Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Petrologi adalah bidang geologi yang berfokus pada studi mengenai batuan dan
kondisi pembentukannya. Ada tiga cabang petrologi, berkaitan dengan tiga tipe
batuan: beku, metamorf, dan sedimen. Kata petrologi itu sendiri berasal dari kata
Bahasa Yunani petra, yang berarti "batu".Petrologi batuan beku berfokus pada
komposisi dan tekstur dari batuan beku (batuan seperti granit atau basalt yang telah
mengkristal dari batu lebur atau magma). Batuan beku mencakup batuan vulkanik
dan plutonik .

Petrologi batuan sedimen berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan
sedimen (batuan seperti batu pasir atau batu gamping yang mengandung partikel-
partikel sedimen terikat dengan matrik atau material lebih halus). Petrologi batuan
metamorf berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan metamorf (batuan seperti
batu sabak atau batu marmer yang bermula dari batuan sedimen atau beku tetapi
telah melalui perubahan kimia, mineralogi atau tekstur dikarenakan kondisi ekstrim
dari tekanan, suhu, atau keduanya). Batuan adalah benda padat yang terbentuk secara
alamiah,merupakan kumpulan dari mineral baik yang sejenis maupun yang tidak
sejenis,dan mempunyai susunan kimia yang konstan.di dalam makalah ini kita akan
mempelajari tentang pengertian,cara terbentuknya dan mendeskripsikan tentang
batuan beku,batuan sedimen,batuan piroklastik dan batuan metamorf.Petrologi
memanfaatkan bidang klasik mineralogi, petrografi mikroskopis, dan analisa kimia
untuk menggambarkan komposisi dan tekstur batuan. Ahli petrologi modern juga
menyertakan prinsip geokimia dan geofisika dalam penelitan kecenderungan dan
siklus geokimia dan penggunaan data termodinamika dan eksperimen untuk lebih
mengerti asal batuan. Petrologi eksperimental menggunakan perlengkapan tekanan
tinggi, suhu tinggi untuk menyelidiki geokimia dan hubungan fasa dari material
alami dan sintetis pada tekanan dan suhu yang ditinggikan. Percobaan tersebut
khususnya berguna utuk menyelidiki batuan pada kerak bagian atas dan mantel
bagian atas yang jarang bertahan dalam perjalanan kepermukaan pada kondisi asli

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 1


A. Keadaan Geografis Kabupaten Ogan Komering Ulu

Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan ibukota Baturaja merupakan salah


satu daerah kabupaten yang terletak di Provinsi Sumatera Selatan (peta wilayah
sebagaimana ditunjukkan pada lampiran). Luas wilayah Kabupaten Ogan Komering
Ulu lebih kurang 361.760 hektar dengan jumlah penduduk 298.340 jiwa.

Letak geografis Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah antara 103 38 -104
32 BT dan antara 3o 45 - 4 26 LS. Berada di sebelah Selatan garis Khatulistiwa
dan termasuk daerah Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB).

Secara administratif batas wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah


sebagai berikut :

- Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Rambang Lubai, Kabupaten


Muara Enim dan Kecamatan Muara Kuang, Kabupaten Ogan
Ilir.

- Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Muara Dua dan Kecamatan


Buay Pemaca, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan.

- Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Semendo dan Kecamatan


Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim.

- Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Cempaka dan Kecamatan


Madang Suku II, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.

Secara umum Kabupaten Ogan Komering Ulu beriklim hutan hujan tropis
dengan temperatur bervariasi antara 22 C sampai dengan 31`oC. Kabupaten Ogan
Komering Ulu termasuk daerah yang bercurah hujan tinggi. Curah hujan terendah
dijumpai di Kecamatan Baturaja Timur, sementara curah hujan yang tertinggi
dijumpai di Kecamatan Peninjauan. Curah hujan tertinggi terjadi antara bulan Januari
sampai bulan Mei dan yang terendah pada bulan Juli sampai bulan September.

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 2


Dari luas wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu 361.760 hektar, berupa
hutan belukar seluas 36,91%, diusahakan untuk perkebunan rakyat seluas 25,48%,
hutan lebat 14,56%, dan perkebunan berskala besar seluas 8,99%.

Lokasi penelitian daerah OKU Selatan berada pada 2 lokasi yaitu lokasi
pertama adalah Ulu Danau ( Ulu Danau A,B,C,D, dan E ) dan Aro matai (Aro matai
A,B, dan C ) sedangkan pada lokasi kedua berada di sekitar danau Rakihan . Kedua
lokasi tersebut memiliki Peta satuan geomorfologi didaerah penelitan yang terdiri
dari satuan geomorfologi perbukitan bergelombang (A); Satuan geomorfologi
dataran volkanik (B); dan Satuan geomorfologi perbukitan berlereng terjal.

