Anda di halaman 1dari 25

RISALAH

KONSEP DAKWAH DALAM ISLAM


Budihardjo
STAIN Salatiga
Jl. Tentara Pelajar No. 2 Salatiga, Nomor Telp.: 0298 323433,
Alamat Rumah: Cabean Rt. 04/Rw. XIV Jln. PERUMDIS No. 32 Mangunsari
Sidomukti Salatiga 5021.

ABSTRAK

Dakwah adalah suatu proses penyampaian, ajakan atau seruan


kepada orang lain atau kepada masyarakat agar mau memeluk,
mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama secara sadar,
sehingga membangkitkan dan mengembalikan potensi fitri orang
itu, dan dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat. Hakekat yang
paling penting adalah adanya keyakinan atau kepercayaan bahwa
Allah hanya satu dan tiada satu pun yang dapat menyamai-Nya,
sehinga mau melaksanakan perintah-Nya. Hukum dakwah adalah
wajib ain, dalam arti wajib bagi setiap muslim untuk berdakwah
sesuai dengan apa ayang ia ketahui. Obyek dakwah dengan urut-
urutan kepada diri sendiri, keluarga, sanak keluarga dekat atau sanak
famili, sebagian kelompok, kepada seluruh umat manusia.Berdakwah
perlu menggunakan metode, yaitu cara dakwah yang teratur dan
terprogram secara baik agar maksud mengajak melaksanakan
ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna. Metode
dakwahnya dengan Hikmah, Mawizhah Hasanah, Berdiskusi atau
Tukar Fikiran Dengan Cara Yang Baik, menyam-paikan sautu kisah,
perumpamaan, tanya jawab, dan keteladanan yang baik.

Kata Kunci: dakwah, metode, al-Quran

Konsep Dakwah dalam Islam (Budihardjo) 89


Pendahuluan lamanya beliau melakukan dakwah face
Al-Qurn merupakan sumber to face. Setelah itu beliau melakukan
utama dan pertama sebagai dasar dahwah terang-terangan setelah ada
pedoman yang mengatur seluruh aspek perintah dari Allah.2
kehidupan manusia, dan Hadts sebagai Kebehasilan dakwah beliau, mulai
sumber yang kedua. Oleh karenanya, ada titik kecermelangan setelah perang
sebagai umat Islam harus dapat mem- Badar tahun 2 Hijriyah, dan puncaknya
pelajari dan berusaha untuk melak- pada penaklukan Makkah pada tahun 8
sanakan segala sesuatu yang ada di Hijriyyah.
dalam al-Qurn dan Hadts tersebut. Untuk itu bagimana dakwah itu
Kandungan al-Qurn secara berhasil perlu dikaji konsep dakwah
umum ada enam hal pokok, yaitu: dalam Islam.
Akidah, Akhlak, hukum, kisah-kisah,
dasar-dasar ilmu pengetahuan, dan janji Pengertian Dakwah
dan ancaman. Kedudukan Hadts sangat Kata dakwah berasal dari bahasa
penting, sebab Hadts itu menjelaskan Arab berarti dasar kecenderungan
masalah-masalah yang belum dijelaskan sesuatu yang disebabkan suara dan kata-
dalam al-Qurn kata,3 atau mencintai sesuatu atau mende-
Untuk mensosialisasikan kan- katkan diri pada sesuatu.4 Kata jika
dungan al-Qurn dan Hadts tersebut, isim mashdarnya berarti memang-
diperlukan dakwah, sebab dakwah gil, mengundang, meminta tolong, meminta,
adalah suatu usaha bagaimana terwu- memohon,5 dan jika isim mashdarnya
judnya ajaran al-Qurn dan Hadts pada berarti meminta tolong, meminta, dan
semua aspek kehidupan manusia. memohon, sedangkan yang isim mashdar-
Awal mula dakwah Nabi Muham- nya berarti memanggil, mengundang,
mad Saw. secara sembunyi-sembunyi, mengajak atau menyeru.6
yaitu dengan menbyeru keluarga yang Dakwah menurut istilah dapat
tinggal dalam satu rumah dan para dikemukakan dari para pakar sebagai
sahabat beliau yang dekat.1 Tiga tahun berikut:

1
Departemen Agama, Al-Qurn dan Terejemahnya, (Jakarta: Yamunu. 1970), hlm. 73.
2
Q.S. al-Hijr (15): 94.
3
Ahmad bin Fris Zakariy, Mujam Maqyis Lughah, Juz II, (Beirt: Dr al-Fikr, t.t.), hlm. 279.
4
Mus bin Muhammad bin al-Milyn bin al-Ahmad, Mujam al-Af l al-Mutaadiyah bi Harf,
(Beirt: Dr al-Ilm li al-Malayin, 1979), hlm. 100.
5
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Arab Indonesia, (Yogyakarta: Pondok Pesantrren al-
Munawwir, 1984), hlm. 438.
6
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1990), hlm. 181.

90 SUHUF, Vol. 19, No. 2, Nopember 2007: 89 - 113


1. Ali Mahfudz, dakwah ialah mendo- tauhid, dari bahasa Arab , kata
rong manusia melakukan kebajikan tersebut berarti menunjukkan pada
dan memberi petunjuk, menyuruh me- kesendirian atau keesaan.9 Jadi yang
reka berbuat yang makruf dan mela- dimaksud dengan ketauhidan adalah
rang yang munkar agar mereka men- adanya keyakinan atau kepercayaan
dapat kebahagiaan di dunia dan bahwa Allah hanya satu dan tiada satu
akhirat.7 pun yang dapat menyamai-Nya.
2. Ab Bakar Zarkasyi, dakwah ialah Hal ini sesuai dengan Q.S. al-
usaha para ulama dan orang-orang Qashash (28): 87- 88 sebagai berikut:
yang memiliki ilmu dalam masalah
agama dengan memberi pengajaran
kepada masyarakat pada hal-ihwal
yang dapat menyadarkan mereka
terhadap urusan keagamaannya dan
keduniaannya sesuai kemampuan
yang dimilikinya.8
Dari dua pendapat tersebut
semuanya hampir sama dan dapat ditarik
kesimpulan bahwa dakwah ialah suatu
proses penyampaian, ajakan atau seruan
kepada orang lain atau kepada masya-
rakat agar mau memeluk, mempelajari,
dan mengamalkan ajaran agama secara Dan janganlah biarkan mereka
sadar, sehingga membangkitkan dan menghalangimu (untuk menyampaikan)
mengembalikan potensi fitri mereka, ayat-ayat Allah sesudah diturunkan
yang pada akhirnya dapat hidup bahagia kepadamu, dan jangan sekali-kali
di dunia dan akhirat. termasuk golongan orang-orang mu-
syrik. Janganlah menyeru di samping
Hakekat Dakwah Allah ada sembahan yang lain, tiada
Jika difahami dari penjelasan Tuhan selain Dia, segala (yang ada) akan
dalam pengertian dakwah sebelumnya, binasa kecuali wajah-Nya, kepunyaan-
maka hakekat yang paling penting adalah Nyalah segala ketentuan, dan kepada-
sebagai jalan Ketauhidan Nyalah kamu dikembalikan.
Kata ketauhidan berasal dari kata

7
Thoha Yahya Omar. Ilmu Dakwah. (Jakarta: Widjaya. 1967). hlm. 1.
8
Ab Bakar Zarkasy, al-Dawah il al-Islm, (Mesir: Dr Allah, t.t.), hlm. 8.
9
Ahmad bin Fris Zakariy, op. cit., VI, hlm. 90

