Untuk menghitung neraca energi pada sistem yang melibatkan reaksi kimia, maka dalam
pembentukan persamaan neraca energi harus memasukkan zat kimia yang ikut bereaksi.
Dalam hal ini termasuk memasukkan harga perubahan entalpi akibat adanya reaksi.
Bila zat murni dicampur pada suhu dan tekanan tertentu, maka entalpi campuran harus
dikoreksi dengan panas pencampuran.
Anggap reaksi melibatkan zat s dengan koefisien stokiometri s pada suhu T dan tekanan P.
Dalam menghitung entalpi campuran harus melibatkan fasa s baik produk maupun reaktan.
_
s H s (T , P, s )
reaa tan
s H s (T , P, s )
produk
Berdasarkan konsep entalpi campuran secara umum yang melibatkan reaksi ternyata
_ _
s H s (T , P, s ) s H s (T , P, s )
reaa tan produk
akan tetapi ada perbedaan diantara kedua besaran entalpi tersebut yaitu:
_
H s (T , P, s )
s
_
produk
- s H s (T , P, s )
reak tan
ini disebut sebagai panas reaksi H r (T , P) dari reaksi dengan koefisien s pada suhu T dan P
dan fase s . Sehingga dirumuskan:
_
H s (T , P, s )
s
_
H r (T , P) = produk -
reak tan
s H s (T , P, s )
H (T , P, )
s _
atau : H r (T , P) =
s s s
s 1
Q = H2- H1 = H r
Ingat bahwa dalam perhitungan panas reaksi, fasa zat yang terlibat dalam reaksi sangat
penting diperhatikan.
Contoh:
H r1 (T , P)
C(s) + H2O(g) CO(g) + H2(g)
H r1 (T , P) H r 2 (T , P)
Untuk: 2A + 2B 2C H r (T , P) = 20 kJ/mol
Telah disebutkan bahwa H r adalah fungsi fase zat, suhu dan tekanan, semua variabel ini
penting dalam perhitungan.
H r (T , P , ) =
o o o s
s 1
(a)
H (T , P, )
s _
H r (T , P, s ) =
s s s
s 1
(b)
H (T , P, ) H (T , P ,
s
)
o o o
s
s s s s
H r (T , P, s ) - H r (T o , P o , o ) = s 1
H r pada (To, Po dan s o) diketahui, maka H r pada (T, P dan s ) dapat dihitung dengan
Sebagai contoh, bila P = Po dan s = s o untuk semua zat s, maka korekasi akibat perubahan
suhu diperoleh dengan menambah korelasi kapasitas panas zat iaitu:
T
H r (T , P o ) H r (T o , P o ) s Cps dT
s 1
To
Bila P = Po dan fase zat s o semunya cairan sementara s semua uap, keadaan ini diperlukan
menambahkan entalpi perubahan fase. Untuk zat s berlaku hubungan:
T T ( Po )
H r (T , P , uap) H r (T , P , cairan) Cp dT H VL ( P ) Cp
o o o
s ,v s ,L dT
T ( P )o To
T T ( Po )
s
H r (T , P ) H r (T , P )
o o o
s Cp p ,v dT H VL ( P ) Cp p ,L dT
o
s 1
T ( P )o To
Terakhir koreksi akibat perubahan tekanan. Seperti telah diterangkan pada bab terdahulu
koreksi entalpi akibat perubahan tekanan dapat diabaikan.
Contoh 5.1.
Penyelesaian:
Pada kasus ini, tekanan tidak berubah, suhu naik menjadi 920oC, dan fase H2O berubah,
sehingga dapat dibuat persamaan:
Panas penguapan adalah -3,368 kcal/gmol. Kapasitas panas cairan 8,100 kcal/gmol, dan panas
penguapan adalah 6(9,6966) kcal/gmol. Sehingga panas reaksi menjadi :
Perubahan yang terbesar terjadi dalam panas reaksi dan sedikit di atas panas perubahan fase.
