Anda di halaman 1dari 14

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL ABJAD

MELALUI MEDIA GAMBAR DI KELOMPOK B


PAUD TITIAN KASIH

ELFA SUSANTI A. DJIKSAN


NIM : 03331622003

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu langkah pertama untuk menjadi pembaca yang sukses adalah belajar
mengenali huruf abjad. Setiap orang tua pasti akan cepat cemasbila mendapati putra-putri
pada usia sekolah belum juga bisa membaca dengan lancar. Kecemasan cukup beralasan
mengingat kemampuan membaca dan menulis merupakan hal mendasar yang harus dipupuk
sejak dini untuk dijadikan bekal bagi seorang anak memasuki duni pendidikan lebih dari itu,
kemampuan membaca merupakan modal utama seorang anak untuk membuka jendela masa
depan, sebuah langkah awal menguasai ilmu pengetahuan.
Belajar membaca bukanlah merupakan suatu tindakan alamiah dari seorang anak.
Kemampuan membaca ada pada seorang anak tidaklah didapat begitu saja seiring
perkembangan usianya. Untuk mendapatkan kemampuan ini pada seorang anak, diperlukan
suatu proses belajar. Lingkungan dan orang tua memang peranan penting dalam proses
belajar, hanya mengenal dan memahami bunyi-bunyian itu.
Orang tua perlu mengetahui bahwa prinsip huruf abjad adalah proses awal seorang
anak membedakan karakter suatu huruf dengan huruf lainnya yang bila dirangkaikan akan
menimbulkan keragaman bunyi. Proses ini adalah tahap dimana anak mulai mengidentifikasi
bunyi yang ada dalam kata, setelah itu barulah dapat diajarkan bagaimana huruf-huruf abjad
itu dapat membentuk suatu kata yang bermakna berbeda satu dengan lainnya.
Ketika sampai pada proses pengenalan huruf-huruf abjad pada anak, ada hal penting
lain yang patut menjadi perhatian. Mencermati kemampuan memori pada anak perlu
dilakukan agar jangan sampai anak merasa dipaksa untuk menghafal semua huruf dalam
waktu singkat. Meskipun membaca memang merupakan suatu proses yang mewajibkan
seseorang mampu menggunakan keterampilan diskriminasi visual-suara juga adanya proses
perhatian dan memori. Karena itu, latihan yang cukup sering harus diberikan pada anak.
Menerapkannya dalam suasana belajar yang tidak formal akan lebih baik.
Tujuan utama memahami hurud abjad adalah agar anak-anak memahami apa yang
mereka baca, sehingga membaca guruf dan suara yang serasi- itu juga harus menghubungkan
kata-kata dan makna. Belajar membaca adalah proses yang relatif panjang yang dimulai
sangat awal dalam pembangunan dan jelas sebelum anak-anak memasuki sekolah formal.
Anak-anak yang menerima stimulasi pengalaman keaksaraan sejak lahir dan seterusnya
tampaknya memiliki kelebihan dalam hal pengembangan kosa kata, memahami tujuan
membaca dan mengembangkan kesadaran keaksaraan cetak dan konsep.
Anak-anak yang membaca pertanyaan yang sering pada usia sangat mudah terbuka
menjadi menarik dan menyenangkan dalam cara-cara untuk bunyi bahasa kita, dengan konsep
berirama, dan kata lain kegiatan bermain dan bahasa yang berfungsi untuk memberikan dasar
bagi pengembangan kesadaran fonem. Sebagai anak-anak yang terkena kegiatan keaksaraan
di usia muda, mereka mulai untuk mengenali dan membedakan huruf.
Anak-anak yang belajar untuk mengenali dan mencetak huruf-huruf seperti kebanyakan
anak-anak prasekolah akan memiliki lebih sedikit untuk belajar pada masuk sekolah. Belajar
dari media bergambar, sehingga anak-anak yang berorientasi ke awal abjad prinsip atau cara
menghubungkan huruf dan bunyi. Semakin awal mulai mengerjakan bahasa dengan anak,
hanya berbicara kepada anak, membaca untuk anak, dan kemudian mendengarkan,
menanggapi komunikasi anak semakin baik pula ketika waktunya tiba untuk belajar siap.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Anak sulit melakukan gambar yang disediakan
2. Anak tidak tertarik dengan gambar
3. Kurangnya media pembelajaran
4. Anak tidak bereksperimen
5. Anak tidak mencapai tujuan
6. Penggunaan metode masih menggunakan yang lama
7. Motivasi anak menurun
8. Tidak ada tanya jawab antara guru dan siswa
9. Malas sekolah
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah
pada penelitian ini adalah apakah metode mengenal abjad melalui media gambar dapat
meningkatkan kemampuan anak kelompok B PAUD Titian Kasih?