Konsep Dakwah dalam Islam (Budihardjo) 91


Dua ayat tersebut menunjukkan merendahkan diri dan memberikan
bahwa berdakwah adalah mengajak ke- makna kecintaan. Jadi ibadah itu me-
pada umat manusia agar tidak berbuat ngandung makna merendahkan diri dan
syirik atau menyekutukan Allah Swt, adanya kecintaan yang mendalam
sebab kalau masih ada sesembahan lain kepada Allah Swt.11
selain Dia, berarti sama saja memiliki dua Sehubungan dengan hal tersebut
keyakinan atau kepercayaan. Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa bagi
Dengan kata lain, bahwasanya siapa saja yang tunduk dan merendahkan
ayat di atas memberi penjelasan bahwa diri kepada manusia disertai dengan
agar menyeru seluruh manusia untuk kebencian, ia bukan bid kepada
beribadah hanya kepada Allah semata, manusia yang menjadi juragannya, begitu
Dia tiada sekutu bagi-Nya. Hal ini sesuai pula seseorang yang mencintai sesuatu
dengan Q.S al-Dzriyt (51): 56 tanpa ketaatan dan ketundukan kepada
sesuatu itu, berarti ia juga tidak bid
kepadanya. Oleh karena itu, jika kita
beribadah kepada Allah, maka yang
paling dicintai, diagungi, ditaati secara
Tidaklah aku menciptakan jin dan sempurna dari segala sesuatu adalah Allah
manusia kecuali hanya untuk ber- Swt serta selalu merendahkan diri
ibadah kepadaKu. kepada-Nya.12
Dari keterangan tersebut, dapat
Kata yabudn disini berarti difahami bahwa ibadah yang hakiki ada
beribadah kepada-Ku. Kata ibadah dua hal, yaitu:
berakar kata dari abada - yabudu - a. Taat dan tunduk kepada apa yang
ibdatan, menurut bahasa berarti disyariatkan oleh Allah, yang diba-
memperbudak, tunduk dan taat, mem- wa oleh Rasul-Nya, baik perintah
pertuhankan, dan mansik. 10 Ada maupun larangan. Hal ini tercermin
ulama tidak sepakat arti ibadah ini, di unsur ketaatan dan ketundukan,
antara mereka misalnya, Ibnu Taimiyah: karena tidak dapat disebut hamba
Ibadah dasar maknanya adalah meren- yang taat dan tunduk, kalau tidak
dahkan diri, akan tetapi ibadah yang mengikuti perintah-Nya dan mem-
diperintahkan mengandung makna bangkang syariat-Nya.

10
Ibn Manzhur Abu al-Fadhil Jarnal al-Din Muhammad ibn Muharram, Lisan al-Arab, Juz IV,
(Kairo: al-Dar al-Mishriyah, t.t.), hlm. 258
11
Abdullah Muhammad Syahathah, Fiqh al-Ibadah, (Kairo: al-Hayyah al-Mishriyyah, 1985,
1985), hlm. 289
12
Ibid., hlm. 269

92 SUHUF, Vol. 19, No. 2, Nopember 2007: 89 - 113


b. Cinta kepada syariat Allah Swt. Serulah (manusia) kepada jalan
yang dibawa oleh Rasul-Nya ber- Tuhanmu dengan hikmah dan
sumber dari hati yang cinta kepada pelajaran yang baik dan bantah-
Allah Swt, karena Dialah yang lah mereka dengan cara yang
menciptakan manusia dengan se- baik. Sesungguhnya Tuhanmu
baik-baik ciptaan, Dia memberi Dialah yang lebih mengetahui
kelebihan dibanding dengan makh- tentang siapa yang tersesat dari
luk-makhluk lain. jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang
Mengajak manusia kepada ke- mendapat petunjuk.
tauhidan (Meng-Esakan Tuhan) pada
hakekatnya untuk memenuhi fitrah 2. Q.S Ali Imrn (03/89): 104
manusia, karena manusia dilahirkan di
bumi ini telah membawa fitrah beragama,
yaitu untuk beriman kepada Allah
semata.
Hakekat dakwah, terpenting
adalah untuk meluruskan dan meng-
arahkan serta mengajak kepada manusia
agar mengikuti agama tauhid, dengan
meninggalkan segala bentuk kemusyri- Dan hendaklah ada di antara
kan. kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, me-
Hukum Dakwah nyuruh kepada yang maruf dan
Perintah untuk berdakwah dijelas- mencegah dari yang munkar;
kan antara lain dalam: merekalah orang-orang yang
1. Q.S al-Nahl (16): 125 beruntung.

3. Q.S. al-Midah (5/113): 67

Konsep Dakwah dalam Islam (Budihardjo) 93


Hai Rasul, sampaikanlah apa yang Abd Allah bin Amr berkata,
di turunkan kepadamu dari Tu- bersabda Rasulullah saw.: Sampai-
hanmu. Dan jika tidak kamu kerja- kanlah dariku (Muhammad) walau-
kan (apa yang diperintahkan itu, pun satu ayat, dan ceriterakanlah
berarti) kamu tidak menyampaikan tentang Bani Israil. Hal itu tidak
amanat-Nya. Allah memelihara ka- berdosa. Barang siapa berbuat bo-
mu dari (gangguan) manusia. Sesug- hong dengan mengatasnamakan
guhnya Allah tidak memberi petun- diriku dengan sengaja, maka hen-
juk kepada orang-orang yang kafir. daknya menempatkan dirinya di
neraka.
Berdasarkan Q.S. al-Nahl (16):
125 dan Ali Imrn (03/89): 104 yang Hadis tersebut ada fiil amr,
menggunakan kata dan yang sehingga memperkuat bahwa hukum
menunjukkan fiil amr atau shighat dakwah adalah wajib. Jadi, Hadts
amar, maka hukum dakwah adalah tersebut sebagai bayn takd.14
wajib. Hal ini sesuai dengan kaidah Ushul Imam al-Ghazali berpendapat
Fiqh yang berbunyi: bahwa dakwah merupakan kewajiban,
(pada dasarnya setiap perintah itu wajib). sebab dalam Q.S Ali Iman (03/89): 104
Contoh Hadts tentang dakwah: tersebut dijelaskan bahwa kebahagiaan
manusia terkait dengan pelaksanaan
amar marf nahi munkar.15
Para ulama setuju bahwa hukum
dakwah adalah wajib, namun mereka
tidak sepakat wajibnya itu wajib ain
atau wajib kifyah. Sebagian menilai
bahwa hukum dakwah itu wajib kifayh,
sedangkan yang lain berpendapat
sebagai wajib ain.
13 Golongan pertama mengatakan

13
Abd Alla?h bin Abd al-Rahma?n bin al-Fadhl bin Bahra?m bin Abd al-Shamad al-Tami?mi? al-
Samarqandi? al-Da?rimi, Sunan al-Da?rimi, (Malaysia: Sakhr, 1997), no. 541
14
Hadts, pada hakekatnya berfungsi sebagai bayan takid dan bayan tafsir. Bayan takid adalah
menetapkan dan memperkuat hukum-hukum yang telah ditentukan dalam Al-Qurn. Sedang Bayan
tafsir adalah memberikan penjelasaan dan perincian terhadap ayat-ayat Al-Qurn yang masih mujmal,
memberikan taqyid yang masih mutlaq.
15
Jamal al-Din al-Qasimi, Mujizat al-Muminin min Ihya Ulum al-Din, terj. Moh. Abdai Rothmy,
Bimbingan Untuk Mencapai Tingkat Mumin, Jilid I, (Bandung: Diponegoro, 1975), hlm. 447-448.

94 SUHUF, Vol. 19, No. 2, Nopember 2007: 89 - 113


dakwah hukumnya wajib kifayh. kata yang dimaksud adalah seluruh
Mereka itu, seperti al-Zamakhsyari, al- umat manusia.17
Qurthubi., al-Ghazly, dan Ismil Al-Rzi juga berpendapat bahwa
Haqqy. kata dalam Q.S Ali Imrn (03/89):
Mereka berpendapat demikian 104 itu dan bukan , pendapat
karena melihat bahwa yang wajib itu dapat diperkuat dengan Q.S Ali
berdakwah hanyalah orang-orang yang Imrn (03/89): 110.
memiliki keahlian dalam masalah agama Penulis cenderung bahwa dakwah
dan menghayati serta mengamalkan apa hukumnya wajib ain, dalam arti setiap
yang didakwahkan itu, sedangkan muslim wajib melakukan dakwah sesuai
kenyataannya tidak semua orang Islam dengan kemampuan yang dimiliki,
demikian halnya. Untuk itu, mereka misalnya bisanya baru menyampaikan
berkesimpulan bahwa yang wajib ber- atau mengajari membaca al-Qurn, ia
dakwah hanyalah golongan tertentu saja mengajarkan membaca al-Qurn ter-
(ulama). Dengan begitu, apabila para sebut walaupun mulai dari huruf hijaiyyah.
ulama (sebagai di) telah melaksanakan Pendapat penulis ini diperkuat dengan
dakwah maka tuntutan berdakwah Hadts yang disebutkan sebelumnya
kepada semua orang Islam sudah lepas bahwa Nabi pernah memberitahukan
(tidak dikenakan kewajiban berdakwah kepada para sahabatnya agar menyam-
lagi). 16 paikan ajaran dari Nabi Muhammad Saw
Golongan yang kedua, menga- walaupun hanya satu ayat. Hal ini
takan bahwasanya hukum dakwah menunjukkan bahwa betapapun sedi-
adalah wajib ain, yang berpendapat kitnya kemampuan seorang muslim,
seperti ini antara lain Muhammad Abduh wajib menyampaikan kepada orang lain
dan Al-Razi. yang belum mengerti.
Muhammad Abduh berpendapat
bahwa kalimat yang berbunyi dalam Materi dan Tujuan Dakwah
Q.S. Ali Imrn (3/89): 104 sebagaimana Materi dakwah adalah seluruh
telah disebutkan di atas merupakan ajaran Islam yang tercakup dalam al-
perintaah wajib secara mutlak tanpa ada Qurn dan Sunnah Rasul yang meliputi
syarat yang mengikat, dan kata dalam tiga prinsip pokok; aqidah, akhlaq, dan
kalimat dalam ayat tersebut me- hukum-hukum yang biasa disebut de-
nunjukkan dan bukan seperti ngan syariat Islam. Walaupun penger-
pendapat golongan pertama. Kemudian tian syariat Islam itu sendiri biasa

