Anda di halaman 1dari 2

Penerapan Model Biosiklofarming berbasis integrasi padi gogo, jeruk dengan

pembibitan sapi potong pada TTP Pacitan

Sudarmadi Purnomo dan Thohir Zubaidi

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur


Jl. Raya Karangploso Km 4 Malang 65105, Jawa Timur
e mail : segenggam68@gmail.com

Proses keterpaduan antar sektoral pada bidang pertanian yang saling memanfaatkan
sisa dari proses pengelolaan dari suatu sektor, yang kemudian dimanfaatkan kembali pada
sektor lainnya untuk menghasilkan suatu manfaat lain yang berguna, dapat menjaga
produktivitas lingkungan. Model ini seringkali disebut biosiklofarming. Menggunakan kaidah
ini sebagai contoh model, memanfaatkan modal dasar lahan kering sub optimal seluas 6,8
ha milik Taman Teknologi Pertanian (TTP) Pacitan, berbasis padi gogo terintegrasi dengan
pembibitan sapi potong dan industri jeruk siem. Model ini mempunyai dampak menjaga
produktivitas lingkungan kawasan berkisar 67,5-71,3 %. Ternak sapi potong sejumlah 65
ekor telah menghasilkan 130 t/tahun pupuk organik yang dibutuhkan untuk memperbaiki
kesuburan tanah sekitar 95 t/tahun bagi padi gogo yang terintegrasi dengan jeruk siem.
Kemampuan lahan untuk padi gogo varietas Inpago 10 seluas 4 ha menghasilkan jerami 60
t/tahun, yang baru mencukupi kebutuhan pakan hijauan sekitar 24 ekor sapi. Introduksi
rumput setaria seluas 2,0 ha yang di tanam di pematang antar tanaman jeruk mampu
menghasilkan 85,0 t/ha dapat memenuhi kekurangan kebutuhan pakan hijauan 41 ekor sapi
potong. Perubahan lahan kering sub optimal yang kesuburannya meningkat,
menguntungkan bagi kecepatan pertumbuhan tanaman jeruk siem. Tanaman ini pada umur
18 bulan telah panen pertama menghasikan 13,6 3,2 kg buah/tanaman, atau 9,2 t buah/ha.
Hasil jeruk akan terus meningkat sejalan dengan bertambah umur tanaman. Diffusi teknologi
biosiklofarming tidak utuh, yaitu interagrasi padi gogo-jeruk sedang berjalan di tingkat
petani pada tiga desa kawasan TTP Pacitan.

Key word : biosiklofarming, intergrasi, padi, sapi, jeruk


Application of Biocyclo farming Model based on integration of
upland rice, oranges with beef cattle breeding at TTP Pacitan

Sudarmadi Purnomo and Thohir Zubaidi

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur


Jl. Raya Karangploso Km 4 Malang 65105, Jawa Timur
E mail: segenggam68@gmail.com

The process of cross-sectoral integration in agriculture that utilizes the rest of the
management process from a sector, which is then reused in other sectors to
produce another useful benefit, can maintain environmental productivity. This model
is often called biocyclo farming. Using this rule as an example model, utilizing a sub-
optimal sub-optimal dry land base of 6.8 hectares belongs to Pacitan Agricultural
Technology Park (TTP), based on integrated upland rice with breeding of beef cattle
and siem citrus industry. This model has the effect of maintaining environmental
productivity ranging from 67.5 to 71.3%. A total of 65 head of beef cattle has
produced 130 t / yr of organic fertilizer required to improve soil fertility by about 95 t
/ year for upland rice integrated with siem orange. Land capacity for Inpago 10
varieties of rice varieties of 4 hectares produce 60 t / year straw, which is sufficient
to feed the forage of about 24 head of cattle. The introduction of 2,000 hectares of
grasses planted in citrus trees between citrus trees is able to produce 85.0 t / ha
can meet the shortage of feed requirement of 41 beef cattle. Suboptimal dry land
changes that increase fertility, beneficial for the growth speed of citrus crops. This
plant at the age of 18 months has the first harvest yield 13.6 3.2 kg fruit / plant, or
9.2 t fruit / ha. The yield of oranges will continue to increase as the age of the plant
increases. The diffusion of biocyclo farming technology is incomplete, ie the upland-
rice orange interagration is running at the farm level in the three TTP Pacitan
villages.

Key word: biocylo farming, integration, rice, cow, orange

Anda mungkin juga menyukai