Lapsus Mioma Uteri
Lapsus Mioma Uteri
PENDAHULUAN
ataupun fibroid, merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan
Sering ditemukan pada wanita usia reproduksi, kejadiannya lebih tinggi pada
usia diatas 35 tahun. Tingginya kejadian mioma uteri antara usia 35 - 50 tahun,
kejadian mioma uteri ditemukan 2,39% - 11,87% dari semua penderita ginekologi
yang dirawat.1,2
Memang, perdarahan uteri yang sangat banyak merupakan indikasi yang paling
banyak untuk dilakukan histerektomi. Hal ini menimbulkan masalah besar dalam
kesehatan dan terapi yang paling efektif belum didapatkan, karena sedikit sekali
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Mengetahui tentang mioma uteri dan perbandingan antara teori dengan kasus
nyata mioma uteri.
1
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui teori tentang mioma uteri yang mencakup:
a. Definisi
b. Etiologi
c. Klasifikasi
d. Gambaran mikroskopis
e. Perubahan sekunder
f. Diagnosis
g. Komplikasi
h. Penalaksanaan
i. Prognosis
2. Mengetahui perbandingan antara teori dengan kasus nyata mioma uteri yang
terjadi di Ruang Mawar Nifas RSUD Abdul Wahab Syahranie.
1.3 Manfaat
1.3.1. Manfaat Ilmiah
Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang kedokteran terutama
bidang Obstetri dan Ginekologi, khususnya tentang mioma uteri.
1.3.2. Manfaat bagi Pembaca
Makalah ini diharapkan menjadi sumber pengetahuan bagi pembaca mengenai
mioma uteri.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Leiomioma atau mioma uteri adalah neoplasma jinak yang tersusun dari otot
polos uteri dan jaringan ikat yang menumpangnya dan sering juga disebut sebagai
Etiologi
Etiologi yang pasti terjadinya mioma uteri saat ini belum diketahui. Mioma
uteri banyak ditemukan pada usia reproduktif dan angka kejadiannya rendah pada
usia menopause, dan belum pernah dilaporkan terjadi sebelum menarche. Diduga
penyebab timbulnya mioma uteri paling banyak oleh stimulasi hormon estrogen.1
Apakah estrogen secara langsung memicu pertumbuhan mioma uteri, atau memakai
sekali mediator didalam mioma uteri, seperti estrogen growth factor, insulin growth
somatik dari sel-sel miometrium. Mutasi ini mencakupi rentetan perubahan pada
Klasifikasi
Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uteri (1-3%) dan selebihnya
adalah dari korpus uteri. Menurut tempatnya di uterus dan menurut arah
pertumbuhannya, maka mioma uteri dibagi 4 jenis antara lain mioma submukosa,
3
mioma intramural, mioma subserosa, dan mioma intraligamenter. Jenis mioma uteri
yang paling sering adalah jenis intramural (54%), subserosa (48,2%), submukosa
1. Mioma submukosa
Berada dibawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Jenis ini di
jumpai 6,1% dari seluruh kasus mioma. Jenis ini sering memberikan keluhan
gangguan perdarahan. Mioma uteri jenis lain meskipun besar mungkin belum
diketahui dari tindakan kuretase, dengan adanya benjolan waktu kuret, dikenal
sebagai Currete bump. Tumor jenis ini sering mengalami infeksi, terutama pada
submukosa yang mempunyai tangkai. Tumor ini dapat keluar dari rongga rahim ke
vagina, dikenal dengan nama mioma geburt atau mioma yang di lahirkan, yang
mudah mengalami infeksi, ulserasi, dan infark. Pada beberapa kasus, penderita akan
2. Mioma intramural
tumor, jaringan otot sekitarnya akan terdesak dan terbentuklah semacam simpai yang
mengelilingi tumor. Bila didalam dinding rahim dijumpai banyak mioma, maka
uterus akan mempunyai bentuk yang berdungkul dengan konsistensi yang padat.
Mioma yang terletak pada dinding depan uterus, dalam pertumbuhannya akan
4
menekan dan mendorong kandung kemih keatas, sehingga dapat menimbulkan
keluhan miksi.
