairan) Cp dT H VL ( P ) Cp
o o o
s ,v s ,L dT
T ( P )o To

Akibatnya, diperoleh persamaan panas reaksi yang baru menjadi :

T T ( Po )

s

H r (T , P ) H r (T , P )
o o o
s Cp p ,v dT H VL ( P ) Cp p ,L dT


o

s 1
T ( P )o To

Terakhir koreksi akibat perubahan tekanan. Seperti telah diterangkan pada bab terdahulu
koreksi entalpi akibat perubahan tekanan dapat diabaikan.

Contoh 5.1.

Diketahui panas reaksi:


pada 1 atm dan 298K adalah -279.33 kcal/gmol. Hitung panas reaksi pada 920C, 1 atm. dan
H2O dalam fase uap.

Penyelesaian:

Pada kasus ini, tekanan tidak berubah, suhu naik menjadi 920oC, dan fase H2O berubah,
sehingga dapat dibuat persamaan:

Panas penguapan adalah -3,368 kcal/gmol. Kapasitas panas cairan 8,100 kcal/gmol, dan panas
penguapan adalah 6(9,6966) kcal/gmol. Sehingga panas reaksi menjadi :

H r (920C. 1 atm) = -279,33 3,368 + 8,100 + 58,180 = -216,42 kcal/gmol

Perubahan yang terbesar terjadi dalam panas reaksi dan sedikit di atas panas perubahan fase.

4.2.2. Panas Pembentukan dan Penggunaannya

Untuk perhitungan panas reaksi sering digunakan tabel panas pembentukan. Penjumlahan
data panas pembentukan berdasarkan susunan stokiometri sering digunakan untuk
menghitung panas reaksi.

Berikut ini beberapa definisi:

a. Keadaan standard, yaitu keadaan zat pada suhu 25C dan 1 atm dan fase normal.

b. Panas reaksi standard yaitu panas reaksi dimana semua reaktan dan produk pada
keadaan standard.

c. Reaksi pembentukan zat yaitu reaksi kimia dimana terbentuk 1 mol zat s dari unsur-
unsurnya. Contoh, reaksi pembentukan CH3OH adalah: C + O2 +2H2 CH3OH

d. Panas pembentukan zat s yaitu panas standard reaksi dari reaksi pembentukan zat s.

Dari data panas pembentukan zat s dapat digunakan untuk menghitung panas reaksi seperti:
C0(g) + O2(g) C02(g)

Diketahui panas pembentukan CO(g) dan CO2(g), iaitu:

H ofCO 2
C(s) + O2(g) CO2(g) = -95.051,8 cal/gmol

H ofCO
C(s) + O2(g) CO(g) = -26.4 15,7 cal/gmol

Bila reaksi kedua dikurangkan ke reaksi pertama maka diperoleh:

C(s) + 02(g) - C(s) O2 (g) C02(g) - C0(g)

Sehinga diperoleh :

C0(g) + O2(g) C02(g) H ro

Panas reaksi dapat dihitung dari

H ro = H fCO 2 - H fCO = -95.051,8- (-26.4 15,7)= -67.636,1 cal/gmol


o o

Rumus Panas Reaksi

Panas reaksi dengan koefisien stokiometri s adalah:

S
H Ro s H of , s
s 1

Bila es disebut koefisien atom untuk zat s, maka dari definisi panas reaksi, panas
pembentukan zat s adalah:

E
H of , s H so es H eo
e 1

o
dimana H s entalpi keadaan standard dari unsur e. Dengan definisi panas reaksi dari suatu
reaksi dengan koefisien stokiometri s adalah:

H
S
o

H Ro
s s

= s 1

o
Sekarang susbsitusi H s menggunakan persamaan di atas untuk H f , s , maka:
o


S E

s (H of ,s H eo )
H Ro
es

= s 1 s 1

S S E

s H of ,s s es
H eo )
= s 1 s 1 e 1

Persamaan disusun kembali menjadi



S S E

s H of ,s H eo
H =
s es

o
R s 1 s 1 e 1

s es

Asumsikan persamaan stokiometri dengan koefisien s setimbang, maka: e1


= 0 untuk e
= 1, , E

Dengan demikian diperoleh persamaan umum:

H
S
o

H Ro =
s f ,s
s 1

Contoh 5.2.