Untuk perhitungan panas reaksi sering digunakan tabel panas pembentukan. Penjumlahan
data panas pembentukan berdasarkan susunan stokiometri sering digunakan untuk
menghitung panas reaksi.
a. Keadaan standard, yaitu keadaan zat pada suhu 25C dan 1 atm dan fase normal.
b. Panas reaksi standard yaitu panas reaksi dimana semua reaktan dan produk pada
keadaan standard.
c. Reaksi pembentukan zat yaitu reaksi kimia dimana terbentuk 1 mol zat s dari unsur-
unsurnya. Contoh, reaksi pembentukan CH3OH adalah: C + O2 +2H2 CH3OH
d. Panas pembentukan zat s yaitu panas standard reaksi dari reaksi pembentukan zat s.
Dari data panas pembentukan zat s dapat digunakan untuk menghitung panas reaksi seperti:
C0(g) + O2(g) C02(g)
H ofCO 2
C(s) + O2(g) CO2(g) = -95.051,8 cal/gmol
H ofCO
C(s) + O2(g) CO(g) = -26.4 15,7 cal/gmol
Sehinga diperoleh :
S
H Ro s H of , s
s 1
Bila es disebut koefisien atom untuk zat s, maka dari definisi panas reaksi, panas
pembentukan zat s adalah:
E
H of , s H so es H eo
e 1
o
dimana H s entalpi keadaan standard dari unsur e. Dengan definisi panas reaksi dari suatu
reaksi dengan koefisien stokiometri s adalah:
H
S
o
H Ro
s s
= s 1
o
Sekarang susbsitusi H s menggunakan persamaan di atas untuk H f , s , maka:
o
S E
s (H of ,s H eo )
H Ro
es
= s 1 s 1
S S E
s H of ,s s es
H eo )
= s 1 s 1 e 1
S S E
s H of ,s H eo
H =
s es
o
R s 1 s 1 e 1
s es
H
S
o
H Ro =
s f ,s
s 1
Contoh 5.2.
Penyelesaian:
sehingga :
Reaksi pembakaran standard adalah reaksi antara zat organik dengan oksigen secara
stokiometri membentuk oksida stabil CO2, H2O, SO2 dan lain-lain.
H o
Panas pembakaran zat s ( c ,s ) adalah panas reaksi standard dari pembakaran zat s. Hasil
pembakaran diasumsikan pada fase standard seperti CO2(g), SO2(g), H2O(l) dan lain-lain.
Kadang-kadang produk H2O dapat juga dalam bentuk gas (H2O(g)). Untuk membedakan
keduanya, maka dikena gross combustion untuk H2O(l) dan net combustion untuk H2O(g).
Contoh:
Diketahui panas net combustion CH4(g) adalah - 191.76 kcal/ gmol. Hitung panas
pembentukannya.
Penyelesaian:
Panas net combustion telah diketahui, produk H2O(g) ada dalam reaksi. Panas pembakaran
didefinisikan sebagai:
di mana:
dan = 0, sehingga:
Sebagai kelanjutan hubungan antara panas pembantukan dengan pembakaran, mudah untuk
menunjukka bahwa panas reaksi dari reaksi dengan koefisien stokiometri s dapat dihitung
langsung dari panas pembakaran zat reaktan dan produk. Sehingga:
H
S
o
H R =
s c ,s
s 1
Contoh 5.5.
Panas gross combustion C6H5CHO(l) adalah -841,3 kcal/gol pada 18oC. Panas penguapan
benzaldehid adalah 86,48 cal/g pada titik didih normal 179oC. Untuk benzal dehid,kapasitas
panas cairan 0,428 cal/goC dan kapasitas panas uap 31 BTU/lbmoloF. Anggap kapasistas molar
rata-rata 7, 8.87, dan 18 untuk masing-masing O2(g), CO2(g) dan H2O(l).