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan anak mengenal
abjad melalui media gambar kelompok B PAUD Titian Kasih.
E. Asumsi Penelitian
Asumsi adalah anggapan dasar yang menjadi dasar dari penelitian ini ada beberapa
asumsi yang diajukan peneliti yaitu :
a. Dengan menerapkan aktivitas kegiatan menggambar dalam proses pembelajaran dapat
meningkatkan keterampilan motorik halus pada anak.
b. Dengan menggunakan media gambar kemampuan anak dalam keterampilan
motorik halus anak akan lebih meningkat.
F. Definisi Istilah
Secara operasional ditegaskan dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan
meningkatkan keterampilan motorik halus anak, yaitu merupakan salah satu keterampilan
bidang pengembangan motorik anak usia dini dalam hal keterampilan koordinasi mata
dengan tangan dan hanya dilakukan otot-otot kecil.
Mengenal abjad salah satu kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dalam bidang pengembangan motorik halus.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Karakteristik Media
Media yang digunakan dalam pemahaman huruf abjad pada anak TK pada dasarnya
merupakan media yang tidak berbahaya, menyenangkan dan bisa membantu guru
menghubungkan satu hal dengan hal lainnya. Media ini memiliki kelebihan dan keterbatasan
sebagai berikut:
1. Kelebihan
a. Motivasi
Motivasi belajar penting untuk mempertahankan minat dari ketertinggalan untuk
mempelajari kemampuan, sumber motivasi umum adalah kepuasaan pribadi yang
diperoleh anak dari kegiatan tersebut. Kemandirian, dan rasa malu yang diperoleh dari
kelompok sebayanya, serta kompetensi terhadap perasaan kurang mampu dalam bidang
lain khususnya dalam tugas-tugasnya. Setiap kemampuan harus dipelajari secara khusus,
karena setiap jenis kemampuan mempunyai perbedaan tertentu.
b. Perbedaan individual
Bisa digunakan oleh berbagai anak yang memiliki berbagai faktor seperti
kemampuan intelektual, kepribadian cara belajar.
c. Tujuan belajar
Media mampu mempercepat pencapaian tujuan belajar dan bermain dengan caa
memberitahukan anak tentang apa yang bisa ia harapkan dari proses belajarnya tau
bermainnya.
d. Emosi
Belajar yang melibatkan kegembiraan, emosi dan perasaan pribadi, disamping,
intelektual, akan sangat mempengaruhi anak dan berkesan lebih lama.
e. Partisipasi
Media mampu membangun tingkat partisipasi anak dengan cara melibatkan mental
atau fisik selama pelajaran dan permainan berlangsung.
B. Keterbatasan
a. Setiap media untuk para anak TK masih membutuhkan penjelasan dari gurunya.
b. Relatif kurang memiliki efek dinamis
c. Tidak dapat direproduksi dalam waktu cepat dan cenderung tidak bisa persis sama satu
dengan lainnya.
d. Jika materi yang disajikan terlalu banyak, menyebabkan anak bosan mengikutinya.
C. Kerangka teori
1. Media pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi.
Menurut Sadiman, media pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai
berikut ;
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-
kata tertulis atau lisan belaka).
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
c. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap
pasif anak didik. Dalam hal ini, media pendidikan berguna untuk:
- Menimbulkan kegairahan belajar
- Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan
dan kenyataan.
- Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan
minatnya.
d. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan
pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan
sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana
semuanya itu harus diatasi sendiri. Apabila latar belakang lingkungan guru dengan
siswa juga berbeda. Masalah ini dapat di atasi dengan media pendidikan, yaitu dengan
kemampuannya dalam :
- Memberikan perangsang yang sama
- Mempersamakan pengalaman
- Menimbulkan persepsi yang sama. Berdasarkan manfaat tersebut, nampak jelas
bahwa media pembelajaran mempunyai andil yang besar terhadap kesuksesan
proses belajar mengajar.
2. Karakteristik pembelajaran di taman kanak-kanak
Menurut Masitoh, dkk. Mengemukakan bahwa kegitan pembelajaran di TK
mengutamakan bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. Secara ilmiah bermain
memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu secara lebih mendalam dan secara spontan
anak mengembangkan kemampuannya. Bermain pada dasarnya lebih mementingkan
proses dari pada hail. Selain itu, bermain bagi anak dapat merupakan wahana untuk
perkembangan sosial, emosi dan kognitif anak.