16
Ahmad Mushthaf al-Margh, Tafsr al-Margh, Juz IV, Mesir: Dr al-Fikr, 1972, hlm. 22
17
Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir al-Qurn al-Hakim, (Beirt: Dr al-Marifah, t.t.), Juz IV,
hlm. 26-27

Konsep Dakwah dalam Islam (Budihardjo) 95


dikacaukan dengan pengertian fiqih atau bagian dari syariat secara umum. Namun
hukum Islam. Dalam hal ini menurut perlu digarisbawahi bahwa pada masa
Muhammad Ali al-Sayis, kata syariat awal perkembangan Islam, fiqih identik
berarti jalan lurus. Kemudian arti ini dengan syariat; yakni mencakup semua
dijabarkan menjadi hukum-hukum syara aspek dalam Islam.
mengenai perbuatan manusia, yang Kesemua konsep pokok yang
diperoleh dari ayat-ayat al-Qurn dan merupakan syariat Islam itu merupakan
Hadis Nabi yang sahih. Dengan begitu, ajaran yang diwahyukan Allah untuk
syariat meliputi selain hukum cabang disampaikan (didakwahkan) kepada
(berkaitan dengan perilaku), juga hukum seluruh umat manusia. Syariat Islam itu
pokok (berkaitan dengan kepercayaan). dijabarkan dalam beberapa komponen
Bahkan syariat biasa juga disebut agama sesuai bidang garapannya, yaitu selain
(al-din atau almillat). dari tiga prinsip pokok tersebut juga
Sementara fiqih, menurut Abdul termasuk, seperti ukhuwah, pendidikan,
Wahab Khallaf adalah pengetahuan sosial, ekonomi, kebudayaan, dan
tentang hukum syara mengenai per- kemasyarakatan.
buatan manusia atau kumpulan hukum Dengan demikian, materi dakwah
syara yang diperoleh dari dalil-dalil yang meliputi seluruh ajaran Islam dengan segala
terinci. Dalam hal ini, Al-Jurjaniy aspeknya, dan hal ini dijiwai dengan
mengatakan, fikih adalah usaha yang keberadaan Rasulullah Saw. Sebagai
dihasilkan oleh pikiran atau ijtihad melalui pembawa rahmat di alam ini sesuai
analisis dan perenungan. Untuk itu, dengan Q.S al-Anbiya (21/73): 107
syariat Islam, menurut al-Zahabiy,
meliputi hukum-hukum Itiqadiyat dan
amaliyat. Jadi, ruang lingkup syariat
lebih luas dari fiqih, sebab syariat Dan tiadalah Kami mengutus
meliputi aqiddah, ibadah, dan mua- kamu, melainkan untuk (menjadi)
malah. Maka fiqih merupakan salah satu rahmat18 bagi semesta alam. 19

18
Kata rahmat ini dalam bahasa Arab berakar dari kata rahmu yang berarti peranakan atau kandungan.
Apabila disebut kata rahim, maka yang terlintas di dalam benak adalah ibu dan anak, dan ketika itu
dapat terbayang betapa besar kasih sayang yang dicurahkan ibu kepada anaknya. M. Quraish Shihab,
Tafsir al-Qurn al-Karim: Tafsir atas Surat-surat Pendek Berdasarkan urutan Turunnya Wahyu,
(Bandung: Pustaka al-Hidayah, 1997), hlm. 13. Al-Rghib al-Ashfahn menjelaskan bahwa kata tersebut
berarti kedekatan. Kata rahmah berarti menaruh belas kasih dengan mencurahkan kebaikan kepada yang
dikasihi. Al-Raghhib al-Asfahani, op. cit., hlm. 347
19
Kata dalam arti bahasa Indonesia untuk seluruh alam ini yang dimaksud adalah se-
mua makhluk Allah Swt. termasuk alam manusia, alam jin, alam malaikat, alam hewan, dan lain-lain
sebagainya. Jalal al-Din Muhammad bin Ahmad al-Mahalli dan Jalal al-Din Bad al-Rahman bin Abi
Bakr al-Suyuthi, Tafsir Jalalain, (Beirt: Dr al-Maarif, tt.), hlm. 2

96 SUHUF, Vol. 19, No. 2, Nopember 2007: 89 - 113


Dalam kaitan ini, Musthafa al- berbagai corak ragam kehidupannya,
Maraghy mengatakan, ayat 107 surat al- maka diperlukan suatu metode pemilihan
Anbiya itu mengandung prinsip bahwa materi dakwah yang tepat sesuai dengan
Tuhan tiada mengutus seorang Rasul-Nya situasi objeknya. Dengan begitu, materi
dengan membawa agama yang lengkap dakwah tentunya tidak bisa dilepaskan
dengan metode-metode penjabarannya dari kondisi umat yang majemuk, begitu
dari syariat serta hukum-hukum yang juga tingkat intelegensia, status sosial,
berhubungan dengan kebahagiaan dunia tingkat umur, dan jenis kelamin serta sifat
akhirat, melainkan sebagai rahmat dan arena yang dihadapi. Kesemuanya itu
petunjuk bagi manusia seluruhnya perlu disesuaikan dengan materi dakwah
mengenai urusan kehidupan dunia dan yang disampaikan sehingga dakwah
tempat kembalinya (akhirat). 20 dapat berdaya guna dan berhasil guna.
Perintah terhadap Rasul untuk 21

menyampaikan ajaran Islam kepada Adapun tujuan dakwah, tampak-


seluruh umat manusia, seperti ditegaskan nya terkait dengan materi dakwah itu
Allah dalam Q.S al-Midah (05/112): sendiri. Ini dipahami dengan mengacu
67, pada Q.S Ysuf (12/53): 108,

Hai Rasul, sampaikanlah apa yang


di turunkan kepadamu dari Tuhan-
mu. Dan jika tidak kamu kerjakan Katakanlah: Inilah jalan (agama)
(apa yang diperintahkan itu, berarti) ku, aku dan orang-orang yang me-
kamu tidak menyampaikan amanat- ngikutiku mengajak (kamu) kepada
Nya Allah dengan hujjah yang nyata, Maha
Suci Allah, dan aku tiada termasuk
Sementara itu, kalau dilihat materi orang-orang yang musyrik.
dakwah yang sangat las (meliputi seluruh
ajaran Islam) dan harus disampaikan Menurut Ismail Haqqi, kalimat
kepada umat manusia yang terdiri dari dalam ayat ini berarti berdak-

20
Ahmad Musthafa al-Maraghy, op. cit., Juz XVII, hlm. 78
21
M. Syafaat Habib, Buku Pedoman Dakwah, (Jakarta: Wijaya, 1982), hlm. 94-98