1.2 Tujuan
1. mahasiswa teknik geologi akan dapat memahami dan mengetahui
keadaan daerah / lokasinya
2. mahasiswa teknik geologi dapat mendekrisikan batuan dengan baik dan
benar
3. bagi pemerinta OKU dapat mengetahui potensi geologi di daerahnya
4. dapat mengetahui ganesa suatu batuan
1.3 manfaat

1. dapat mengetahui pontensi daerah tersebut

2. dapat membuat genesa atau morfologi secara utuh daerah tersebut

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 3


BAB II

TINJAUWAN PUSTAKA

2.2 GEOLOGI REGIONAL SUMATERA SELATAN

Geologi Cekungan Sumatera Selatan adalah suatu hasil kegiatan tektonik yang
berkaitan erat dengan penunjaman Lempeng Indi-Australia, yang bergerak ke arah
utara hingga timurlaut terhadap Lempeng Eurasia yang relatif diam. Zone
penunjaman lempeng meliputi daerah sebelah barat Pulau Sumatera dan selatan
Pulau Jawa. Beberapa lempeng kecil (micro-plate) yang berada di antara zone
interaksi tersebut turut bergerak dan menghasilkan zone konvergensi dalam berbagai
bentuk dan arah. Penunjaman lempeng Indi-Australia tersebut dapat mempengaruhi
keadaan batuan, morfologi, tektonik dan struktur di Sumatera Selatan. Tumbukan
tektonik lempeng di Pulau Sumatera menghasilkan jalur busur depan, magmatik, dan
busur belakang.
Cekungan Sumatera Selatan terbentuk dari hasil penurunan (depression) yang
dikelilingi oleh tinggian-tinggian batuan Pratersier. Pengangkatan Pegunungan
Barisan terjadi di akhir Kapur disertai terjadinya sesar-sesar bongkah (block
faulting). Selain Pegunungan
Barisan sebagai pegunungan bongkah (block mountain) beberapa tinggian batuan
tua yang masih tersingkap di permukaan adalah di Pegunungan Tigapuluh,
Pegunungan Duabelas, Pulau Lingga dan Pulau Bangka yang merupakan sisa-sisa
tinggian "Sunda Landmass", yang sekarang berupa Paparan Sunda. Cekungan
Sumatera Selatan telah mengalami tiga kali proses orogenesis, yaitu yang pertama
adalah pada Mesozoikum Tengah, kedua pada Kapur Akhir sampai Tersier Awal dan
yang ketiga pada Plio-Plistosen. Orogenesis Plio-Plistosen menghasilkan kondisi
struktur geologi seperti terlihat pada saat ini. Tektonik dan struktur geologi daerah
Cekungan Sumatera Selatan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu, Zone
Sesar Semangko, zone perlipatan yang berarah baratlaut-tenggara dan zona sesar-
sesar yang berhubungan erat dengan perlipatan serta sesar-sesar Pratersier yang
mengalami peremajaa.
Secara fisiografis Cekungan Sumatra Selatan merupakan cekungan Tersier
berarah barat laut tenggara, yang dibatasi Sesar Semangko dan Bukit Barisan di

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 4


sebelah barat daya, Paparan Sunda di sebelah timur laut, Tinggian Lampung di
sebelah tenggara yang memisahkan cekungan tersebut dengan Cekungan Sunda,
serta Pegunungan Dua Belas dan Pegunungan Tiga Puluh di sebelah barat laut yang
memisahkan Cekungan Sumatra Selatan dengan Cekungan Sumatera Tengah.Posisi
Cekungan Sumatera Selatan sebagai cekungan busur belakang (Blake, 1989)
Tektonik Regional, Blake (1989) menyebutkan bahwa daerah Cekungan Sumatera
Selatan merupakan cekungan busur belakang berumur Tersier yang terbentuk sebagai
akibat adanya interaksi antara Paparan Sunda (sebagai bagian dari lempeng kontinen
Asia) dan lempeng Samudera India. Daerah cekungan ini meliputi daerah seluas 330
x 510 km2, dimana sebelah barat daya dibatasi oleh singkapan Pra-Tersier Bukit
Barisan, di sebelah timur oleh Paparan Sunda (Sunda Shield), sebelah barat dibatasi
oleh Pegunungan Tigapuluh dan ke arah tenggara dibatasi oleh Tinggian Lampung.

Menurut Salim et al. (1995), Cekungan Sumatera Selatan terbentuk selama Awal
Tersier (Eosen Oligosen) ketika rangkaian (seri) graben berkembang sebagai reaksi
sistem penunjaman menyudut antara lempeng Samudra India di bawah lempeng
Benua Asia. Menurut De Coster, 1974 (dalam Salim, 1995), diperkirakan telah
terjadi 3 episode orogenesa yang membentuk kerangka struktur daerah Cekungan
Sumatera Selatan yaitu orogenesa Mesozoik Tengah, tektonik Kapur Akhir Tersier
Awal dan Orogenesa Plio Plistosen.

Episode pertama, endapan endapan Paleozoik dan Mesozoik termetamorfosa,


terlipat dan terpatahkan menjadi bongkah struktur dan diintrusi oleh batolit granit
serta telah membentuk pola dasar struktur cekungan. Menurut Pulunggono, 1992
(dalam Wisnu dan Nazirman ,1997), fase ini membentuk sesar berarah barat laut
tenggara yang berupa sesar sesar geser.

Episode kedua pada Kapur Akhir berupa fase ekstensi menghasilkan gerak
gerak tensional yang membentuk graben dan horst dengan arah umum utara
selatan. Dikombinasikan dengan hasil orogenesa Mesozoik dan hasil pelapukan
batuan batuan Pra Tersier, gerak gerak tensional ini membentuk struktur tua yang
mengontrol pembentukan Formasi Pra Talang Akar.