Penyelesaian:
Diperlukan data Hof,C6H5CHO(g), yang tersedia adalah data Hoc,C6H5CHO(l) pada suhu 18oC.
Sehingga diperoleh:
Atau:
Yang diperlukan Hf fase gas. Sehingga:
Data yang ada adalah HVL pada 179oC, jadi harus dirubah menjadi 25oC dengan cara:
Bila pengaruh tekanan diabaikan, maka dilakukan koreksi suhu dengan menggunakan kapasitas
panas.
Bila pada sistem ini diabaikan energi potensial dan kinetika, maka persamaan energinya
menjadi :
N H (T , P , N H (T , P , )
S S
dQ
2
s s
2 2 2
) 1
s s
1 1 1
dT s 1 s 1
Bila dipilih keadaan refrence suhu Tr, tekanan Pr dan fase r untuk setiap zat, maka persamaan
diatas dapat ditulis menjadi:
N H (T , P , N H (T , P , ) H (T , P , ) H (T , P , ) ( N
S S S
dQ
2
s s
2 2 2
) H s (T r , P r , r ) 1
s s
1 1 1
s
r r r
s
r r r 2
s N s1 )
dT s 1 s 1 s 1
N s2 N s1
Bila tidak ada reaksi, = dari neraca bahan maka suku terakhir habis. Pada kasus ada
2 1
reaksi : N = N + sr
s s
N s2 1
atau - N s = sr
2 1
Bila persamaan ini digantikan ke suku akhir persamaan di atas untuk menggantikan N s - N s ,
maka suku akhir menjadi:
H (T , P , ) ( N
S
N s1 )
H (T , P , )
r r r 2
r r r
s s
r s s
s 1
=
N (H N (H
dQ
rH r (T r ) 2
s
2
s H sr ) 1
s
1
s H sr )
dt
rH r (T r )
= entalpi reaksi
N (H 2
s
2
s H sr ) N (H H ) = entalpi sensibel keluaran dan masukan relative
1
s
1
s
r
s
Metanol pada 675oC dan 1 bar diumpan ke reactor adiabatic di mana 25% methanol
terdehidrogenasi menjadi formaldehid menurut reaksi berikut:
Hitung suhu gas meninggalkan reactor, anggap bahwa kapasitas panas rata-rata 17, 12 dan 7
cal/gmol.oC untuk CH3OH, HCHO dan H2.
Penyelesaian:
XNCH
masuk
0,251000mol/jam
r 3OH
250 mol/jam
CH 3OH -1
Neraca massa: , maka
N (H N (H
dQ
rH r (T r ) 2
s
2
s H sr ) 1
s
1
s H sr )
dt
Pada kasus ini pilih refrence 675oC, 1 bar, maka neraca menjadi:
675o C
H r (675o C ) H r (25o C ) s
25o C
C psdT
H r (675o C )
= 20,38 + 650(12+7-17)
= 21,68 kcal/gmol
sehingga:
Bentuk neraca energi terdahulu tidak memperlihatkan secara eksplisit keterlibatan panas
reaksi. Untuk kasus aliran ganda dapat diperoleh dengan mengulangi persamaan sebelumnya
iaitu:
N H (T ) N H (T
S
dQ
2
s s
j k
s s
k
)
dT s 1 outlet j inlet k
dQ S
rH r (T r ) N sj ( H s (T j ) H s (T r )) N sk ( H s (T k ) H s (T r ))
dt s 1 outlet j inlet k
Seperti yang telah disebutkan terdahulu bila dipilih satu refrensi salah satu aliran, maka aliran
tersebut tidak akan muncul pada persamaan.
Contoh:
Gas NO dapat dibuat dengan oksidasi parsial NH3 dengan udara. NH3 masuk suhu 25oC dan
udara masuk 750oC bereaksi pada 1 bar dengan konversi NH3 90%. Bila suhu keluar reaktor tak
lebih 920oC, hitung lajupanas yang harus dikeluarkan per 1 mol NH3 umpan, anggap umpan 2,4
mol per 1 mol NH3.