Konsep Dakwah dalam Islam (Budihardjo) 97


wah kepada keimanan dan ketauhidan, Q.S. Saba (34): 28,
dan itulah yang menurut Nabi Saw.
Merupakan jalannya, maka orang yang
mengikutinya tentu orang-orang yang
berdakwah kepada keimanan dan
ketauhidan itu. 22
Dengan begitu, dapat dipahami Dan Kami tidak mengutus kamu,
bahwa Nabi Saw. dengan tegas menan- melainkan kepada umat manusia
daskan tempat tegaknya yaitu di jalan seluruhnya sebagai pembawa berita
Allah dengan menjadikan ajaran Islam itu gembira dan sebagai pemberi pe-
sendiri, yang bertujuan agar umat manusia ringatan, tetapi kebanyakan manusia
mau berjalan di jalan Allah dengan tiada mengetahui.
menjadikan ajaran-ajaran Islam itu
sebagai jalan hidupnya. Obyek dakwah dalam ayat ini
adalah seluruh manusia, tidak mengenal
Obyek Dakwah apakah mereka orang Arab atau non
Yang dimaksud dengan obyek Arab sama saja, mereka harus diarahkan
dakwah adalah siapa yang diajak untuk untuk mengikuti seruan Muhammad.
melaksanakan ajaran agama dengan Walaupun dakwah itu untuk selu-
baik. Adapun obyek dakwah adalah ruh manusia, namun harus dijelaskan dari
seluruh umat manusia. Hal itu sesuai mana dakwah itu dimulai, maka perlu
dengan: dijelaskan sebagai berikut:
Q.S. al-Arf (7): 158, a. Kepada diri sendiri
Obyek dakwah kepada diri sen-
diri dan keluarga, sebagaimana dinya-
takan dalam Q.S. al-Tahrm (66/108): 6

Katakanlah: Hai manusia se-


sungguhnya aku adalah utusan Allah
kepadamu semua

22
Ismail Haqqi, op. cit., Juz IV, hlm. 330

98 SUHUF, Vol. 19, No. 2, Nopember 2007: 89 - 113


Hai orang-orang yang beriman, Jadi al-Qurn, secara eksplisit,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari ada keharusan setiap individu untuk
api neraka yang bahan bakarnya adalah mendakwahi mulai dirinya sendiri sebe-
manusia dan batu; penjaganya ma- lum mendakwahi orang lain.
laikat-malaikat yang kasar, yang keras,
yang tidak mendurhakai Allah terhadap b. Kepada Keluarga
apa yang diperintahkan-Nya kepada Ahl adalah orang-orang yang
mereka dan selalu mengerjakan apa berkumpul dalam satu rumah,24 dalam
yang diperintahkan. bahasa Indonesia adalah Keluarga yang
berarti Ibu, Bapak, dan anak-anak atau
Kata pada ayat tersebut diatas orang-orang seisi rumah yang menjadi
adalah fiil amr dari waqa - yaqi berarti tanggungan.25 Perintah Allah dalam Q.S.
melindungi sesuatu dari sesuatu yang al-Tahrm (66/108):6 yang telah dise-
lain,23 atau berarti menjaga. Dari kata butkan sebelumnya, ada kata b

b (dan
^
tersebut isim masdarnya adalah wiqa- kelurgamu) berarti bahwa obyek dakwah
yah berarti menjaga sesuatu dari yang ini sesudah dirinya sendiri, maka Ayah
menyakiti dan membahayakan. dan Ibu sebagai pendakwah kepada
Dengan demikian kata waqa- anak-anaknya agar mereka mau ber-
yaqi-wiqayah dapat berarti melindungi iman, membenarkan ajaran Islam, men-
dari sesuatu yang menyakiti atau mem- taati segala perintah Allah, dan menjauhi
bahayakan, sehingga Muhammad Rasyid larangan-larangn-Nya sesuai dengan
Ridha mengartikan kata tersebut dengan kemampuannya.
menjauhkan diri dari kemudharatan. Hal-hal yang harus diperhatikan
Selanjutnya Al-Margh memberi penje- berdakwah dalam keluarga antara lain
lasan tentang kalimat dengan jadikanlah adalah:
diri kamu dapat memelihara dan menjaga 1. Bagaimana dari awal anak-anak
dari neraka dengan meninggalkan sudah diajarkan membaca al-Qurn,
kemaksiyatan.. doa sehari-hari, melkasanakan
Walaupun dalam ayat tersebut salat, dan pembinaan agama yang lain
tidak menggunakan term dakwah, sedini mungkin
namun jelas bahwa ayat tersebut menje- 2. Mengadakan kerjasama antara
laskan seruan atau ajakan agar mau orang tua dan masyarakat dalam
memelihara diri dari kemudharatan. Hal pembinaan mental, moral terhadap
ini berarti juga merupakan dakwah.

23
Ahmad bin Fris bin Zakariy, op. cit.,VI, hlm.131
24
Al-Rghib al-Ashfahn, op. cit., hlm. 96
25
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit, hlm. 413

Konsep Dakwah dalam Islam (Budihardjo) 99


anak-anak dan remaja melalui majlis pada kerabat-kerabatmu yang
talim yang ada dalam masyarakat. terdekat,dan rendahkanlah dirimu
3. Melakukan usaha pencegahan dan terhadap orang-orang yang meng-
penanggulangan kemungkaran serta ikutimu, yaitu orang-orang yang
kemaksiyatan secara baik, agar tidak beriman.
terpengaruh pada hal-hal yang negatif.
4. Orang tua yang anaknya akan Ketika turun ayat tersebiut, Rasu-
melanjutkan sekolah harus meng- lullah Saw. memulai dakwahnya kepada
arahkan pada sekolahan yang meng- keluarga serumahnya, kemudian keluarga
ajarkan pendidikan agam Islam. yang terdekat. Dakwah tersebut me-
nyinggung perasaan kaum muslimin,
Hal-hal tersebut dilaksanakan sebab mereka merasa terabaikan,
agar anak-anak mereka tidak terlantar sehingga Allah menurunkan ayat selanjut-
dan sia-sia hidupnya, sehingga hidup nya, yaitu ayat 215, sebagai perintah
mereka sesuai dengan ketentuan agama. untuk memperhatikan kaum Muminin
yang lain.
c. Sanak Keluarga dekat Dengan demikian pada waktu
Obyek dakwah kepada sanak turun ayat 214 Rasulullah Saw. benar-
keluarga yang dekat, sebagaimana benar dakwah kepada seluruh keluarga
dinyatakan dalam Q.S. al-Syuara (26/ dan sanak famili yang terdekat, karena
47): 213 - 215 hal itu memang perintah Allah Swt. Jadi
dalam ayat ini menunjukkan bahwa
Rasulullah berdakwah kepada keluarga
dan sanak famili yang dekat, agar
keluarga dan sanak familinya yang dekat
itu tidak menyembah selain Allah Swt.,
walaupun ada orang Islam yang merasa
kurang diperhatikan oleh Rasulullah
Saw., yang selanjutnya Allah memerin-
tahkan agar Rasulullah merendahkan
dirinya kepada umatnya yang Islam.
Maka janganlah kamu menyeru
(menyembah) tuhan yang lain di d. Sebagian Kelompok
samping Allah, yang menyebabkan Obyek dakwah sebagian kelom-
kamu termasuk orang-orang yang pok atau umat ini tercermin dalam Q.S.
disiksa.Dan berilah peringatan ke- al-Tawbah (09/114): 122

100 SUHUF, Vol. 19, No. 2, Nopember 2007: 89 - 113


sedang kata sekumpulan jamaah
yang sedikit.
Ayat 122 ini turun berkenaan hu-
kum jihad dengan menerangkan hukum
ilmu pengetahuan dan tafaqquh di dalam
agama dari waktu yang sebelumnya yang
merupakan sarana berjuang dengan
adanya dasar dan alasan, yaitu salah satu
rukun dari rukun-rukun dalam berdakwah
menuju keimanan dan melaksanakan aja-
Tidak sepatutnya bagi orang-orang ran pokok dalam Islam, dalam berjihad
yang mumin itu pergi semuanya (ke tidak harus melalui pedang, tetapi juga
medan perang). Mengapa tidak pergi memelihara dan memagari dengan dak-
dari tiap-tiap golongan di antara wah agar tidak dipermainkan oleh tangan
mereka beberapa orang untuk mem- tangan musuh dari orang orang kafir dan
perdalam pengetahuan mereka tentang munafiq.
agama dan untuk memberi peringatan Jadi ayat tersebut menunjukkan
kepada kaum-nya apabila mereka telah bahwa diantara umat Islam itu tidak harus
kembali kepadanya, supaya mereka itu berperang semua, namun ada sebagian
dapat menjaga dirinya. yang tetap taffaquh fi al-din. Hal ini
menunjukkan bahwa dakwah disampai-
Ayat tersebut menunjukkan ada- kan kepada sebagian golongan dari
nya pengkaderan Ulama, yang nantinya jamaah yang ada. Dari sebagian umat
bertugas menyampaikan kepada umat atau kelompok yang sedikit inilah nantinya
yang lain, karena tugas berdakwah harus bertugas untuk memberi peringatan
berjalan. Kalau semua ikut berperang kepada orang lain yang lebih luas, sebab
siapa yang akan mengaji kepada dalam ayat tersebut dijelaskan agar
Rasulullah. mereka (sekelompok kecil) memberi
Memang dalam setiap peperangan peringatan kepada kaum mereka, jika
- sebelum ayat itu turun - semua umat mereka kembali dari peperangan.
Islam harus ikut berperang.26
Bukti bahwa dakwah diberikan d. Kepada Seluruh Umat Manusia
kepada sebagian kelompok/umat, perlu Untuk memperkuat bahwa obyek
dikaji kata . Kata ini berarti dakwah adalah seluruh umat manusia,
sekumpulan jamaah yang banyak, selain ayat-ayat tersebut di atas perlu