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 5


Episode ketiga berupa fase kompresi pada Plio Plistosen yang menyebabkan
pola pengendapan berubah menjadi regresi dan berperan dalam pembentukan
struktur perlipatan dan sesar sehingga membentuk konfigurasi geologi sekarang.
Pada periode tektonik ini juga terjadi pengangkatan Pegunungan Bukit Barisan yang
menghasilkan sesar mendatar Semangko yang berkembang sepanjang Pegunungan
Bukit Barisan. Pergerakan horisontal yang terjadi mulai Plistosen Awal sampai
sekarang mempengaruhi kondisi Cekungan Sumatera Selatan dan Tengah sehingga
sesar sesar yang baru terbentuk di daerah ini mempunyai perkembangan hampir
sejajar dengan sesar Semangko. Akibat pergerakan horisontal ini, orogenesa yang
terjadi pada Plio Plistosen menghasilkan lipatan yang berarah barat laut tenggara
tetapi sesar yang terbentuk berarah timur laut barat daya dan barat laut tenggara.
Jenis sesar yang terdapat pada cekungan ini adalah sesar naik, sesar mendatar dan
sesar normal.

Kenampakan struktur yang dominan adalah struktur yang berarah barat laut
tenggara sebagai hasil orogenesa Plio Plistosen. Dengan demikian pola struktur
yang terjadi dapat dibedakan atas pola tua yang berarah utara selatan dan barat laut
tenggara serta pola muda yang berarah barat laut tenggara yang sejajar dengan
Pulau Sumatera .
Stratigrafi Regional Cekungan Sumatra Bagian Selatan
Stratigrafi daerah Cekungan Sumatera Selatan telah banyak dibahas oleh para
ahli geologi terdahulu, khususnya yang bekerja dilingkungan perminyakan. Pada
awalnya pembahasan dititik beratkan pada sedimen Tersier, umumnya tidak pernah
diterbitkan dan hanya berlaku di lingkungan sendiri.
Peneliti terdahulu telah menyusun urutan-urutan stratigrafi umum Cekungan
Sumatera Selatan, antara lain : Van Bemmelen (1932), Musper (1937), Marks
(1956), Spruyt (1956), Pulunggono (1969), De Coster 2(1974), Pertamina (1981).
Berdasarkan peneliti-peneliti terdahulu, maka Stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan
dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok batuan Pra-Tersier, kelompok batuan
Tersier serta kelompok batuan Kuarter.

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 6


1. Batuan Pra-Tersier
Batuan Pra-Tersier Cekungan Sumatera Selatan merupakan dasar cekungan
sedimen Tersier. Batuan ini diketemukan sebagai batuan beku, batuan metamorf dan
batuan sedimen (De Coster, 1974) Westerveld (1941), membagi batuan berumur
Paleozoikum (Permokarbon) berupa slate dan yang berumur Mesozoikum
(Yurakapur) berupa seri fasies vulkanik dan seri fasies laut dalam. Batuan Pra-
Tersier ini diperkirakan telah mengalami perlipatan dan patahan yang intensif pada
zaman Kapur Tengah sampai zaman Kapur Akhir dan diintrusi oleh batuan beku
sejak orogenesa Mesozoikum Tengah (De Coster, 1974).
2. Batuan Tersier
Berdasarkan penelitian terdahulu urutan sedimentasi Tersier di Cekungan
Sumatera Selatan dibagi menjadi dua tahap pengendapan, yaitu tahap genang laut
dan tahap susut laut. Sedimen-sedimen yang terbentuk pada tahap genang laut
disebut Kelompok Telisa (De Coster, 1974, Spruyt, 1956), dari umur Eosen Awal
hingga Miosen Tengah terdiri atas Formasi Lahat (LAF), Formasi Talang Akar
(TAF), Formasi Baturaja (BRF), dan Formasi Gumai (GUF). Sedangkan yang
terbentuk pada tahap susut laut disebut Kelompok Palembang (Spruyt, 1956) dari
umur Miosen Tengah Pliosen terdiri atas Formasi Air Benakat (ABF), Formasi
Muara Enim (MEF), dan Formsi Kasai (KAF).
2.2 GEOLOGI DAERAH TELITIAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Shell Mijnbouw (1978) dan
Gafoer dkk. (1993) pada Peta Geologi Lembar Baturaja, keadaan geologi Kabupaten
Ogan Komering Ulu termasuk kedalam Cekungan Sumatera Selatan yang secara
umum tersusun oleh batuan sedimen Tersier yang diendapkan di atas batuan Pra-
Tersier.

Kerangka tektonik cekungan Sumatera Selatan terdiri dari Paparan Sunda di


sebelah timur dan jalur tektonik mobil Bukit Barisan di sebelah Barat. Daerah
cekungan ini dibatasi dari Cekungan Jawa Barat oleh daerah tinggian Lampung.

Di dalam daerah cekungan terdapat daerah peninggian batuan dasar Pra-


Tersier dan berbagai depresi. Perbedaan relief dalam batuan dasar ini diperkirakan
karena adanya pematahan dasar dalam bongkah-bongkah (graben-graben). Hal ini

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 7


sangat ditunjukkan oleh depresi Lematang di cekungan yang jelas dan dibatasi oleh
jalur patahan Lematang dari Pendopo Antiklinorium serta oleh patahan Lahat di
sebelah barat laut dari paparan Kikim.

Gerakan diferensial dari blok patahan (graben) ini mengendalikan


sedimentasi, fasies serta pelipatan pada lapisan Tersier di atasnya.

Pada umumnya daerah Cekungan Sumatera Selatan ini dapat dibagi menjadi
3 sub cekungan :

a) Cekungan Jambi atau Palembang Utara yang menjorok ke arah selatan.

b) Cekungan Palembang Tengah

c) Cekungan Palembang Selatan atau juga disebut Kompleks Palembang Selatan.