Hitung panas standard reaksi berikut:

Penyelesaian:

Dari rumus umum diperoleh:

dari data diperoleh:

sehingga :

4.2.3. Panas Pembakaran dan Penggunaannya

Reaksi pembakaran standard adalah reaksi antara zat organik dengan oksigen secara
stokiometri membentuk oksida stabil CO2, H2O, SO2 dan lain-lain.
H o
Panas pembakaran zat s ( c ,s ) adalah panas reaksi standard dari pembakaran zat s. Hasil
pembakaran diasumsikan pada fase standard seperti CO2(g), SO2(g), H2O(l) dan lain-lain.
Kadang-kadang produk H2O dapat juga dalam bentuk gas (H2O(g)). Untuk membedakan
keduanya, maka dikena gross combustion untuk H2O(l) dan net combustion untuk H2O(g).

Reaksi pembakaran standard zat A :

Panas reaksi adalah:

Jadi berbeda panas pembentukan zat A dengan panas pembentukan zat A.

Contoh:

Diketahui panas net combustion CH4(g) adalah - 191.76 kcal/ gmol. Hitung panas
pembentukannya.

Penyelesaian:

Reaksi pembakaran standard untuk CH4 adalah:

CH4(g) + 202(g) C02(g) + 2H20(g)

Panas net combustion telah diketahui, produk H2O(g) ada dalam reaksi. Panas pembakaran
didefinisikan sebagai:

di mana:

dan = 0, sehingga:
Sebagai kelanjutan hubungan antara panas pembantukan dengan pembakaran, mudah untuk
menunjukka bahwa panas reaksi dari reaksi dengan koefisien stokiometri s dapat dihitung
langsung dari panas pembakaran zat reaktan dan produk. Sehingga:

H
S
o

H R =
s c ,s
s 1

Contoh 5.5.

Hitung panas reaksi standard dari reaksi berikut:

Panas gross combustion C6H5CHO(l) adalah -841,3 kcal/gol pada 18oC. Panas penguapan
benzaldehid adalah 86,48 cal/g pada titik didih normal 179oC. Untuk benzal dehid,kapasitas
panas cairan 0,428 cal/goC dan kapasitas panas uap 31 BTU/lbmoloF. Anggap kapasistas molar
rata-rata 7, 8.87, dan 18 untuk masing-masing O2(g), CO2(g) dan H2O(l).

Penyelesaian:

Dari defenisi panas reaksi:

Diperlukan data Hof,C6H5CHO(g), yang tersedia adalah data Hoc,C6H5CHO(l) pada suhu 18oC.

Reaksi pembakaran dengan H2O(l) = gross adalah:

Pertama rubah Hc(18oC) ke Hc(25oC) menggunakan kapasitas panas:

Sehingga diperoleh:

Atau:
Yang diperlukan Hf fase gas. Sehingga:

Data yang ada adalah HVL pada 179oC, jadi harus dirubah menjadi 25oC dengan cara:

Bila pengaruh tekanan diabaikan, maka dilakukan koreksi suhu dengan menggunakan kapasitas
panas.

Bila dianggap Cpv dan Cpl dianggap konstan, maka:

Akhirnya dapat dihitung HR yaitu:


4.3. Neraca Energi dengan Reaksi Kimia Tunggal

Perhatikan gambar berikut:

Bila pada sistem ini diabaikan energi potensial dan kinetika, maka persamaan energinya
menjadi :

N H (T , P , N H (T , P , )
S S
dQ
2
s s
2 2 2
) 1
s s
1 1 1

dT s 1 s 1

Bila dipilih keadaan refrence suhu Tr, tekanan Pr dan fase r untuk setiap zat, maka persamaan
diatas dapat ditulis menjadi:

N H (T , P , N H (T , P , ) H (T , P , ) H (T , P , ) ( N
S S S
dQ
2
s s
2 2 2
) H s (T r , P r , r ) 1
s s
1 1 1
s
r r r
s
r r r 2
s N s1 )
dT s 1 s 1 s 1

N s2 N s1
Bila tidak ada reaksi, = dari neraca bahan maka suku terakhir habis. Pada kasus ada
2 1
reaksi : N = N + sr
s s

N s2 1
atau - N s = sr
2 1
Bila persamaan ini digantikan ke suku akhir persamaan di atas untuk menggantikan N s - N s ,
maka suku akhir menjadi:

H (T , P , ) ( N
S

N s1 )
H (T , P , )
r r r 2
r r r
s s
r s s
s 1
=

Suku H (T , P , ) adalah definisi panas reaksi. Persamaan neraca energi menjadi:


s s
r r r

N (H N (H
dQ
rH r (T r ) 2
s
2
s H sr ) 1
s
1
s H sr )
dt

pada kondisi ini disederhakan tanpa memperlihatkan Pr dan s.

rH r (T r )
= entalpi reaksi

N (H 2
s
2
s H sr ) N (H H ) = entalpi sensibel keluaran dan masukan relative
1
s
1
s
r
s

terhadap keadaan refrence.


Contoh:

Metanol pada 675oC dan 1 bar diumpan ke reactor adiabatic di mana 25% methanol
terdehidrogenasi menjadi formaldehid menurut reaksi berikut:

Hitung suhu gas meninggalkan reactor, anggap bahwa kapasitas panas rata-rata 17, 12 dan 7
cal/gmol.oC untuk CH3OH, HCHO dan H2.

Penyelesaian:

Perhatikan gambar berikut:

Gunakan basis 1000 mol/jam CH3OH.

XNCH
masuk
0,251000mol/jam
r 3OH
250 mol/jam
CH 3OH -1
Neraca massa: , maka

3OH 1000 r 750 mol/jam


keluar
N CH
keluar
N HCHO 0 r 250 mol/jam
N Hkeluar
2 0 r 250 mol/jam

N (H N (H
dQ
rH r (T r ) 2
s
2
s H sr ) 1
s
1
s H sr )
dt

Pada kasus ini pilih refrence 675oC, 1 bar, maka neraca menjadi:

Panas standard reaksi untuk reaksi ini adalah:

Panas reaksi pada 675oC dapat dihitung dari persamaan:

675o C
H r (675o C ) H r (25o C ) s
25o C
C psdT
H r (675o C )
= 20,38 + 650(12+7-17)

= 21,68 kcal/gmol

Reaktor adiabatik, maka neraca menjadi :

sehingga:

4.3.2. Bentuk Lain Persamaan Neraca

Bentuk neraca energi terdahulu tidak memperlihatkan secara eksplisit keterlibatan panas
reaksi. Untuk kasus aliran ganda dapat diperoleh dengan mengulangi persamaan sebelumnya
iaitu:


N H (T ) N H (T
S
dQ
2
s s
j k
s s
k
)
dT s 1 outlet j inlet k

Dapat dirubah menjadi bentuk :

dQ S
rH r (T r ) N sj ( H s (T j ) H s (T r )) N sk ( H s (T k ) H s (T r ))
dt s 1 outlet j inlet k

Seperti yang telah disebutkan terdahulu bila dipilih satu refrensi salah satu aliran, maka aliran
tersebut tidak akan muncul pada persamaan.

Contoh:

Gas NO dapat dibuat dengan oksidasi parsial NH3 dengan udara. NH3 masuk suhu 25oC dan
udara masuk 750oC bereaksi pada 1 bar dengan konversi NH3 90%. Bila suhu keluar reaktor tak
lebih 920oC, hitung lajupanas yang harus dikeluarkan per 1 mol NH3 umpan, anggap umpan 2,4
mol per 1 mol NH3.