Penyelesaian:
0,9(1)
r 0,225 mol/jam
4
Dari laju reaksi ini dapat dihitung laju alir zat di alur keluar. Namun tidak diteruskan
perhitungannya, karena suhu referensi dipilih Tr = 920oC. Neraca energi yang dapat dibentuk
adalah:
Dari contoh 4.1. diperoleh HR = -216,42 kcal/gmol. Selanjutnya dari perbandingan umpan
O2/NH3 dan diketahui komposisi udara, maka diperoleh:
2 2,4 mol/jam
N OInlet
inlet
N N2 2,4(0,79 / 0,21) mol/jam
Bentuk lain dari persamaan neraca energi yang tidak secara eksplisit melibatkan panas reaksi
dapat juga diperoleh melalui modifikasi sederhana persamaan dasar input tunggal output
tunggal. Bentuk persamaan neraca ini lebih cocok digunakan apabila perhitungan
menggunakan komputer, sebab tidak diperlukan perhitungan panas reaksi yang terpisah.
Bila keadaan standar Tr dinyatakan sebagai To, maka dasar persamaan neraca dapat ditulis:
Gantikan N s N s , dan umpamakan digunakan definisi panas pembentukan:
2 1
o
E
Hs H eo
H f ,s
o es
= e 1
o
untuk mengganti H s (T ) dari suku terakhir neraca di atas.
E E
( H s (T o ) N s2 ( H s (T o ) N s1 N s2 H ofs es H eo N s1 H ofs es
H eo
e 1 - e 1
di mana:
es
( N s2 N s2 ) 0
suku s 1
dQ
dt
N s2 H ofs ( H s (T 2 ) H s (T o ))
N 1s H ofs ( H s (T 1 ) H s (T 0 ))
Hubungan ini menggambarkan entalpi setiap zat di alur keluar yaitu:
H o
fs
( H s (T 2 ) H s (T 1 )) dan di setiap alur input adalah
H o
fs ( H s (T 1 ) H s (T 0 )) .
Jadi entalpi alur terdiri dari panas pembentukan ditambah perbedaan entalpi pada suhu dan
N 2
N 1
H ofs
referensi zat. Bila zat tanpa reaksi, maka s s dan =0. Namun bila ada reaksi,
N s2 N s1 fs H o
dan 0, perhitungan entalpi pada alur ini secara implisit adalah untuk panas
reaksi. Bentuk persamaan ini sering disebut neraca entalpi total.
H j N sj H ofs ( H s (T j ) H s (T o ))
Kemudian neraca entalpi total alur untuk umpan dan keluaran ganda dapat disederhanakan
iaitu:
dQ
H j Hk
dt kel j masuk k
Contoh 4.7. Ulangi penyelesaian contoh 4.6 menggunakan rumus neraca entalpi total.
Penyelesaian:
Dalam proses ini tidak ada perubahan fase, sehingga dapat dihitung total entalpi pada setiap
alur iaitu:
Untuk menghitung total entalpi alur keluar harus dihitung terlebih dahulu neraca zat keluar.
dQ S
H s (T r ) N sj N sk
dt s 1 outlet j inlet k
S
N sj ( H s (T j ) H s (T r )) N sk ( H s (T k ) H s (T r ))
s 1 outlet j inlet k
N
outlet j
s
j
N
inlet k
k
s
i 1
r
si i
S R
H (T )
s 1
s
r
i 1
si ir
, suku ini disusun agar mengikuti definisi HRi menjadi:
S R R
ri si H s (T r ) ri H ri
s 1 i 1 i 1
dQ R S
ri H ri N sj ( H s (T j ) H s (T r )) N sk ( H s (T k ) H s (T r ))
dt i 1 s 1 outlet j inlet k
Contoh 4.8
Asam asetat di crack dalam tungku untuk menghasilkan senyawa antara keten menurut reaksi:
Penyelesaian:
Ditetapkan suhu referensi 700oC, maka dapat dituliskan persamaan neraca energi:
Gunakan kedua panas reaksi standar itu untuk dikoreksi pada suhu 700oC:
Gunakan data Cp untuk CH3OH, CH4, CO2 dan H2O dari Lampiran 3 (Reklaitis) dan untuk keten
adalah:
Untuk sistem unit tunggal variabel terdiri dari jumlah zat yang terlibat, laju reaksi dan suhu
untuk semua alur.