26
Lihat, misalnya, Q.S. al-Tawbah (09/114): 39

Konsep Dakwah dalam Islam (Budihardjo) 101


disampaikan Q.S al-Nis(4): 170, berarti jinak. Ibnu Faris menam-
bahkan bahwa kata berarti ke-
adaan sesuatu yang selalu tampak dan
dapat pula berarti jinak. 27 Makna yang
pertama dari Ibnu Faris ini memang
relevan jika dihubungkan dengan Jin
sebagai makhluq halus yang tidak
tampak atau tidak dapat dilihat oleh
manusia. Untuk yang kedua, yaitu jinak,
berhubungan dengan sifat kejiwaan
manusia yang bisa diatur dengan baik
Wahai manusia, sesungguhnya jika dibandingkan dengan hewan, namun
telah datang Rasul (Muhammad) itu harus disadari dari arti yang lain bahwa
kepadamu dengan (membawa) ke- manusia itu punya sifat pelupa, maka
benaran dari Tuhanmu, maka ber- perlu ada seruan agar kembali iman,
imanlah kamu, itulah yang lebih baik sesuai janji mereka sebelum lahir di
bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka dunia.
kekafiran itu tidak merugikan Allah Kata mengandung arti keju-
sedikitpun) karena sesungguhnya apa juran, ketenangan hati dan kepercaya-
yang di langit dan di bumi itu adalah an28, maka al-Rghib al-Ashfahn
kepunyaan Allah. Dan adalah Allah mengartikan ketentraman jiwa atau
Maha Mengetahui lagi Maha Bijak- ketenangan jiwa dan hilangnya rasa
sana. ketakutan. Dari keterangan tersebut
orang yang beriman adalah orang yang
Ayat tersebut bisa dimengerti percaya kepada Allah Swt. yang hatinya
bahwa seruannya untuk seluruh manusia, merasa tenang dan tenteram tanpa
bukan hanya untuk orang-orang muslim mempunyai rasa ketakutan29.
saja, atau mumin saja. Akan tetapi untuk Hubungannya dengan obyek
seluruh manusia. Ayat ini yang perlu dakwah sudah jelas, bahwasannya
dicermati adalah kata dan . Kata obyek dakwah adalah semua umat
adalah bentuk jamak yang bentuk manusia, dengan dimulai dari dirinya
tunggalnya adalah . Kata tersebut sendiri, keluarga, sanak kerabat yang
berasal dari kata dan . Kata dekat, sebagian umat dari golongan yang
berakar berarti lupa, sedangkan kata bayak, kemudian seluruh umat manusia.

27
Ahmad bin Fris bin Zakariy, op. cit., I, hlm. 145
28
Ibid., I, hlm. 133
29
Al-Rghib al-Ashfahn, op. cit., hlm. 90

102 SUHUF, Vol. 19, No. 2, Nopember 2007: 89 - 113


Metode Dakwah Kata menurut para etimolog
Kata metode berasal dari bahasa mengandung arti yang banyak sekali,
Inggris method, berarti metode atau yaitu dapat berarti keadilan, kesabaran
cara. 30 Dalam bahasa Indonesia berarti dan ketabahan, kenabian.Himah adalah
cara yang teratur dan terpikir baik-baik sesuatu yang dapat mencegah seseorang
untuk mencapai maksud atau cara kerja dari kerusakan dan kehancuran, setiap
yang bersistem untuk memudahkan perkataan yang sesuai dengan kebe-
pelaksanaan suatu kegiatan guna men- naran, meletakkan sesuatu pada tempat-
capai tujuan yang ditentukan.31 nya, kebenaran perkara, dan mengetahui
Metode dakwah ialah cara dak- perkara-perkaranya yang paling utama
wah yang teratur dan terprogram secara dengan yang paling utama.34
baik agar maksud mengajak melak- Dari arti yang disampaikan oleh
sanakan ajaran-ajaran agama Islam para etimolog tersebut, menurut Muham-
dengan baik dan sempurna. Adapun mad Husain Fadhlullah, yang paling
metode dakwah yang pertama adalah sesuai berarti meletakkan sesuatu pada
sebagai berikut: tempatnya, atau kebenaran. Dari sini
ditemukan bahwa sifat al-hikmah
1. Hikmah merupakan perpaduan dari unsur-unsur
Metode dakwah yang pertama pengetahuan, latihan, dan pengalaman.
adalah dengan hikmah. Kata tersebut Orang yang dibekali dengan penge-
sesuai dengan penggalan dari Q. S al- tahuan, latihan, dan pengalaman sebagai
Nahl (16) : 125 orang yang bijaksana. Sebab, dengan
pengalaman, ilmu atau keahlian, dan
latihan, seseorang dapat terbantu untuk
mengeluarkan pendapat yang benar dan
Awal mula kata berarti men- memfokuskan langkah-langkah dan
cegah kezaliman. Kata tersebut juga
32
perbuatannya tidak menyimpang dan
dapat berarti mencegah untuk kemas- tidak goyah dan meletakkan pada
lahatan, maka berarti mene- proporsi yang tepat. 35
tapkan suatu perkara untuk kemas-
33
Melihat dari keterangan tersebut,
lahatan umat. menunjukkan bahwa jika ada kalimat :

30
John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1997), hlm. 379
31
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., 581-582
32
Ahmad bin Fris bin Zakariy, op. cit., hlm. 91
33
Al-Rghib al-Ashfahn, op. cit., hlm. 248
34
Muhammad Husain Fadhlullah, Uslub al-Dawah fi al-Qurn, diterje-mahkan oleh Ahmad
Qasim, Metodologi Dakwah Dalam Al-Qurn, (Jakarta: Lentera Basritama, 1997), hlm. 40
35
Ibid., hlm. 42

Konsep Dakwah dalam Islam (Budihardjo) 103


Hadapi dan selesaikanlah masalah itu kebenaran dengan bijaksana, alim, sabar,
dengan hikmah, dapat ditangkap tabah, dan adil, serta berbudi pekerti
bahwa ungkapan tersebut adalah hadapi- yang halus dan bersopan santun.39
lah dengan jalan yang benar36 yang
membuat segala sesuatu berada pada 2. Mawizhah Hasanah
tempat dan proporsi yang sebenarnya. Kata merupakan ke-
Dalam hal ini Kamus Besar Bahasa lanjutan dari Q. S al-Nahl (16) : 125.
Indonesia menjelaskan bahwa hikmah Kata berasal dari kata berakar
adalah kebijaksanaan, yaitu segala kata dari huruf wawu, ain, dan zha
sesuatu yang menggunakan akal budinya yang berarti menakut-nakuti.40 Kata
(pengalaman dan pengetahuannya), arif berarti melarang yang berhubungan
dan tajam fikirannya.37 dengan hal yang menakutkan. Al-Khalil
Dalam hal ini Hamka menjelaskan berpendapat bahwa kata tersebut kemu-
bahwa hikmah ialah kebijaksanaan, dian berarti mengingatkan pada kebaikan
kebijaksanaan timbul dari budi pekerti dengan hati yang lemah lembut. 41
yang halus dan bersopan santun. Orang Selanjutnya kata berakar
yang menyampaikan suatu dakwah kata dari huruf ha, sin, dan nun lawan
dengan budi pekerti yang kasar tidak kata dari . Kata berarti sesuatu
akan berhasil. Seorang di hendaklah yang tidak sesuai dengan pandangan
berusaha dengan segala kebijaksanaan mata dan perbuatan-perbuatan maupun
yang ada padanya, sehingga dapat hal ihwal yang tidak sesuai dengan hati
membuka perhatian orang yang didak- nurani. 42 Dengan demikian kata
wahinya, akhirnya segala fikiran yang berarti segala sesuatu yang sesuai
tertutup menjadi terbuka.38 dengan pandangan mata, dan perbuatan-
Jadi hikmah adalah meletakkan perbuatan maupun hal ihwal yang sesuai
sesuatu pada tempatnya, atau pada dengan hati nurani. Dalam kamus al-