Penyelesaian:

Perhatikan gambar berikut:


Basis 1 mol NH3/jam, maka:

0,9(1)
r 0,225 mol/jam
4

Dari laju reaksi ini dapat dihitung laju alir zat di alur keluar. Namun tidak diteruskan
perhitungannya, karena suhu referensi dipilih Tr = 920oC. Neraca energi yang dapat dibentuk
adalah:

Dari contoh 4.1. diperoleh HR = -216,42 kcal/gmol. Selanjutnya dari perbandingan umpan
O2/NH3 dan diketahui komposisi udara, maka diperoleh:

2 2,4 mol/jam
N OInlet
inlet
N N2 2,4(0,79 / 0,21) mol/jam

Subsitusi harga ini ke persamaan di atas diperoleh:

Sehingga diperoleh: dQ/dt = -22,53 kcal/jam atau -22,53 kcal/mol NH3

Bentuk lain dari persamaan neraca energi yang tidak secara eksplisit melibatkan panas reaksi
dapat juga diperoleh melalui modifikasi sederhana persamaan dasar input tunggal output
tunggal. Bentuk persamaan neraca ini lebih cocok digunakan apabila perhitungan
menggunakan komputer, sebab tidak diperlukan perhitungan panas reaksi yang terpisah.

Bila keadaan standar Tr dinyatakan sebagai To, maka dasar persamaan neraca dapat ditulis:
Gantikan N s N s , dan umpamakan digunakan definisi panas pembentukan:
2 1

o

E

Hs H eo
H f ,s
o es

= e 1

o
untuk mengganti H s (T ) dari suku terakhir neraca di atas.



E E

( H s (T o ) N s2 ( H s (T o ) N s1 N s2 H ofs es H eo N s1 H ofs es
H eo
e 1 - e 1

N s2 H ofs N s1H ofs H eo es


( N s2 N s2 )
s 1

di mana:

es
( N s2 N s2 ) 0
suku s 1

neraca unsur dengan unsur e, e = 1,..,E, sehingga neraca berkurang menjadi :

dQ
dt


N s2 H ofs ( H s (T 2 ) H s (T o ))
N 1s H ofs ( H s (T 1 ) H s (T 0 ))
Hubungan ini menggambarkan entalpi setiap zat di alur keluar yaitu:

H o
fs
( H s (T 2 ) H s (T 1 )) dan di setiap alur input adalah
H o
fs ( H s (T 1 ) H s (T 0 )) .
Jadi entalpi alur terdiri dari panas pembentukan ditambah perbedaan entalpi pada suhu dan
N 2
N 1
H ofs
referensi zat. Bila zat tanpa reaksi, maka s s dan =0. Namun bila ada reaksi,
N s2 N s1 fs H o
dan 0, perhitungan entalpi pada alur ini secara implisit adalah untuk panas
reaksi. Bentuk persamaan ini sering disebut neraca entalpi total.

Jadi total total alur Hj untuk alur j adalah:


H j N sj H ofs ( H s (T j ) H s (T o ))
Kemudian neraca entalpi total alur untuk umpan dan keluaran ganda dapat disederhanakan
iaitu:
dQ
H j Hk
dt kel j masuk k

Contoh 4.7. Ulangi penyelesaian contoh 4.6 menggunakan rumus neraca entalpi total.

Penyelesaian:

Dalam proses ini tidak ada perubahan fase, sehingga dapat dihitung total entalpi pada setiap
alur iaitu:

Untuk alur udara:

Untuk umpan NH3:

Untuk menghitung total entalpi alur keluar harus dihitung terlebih dahulu neraca zat keluar.

r = 0,225, maka neraca menjadi:

Maka entalpi keluar adalah:


Neraca energi menjadi:

4.4. Neraca Energi dengan Reaksi Kimia Ganda

Rumus dasar persamaan neraca energi adalah :

dQ S
H s (T r ) N sj N sk
dt s 1 outlet j inlet k
S
N sj ( H s (T j ) H s (T r )) N sk ( H s (T k ) H s (T r ))
s 1 outlet j inlet k

Dalam reaksi kimia ganda persamaan neraca energi menjadi:

N
outlet j
s
j
N
inlet k
k
s
i 1
r
si i

Akibatnya, suku pertama neraca energi menjadi:

S R

H (T )
s 1
s
r

i 1
si ir
, suku ini disusun agar mengikuti definisi HRi menjadi:
S R R

ri si H s (T r ) ri H ri
s 1 i 1 i 1

Sehinga persamaan umum neraca reaksi kimia ganda adalah:

dQ R S
ri H ri N sj ( H s (T j ) H s (T r )) N sk ( H s (T k ) H s (T r ))
dt i 1 s 1 outlet j inlet k

Contoh 4.8

Asam asetat di crack dalam tungku untuk menghasilkan senyawa antara keten menurut reaksi:

CH3COOH(g) CH2CO(g) + H2O(g)

Kemudian reaksi samping yang terjadi:

CH3COOH(g) CH4(g) + CO2(g)


Reaksi berlangsung pada suhu 700oC dengan konversi 80% dan fraksi hasil keten 0,0722.
Hitung laju pemanasan tungku yang diperlukan untuk umpan 100 kgmol/jam asam asetat.
Suhu umpan 300oC.

Penyelesaian:

Perhatikan gambar berikut:

Ditetapkan suhu referensi 700oC, maka dapat dituliskan persamaan neraca energi:

Panas reaksi standard untuk reaksi keten (reaksi pertama):

Panas reaksi standar untuk reaksi kedua:

Gunakan kedua panas reaksi standar itu untuk dikoreksi pada suhu 700oC:

Gunakan data Cp untuk CH3OH, CH4, CO2 dan H2O dari Lampiran 3 (Reklaitis) dan untuk keten
adalah:

Panas reaksi diperoleh:


Perbedaan entalpi asam asetat adalah:

Gunakan neraca massa asam asetat dan keten:

Konversi asam asetat 80%, fraksi yield keten 0,0722.

Dari konversi diperoleh: r1 + r2 = 80 kgmol/jam

Dari defenisi fraksi yield: 0,0722 = r1/80 atau r1 = 5,776 kgmol/jam

Jadi: r2 = 74,224 kgmol/jam.

Semua suku telah diketahui, maka dapat dihitung dQ/dT:

4.5. Analisa Derajat Kebebasan

4.5.1. Sistem Unit Tunggal

Untuk sistem unit tunggal variabel terdiri dari jumlah zat yang terlibat, laju reaksi dan suhu
untuk semua alur.

Contoh 4.9:

Buat analisa derajat kebebasan untuk contoh 4.8.

Penyelesaian:

Neraca Zat Neraca Zat+Energi

Jumlah variabel

- jumlah zat 6 6

- laju reaksi 2 2
- suhu, dQ/dT 3

Jumlah neraca

- zat 5 5

- energi 1

Jumlah yang diketahui

- konversi 1 1

- fraksi yield 1 1

- suhu 2

- aliran 1 1

Derajat kebebasan 0 0

4.5.2. Sistem Multi Unit

Buat tabel dasar seperti dalam analisa derajat kebebasan untuk neraca zat dengan reaksi,
kemudian lengkapi dengan variabel yang berkaitan dengan informasi neraca energi seperti
jumlah neraca energi dan suhu.

Contoh 4.10.

Ammoniadihasilkan dari reaksi:

N2 + 3H2 2 NH3

Proses sesuai dengan diagram alir berikut. Reaksi berlangsung dalam dua tahap reaktor
adiabatis. Konversi pada tahap pertama 10%, dan produknya didinginkan dengan mencampur
dengan umpan dingin segar sehingga suhu mencapai 425oC. Produk dari tahap kedua
mempunyai suhu 535oC, kemudian aliran didinginkan oleh aliran yang dikeluarkan dari
pendingin separator, sehingga diperoleh produk amonia cair dan sedikit N2 dan H2.

Hitung beban pendingin separator per mol NH3 produk.

Gunakan data berikut:

Cp mola gas : NH3 = 9,5; N2 = 7 dan H2 = 7; NH3 cair = 30

Panas penguapan NH3 5,581 kcal/gmol pada suhu -33,4oC.