Pembelajaran yang paling efektif untuk anak usia TK adalah melalui suatu
kegiatan yang konkret dengan pendekatan yang berorientasi bermain-bermain dibutuhkan
anak untuk perkembangan berfikirnya. Bermain sebagai bentuk kegiatan di TK adalah
bermain kreatif dan menyenangkan. Melalui bermain kreatif anak dapat mengembangkan
serta mengintegrasi semua kemampuannya. Sesuai dengan tingkat perkembangannya,
anak lebih banyak belajar melalui bermain dan melakukan eksplorasi terhadap objek-objek
dan pengalamannya.
D. Pengertian atau definisi media gambar.
1. Pengertian media gambar
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara
harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan. Secara umum media pembelajaran dalam pendidikan disebut
media, yaitu berbagai jenis komponen Darsono, M.,et.al., belajar dan pembelajaran,
semarang: IKIP Semarang Press: 200,35 dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk berpikir, menurut Gagne.
Ada beberapa batasan atau pengertiantentang media pembelajaran yang
disampaikan oleh para ahli. Dari batasan-batasan tersebut, dapat di rangkum bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang dapat
digunakan untuk menyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar (individu
atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pebelajar
sedemikian rupa sehingga proses belajar (di dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif.
2. Pengertian media gambar
Bentuk umum dari media gambar terangkum dalam pengertian dari media grafis.
Karena media gambar merupakan bagian dari pembuatan media grafis. Sebelum kita
mengetahui lebih lanjut mengenai media gambar ada baiknya kita mengetahui lebih dahulu
pengertian dari media grafis. Media grafis atau graphic material adalah suatu media visual
yang menggunakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar, tulisan, atau symbol visual yang
lain dengan maksud untuk menikthisarkan, menggambarkan, dan merangkum suatu ide,
data kejadian. Batasan tersebut member gambaran bahwa media grafis merupakan media
dua dimensi yang dapat dinikmati dengan menggunakan indera penglihatan.
3. Kelemahan dan kelebihan media gambar
Walaupun media gambar merupakan media yang tepat dan baik digunakan dalam
pembelajran disekolah dasar namun pasti ada saja kekurangan serta kelebihan yang
dimilki oleh media gambar tersebut sebagai sebuah karakteristik dari media gambar itu
sendiri.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan media gambar yang sesuai dengan usia
anak 5 sampai 6 tahun sehingga hasil yang dihasilkan sesuai dengan apa yang di harapkan.
Karakteristik anak TK titian kasih, dalam rentangan usia 4-5 atau 6 tahun berada dalam masa
usia emas segala sesuatunya sangat berharga, baik fisik, emosi, intelektualnya dan sangat
besar energinya sehingga diperlukan suatu pembelajran yang snagat tepat sehingga
berkembang kemampuan motorik kasar maupun halus.
Secara garis besar uraian setiap siklus dalam penelitian ini adalah:
1. Guru menyampaikan materi menggunakan media gambar
2. Guru menunjukan gambar pada anak
3. Guru menyuruh anak menebak gambar yang di tujukan guru
4. Guru menyuruh anak mencocokan gambar binatang dengan tulisan
B. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelompok bermain titian kasih kelurahan kastela.
Penelitian dilakukan untuk kelompok B tahun ajaran 2017/2018.
C. Subjek penelitian
Subyek penelitian ini adalah anak kelompok B sebanyak 12 anak , yang terdiri 7 anak
perempuan dan 5 anak laki-laki.
D. Rancangan penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus pembelajaran dengan masingmasing siklus terdiri
dari empat tahapan yaitu:
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dalam penelitian ini merupakan bagian awal dari
rancangan penelitian tindakan kelas yang berisi rencana tindakan yang dilakukan
untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan yakni berupaya untuk memperbaiki
kualitas proses pembelajaran melalui penggunaan media pohon huruf dalam
meningkatkan kemampuan mengenal huruf anak kelompok A di TK Mufhadhol
Tambang Sawah Kabupaten Lebong Propinsi Bengkulu. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut: 1) Menyusun tes
untuk anak kelompok A di TK Mufhadhol Tambang Sawah Kabupaten Lebong
Propinsi Bengkulu. Tes anak bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan anak
sebelum maupun sesudah pelaksanaan. 2) Peneliti mengadakan diskusi dengan guru
kelas di TK Mufhadhol Tambang Sawah tentang media pohon huruf dan
penerapannya dalam pembelajaran, langkah ini bertujuan agar guru memiliki
pengetahuan, pemahaman dan kemampuan menerapkan dalam pembelajaran di kelas.