36
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., hlm. 307
37
Ibid., hlm. 115
38
Hamka, Prinsip dan Kebijaksanaan Dawah dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1990),
hlm. 56
39
Perlu disampaikan bahwa dalam berdakwah ini waktu sekarang dan yang akan datang harus
mengikuti perkembangan ilmi pengetahuan dan tehnologi, yaitu menggunakan berbagai strategi dan
mediua tehnologi yang beragam, misalnya media televisi, surat kabar, majalah, internet, facsimile,dan
S.M.S. Pelaksanaan dakwah dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi
akan mampu memberikan manfaat yang cukup strategis bagi keberlangsungan dakwah. Dan hal ini
menunjukkan salah satu dakwah yang bijaksana, yang selalu mengikuti zaman.
40
Ahmad bin Fris bin Zakariy, op. cit., Juz VI, hlm. 126
41
Al-Rghib al-Ashfahn, op. cit., hlm. 876
42
Ahmad bin Fris bin Zakariy, op. cit., Juz II, hlm. 58

104 SUHUF, Vol. 19, No. 2, Nopember 2007: 89 - 113


Munawwir diartikan dengan bagus, baik, dalamnya, dan terulurnya permusuhan
cantik, elok, dan indah, 43 sebab dengan dan saling memberikan argumentasi. 44
kata-kata tersebut sesuatu yang menye- Al-Rghib al-Ashfahn menjelaskan
nangkan dan menggembirakan serta bahwa maksud Mujdalah adalah
sesuai dengan pandangan mata dan hati perundingan atau percakapan dengan
nurani. jalan berbantah-bantahan dan adu
Mawizhah Hasanah ialah mena- argumentasi untuk memenangkannya. 45
sihati seseorang dengan tujuan terca- Penjelasan arti tersebut menun-
painya suatu manfaat atau maslahat jukkan bahwa metode tersebut seakan-
baginya atau cara berdakwah yang akan adanya metode konfrontasi antara
disenangi; mendekatkan manusia kepa- juru dakwah dengan reaksi sasaran
danya dan tidak menjerakan mereka; dakwah terhadap dakwah yang disam-
memudahkan dan tidak menyulitkan, paikannya dan seakan-akan yang didak-
sehingga dakwahnya dapat masuk ke wahi itu sebagai musuh atau lawan,
dalam kalbu dengan penuh kasih sayang namun jika dicermati dengan kata
dan ke dalam perasaaan dengan penuh seudahnya adalah kata , berarti
kelembutan; tidak berupa larangan pada mengajak lawan yang diajak berdiskusi
sesuatu yang tidak harus dilarang; tidak atau berbantahan itu dengan segala
menjelek-jelekkan atau membongkar sesuatu yang sesuai dengan pandangan
kesalahan. mata dan sesuatu perbuatn-perbuatan
maupun hal ihwal yang sesuai dengan hati
3. Berdiskusi atau Tukar Fikiran De- nurani. Jadi ada dialogis yang terbaik,
ngan Cara Yang Baik sehingga mengena pada pemandangan
Dalam Q.S al-Nahl (16) : 125 dan hati nurani yang diajak bicara.
yang selanjutnya adalah:
4. Qashash ( Kisah)
Kata berasal dari fiil
yang berakar dari huruf qa, dan shad
Berkenaan dengan bagian ketiga, menunjukkan untuk mengikuti sesuatu46
yang berarti Dan berdiskusilah atau atau mengikuti jejak sesuatu, selangkah
debatlah mereka dengan cara terbaik. demi selangkah, atau menyampaikan
Mujdalah adalah pintu kekuatan berita, menceriterakan sesuatu kepada
sesuatu dalam menguraikan yang ada di seseorang.47 Dalam bahasa Indonesia

43
Ahmad Warson Munawwir, op. cit., hlm. 285
44
Ahmad bin Fris bin Zakariy, op. cit., hlm. 433
45
Al-Rghib al-Ashfahn, op. cit., hlm. 189
46
Ahmad bin Fris bin Zakariy, op. cit., Juz V, hlm. 11
47
Chadijah Nasution, Bercerita Sebagai Metode Dakwah, (Jakarta: Buan Bintang, 1978), hlm. 6

Konsep Dakwah dalam Islam (Budihardjo) 105


kisah berarti cerita tentang kejadian
(riwayat) di kehidupan seseorang.48
Apabila kisah ini dikaitkan dengan
Al-Qurn, maka dapat diberikan penger-
tian bahwa kisah Al-Qurn adalah suatu
cerita yang dapat dikuti jejaknya yang
menyampaikan kejadian umat-umat Dan kalau Kami menghendaki,
terdahulu, nabi-nabi atau rasul, serta sesungguhnya Kami tinggikan (de-
kejadian-kejadian lain yang benar terjadi rajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi
di masa kini maupun yang akan datang. dia cenderung kepada dunia dan
Metode kisah berarti suatu meto- menurutkan hawa nafsunya yang
de dakwah dengan mengutarakan atau rendah, maka perumpamaannya
menyampaikan kisah atau ceritera sese- seperti anjing jika kamu meng-
orang di masa lampau maupun kejadian halaunya diulurkannya lidahnya dan
yang akan datang dalam Al-Qurn. jika kamu membiarkannya dia me-
Metode kisah ini cukup penting, ngulurkan lidahnya (juga). Demikian
karena di dalam Al-Qurn sendiri itulah perumpamaan orang-orang
banyak ayat-ayat yang berisi tentang yang mendustakan ayat-ayat Kami.
kisah orang-orang dahulu. Kata Maka ceritakanlah (kepada mereka)
dalam Al-Qurn menggunakan fiil kisah-kisah itu agar mereka berfi-kir.
madhi sebanyak empat (4) kali, fiil Amat buruklah perumpamaan orang-
mudhari empat belas (14) kali, fiil orang yang mendustakan ayat-ayat
amar dua kali, dan isim enam (6) kali.49 Kami dan kepada diri mereka sen-
Sebagai contoh adalah dalam Q.S Al- dirilah mereka berbuat zalim.
Araf (7/39): 176-177
Ayat tersebut menjelaskan bahwa
Kami (Allah SWT) akan mengangkat
orang Yahudi dan meninggikan dengan
tanda-tanda kekuasaan Kami, ke derajat
yang sempurna, namun ia (orang Yahudi)
itu tindakannya berlawanan dengan
ketentuan Kami.50 Sehingga sulit bagi
orang yang mendustakan agama itu akan

48
Deaprtemen Pendidikan dan kebudayaan, op. cit., hlm. 443-444
49
Muhammad Fud Abd al-Bq, op. cit., hlm. 546
50
Ahmad Mushthaf al-Margh, op. cit., Juz IX, hlm. 107

106 SUHUF, Vol. 19, No. 2, Nopember 2007: 89 - 113


menjadi tinggi derajatnya. Hal itu dikisah- pada yang lain.53
kan agar manusia mau berfikir dan tidak Dengan amtsl ini akan dapat
mengikuti orang-orang yang mendusta- menjelaskan dan memberikan suatu
kan agama, sebab akibatnya justru akan gambaran tentang sesuatu itu menjadi
menganiaya diri sendiri. jelas dan memudahkan pengertian.
Manfaat paling utama dan pela- Amtsl dalam Al-Qurn, misal-
jaran yang paling penting yang bisa nya .S al-Baqarah (2): 14-19
diambil dari kisah seperti itu adalah
adanya peringatan tentang berlakunya
hukum Allah dalam kehidupan sosial
serta pengaruh baik dan buruk dalam
kehidupan manusia. Kisah-kisah dalam
Al-Qurn merupakan petikan-petikan
sejarah sebagai pelajaran bagi umat
manusia dan bagaimana mestinya kita
menarik manfaat dari peristiwa-peristiwa
sejarah. 51