Pada umumnya stratigrafi regional Kabupaten Ogan Komering Ulu dapat


dikenal sebagai satu daur besar (megacycle) yang terdiri dari suatu trangresi yang
diikuti regresi. Formasi yang terbentuk dalam fase trangresi dikelompokkan menjadi
Kelompok Telisa (Formasi Lahat, Formasi Baturaja dan Formasi Gumay).
Sedangkan yang terbentuk dalam fase regresi dikelompokkan menjadi Kelompok
Palembang (Formasi Air Benakat, Formasi Muara Enim dan Formasi Kasai).

Formasi pembawa batubara pada Cekungan Sumatera Selatan adalah Formasi


Talang Akar, Air Benakat, Muara Enim dan Kasai, tetapi yang paling potensial
adalah Formasi Muara Enim, sedangkan Formasi Baturaja merupakan pembawa
endapan batu gamping yang banyak terdapat di sekitar kota Baturaja.

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Baturaja skala 1:250.000 yang diterbitkan


oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung (1993), urutan stratigrafi
regional daerah penyelidikan dari muda ke tua adalah sebagai berikut :

a) Formasi Kasai (Qtk), termasuk ke dalam Kelompok Palembang, memiliki


ketebalan 500 m 1.000 m, berumur Pliosen. Terdiri dari konglomerat dengan
fragmen kuarsa dan batu pasir kuarsa, batu lempung tufaan mengandung kayu
terkersikan (silicified wood) dengan sisipan tuff batu apung dan lignit yang
membentuk lensa-lensa. Formasi ini merupakan fasies endapan darat dan danau.

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 8


b) Formasi Muara Enim (Tmpm), termasuk kedalam Kelompok Palembang,
memiliki ketebalan 150 m 750 m, berumur Pliosen. Terdiri dari batu lempung,
batu lanau, batu pasir tufaan dengan sisipan batubara, merupakan endapan air
payau.

c) Formasi Air Benakat (Tma), termasuk kedalam Kelompok Palembang, memiliki


ketebalan 100 m 1.300 m, berumur Mio-Pliosen. Terdiri dari batu lempung
dengan sisipan batu lempung tufaan napal, batu pasir dan serpih, merupakan
fasies endapan litoral sampai marin dangkal.

d) Formasi Gumay (Tmg), memiliki ketebalan 0 m 2.200 m, berumur Miosen


Awal-Tengah. Terdiri dari batu lempung dengan sisipan batu lempung tufaan
napal, batu pasir dan serpih dengan sedikit glaukonitan, di bagian tengah anggota
ini terdapat suatu lapisan tipis batu apung. Formasi ini merupakan diendapkan
fasies marin terbuka yang dalam.

e) Formasi Baturaja (Tmb), termasuk kedalam kelompok Telisa, memiliki ketebalan


0 m 160 m, berumur Miosen Awal. Terdiri dari batu gamping terumbu,
kalkarenit dengan sisipan serpih gampingan dan batu pasir gampingan,
merupakan fasies terumbu neritik. Formasi ini diendapkan secara selaras di atas
Formasi Talang Akar.

f) Formasi Talang Akar (Tomt), termasuk kedalam kelompok Telisa, memiliki


ketebalan 0 m 1.100 m, berumur Miosen. Pada bagian bawah disusun oleh
perlapisan batu pasir karbonan, kayu terkersikan (silicified wood) dengan
konglomerat dan batu lanau mengandung fosil moluska. Ke arah atas
berkembang menjadi perselingan antara serpih tufaan dan batu gamping. Bagian
atas formasi umumnya disusun oleh batu lanau tufaan, batu lempung gampingan,
lensa-lensa konglomerat dan sisipan batu pasir glaukonitan terdiri dari batu pasir
kuarsa mengandung kayu terkersikan. Merupakan fasies litoral sampai paralis air
payau.

Pada Cekungan Sumatera Selatan terdapat tiga antiklinorium utama dari


selatan ke utara sebagai berikut :

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 9


1) Antiklinorium Muara Enim

2) Antiklinorium Pendopo-Benakat

3) Antiklinorium Palembang

Antiklinorium-antiklinorium ini berimpitan dengan relief batuan dasar Pra-


Tersier yang merupakan bongkah-bongkah patahan (graben-graben) yang
terangkatkan yang juga merupakan jalur paleotopografi tinggi. Antiklin hanya
terdapat dalam antiklinorium, sedangkan dalam daerah tektonik rendah pelipatan
sangat lemah. Pada antiklinorium Pendopo Benakat dan Muara Enim struktur
lipatan menjadi patahan batuan dasar (basement fault). Semua struktur lipatan ini
dipotong-potong oleh sesar normal menjadi graben-grabe

B. Potensi Sumber Daya Mineral dan Energi Kabupaten Ogan

Komering Ulu

Potensi sumber daya mineral atau bahan galian di Kabupaten Ogan Komering
Ulu sangat beraneka ragam. Jenis bahan galian, jumlah cadangan dan lokasi tempat
terdapatnya bahan galian tersebut sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut.

BAHAN LOKASI SUMBER KETERANGA


GALIAN DAYA N
(juta ton)

Batubara Lengkiti 16

Lbk. Batang 459 Status sumber


daya :
Pengandonan 108
sebagian
Baturaja Barat 100
berstatus
Semidang Aji 72 terukur,

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 10


Sosoh Buay Rayap 31 sebagian
terunjuk dan
Lubuk Raja/Batumarta 358
sebagian
tereka..