Contoh 4.9:
Penyelesaian:
Jumlah variabel
- jumlah zat 6 6
- laju reaksi 2 2
- suhu, dQ/dT 3
Jumlah neraca
- zat 5 5
- energi 1
- konversi 1 1
- fraksi yield 1 1
- suhu 2
- aliran 1 1
Derajat kebebasan 0 0
Buat tabel dasar seperti dalam analisa derajat kebebasan untuk neraca zat dengan reaksi,
kemudian lengkapi dengan variabel yang berkaitan dengan informasi neraca energi seperti
jumlah neraca energi dan suhu.
Contoh 4.10.
N2 + 3H2 2 NH3
Proses sesuai dengan diagram alir berikut. Reaksi berlangsung dalam dua tahap reaktor
adiabatis. Konversi pada tahap pertama 10%, dan produknya didinginkan dengan mencampur
dengan umpan dingin segar sehingga suhu mencapai 425oC. Produk dari tahap kedua
mempunyai suhu 535oC, kemudian aliran didinginkan oleh aliran yang dikeluarkan dari
pendingin separator, sehingga diperoleh produk amonia cair dan sedikit N2 dan H2.
Zat yang terlibat dalam proses ini hanya 3 jenis, yaitu NH3, H2 dan N2 dan ada satu jenis reaksi
pada kedua reaktor. Analisa derajat kebebasan dapat dilihat pada tabel berikut:
Z = neraca zat
ZE = neraca zat dan energi
Dari tabel analisa derajat kebebasan perhitungan dimulai dari reaktor 1 karena dengan
menambahkan satu basis maka derajat kebebasan menjadi 0. Selanjutnya ada dua
kemungkinan arah perhitungan yaitu ke HE atau pencampur. Hasil perhitungan reaktor 1 akan
mengurangi 2 variabel laju alir zat dan 1 aliran total di alur 7, sehingga DK pada HE = 4-3 = 1
(belum dapat diselesaikan NZ dan NE pada HE). Perhitungan yang sama juga akan mengurangi
2 laju alir, 1 laju alir dan 1 suhu di alur 8, sehingga DK pada pencampur menjadi : 4 -2 -1 -1 =
0. Dengan cara yang sama, maka dapat dilakukan perhitungan menurut alur seperti berikut:
Reaktor 1
Basis perhitungan: laju umpan ke reaktor 1 = 400 mol/jam, maka dapat dihitung laju reaksi
yaitu:
NH3: 0 + 2r = 20
N2: 100 r = 90
Dari hasil perhitungan berdasarkan data diperoleh panas reaksi pada suhu 425oC adalah:
Pencampur
Masukkan harga N ke neraca, maka akan diperoleh komposisi keluar pencampur atau masuk
ke reaktor 2.
