Anda di halaman 1dari 5

CRITICAL INCIDENCE REPORT

SUCTION

Nama Mahasiswa : Ria Arianti

NIM : C12113503

1. Pendahuluan
a. Tindakan Keperawatan : Pengisapan lendir/sekret (suction)
Nama pasien : An.N

Diagnosa medis : Tumor intracranial+hidrocephalus non komunikan

Diagnosa keperawatan : ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan

dengan adanya jalan napas buatan, mukus berlebihan, sekresi yang tertahan

(domain 11: keamanan/perlindungan, kelas 2: cedera fisik)

b. Definisi Tindakan
Suction pada jalan napas atau airway adalah salah satu teknik umum yang

dilakukan dalam perawatan pada anak-anak dengan berbagai kondisi dimana anak-

anak yang sakit terkadang tidak bisa mengeluarkan sekresi secara aktif, Oleh karena

itu sekresi ini bisa dikeluarkan melalui suction. Suction merupakan aspirasi dan atau

pengisapan lendir dari jalan napas melalui nasal/oral dan faring, prinsip suction pada

umumnya sama jika melalui faring ataupun jalan napas buatan, seperti trakeostomi

(McGrath & Lavelle, 2013).

Tujuan suction adalah membersihkan sekresi yang menyumbat jalan napas,

sehingga dapat mempertahankan jalan napas (paten) dan ventilasi yang memadai

menjadi meningkat, selain itu pengisapan sekresi ini juga dapat meminimalkan risiko

atelektasis (McGrath & Lavelle, 2013). Suction pada airway merupakan salah satu

metode untuk mendrainase jalan napas pada pasien dengan jalan napas buatan

sehingga suction dengan cara yang benar sangat penting untuk diperhatikan (Adib,
Ghanbari, Emiralavi, & Kazemnezhad, 2014). Tindakan ini tidak dianjurkan untuk

dilakukan pada pasien dengan tingkat kesadaran penuh (conscious) atau setengah

sadar (semi-conscious) karena dapat menstimulasi gag refleks atau refleks muntah dan

berpotensi untuk mengaspirasi isi gaster (Community Respiratory Physiotherapist,

2015).

c. Rasional

Pasien An.N merupakan salah satu pasien yang dirawat di ruang perawatan

HCU Lontara 3 Bedah saraf Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo dimana pasien

tersebut mengalami penurunan kesadaran yang diakibatkan oleh tumor intracranial

yang telah bermetastase hingga ke sistem respirasi dan menyebabkan obstruksi pada

jalan napas bagian atas, oleh karena itu pada pasien An.N dilakukan tindakan

intubasi endotracheal yang bertujuan untuk membebaskan jalan napas dan

memungkinkan pengisapan sekret/suction lebih adekuat sehingga airway pasien

menjadi paten dan ventilasi meningkat oleh karena pengeluaran sekret lebih efektif.

d. Prosedur

1. Mengecek program terapi medic


2. Mengucapkan salam terapeutik
3. Melakukan evaluasi/validasi
4. Melakukan kontrak (waktu, tempat, topik)
5. Menjelaskan langkah-langkah tindakan
6. Mempersiapkan alat, terdiri atas:
- Suction kateter
- Mesin suction
- Sarung tangan
- Tabung penampuang
- Air atau Nacl
- Desinfektan
- Handuk
- Tabung penghubung
7. Menaikkan tempat tidur pada ketinggian yang sesuai, mengatur posisi klien semi

fowler dan memberikan handuk kecil di dada untuk melindungi pakaian klien

Persiapan orofaringeal
8. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan bersih

9. Menginspeksi kavum oral/faringeal

Penghisapan trakeobronkial

10. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan steril


11. Menyiapkan segelas air bersih, menghubungkan suction tip, tubing, dan mesin

penghisap. Tangan dominan memegang tip yang berasal dari mesin (on - steril).

Mempertahankan tangan dominana tetap steril. Menghidupkan mesin. Menguji

mesin penghisap dengan mencoba menghisap air


12. Meminta klien untuk menarik napas panjang dalam beberapa kali atau

memberikan oksigen
13. Dengan tangan dominan memasukkan kateter tanpa menutup lubang
14. Memasukkan kateter melalui mulut sampai ada halangan dan timbul stimulasi

batuk
15. Vakumkan suction dengan menutup tubing dan keluarkan dengan cara berputar.

jangan melakukan penghisapan lendir lebih dari 10 -15 detik


16. Memberi perawatan mulut dan mengembalikan klien ke posisi normal
17. Mengevaluasi respon klien
18. Merencanakan tindak lanjut
19. Melakukan kontrak yang akan datang (waktu, tempat, topik)
20. Mendokumentasikan tindakan dan respon klien