Batu Baturaja Barat 270


Kapur/Gamp
Sosoh Buay Rayap 170
ing
Pengandonan 25

Lengkiti 75 Status sumber

Semidang Aji 65 daya :

sebagian
berstatus
Pengandonan -
terukur,
Ulu Ogan - sebagian
Granit*)
terunjuk dan
sebagian
Semidang Aji -
tereka..
Baturaja Barat -
Bentonit*)

Pengandonan -

Obsidian*)
Pengandonan -

Tras*)
Pengandonan -
Terindikasi
Ulu Ogan - dalam jumlah
Andesit
tidak terlalu
besar dan

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 11


- belum ada
eksplorasi detil.
Baturaja Barat -

Pasir Baturaja Timur -


Kuarsa*)
Pengandonan -

Semidang Aji

Semidang Aji

-
Zeolit*)
Sosoh Buay Rayap

-
Batu Mulia*) Terindikasi
Pengandonan -
dalam jumlah
Baturaja Timur tidak terlalu
*)
Fospat besar dan
-
belum ada
Sungai Ogan -
eksplorasi detil.
Sungai Lengkayap
Sirtu*)

Tabel 1 Potensi Bahan Galian Kabupaten Ogan Komering Ulu

(Sumber : Diolah dari data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Ogan
Komering Ulu Tahun 2001-2013).

*) : Data jumlah sumber daya bahan galian tersebut belum tersedia.

Berdasarkan tersebut bahan galian yang paling potensial untuk dikembang di


Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah batubara dan batu kapur.

Endapan batubara di daerah Ogan Komering Ulu terdapat di Desa Terusan


Kecamatan Baturaja Timur, Batumarta Kecamatan Lubuk Raja, Desa Gunung

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 12


Meraksa Kecamatan Lubuk Batang, Desa Belimbing dan Kepayang Kecamatan
Peninjauan. Lokasi cadangan Batubara yang lain juga terdapat di Kecamatan
Pengandonan, Baturaja Barat, Sosoh Buay Rayap dan Lengkiti. Kabupaten Ogan
Komering Ulu mempunyai sumberdaya batubara dalam jumlah yang cukup besar
mencapai 1,1 milyar ton.

Data hasil analisis kimia dan pengujian sifat fisik batubara yang terdapat di
Kabupaten Ogan Komering Ulu didapat bahwa umumnya batubara tersebut memiliki
nilai kalor 3.200-5.465 kkal/kg, kadar air total 36,59%-57,17%, zat terbang 36,65%-
43,50%, karbon total 40,63- 68,66 %, vitrinit 80,20%-98,00 %, liptinit 0,5%-9,7 %,
inertinit 1,0%-8,6%. Sedangkan kandungan abu dan sulfur cukup rendah, masing-
masing 2,00%-12,70% dan 0,15%-2,49%. True specific gravity batubara tersebut
adalah 1,30-1,50 dan nilai ketergerusan (HGI) 42,54-63,47.

Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa batubara yang terdapat di


Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan batubara kualitas rendah atau peringkat
ligtnit-subbituminus (brown coal) yang ditandai dengan kadar air yang tinggi dan
nilai kalor yang rendah.

Bahan galian selain batubara yang jumlah sumberdayanya cukup besar adalah
batu kapur atau batu gamping. Lokasi penyebaran batu gamping di Kabupaten Ogan
Komering Ulu terdapat di beberapa tempat, yaitu di Desa Tanjung Lengkayap, Way
heling, Pusar dan Padang Bindu. Secara umum kadar CaO rata-rata berkisar antara
40-50%. Jumlah sumber daya batu gamping di Kabupaten Ogan Komering Ulu
mencapai 600 juta ton. Cadangan batu kapur di Kabupaten Ogan Komering Ulu
sebagian telah dieksploitasi sejak tahun 1978 oleh PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.
sebagai bahan baku utama pembuatan semen.

Dalam goa-goa batu gamping, dijumpai pula endapan fosfat yang belum
diketahui jumlah sumberdayanya.

Endapan sirtu (pasir dan batu sungai) terdapat hampir di semua kelokan
sungai (meander), seperti di sungai Ogan beserta anak-anak sungainya. Selama ini
pemanfaatannya antara lain untuk fondasi jalan dan bahan bangunan.

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 13


Bentonit juga terdapat di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Jumlah sumberdayanya
diperkirakan cukup besar dan saat ini belum diusahakan. Kegunaan bentonit ini
antara lain untuk lumpur pemboran, industri keramik, industri cat, industri lem
dan industri kelapa sawit.

Di Kecamatan Pengandonan dijumpai bahan galian obsidian. Sumberdaya dan


penyebaran belum diketahui. Obsidian yang diketemukan berwarna coklat
kehitaman sampai coklat keabu-abuan. Obsidian banyak digunakan sebagai batu
hias (ornamen) dan batu permata.

Bahan galian tras penyebarannya terdapat di sekitar Kecamatan Pengandonan.


Sumberdayanya cukup banyak, tetapi belum dimanfaatkan. Tras dapat
dipergunakan sebagai bahan pembuatan batako, bahan konstruksi beton dan
semen pozzolan.

Andesit sebagai batuan lelehan (ekstrusi) dari diorit, mempunyai tekstur (ukuran
butiran) halus, warna agak gelap. Di Kabupaten Ogan Komering Ulu, andesit
terdapat di Kecamatan Pengandonan dan Ulu Ogan. Sumberdayanya diperkirakan
cukup besar. Andesit banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, jalan dan
jembatan. Sampai dengan saat ini andesit di Kabupaten Ogan Komering Ulu
belum dimanfaatkan sama sekali.

Sebagai batuan terobosan (intrusi), granit mempunyai tektstur yang kasar dengan
mineral utama kuarsa dan felspar. Di Kabupaten Ogan Komering Ulu granit
terdapat di Kecamatan Pengandonan dan Ulu Ogan. Granit banyak dimanfaatkan
selain sebagai batu hias, juga baik untuk pondasi bangunan terutama sangat cocok
untuk bangunan air seperti dam atau dermaga.