5 Al-Amtsl (Perumpamaan)
Kata al-Amtsl adalah isim
jama yang bentuk tunggalnya adalah al-
matsal berakar kata dari huruf mim,
tsa, dan lam berarti yang menunjukkan
atas perbandingan atau penyerupaan
antara sesuatu dengan sesuatu yang
lain.52
Al-amtsl menurut istilah adalah
suatu ungkapan perkataan tentang
sesuatu yang diperumpamakan dengan
sesuatu perkataan yang lain, di mana
diantara keduanya ada penyerupaan dari
salah satu dari keduanya itu untuk
menjelaskan dan memberi gambaran

51
Ahmad al-Syirbashi, Tarikh Tafsir al-Qurn, diterjemahkan oleh Pustaka Firdaus, Sejarah
Tafsir Al-Qurn, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1985), hlm. 60
52
Ahmad bin Fris bin Zakariy, op. cit., Juz V, hlm. 296
53
Mahmd bin al-Syarf, al-Amtsl fi Al-Qurn, (Mesir: Dr al-Marif, 1965), hlm. 116

Konsep Dakwah dalam Islam (Budihardjo) 107


Dan bila mereka berjumpa dengan demi kebahagiaan, dan kebajikan
orang-orang yang beriman, mereka mereka, namun mereka hanya beriman
mengatakan: Kami telah beriman. di bibirnya saja, tidak mau menggunakan
Dan bila mereka kembali kepada akalnya, bahkan mereka takabbur, dan
syaitan-syaitan mereka, mereka sengaja berpaling dari ajaran-ajaran
mengatakan: Sesungguhnya kami yang sudah jelas diumpamakan bagaikan
sependirian dengan kamu, kami nyala api yang menyinari dengan jelas
hanyalah berolok-olok.Allah akan diantara orang-orang mukmin yang
(membalas) olok-olokan mereka dan berada di sekitar mereka, tetapi orang-
membiarkan mereka terombang- orang munafiq itu buta dan tuli, mak-
ambing dalam kesesatan mereka. sudnya tidak mau menerima petunjuk
Mereka itulah orang yang membeli Allah, maka antara mereka dan cahaya
kesesatan dengan petunjuk, maka ada tabir yang mencegah dan menutup-
tidaklah beruntung perniagaan me- nya dengan sungguh-sungguh, maka
reka dan tidaklah mereka mendapat mereka hidup jauh dari kebenaran, hidup
petunjuk. Perumpamaan mereka dalam kegelapan karena tidak mendapat
adalah seperti orang yang menya- cahaya, mereka bingung karena hidup
lakan api, maka setelah api itu dalam kesesatan dan kebatilan, mereka
menerangi sekelilingnya Allah hi- tidak bisa hidup nimat sebagaimana
langkan cahaya (yang menyinari) orang-orang mukmin yang mukhlish yang
mereka, dan membiarkan mereka hidup dalam kebaikan yang mendapat
dalam kegelapan, tidak dapat me- nur dan hidayah dari Allah Swt.
lihat. Mereka tuli, bisu dan buta, maka Kemudian juga diperumpama-
tidaklah mereka akan kembali (ke kan dengan hujan yang lebat disertai
jalan yang benar). atau seperti (orang- gelap gulita, guruh dan kilat dalam
orang yang ditimpa) hujan lebat dari perumpamaan mereka itu tuli, bisu, dan
langit disertai gelap gulita, guruh dan buta dalam kemunafikan mereka di-
kilat; mereka menyumbat telinganya umpamakan seperti menyalakan api agar
dengan anak jarinya, karena (men- menerangi mereka pada waktu malam
dengar suara) petir, sebab takut akan yang ada pada mereka sebab sinar dan
mati. Dan Allah meliputi orang-orang cahayanya terpadamkan oleh hujan yang
yang kafir. lebat diikuti oleh tiupan angin yang sangat
kencang yang memadamkan asap api
Ayat tersebut dijelaskan corak dari dan mencerai-beraikan lidah api itu dan
orang-orang munafiq, di mana Allah telah meraka menjadi bingung, mereka betul-
mendatangkan agama yang berisi petun- betul terpukul dalam kegelapan yang
juk dan syariah yang mengandung ajaran sungguh-sungguh gelap gulita tidak

108 SUHUF, Vol. 19, No. 2, Nopember 2007: 89 - 113


mengetahui apa yang ada di sekelilingnya demikian ini merupakan perumpamaan
dan tidak bisa menjaga diri mereka.54 hati manusia yang baik yang mau
Allah Swt menyebutkan amtsl memahami wahyu dan kalam Allah yang
dalam Al-Qurn merupakan pengajaran dibawa oleh Rasul dan akalnya mau
yang tinggi atau istimewa nilainya dalam menerima dan mau mengamalkan ilmu
masalah-masalah yang penting, seperti dan ajaran itu sesuai dengan situasinya.
ketau-hidan dan keadaan orang yang Sebaliknya tanah yang tidak dapat
meyakini Keesaan-Nya, syirik dan menahan air tidak akan tumbuh tumbuh-
orang-orang yang berbuat syirik, dan tumbuhan merupakan perumpamaan hati
amal perbuatan yang bersifat umum. manusia yang tidak mau menerima
Kesemuanya itu mempunyai mak- wahyu, berarti tidak punya ilmu yang
sud menjelaskan pengertian-pengertian tidak bisa memelihara dirinya dan tidak
yang bermanfaat dan perumpamaan mempunyai amal.55
dapat dimengerti dengan panca indera, Dengan gambaran perumpamaan
sehingga seakan-akan pembaca menge- dalam Al-Qurn dengan berbagai tujuan
tahui makna-makna masl terssebut yang banyak itu, dalam misi dakwah,
seperti melihat denga mata kepala sendiri memudahkan manusia menerima untuk
secara langsung, yang demikian ini memahami, karena disesuaikan dengan
termasuk petunjuk dan pertolongan dari alam nyata, sehingga manusia mau
Sang Pencipata yang diberikan kepada mengingat ajaran yang baik, dan mening-
hamba-Nya. galkan ajaran yang jelek secara sadar dan
Allah Swt. telah mengumpama- ikhlas dan dengan rasa gairah dan
kan wahyu dan ilmu yang diturunkan gembira.
kepada nabi Muhammad saw. pada
beberapa ayat tentang gerimis dan hujan 6. Tanya Jawab
yang turun dari langit, dan mengum- Metode tanya jawab ini yang
pamakan hati manusia itu bagaikan tanah dimaksudkan adalah suatu metode
dan lembah. Efektifitasnya wahyu dan bentuk pertanyaan yang disampaikan
ilmu di dalam hati manusia bagaikan oleh umat tentang sesuatu masalah,
efektifitasnya gerimis dan hujan yang kemudian ayat selanjutnya memberikan
menyirami tanah, maka tanah itu menjadi jawaban atas pertanyaan yang disam-
baik dan subur karena menerima air dan paikan itu. Jadi dalam metode ini umat
tumbuhlah rerumputan dan tumbuh- menyampaikan pertanyaan pada hal-hal
tumbuhan yang banyak. Hal yang yang belum diketahui kepada seseorang

54
Ibid., hlm. 13-14
55
Abd al-Rahman Nashir al-Saadi, al-Qawaid al-Hisan li Tafsir Al-Qurn, (Riyadh: al-Maarif,
t.t.), hlm. 76

Konsep Dakwah dalam Islam (Budihardjo) 109


yang dianggap lebih tahu yang akhirnya
dapat memberi jawaban yang memuas-
kan hatinya.56
Metode tanya jawab ini pada masa
Rasulullah Saw. banyak sekali bentuknya,
yaitu para sahabat bertanya mengenai
berbagai masalah atau persoalan yang
Mereka menanyakan kepadamu
mereka temui kepada baginda Rasul.
tentang kiamat: Bilakah terjadi-
Dalam berbagai pertanyaan dari para
nya? Katakanlah: Sesungguhnya
sahabat ini Rasulullah dalam menjawab-
pengetahuan tentang kiamat itu
nya melalui wahyu atau Hadts.
adalah pada sisi Tuhanku; tidak
Metode tanya jawab ini dapat
seorangpun yang dapat menjelaskan
dilihat pada ayat-ayat Al-Qurn banyak
waktu kedatangannya selain Dia.
diawali dengan kata , kemudian
Kiamat itu amat berat (huru-haranya
juga ada kata dan . Kata-kata
bagi makhluk) yang di langit dan di
tersebut fiil madhinya adalah berarti
bumi. Kiamat itu tidak akan datang
meminta, menanyakan,57 menginginkan
kepadamu melainkan dengan tiba-
atau menghendaki sesuatu.58
tiba. Mereka bertanya kepadamu
Ayat-ayat Al-Qurn yang diawali
seakan-akan kamu benar-benar
dengan menggambarkan bahwa
mengetahuinya. Katakanlah: Se-
ayat-ayat tersebut merupakan metode un-
sungguhnya pengetahuan tentang
tuk menjelaskan kepada manusia. Con-
hari kiamat itu adalah di sisi Allah,
tohnya adalah Q.S. al-Arf (7/39): 187
tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.