3. Mioma subserosa
Apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus
diliputi oleh serosa. Mioma subserosa dapat tumbuh diantara kedua lapisan
4. Mioma intraligamenter
ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus. Jarang sekali
ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus. Mioma pada serviks dapat
menonjol ke dalam satu saluran serviks sehingga ostium uteri eksternum berbentuk
bulan sabit. Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri dari berkas
otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti kumparan (whorle like pattern)
dengan pseudokapsul yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdesak karena
5
Gambar 1. Jenis-jenis mioma uteri
Gambaran Mikroskopik
Pada pembelahan jaringan mioma tampak lebih putih dari jaringan sekitarnya.
Pada pemeriksaan secara mikroskopik dijumpai sel-sel otot polos panjang, yang
membentuk bangunan yang khas sebagai kumparan. Inti sel juga panjang dan
longitudinal inti sel memanjang, dan ditemukan adanya mast cells diantara serabut
miometrium sering diinterprestasi sebagai sel tumor atau sel raksasa (giant cells).1,3,4
6
Perubahan Sekunder
1. Atrofi.
kecil.
2. Degenerasi hialin.
Perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita usia lanjut. Tumor
kehilangan struktur aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian besar atau
hanya sebagian kecil dari padanya seolah-olah memisahkan satu kelompok serabut
3. Degenerasi kistik.
Dapat meliputi daerah kecil maupun luas, sebagian dari mioma menjadi cair,
sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi seperti agar-agar, dapat
juga terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai
limfangioma. Dengan konsistansi yang lunak tumor ini sukar dibedakan dari kista
4. Degenerasi membatu.
Terutama terjadi pada wanita berusia lanjut oleh karena adanya gangguan dalam
sirkulasi. Dengan adanya pengendapan garam kapur pada sarang mioma maka mioma
5. Degenerasi merah.
7
pembelahan dapat terlihat sarang mioma seperti daging mentah berwarna merah
disebabkan oleh pigmen hemosiderin dan hemofusin. Degenerasi merah tampak khas
apabila terjadi pada kehamilan muda yang disertai emesis dan haus, sedikit demam
dan kesakitan, tumor dan uterus membesar dan nyeri pada perabaan. Penampilan
klinik seperti ini menyerupai tumor ovarium terpuntir atau mioma bertangkai.
6. Degenerasi lemak.
Keadaan ini jarang dijumpai, tetapi dapat terjadi pada degenerasi hialin yang
Diagnosis
1. Anamnesis
- Timbul benjolan di perut bagian bawah dalam waktu yang relatif lama.
- Kadang-kadang disertai gangguan haid, buang air kecil atau buang air besar.
2. Pemeriksaan fisik
3. Gambaran Klinis
Pada umumnya wanita dengan mioma tidak mengalami gejala. Gejala yang
8
a. Menoragia (menstruasi dalam jumlah banyak)
Nyeri bisa terjadi saat menstruasi, setelah berhubungan seksual, atau ketika
terjadi penekanan pada panggul. Nyeri terjadi karena terpuntirnya mioma yang
bertangkai, pelebaran leher rahim akibat desakan mioma atau degenerasi (kematian
- Gejala gangguan berkemih akibat mioma yang besar dan menekan saluran kemih
ginjal)
- Prolaps atau keluarnya mioma melalui leher rahim dengan gejala nyeri hebat,
luka, dan infeksi. Bendungan pembuluh darah vena daerah tungkai serta
panggul)7
4. Pemeriksaan luar
Teraba massa tumor pada abdomen bagian bawah serta pergerakan tumor dapat
5. Pemeriksaan dalam
Teraba tumor yang berasal dari rahim dan pergerakan tumor dapat terbatas atau
9
6. Pemeriksaan penunjang
Hal ini disebabkan perdarahan uterus yang banyak dan habisnya cadangan zat besi.
ginjal diduga akibat penekanan mioma terhadap ureter yang menyebabkan peninggian
USG, untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometrium dan
keadaan adnexa dalam rongga pelvis. Mioma juga dapat dideteksi dengan CT scan
ataupun MRI, tetapi kedua pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak memvisualisasi
uterus sebaik USG. Untungnya, leiomiosarkoma sangat jarang karena USG tidak
jaringan.
Dalam sebagian besar kasus, mioma mudah dikenali karena pola gemanya pada
beberapa bidang tidak hanya menyerupai tetapi juga bergabung dengan uterus; lebih
Foto BNO/IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai massa di rongga pelvis
serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter. Histerografi dan histeroskopi untuk
10
Komplikasi
0,32 0,6 % dari seluruh mioma serta merupakan 50 75 % dari semua sarkoma
yang telah diangkat. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri
menopause.2,3
3. Torsi. Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan
sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Keadaan ini dapat terjadi pada
semua bentuk mioma tetapi yang paling sering adalah jenis mioma submukosa
pendinkulata.