Secara luas endapan tanah liat (lempung) dapat dijumpai di semua wilayah
Kabupaten Ogan Komering Ulu. Di Baturaja bahan galian ini dimanfaatkan untuk
campuran pembuatan semen. Di banyak tempat, tanah liat digunakan sabagai
bahan baku pembuatan genteng dan batu bata.

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 14


Pasir kuarsa sebagai batuan sedimen aluvial, dijumpai dalam jumlah yang relatif
kecil dan tidak menyebar. Pasir kuarsa banyak digunakan di dalam industri
keramik, cat, industri kimia, kaca dan industri semen.

Sumberdaya alam minyak dan gas bumi juga terdapat di Kabupaten Ogan
Komering Ulu yaitu di Kecamatan Peninjauan, Lubuk Batang dan sekitarnya.
Jumlah sumberdaya minyak dan gas bumi sebagaimana diperlihatkan pada tabel2.

Sumberdaya energi lain seperti tenaga air dan panas bumi disamping minyak dan
gas bumi juga sangat potensial untuk dikembangkan. Potensi tenaga air terjun di
Desa Ulak Lebar Kecamatan Ulu Ogan cukup besar. Potensi tenaga air terjun
atau aliran air deras dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik
mikrohidro (PLTMh).

Sedangkan potensi panas bumi di daerah ini masih dalam tahap penyelidikan yang
terdapat di Desa Kelumpang Kecamatan Ulu Ogan.

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 15


Tabel 2. Potensi Sumber Daya Energi di Kabupaten Ogan Komering Ulu

Sumberdaya / Cadangan

Air
No Lokasi Minyak Bumi Gas Bumi Panas Bumi Terju
n
(MSTB) (BSCF) (MWE)
(MW)

1 Baturaja Timur - - - -

2 Pengandonan - - - -

3 Peninjauan 302.707 484 - -

4 Lubuk Batang - - - -

5 Semidang Aji - - - -

6 Ulu Ogan - - 5 4,083

Jumlah 302.707 484 5 4,083

Catatan :

- MSTB = Metric Stock Tank Barrel (ribu barel)

- BSCF = Billion Standard Cubic Feet

- MWE = Mega Watt Equavalent (hipotesa)

- MW = Mega Watt (teoritis)

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 16


BAB III
PEMBAHASAN

Sayatan Zeolitic tuf bertekstur skoria yang mana terdapat lubang-lubang pada
testurnya tersusun atas gelas dan feldpar yang terbentuk putih

Feldpar(40%) hadir sebagai masadasar dimana terlihat banyak mineral


menembus feldpar dan terdapatnya sungguh besar

Gelas (50%) hidar sebagai massadasar sama dengan ter dapatan nya sangat
banyak dan tidak bisa di hindari bahwa gelas yang menjadi dasarnya

Zeolit(10%) sebagai fenokris dimana kristal ini menembus massadasar yang


ada dan membuat kristal baru (H1,B6)

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 17


Mudstone yang terubah menjadi krital dan terbentuk dari intruksi dimana
terlihat gelas muncul pada lapisan batuan tersebut dengan menebus
sampingnya

Karbonat (60%) dimana karbonat adalah semen(massa dasar) yang terbentuk


pada batuanya yang sebelumnya, dimana terlihat sudah rusak karena adanya
batuan lain yang mengintruksinya

lempung (10%) berwarna kecokletan dimana terdapatnya sama dengan


massadasar

Gelas(20%) berwarna biru pada cross nikol dimana ke terdapatanya banyak


dan kemungkinan ini adalah mineral yang mengintruksi(F4,J8,B3)

Silk(10%) merupakan mineral yang terdapat pada batuan mudstone yang


berwarna hijau tua(F8,H4)

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 18


Batuan konglomeret fragmenya adalah batuan vulkanik atau batuan beku,
memiliki terkstur aliran yang ter bukti berbantuk feldpar aliran yang
merupakan intruksi gelas

Plagioclas(45%) hadir sebagai massadasar juga fenokris dimana yang


menjadi fenokris adalah yang merupakan butiran yang besar yang terdapat
pada batuan beku(C2,F5)

Karbonat(30%) merupakan batuan yang terintuksi oleh feldpar pada


bagiannya banyak terdapatkan pecahan feldpar berwarna cokolat(H2,I9)

Feldpar(12%) merupakan mineral yang benyak mengistruksi batuan sedimen


dan juga gelas yang mengalami ubahan

Kuasa(8%) ter dapat dengan warna abu-abu yang dekat dengan


plagioklas(B9,B10)

Gelas (8%) adalah mineral yang mengalami ubahan sehingga warnanya


berubah menjadi kuning ke emasan(C3,C7)

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 19


Mineral Biji(2%) mineral yang mengriksi mineral gelas berwarna hitam baik
di cross maupun di nikol silang(D5,C3)

Sayatan tuff yang ter bentuk secara comuate yang dimana terdapat banyak
kristal yang ber beda-beda, keterdapatnya ada pada satu batuan yang sama

Plagioklas(45%) terdapat dengan warna putih abu-abu terdapat sebagai


massadasar dan juga sabagai fenokristal dimana kristal ini juga ada yang
tebentuk secara besar-besar atau kristal(A3,D4,C2).

litik(30%) dimana hadir sebgai batuan yang terbentuk kerena massanya


berubah atau dari gumpalan kristal yang ter bentuk sebelumnya(E1,C4,D6)