Ayat tersebut menanyakan


tentang hari kiamat dengan meng-
gunakan kata .59 Jawaban dari
ayat-ayat tersebut, bahwasanya yang

56
Metode tanya jawab ini berbeda dengan metode diskusi. Meode diskusi adalah suatu bentuk
tukar pikiran mengenai suatu masalah dan adanya saling memberikan argumen dari fikiran masing-
masing di antara mereka yang terlibat. Sedang tanya jawab tidak ada tukar fikiran, sebab yang bertanya
belum tahu dan bertanya kepada orang yang lebih tahu.
57
Ahmad bin Fris bin Zakariy, op. cit., Juz II, hlm. 124
58
Muhammad Fud Abd al-Bq, op. cit., hlm. 83
59
Kata terdapat dalam Al-Qurn empat puluh kali yang berarti hari kiamat. Hari
kiamat menggunakan kata yang berarti waktu, karena hari itu waktu yang pasti datang.
Al-Rghib al-Ashfahn, op. cit., hlm. 434-435

110 SUHUF, Vol. 19, No. 2, Nopember 2007: 89 - 113


mengetahuinya hanya Allah. Namun ada Penutup
keterangan bahwa kejadiannya seko- Dakwah adalah suatu proses
nyong-konyong. Ajaran ini menunjukkan penyampaian, ajakan atau seruan kepa-
untuk mengajarkan kepada mereka da orang lain atau kepada masyarakat
tentang aqidah atau keyakinan. agar mau memeluk, mempelajari, dan
mengamalkan ajaran agama secara sadar,
7. Keteladanan yang Baik (Uswah sehingga membangkitkan dan mengem-
Hasanah) balikan potensi fitri orang itu, dan dapat
Setiap orang yang memberikan hidup bahagia di dunia dan akhirat.
suri tauladan yang baik secara tidak Hakekat yang paling penting
langsung mengajak kepada orang lain adalah adalah adanya keyakinan atau
untuk mengikuti tingkah lakunya. Rasu- kepercayaan bahwa Allah hanya satu dan
lullah adalah suri tauladan yang baik bagi tiada satu pun yang dapat menyamai-
kita semua. Hal ini sesuai dengan Q.S. Nya, sehinga mau melaksanakan perin-
al-Ahzb (33/90): 21 tah-Nya..
Hukum dakwah adalah wajib ain,
dalam arti wajib bagi setiap mulsim untuk
berdakwah sesuai dengan apa ayang ia
ketahui.
Obyek dakwah dengan urut-
urutan kepada diri sendiri, keluarga,
sanak keluarga dekat atau sanak famili,
sebagian kelompok, kepada seluruh umat
manusia.
Sesungguhnya telah ada pada Berdakwah perlu menggunakan
(diri) Rasulullah itu suri teladan yang metode, yaitu cara dakwah yang teratur
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang dan terprogram secara baik agar maksud
mengharap (rahmat) Allah dan (ke- mengajak melaksanakan ajaran-ajaran
datangan) hari kiamat dan dia banyak agama Islam dengan baik dan sempurna.
menyebut Allah. Metode dakwahnya dengan Hikmah,
Mawizhah Hasanah, Berdiskusi atau
Masyarakat waktu itu sebagian Tukar Fikiran Dengan Cara Yang Baik,
tertarik pada perilaku beliau, sehingga menyampaikan sautu kisah, perum-
perilaku seorang dai hendaknya bisa pamaan, tanya jawab, dan keteladanan
menjadi suri teladan bagi masyarakatnya. yang baik.
Hal ini akan memicu masyarakat untuk
ikut berbuat seperti dai itu.

Konsep Dakwah dalam Islam (Budihardjo) 111


DAFTAR PUSTAKA

Abd Allah bin Abd al-Rahman bin al-Fadhl bin Bahram bin Abd al-Shamad al-
Tamimi al-Samarqandi al-Darimi, 1997, Sunan al-Darimi, Malaysia: Sakhr.
Abd al-Rahman Nashir al-Saadi, t.t. al-Qawaid al-Hisan li Tafsir Al-Qurn,
Riyadh: al-Maarif.
Abdullah Muhammad Syahathah, 1985, Fiqh al-Ibadah, Kairo: al-Hayyah al-
Mishriyyah.
Ab Bakar Zarkasy, t.t. al-Dawah il al-Islm, Mesir: Dr Allah.
Ahmad al-Syirbashi, 1985, Tarikh Tafsir al-Qurn, diterjemahkan oleh Pustaka
Firdaus, Sejarah Tafsir Al-Qurn, Jakarta: Pustaka Firdaus.
Ahmad bin Fris Zakariy, t.t. Mujam Maqyis Lughah, Juz II, Beirt: Dr al-
Fikr.
Ahmad Mushthaf al-Margh, 1972, Tafsr al-Margh, Juz IV, Mesir: Dr al-
Fikr.
Ahmad Warson Munawwir, 1984, Kamus Arab Indonesia, Yogyakarta: Pondok
Pesantrren al-Munawwir.
Chadijah Nasution, 1978, Bercerita Sebagai Metode Dakwah, Jakarta: Buan
Bintang.
Deparetemen Agama, 1970. Al-Qurn dan Terjemahnya, Jakarta: Yamunu.).
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka.
Hamka, 1990, Prinsip dan Kebijaksanaan Dawah dalam Islam, Jakarta: Pustaka
Panjimas.
Ibn Manzhur Abu al-Fadhil Jarnal al-Din Muhammad ibn Muharram, t.t. Lisan al-
Arab, Juz IV, Kairo: al-Dar al-Mishriyah.
Jalal al-Din Muhammad bin Ahmad al-Mahalli dan Jalal al-Din Bad al-Rahman bin
Abi Bakr al-Suyuthi, tt. Tafsir Jalalain, Beirt: Dr al-Maarif.
Jamal al-Din al-Qasimi, Mujizat al-Muminin min Ihya Ulum al-Din, terj. Moh.
Abdai Rothmy, 1975, Bimbingan Untuk Mencapai Tingkat Mumin, Jilid
I, Bandung: Diponegoro.

112 SUHUF, Vol. 19, No. 2, Nopember 2007: 89 - 113


John M. Echols dan Hasan Shadily, 1997, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta:
Gramedia.
M. Quraish Shihab, 1997, Tafsir al-Qurn al-Karim: Tafsir atas Surat-surat
Pendek Berdasarkan urutan Turunnya Wahyu, Bandung: Pustaka al-
Hidayah.
M. Syafaat Habib, 1982, Buku Pedoman Dakwah, Jakarta: Wijaya.
Mahmd bin al-Syarf, 1965, al-Amtsl fi Al-Qurn, Mesir: Dr al-Marif.
Muhammad Husain Fadhlullah, 1997, Uslub al-Dawah fi al-Qurn, diterjemahkan
oleh Ahmad Qasim, Metodologi Dakwah Dalam Al-Qurn, Jakarta:
Lentera Basritama.
Muhammad Rasyid Ridha, t.t. Tafsir al-Qurn al-Hakim, Beirt: Dr al-Marifah.
Mus bin Muhammad bin al-Milyn bin al-Ahmad, 1979, Mujam al-Afl al-
Mutaadiyah bi Harf, Beirt: Dr al-Ilm li al-Malayin.
Thoha Yahya Omar. 1967, Ilmu Dakwah. Jakarta: Widjaya.

Konsep Dakwah dalam Islam (Budihardjo) 113

Anda mungkin juga menyukai