2. Kesenjangan antara Teori dan Praktek


Pada dasarnya prosedur pelaksanaan suction di ruang perawatan HCU lontara

III Bedah Saraf sudah mengikuti standar pelaksanaan prosedur yang ada, namun

demikian terdapat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian diantaranya yaitu kateter

suction yang telah digunakan pada pasien sebaiknya langsung dibuang ke tempat

sampah infeksius (Community Respiratory Physiotherapist, 2015). Jika memang ingin

digunakan kembali sebaiknya direndam pada larutan desinfektan. Saat praktik

dilapangan kateter suction yang telah digunakan pada pasien hanya dibilas atau

dibersihkan dengan cairan Natrium Klorida atau Nacl. Cairan Nacl kemungkinan

berguna untuk membersihkan kateter setelah suction untuk menghindari kuman

patogen masuk kembali pada jalan napas melalui selang suction tersebut, namun saat
tindakan ini dilakukan kateter suction yang sudah dibilas dengan Nacl digantung pada

plastik terbuka disamping tempat tidur pasien. Kateter suction yang telah digunakan

dan disimpan kembali pada plastik terbuka dapat menyebabkan kateter suction

terkontaminasi dan dapat menimbulkan infeksi pada pasien, sama halnya dengan

cairan Nacl untuk membersihkan kateter suction yang digunakan terus-menerus dan

tidak diganti juga akan menyebabkan infeksi pada pasien.

3. Analisa Berdasarkan Evidence Based Practice

Cairan Natrium Klorida (Nacl) telah dipergunakan secara luas hampir di

seluruh ruang perawatan akut selama proses suction, dimana cairan tersebut

digunakan untuk menginstilasi atau mengalirkan sekret yang ada pada kateter suction

sehingga kateter suction dapat dipergunakan kembali ketika pengisapan lendir

selanjutnya. Cairan Nacl yang digunakan saat suction dianggap dapat menjadi

pelumas sehingga kateter suction dapat masuk dengan lebih mudah dan

mengencerkan sekret serta membantu menstimulasi batuk, namun demikian terdapat

beberapa keraguan apakah cairan tersebut dapat membantu mengencerkan sekret saat

suction dilakukan (Hahn, 2010). Sebuah penelitian terkini dengan metode review

integratif tentang efikasi dan keamanan Nacl untuk suction endotrakeal pada anak-

anak yang dilakukan oleh OLeary, et al. (2017) menyatakan, cairan Nacl yang

dipergunakan saat suction dapat menyebabkan terjadinya penurunan saturasi oksigen,

terkecuali bagi anak-anak dengan lendir obstruktif, penggunaan Nacl kemungkinan

mempunyai efek positif. Hasil penelitian serupa yang dilakukan oleh Ayhan, et al.

(2015) juga menyatakan, penggunaan cairan Nacl dalam prosedur suction selain

menyebabkan penurunan saturasi oksigen juga dapat menimbulkan infeksi pada paru-

paru. Oleh karena itu, metode penggunaan Nacl dalam melakukan suction tidak

disarankan untuk dilakukan secara rutin, sebaiknya dilakukan strategi pengganti


seperti hidrasi saluran napas, hidrasi pasien yang memadai, mobilisasi dini pasien dan

pemberian obat mucolitik (Adib, et al. 2014).

4. Daftar Pustaka
Adib, M., Ghanbari, A., Emiralavi, C., & Kazemnezhad, E. L. (2014). Effect of
endotracheal suctioning with and without normal saline on hemodynamic and
respiratory parameters in patients undergoing mechanical ventilation in ICU of
Hospitals Supervised by Guilan University of Medical Sciences. Biomedical &
Pharmacology Journal Vol. 7(2), 515-523.
Ayhan, H., Tastan, S., Iyigun, E., Akamca, Y., Arikan, E., & Sevim, Z. (2015). Normal
saline instillation before endotracheal suctioning: "what does the evidence say?
What do the nurses think?: Multimethod study. Journal of Critical Care,
vol.30, 762767.
Community Respiratory Physiotherapist. (2015). Oropharyngeal & Oral Yankauer
suction Standard Operating Procedure (SOP) . Barnstaple: Northern Devon
Healthcare.
Hahn, M. (2010, Juli 7). 10 Considerations for Endotracheal Suctioning. Dipetik
April 19, 2017, dari Respiratory Therapist: 1.
http://www.rtmagazine.com/2010/07/10-considerations-for-endotracheal-
suctioning/
McGrath, P., & Lavelle, M. (2013). Guidelines on nasopharyngeal/ oropharyngeal
suctioning. Our Ladys Childrens Hospital Crumlin: Dublin: Nursing Practice
Committee.
OLeary, J., Mithcell, M. L., Cooke, M., & Schibler, A. (2017). Efcacy and safety of
normal saline instillation and paediatric endotracheal suction: An Integrative
review. Australian Critical Care, 1-7.
Tim Keperawatan Dasar PSIK Unhas. (2017). Target Kompetensi Skill Praktik Profesi
Keperawatan Dasar. Makassar : PSIK FK Unhas.

Anda mungkin juga menyukai