Proksen(2%) hadir sebagai fenokris dimana pada nikol silang terbentuk


warna keunguan(G3)

Gelas(10%) hadir sebagai massadasar dimana gelas, berwarna ungguh pada


nikol silang dan berwarna putih pada nikol sejajar

Mineral lembung (3%) hasil lapukan dari Gelas dan mineral


plagioklas(F2,C2)

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 20


Sayatan scoria memperlihatkan tekstur yang didominasi oleh gelas dimana gelas
sebagai massadasarnya

Feldpar(25%) ,mineral berwarna putih dan terdapat pada massa dasar yang
dimana feldpar juga merupakan massa dasar dan mulai mengalami pelapukan
juga ada yang sebagai fenokris yan berukuran besar atau terbentuk
sempurna(J6,B5)

Breksi(15%) gabungan dari beberapa mineral yang besar dan angular(B3)

Litik(10%)meruapakan gabungan dari beberapa mineral yang kecil yang


terbantuk menjadi batu dan terdapat pada pada batuan yang baru(J10).

Gelas (97%) merupakan massadasar pada batuan ini dimana batuan ini terbentuk
dengan hampir selulunya adalah gelas, disini gelas barwarna ungu sampai ungu
hitam atau ungu gelap

Mineral Lempung(3%) mineral ini adalah rombakan dari mineral yang ada
sebelumnya atau rombakan dari mineral feldpar yang terdapat pada batuan ini.

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 21


Sayatan Andesit dengan tekstur propilitik atau tekstur aliran yang terlihat
dimana aliran yang terjadi akibat rombakan mineral feldpar yang menjadi
massadasar atau menjadi kecil

Feldpar(45%) dimana hadir sebgai massadassar dimana juga feldpar di sini


hadir sebagai fenikris dimana adanya kristal yang besar-besar juga dengan
bentuk yang komplek atau berbentuk kristal murni(D4,I8)

karbonat(15%) hadir sebagai mineral yang menyusup kedalam kristal pada


saat terjadinya kekar pada kristal ini dapat dilihat dari kristal yang terbelah
pada Cross Nikol yang terdapat mineral feldpar didalamnya(D1,E3)

Calcite(28%) dimana hadir sebagai mineral ubahan dari karbonat yang


menembus kristal yang disamping nya berwarna crem(B6,D9)

Hiperseten(3%) hadir dengan warna abu-abu gelap dangan garis-garis-garis


pada bagain tengahnya (C8), Gernet(3%) hadir dengan warna gelap ke
coklatan(D8)

gelas(2%)hadir dengan warna hitam ditengahnya pada cross nikol(B7)

Lempung(4%) merupakan ubahan dari mineral feldpar yang ter sebar


diseluluh bagian.

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 22


Sayatan tuff yang ter bentuk secara comuate yang dimana terdapat banyak
kristal yang ber beda-beda, keterdapatnya ada pada satu batuan yang sama

Plagioklas(45%) terdapat dengan warna putih abu-abu terdapat sebagai


massadasar dan juga sabagai fenokristal dimana kristal ini juga ada yang
tebentuk secara besar-besar atau kristal(A3,D4,C2).

litik(30%) dimana hadir sebgai batuan yang terbentuk kerena massanya


berubah atau dari gumpalan kristal yang ter bentuk sebelumnya(E1,C4,D6)

Proksen(2%) hadir sebagai fenokris dimana pada nikol silang terbentuk


warna keunguan(G3)

Gelas(10%) hadir sebagai massadasar dimana gelas, berwarna ungguh pada


nikol silang dan berwarna putih pada nikol sejajar

Mineral lembung (3%) hasil lapukan dari Gelas dan mineral


plagioklas(F2,C2)

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 23


Sayatan tuf gelas dengan tekstur yang di dominasi oleh gelas hampir seluluh
pada tuf ini adalah bagain nya adalah gelas walaupun ada mineral-mineral
lain seperti kuarsa, hipersen dan litik

kuarsa(30%) meruapakan mineral yang terbentuk bersamaan terbantunya


gelas yang berwarna putih terang dan terlihat dengan jelas(B1,D4,B9,A10)

Litik (10%)meruapakan batuan yang terbentuk dari berbagaimacam


mineral(B6,D7)

Hipersten(10%) merupakan fenokkris dimana kemunculannya yang jarang


dan bentunya yang tidak sempurna(D2,I3)

Gelas (50%) merupakan massadasar berwarna ungu dimana ini merupakan


batuan utama yang membentuk batuan tersebut

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 24


Sayatan tuff litik ber massa dasar karbonat yang terbentuk dengan feldpar
yang mengistruksi bataun litik yang berbentuk seperti sayatan petrografi

Feldpar(30%) batuan dengan warna putih cerah juga merupakan massa dasar
juga fenokristal(G2,E4,D6)

Litik(20%) merupakan batuan yang terbentuk oleh banyak kristal dimana


kristalnya ada yang besar dan ada yang kecil(F1).

Karbonat(45%) merupakan massadasar pada batuan ini banyak ter dapat nya
dilihat dari warna coklat dari nikol sejajar

Mineral lempung (5%) merupakan mineral ubahan dari mineral feldpar dan
mineral carbonat.