Penyelesaian:

Perhatikan gambar berikut:

Zat yang terlibat dalam proses ini hanya 3 jenis, yaitu NH3, H2 dan N2 dan ada satu jenis reaksi
pada kedua reaktor. Analisa derajat kebebasan dapat dilihat pada tabel berikut:

Z = neraca zat
ZE = neraca zat dan energi

Dari tabel analisa derajat kebebasan perhitungan dimulai dari reaktor 1 karena dengan
menambahkan satu basis maka derajat kebebasan menjadi 0. Selanjutnya ada dua
kemungkinan arah perhitungan yaitu ke HE atau pencampur. Hasil perhitungan reaktor 1 akan
mengurangi 2 variabel laju alir zat dan 1 aliran total di alur 7, sehingga DK pada HE = 4-3 = 1
(belum dapat diselesaikan NZ dan NE pada HE). Perhitungan yang sama juga akan mengurangi
2 laju alir, 1 laju alir dan 1 suhu di alur 8, sehingga DK pada pencampur menjadi : 4 -2 -1 -1 =
0. Dengan cara yang sama, maka dapat dilakukan perhitungan menurut alur seperti berikut:

Reaktor 1 pencampur reaktor 2 HE Pemisah

Reaktor 1

Basis perhitungan: laju umpan ke reaktor 1 = 400 mol/jam, maka dapat dihitung laju reaksi
yaitu:

Neraca zat mnenjadi:

NH3: 0 + 2r = 20

H2: 300 - 3r = 270

N2: 100 r = 90

Bila suhu referensi diambil 425oC, maka neraca energi adalah:

Dari hasil perhitungan berdasarkan data diperoleh panas reaksi pada suhu 425oC adalah:

Ganti semua yang diketahui ke persamaan neraca energi, maka diperoleh:

Pencampur

Bila laju alur 1 disebut N mol/jam, neraca zat menjadi:


Pada unit pencampur tidak ada reaksi, maka neraca energi menjadi:

Masukkan harga N ke neraca, maka akan diperoleh komposisi keluar pencampur atau masuk
ke reaktor 2.

Zat masuk ke reaktor tahap 2 adalah:

Neraca zat pada reaktor 2 sebagai berikut:

Bila suhu referensi diambil 425oC, maka neraca energi menjadi:

Subsitusi harga r ke neraca zat reaktor 2, maka akan diperoleh aliran ke HE yaitu:

HE

Semua aliran di HE sudah diketahui, maka dapat dilakukan perhitungan neraca energi:
Separator

Sekarang neraca pada separator yang masih tersisa.

Dengan perhitungan yang sederhana, dapat dihitung laju pada alur produk yaitu:

Bila digunakan suhu referensi adalah suhu produk (-50oC), maka neraca energi dapat ditulis:

Maka, beban panas separator adalah:

Contoh 4.11

CS2 diproduksi dengan mereaksikan gas metan dengan uap belerang dengan reaksi:

CH4(g) + S8(g) CS2(g) + 2 H2S(g)

Belerang terkonversi sempurna apabila umpan terdiri dari 3 mol CH4 per 1 mol S8. Belerang
melelh pada suhu 220oC, dan produk meninggalkan proses pada suhu 250oC. Kedua umpan
dipanaskan lebih dahulu sampai 700oC pada penukar panas. Anggap panas reaksi pada suhu
250oC adalah 22 kcal/mol. Asumsikan panas yang hilang di penukar panas diabaikan dan tidak
ada perubahan suhu di pemisah dan pencampur. Diagram alir proses dapat dilihat pada
gambar berikut.
a. Hitung laju penambahan panas ke reaktor yang diperlukan per mol CS2

b. Hitung perbandingan laju alir yang keluar dari reaktor pada penukar panas A dan B.

Gunakan data berikut:

Tahap pertama dilakukan analisa derajat kebebasan. Reaksi kimia yang terlibat ada satu, dan
empat zat. Kedua penukar panas adalah adiabatis. Pada pembagi dan pencampur tidak ada
perubahan suhu. Tabel analisa derajat kebebasan selengkapnya dapat dilihat pada tabel
dibawah.