3) Menyusun desain pembelajaran dengan menggunakan media pohon huruf,
menyusun jadwal pelaksanaan tindakan yang disepakati bersama dengan kepala
sekolah dan guru sebagai kolabolator. Desain pembelajaran yang disusun mencakup:
tema, sub tema, aspek yang dikembangkan, aktivitas guru, aktivitas anak, alat/sumber
belajar yang digunakan, alat penilaian. Desain yang telah disusun didiskusikan dengan
guru untuk mendapat umpan balik. 4) Mempersiapkan semua perlengkapan yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pembelajaran seperti: kelengkapan media pohon huruf,
lembar observasi proses pembelajaran, lembar observasi perkembangan mengenal
huruf anak yang dilengkapi dengan panduan observasi. Pada siklus I, tindakan yang
direncanakan adalah mengadakan pertemuan yang dilakukan sebanyak 3 kali dalam
seminggu yang disesuaikan dengan tema disaat penelitian dilakukan. Mengadakan
evaluasi keberhasilan yang dicapai anak apabila belum tercapai maka dilakukan
kembali tindakan selanjutnya. Pada siklus II, peneliti menyusun kembali desain
pembelajaran sesuai dengan kekurangan-kekurangan yang belum tercapai dengan
melakukan perbaikan-perbaikan yang telah didiskusikan terlebih dahulu kepada guru
sebagai kolaborator. Waktu pertemuan dilakukan sama seperti siklus I yaitu sebanyak
3 kali dalam seminggu kemudian dilakukan evaluasi kembali. Apabila masih belum
menujukkan peningkatan dilakukan lagi siklus berikutnya, tetapi apabila sudah ada
peningkatan maka penelitian ini sudah dapat dikatakan berhasil.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan penerapan
isi rancangan, yaitu mengenai tindakan dikelas. Pelaksanaan sesuai dengan yang
direncanakan, dimana telah disepakati dan dipersiapkan bersama.
3. Tahap Observasi
Tahap observasi atau tahap pengamatan dilaksanakan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengumpulkan data
hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan dasar dalam melakukan refleksi.
Observasi dilakukan oleh guru dan peneliti langsung pada saat melaksanakan proses
pembelajaran.
4. Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah
mencapai tujuan. Interpretasi (pemaknaan) hasil observasi menjadi dasar untuk
melakukan evaluasi sehingga dapat disusun langkahlangkah berikutnya dalam
pelaksanaan tindakan pada siklus II. Adapun langkah-langkah refleksi yang dilakukan
adalah: 1) Pengecekan kelengkapan data yang terjaring selama proses tindakan. 2)
Analisis, sintesis,dan interpretasi terhadap semua informasi atau data yang diperoleh
dalam pelaksanaan tindakan. 3) Melakukan evaluasi keberhasilan dan pencapaian
tujuan tindakan. 4) Mendiskusikan dan pemaknaan data yang dilakukan antara guru,
peneliti dan pihak lain yang terlibat. 5) Penyusunan rencana tindakan berikutnya yang
dirumuskan dalam skenario pembelajaran dengan berdasar pada analisa data proses
dalam tindakan sebelumnya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang telah
dilakukan.
E. Sumber data
Pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan instrumen yang
terdiri atas:
1. Lembar Observasi Anak
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati secara langsung terhadap kegiatan yang sedang dilaksanakan. Dalam
pelaksanaan observasi, yang dicari adalah data tentang pelaksanaan dari rancangan
tindakan. Hasil observasi kemudian dijadikan bahan kajian untuk mengukur keberhasilan
tindakan. Lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
observasi aktivitas anak yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana kegiatan anak dan
perkembangan kemampuan mengenal huruf anak dalam kegiatan pembelajaran dengan
menerapkan media pohon huruf.
2. Dokumentasi
Dokumen yang digunakan peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan berupa
dokumen-dokumen sekolah seperti kurikulum, program semester, Rencana Kegiatan
Mingguan (RKM), Rencana Kegiatan Harian (RKH), data absensi (daftar hadir), dan
buku data anak yang akan digunakan untuk memudahkan proses penelitian dan
memperjelas data hasil observasi. Selain itu, peneliti juga mengumpulkan dokumentasi
berupa foto-foto selama proses pembelajaran berlangsung yang berguna untuk
memperkuat hasil observasi.