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 25


Sayatan lapilil tuf dengan massa dasar gelas dan ada beberapa mineralnya
muncul pada sayatan kali ini, feldpar, gelas, dan proksen

Feldpar(35%) merupakan mineral yang berwarna putih cerah dan merupakan


mineral yang terbentuk pada saat gelas sebagai massa dasarnya
terbentuk(B4,A3)

Proksen(5%) merupakan fenokris dimana keterdapatannya pada batuan


sangat sedikit dan kristalnya yang dibentuknya tidak beraturan (C2,J1)

Litik(5%) merupakan batuan yang terbantuk pada sayatan kali ini

Gelas(50%)merupakan massa dasar yang merupakan mineral penyusun


batuan yang paling besar dimana mineral ini berwarna ungu sampai ungu
gelap

Lempung(5%) merupakan mineral yang terbentuk dengan lapukan dari


mineral feldpar

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 26


Sayatan andesit adalah sayatan yang ber tekstur porpilitak atau massa dasar
aliran dimana tekstur ini ter bentuk dari aliran lava yang keluar dari mulut
gunung api pada sayatan ini di temukan plagioclase, kursa, dan mineral
lempung

Plagioclase(50%)merupakan mineral yang menjadi massadasar juga sebagai


fenokris dimana yang menjadi fenokrisnya adalah mineral yang utuh atau
belum rusak sama sekali(C6,I1)

Kuarsa(20%)merupakan mineral yang terbentuk pada suhu yang rendah


berwarna abu-abu sampai berwarna putih.(A3,G9)

Gelas(28%)meruapakan mineral dengan warna ungu sampai hitam pada cross


nikol dan berwarna putih pada nikol sejajar

Mineral Lempung (2%) merupakan mineral ubahan dari mineral utama atau
mineral plagioclase

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 27


Pada sayatan andesit terdapat tekstur yang comulate dimana mineralnya
besar dan dapat terlihat jelas dengan massadasar gelas,mineral feldpar,
proksen, hipersten, mikrolit.

Feldpar(30%) dimana feldpar berwarna putih cerah merupakan mineral yang


di jumpai pada batuan beku luar (D6,C8)

Plagioclase(10%) merupakan fenikris juga merupakan massadasar yang


mejadi fenokris adalah yang masih ber ukuran kristal(F2,H1)

Proksen ( 10%)merupakan fenokris dimana kristal ini hanya di jumpai sedikit


pada batuan ini barwarna cerah agak ke abu-abuan (J8)

Calcite(10%) dimana mineral ini ber warna coklat muda dapat di lihat pada
gambar bahwa mineral ini cukup banyak pada batuan ini(H3,I4)

Olivin(15%) merupakan fenokris karena pada kristalnya berwarna warni-


warni dan keterdapatanya juga sedikit(F10,I2,J1) dan Mikroklin(5%)
merupakan mineral dengan bentuk menyilang pada bagain tengahnya dan
biasanya berwarna abu-abu(E1)

Gelas(20%) merupakan massadasar yang merupakan mineral yang jadi


pengikat mineral lain ber warna ungu gelap sampai hitam

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 28


Sayatan tuf litik dengan massa dasar gelas dan ada beberapa mineralnya
muncul pada sayatan kali ini, feldpar, gelas, dan proksen

Feldpar(35%) merupakan mineral yang berwarna putih cerah dan merupakan


mineral yang terbentuk pada saat gelas sebagai massa dasarnya
terbentuk(B4,A3)

Proksen(5%) merupakan fenokris dimana keterdapatannya pada batuan


sangat sedikit dan kristalnya yang dibentuknya tidak beraturan (C2,J1)

Litik(5%) merupakan batuan yang terbantuk pada sayatan kali ini

Gelas(50%)merupakan massa dasar yang merupakan mineral penyusun


batuan yang paling besar dimana mineral ini berwarna ungu sampai ungu
gelap

Lempung(5%) merupakan mineral yang terbentuk dengan lapukan dari


mineral feldpar

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 29


BAB IV
KESIMPULAN
Pada penetian daerah OKU selatan terdapat 2 titik lokasi pengambilan sampel
yaitu lokasi 1 adalah Ulu Danau dan Aro matai sedangkan lokasi 2 yaitu di
sekitar danau Rakihan .
Pada daerah penetian tidak banyak terjadi anterasi ini terlihat sabagian saja
yang ter ubah batuannya
Pada daerah penetian terdapat banyak batuan piroklasti dan batuan beku luar
yang memandakan daerah itu cukup dekat dengan gunung api
Pada peta yang saya bisa lihat bahwa danau rakihan dan daerah Aro matai
adalah daerah yang terbentuk dari aktivitas gunung api
Ganesa batuannya sangat tergantung dari mana kita melihat sayatan nya

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 30


Daftar pustaka
NN. regional OKU selatan.
(http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&
ved=0CEgQFjAH&url=http%3A%2F%2Fppsp.nawasis.info%2Fdokumen
%2Fperencanaan%2Fsanitasi%2Fpokja%2Fbp%2Fkab.ogankomeringulu%
2FBab%2520II%2520BPS%2520OKU.docx&ei=-nQ-VM-
EIcGGuASHrIKwDg&usg=
AFQjCNGY_wFJlNqFUhxXpMbOJdYWpkzxvw&sig2=HJ9ppPIDnDl2C
OV7Fibozw&bvm=bv.77412846,d.c2E)dikases tanggal 15 oktober 2014

wikipedia.2010. peta regional sumatera selatan.


(www.wkipedia/2010/peta_regional_geologi_sematera_selatan). Diakses
tanggal 15 oktober 2014
NN.2014.pengertian
petrologi(www.petroalogiblogspot.com/2014/pengertian_petrologi) diakses
tanggal 15 oktober 2014

https://www.academia.edu/8806764/petrologi_daerah_OKU_selatan

Petrologi Batuan Beku dan Metamof Page 31

Anda mungkin juga menyukai