Subsitusi harga r ke neraca zat reaktor 2, maka akan diperoleh aliran ke HE yaitu:
HE
Semua aliran di HE sudah diketahui, maka dapat dilakukan perhitungan neraca energi:
Separator
Dengan perhitungan yang sederhana, dapat dihitung laju pada alur produk yaitu:
Bila digunakan suhu referensi adalah suhu produk (-50oC), maka neraca energi dapat ditulis:
Contoh 4.11
CS2 diproduksi dengan mereaksikan gas metan dengan uap belerang dengan reaksi:
Belerang terkonversi sempurna apabila umpan terdiri dari 3 mol CH4 per 1 mol S8. Belerang
melelh pada suhu 220oC, dan produk meninggalkan proses pada suhu 250oC. Kedua umpan
dipanaskan lebih dahulu sampai 700oC pada penukar panas. Anggap panas reaksi pada suhu
250oC adalah 22 kcal/mol. Asumsikan panas yang hilang di penukar panas diabaikan dan tidak
ada perubahan suhu di pemisah dan pencampur. Diagram alir proses dapat dilihat pada
gambar berikut.
a. Hitung laju penambahan panas ke reaktor yang diperlukan per mol CS2
b. Hitung perbandingan laju alir yang keluar dari reaktor pada penukar panas A dan B.
Tahap pertama dilakukan analisa derajat kebebasan. Reaksi kimia yang terlibat ada satu, dan
empat zat. Kedua penukar panas adalah adiabatis. Pada pembagi dan pencampur tidak ada
perubahan suhu. Tabel analisa derajat kebebasan selengkapnya dapat dilihat pada tabel
dibawah.
Perhitungan dimulai dari neraca keseluruhan, dengan cara memasukkan satu basis. Neraca
energi secara keseluruhan adalah:
Telah disebutkan tidak ada panas yang hilang di penukar panas A dan B, sehingga:
Selanjutnya, pada pencampur dan pembagi tidak ada perubahan suhu, sehingga neraca energi
adalah:
Jadi neraca energi untuk keseluruhan adalah:
Ini bermakna neraca energi total adalah sama dengan neraca energi pada reaktor, dengan
demikian maka perhitungan dimulai dari reaktor. Persamaan neraca energi di reaktor belum
dapat dihitung, karena belum diperoleh neraca zat. Perhitungan dimulai dari neraca zat pada
neraca keseluruhan dengan memberi basis umpan sehingga DK reaktor menjadi 0. Dilanjutkan
Basis: Laju alir CH4 = 600 mol/jam, sehingga laju alir S8 = 600/3 = 200 mol/jam
Langkah perhitungan perbedaan entalpi S8 antara antara suhu 220oC (cair) sampai 250oC(uap)
sebagai berikut:
atau
atau
Neraca pada reaktor
Telah diketahui laju reaksi r = 400 mol/jam, maka dapat dihitung dengan mudah:
atau komposisi keluar reaktor adalah CH4 = 2/12; CS2 = 3/14 dan H2S = 8/14
Dengan menggunakan suhu referensi 250oC dan seluruh zat keadaan gas, maka neraca
menjadi:
diperoleh: T = 591,2oC
Laju umpan S8 telah diketahui, dan seluruh empat suhu telah diketahui. Selanjutnya, neraca
energi dapat digunakan untuk menghitung laju alir cabang A. Gunakan suhu 220oC dan cairan
S8 sebagai referensi dan tidak ada perubahan fase S8, maka neraca energi dapat ditulis:
Akhirnya digunakan neraca unit pemisah (splitter) untuk menghitung laju pada cabang B: yaitu:
Dalam penyelesaian persoalan diagram alir diatas menyisakan persoalan. Meskipun neraca zat
dan energi sudah sesuai, namunpenyelesaian secara fisika tidak diterima. Alur S8 dipanaskan
dari 220oC ke 700oC menggunakan alur keluaran reaktor dengan suhu 591oC. Oleh sebab itu
dalam penyelesaian neraca energi harus diperiksa kembali apakah hasil yang diperoleh realistis
atau tidak. Bila tidak, maka harus dilakukan perbaikan. Dalampersoalan ii reaksi endotermis
sehingga jelas memerlukan panasdengan menambahkan panas untuk mencapai suhu reaktan
700oC, dan kemudian diperlukan menyisihkan panas dengan pendinginan menggunakan media
eksternal untuk mencapai suhu yang diinginkan 250oC.