F. Prosedur pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan prosedur bagaimana cara mendapatkan dan
mengumpulkan data yang diinginkan terutama adalah data dari inidikator-indikator
keberhasilan tindakan penelitian dengan menggunakan instrumen-instrumen pengumpulan
data yang sesuai. Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga hal
yaitu :
1. Respon anak terhadap pembelajaran
2. Daya tangkap anak terhadap pembelajaran menggunakan media pohon huruf
3. Perkembangan kemampuan mengenal huruf anak Selain itu, dalam melakukan
pengumpulan data peneliti dibantu oleh guru kelas.
Adapun teknik yang akan digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah :
1. Wawancara
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai jumlah siswa dan
dapat dipergunakan untuk kegiatan pembelajaran, jumlah guru dan data-data lain yang
bersifat administratif. Wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah, guru, anak
maupun staf dengan tujuan untuk memperoleh data awal tentang keadaan anak yang
diteliti. Melalui kegiatan ini dapat diperoleh data awal tentang kemampuan mengenal
huruf anak dan proses pembelajaran yang dianalisis secara indiuktif untuk
menghasilkan data deskriftif.
2. Penilaian
Penilaian merupakan suatu proses kegiatan yang dilaksanakan dengan
bertujuan untuk mengumpulkan data atau bukti-bukti tentang perkembangan dan hasil
belajar yang berkaitan dengan perkembangan anak. Hasil dari penilaian merupakan
data yang digunakan untuk melakukan evaluasi perkembangan anak dengan jalan
membandingkan hasil penilaian yang telah dicapai peserta dengan tingkat
perkembangan yang harus dicapai sehingga dapat disimpulkan kualitas perkembangan
yang cepat. Penilaian dipakai untuk mengukur kemampuan awaldan akhir.
Perkembangan ataupeningkatan selalu dikenai tindakan kemampuan pada akhir siklus
tindakan dan akan dapat diketahui melalui penilaian ini.
G. Analisis data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik
analisis kualitatif berupa uraian atau pembahasan. Teknik pengolahan data untuk tes hasil
belajar dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif; yaitu menentukan skor
dengan dari setiap aspek yang dinilai, menghitung jumlah skor yang diperoleh tiap anak dan
menentukan nilai serta menghitung persentase keberhasilan.
Setiap data yang diperoleh perlu diperiksa keabsahannya, dalam penelitian ini cara
yang akan dilakukan untuk mengupayakan kebenaran hasil penelitian, yaitu :
1. Observasi dilakukan secara terus menerus, yaitu mengamati perilaku anak dalam
pembelajaran. Ketekunan pengamatan ini berguna untuk memperoleh kedalaman
suatu data.
2. Keikutsertaan, yaitu peneliti dalam mengumpulkan data dengan waktu yang cukup
lama, untuk mendapatkan kepercayaan data yang dikumpulkan. Dengan
keikutsertaan, peneliti akan banyak mempelajari kelas yang diteliti, dapat menguji
ketidakbenaran informasi, serta membangun kepercayaan subjek.
3. Triangulasi digunakan untuk membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda
untuk melihat hubungan antar berbagai data hasil pembelajaran di check dengan
tes.
4. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi dilakukan sebelum perencanaan tindakan dan
setelah pelaksanaan tindakan, yaitu dengan harapan untuk memperoleh kritik atau
pertanyaan-pertanyaan mengenai kekuatan dan kelemahan dalam pembelajaran
serta keakuratan data yang diperoleh. Pembicaraan ini memberikan gambaran
tentang kekuatan dan kelemahan penggunaan media pohon huruf bila diterapkan
dalam pembelajaran mengenal huruf. Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa
secara klasikal dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sudjana, 2005:101):

Keterangan :
K = Kecenderungan/Keberhasilan
N = Jumlah hasil observasi
n = Jumlah anak keseluruhan
H. Pengecekan keabsahan data
Indikator keberhasilan dari penelitian ini disesuaikan dengan Kriteria Ketuntasan
Minimum yang ditetapkan oleh sekolah dimana siswa dikatakan tuntas/berhasil secara
individual apabila siswa memperoleh nilai kemampuan
75 dan dikatakan tuntas/berhasil secara klasikal apabila anak yang
memperoleh nilai kemampuan 75 dalam persentase ketuntasan 75% dari jumlah anak yang
diteliti. Sehingga penelitian PTK dikatakan berhasil apabila 75% anak atau mencapai
ketuntasan dalam proses pembelajaran baik secara individual maupun secara klasikal, namun
jika ketuntasan yang dicapai dibawah 70% maka penelitian perlu diulang.

Anda mungkin juga menyukai