Perhitungan dimulai dari neraca keseluruhan, dengan cara memasukkan satu basis. Neraca
energi secara keseluruhan adalah:

Telah disebutkan tidak ada panas yang hilang di penukar panas A dan B, sehingga:

Selanjutnya, pada pencampur dan pembagi tidak ada perubahan suhu, sehingga neraca energi
adalah:
Jadi neraca energi untuk keseluruhan adalah:

Ini bermakna neraca energi total adalah sama dengan neraca energi pada reaktor, dengan
demikian maka perhitungan dimulai dari reaktor. Persamaan neraca energi di reaktor belum
dapat dihitung, karena belum diperoleh neraca zat. Perhitungan dimulai dari neraca zat pada
neraca keseluruhan dengan memberi basis umpan sehingga DK reaktor menjadi 0. Dilanjutkan

ke neraca energi keseluruhan dengan menggunakan persamaan . Dilanjutkan


perhitungan ke neraca zat dan energi pada reaktor, yang menghasilkan suhu keluar T diketahui
dan komposisi. Hasil perhitungan reaktor akan mengurangi DK sebanyak 4 pada setiap penukar
panas, karena telah diketahui suhu T, laju alir dan dua buah komposisi keluar reaktor,
sehingga DK pada penukar panas menjadi 4 4 = 0. Terakhir perhitungan ditarik ke belakang
pada pembagi untuk menghitung neraca zat. Urutan perhitungan dapat dilihat pada gambar
berikut:
Neraca Keseluruhan:

Basis: Laju alir CH4 = 600 mol/jam, sehingga laju alir S8 = 600/3 = 200 mol/jam

Neraca zat adalah:

Untuk perhitungan neraca energi, suhu referesensi 250oC.

Langkah perhitungan perbedaan entalpi S8 antara antara suhu 220oC (cair) sampai 250oC(uap)
sebagai berikut:

Data untuk S8 HVL(445oC) , jadi untuk menghitung HVL(250oC) diperlukan perhitungan


sebagai berikut:

atau

sehingga perbedaan entalpi dapat dihitung:

Subsitusi ke persamaan di atas diperoleh:

atau
Neraca pada reaktor

Telah diketahui laju reaksi r = 400 mol/jam, maka dapat dihitung dengan mudah:

atau komposisi keluar reaktor adalah CH4 = 2/12; CS2 = 3/14 dan H2S = 8/14

Dengan menggunakan suhu referensi 250oC dan seluruh zat keadaan gas, maka neraca
menjadi:

diperoleh: T = 591,2oC

Dengan demikian dapat diselesaikan perhitungandi heat exchanger. Komposisi


keluaran reaktor diketahui: 2/14 CH4, 4/14 CS2 dan 8/14 H2S

Laju umpan S8 telah diketahui, dan seluruh empat suhu telah diketahui. Selanjutnya, neraca
energi dapat digunakan untuk menghitung laju alir cabang A. Gunakan suhu 220oC dan cairan
S8 sebagai referensi dan tidak ada perubahan fase S8, maka neraca energi dapat ditulis:

setelah diselesaikan diperoleh: NA = 377,5 mol/jam

Akhirnya digunakan neraca unit pemisah (splitter) untuk menghitung laju pada cabang B: yaitu:

NB = 1400 377,5 = 1022,5 mol/jam

Dalam penyelesaian persoalan diagram alir diatas menyisakan persoalan. Meskipun neraca zat
dan energi sudah sesuai, namunpenyelesaian secara fisika tidak diterima. Alur S8 dipanaskan
dari 220oC ke 700oC menggunakan alur keluaran reaktor dengan suhu 591oC. Oleh sebab itu
dalam penyelesaian neraca energi harus diperiksa kembali apakah hasil yang diperoleh realistis
atau tidak. Bila tidak, maka harus dilakukan perbaikan. Dalampersoalan ii reaksi endotermis
sehingga jelas memerlukan panasdengan menambahkan panas untuk mencapai suhu reaktan
700oC, dan kemudian diperlukan menyisihkan panas dengan pendinginan menggunakan media
eksternal untuk mencapai suhu yang diinginkan 250oC.

Anda mungkin juga menyukai