Diagnosis Banding
solid, atau kehamilan uterus gravidus. Sedangkan pada mioma submucosum yang
11
Penatalaksanaan
keinginan untuk mendapatkan keturunan lagi, keadaan umum dan gejala serta ukuran
1. Konservatif
medikamentosa terutama bila mioma itu masih kecil dan tidak menimbulkan
gangguan atau keluhan. Penanganan konservatif, bila mioma yang kecil pada pra dan
- Penggunaan agonis GnRH leuprolid asetat 3,75 mg IM pada hari 1-3 menstruasi
setiap minggu sebanyak tiga kali. Obat ini mengakibatkan pengerutan tumor dan
dalam 12 minggu.
- Terapi agonis GnRH ini dapat pula diberikan sebelum pembedahan, karena
12
- Baru-baru ini, progestin dan antipprogestin dilaporkan mempunyai efek
2. Pengobatan Operatif
a. Enukleasi Mioma
Dilakukan pada penderita infertil atau yang masih menginginkan anak atau
efektif, dan masih menjadi pilihan terbaik. Enukleasi sebaiknya tidak dilakukan bila
dihindari pada masa kehamilan. Tindakan ini seharusnya dibatasi pada tumor dengan
tangkai dan jelas yang dengan mudah dapat dijepit dan diikat. Bila miomektomi
13
Kriteria preoperasi menurut American College of Obstetricians Gynecologists
Apabila tidak ditemukan alasan yang jelas penyebab kegagalan kehamilan dan
b. Histerektomi
Dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada penderita yang
memiliki leiomioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala. Kriteria ACOG
Terdapatnya 1 sampai 3 leiomioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar
dari 8 hari.
Rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis.
14
c. Penanganan Radioterapi
- Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk patient).
Prognosis
kembali setelah miomektomi terjadi pada 15-40% pasien dan 2/3-nya memerlukan
15
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Anamnesa
a) Identitas Pasien
Nama : Ny. GN
Usia : 39 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Samarinda Seberang
Masuk Rumah Sakit pada tanggal 28 Desember 2016, pukul 14.45 WITA
b) Keluhan Utama:
Nyeri bagian bawah abdomen hingga menembus ke bagian belakang sejak
satu setengah bulan yang lalu.
c) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri bagian bawah abdomen hingga
menembus ke bagian belakang sejak satu setengah bulan yang lalu. Nyeri
seperti tertusuk dirasakan semakin hari semakin memberat terutama saat
beraktifitas. Keluhan menstruasi (-), perdarahan (-). BAB (+), BAK (+).
d) Riwayat Haid
Menarche pada usia 15 tahun, lama haid 7 hari, jumlah darah haid : ganti
pembalut 2-3 kali sehari.
e) Riwayat Pernikahan
-
f) Riwayat Obstetri
-
16
g) Riwayat Penyakit Dahulu
-
h) Riwayat Penyakit Keluarga
-
i) Riwayat Penggunaan Kontrasepsi
-
3.2 Pemeriksaan Fisik
a) Berat badan : 73 kg
b) Tinggi badan : 151 cm
c) Keadaan umum : Sedang
d) Kesadaran : composmentis (E4V5M6)
e) Tanda vital
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Frekuensi nadi : 96 kali/menit
Frekuensi nafas : 20 kali/menit
Suhu : 36 0C
f) Status generalisata
Kepala / leher : mata cowong (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-)
Thorax
- Pulmo
Inspeksi : bentuk dan pergerakan simetris dextra=sinistra
Palpasi : fremitus raba dextra=sinistra
Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-/-)
- Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas kanan ICS 2 parasternal line dextra
17
batas kiri ICS V midclavicular line sinistra
Auskultasi : S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Ekstremitas : edema -/-, akral hangat (+)
g) Pemeriksaan ginekologi :
1) Inspeksi : Tampak masa di abdomen regio pubis, striae (-)
2) Palpasi : Teraba massa di abdomen region pubis, ukuran diameter
6 cm, terfiksir, padat dan berbatas tegas, nyeri tekan
abdomen regio pubis (+)
3) Inspekulo : Tidak dilakukan
4) Vaginal Tocher : Tidak dilakukan
3.3 Pemeriksaan Penunjang
- Dilakukan pemeriksaan USG
Didapatkan Kesan:
Lesi hiperechoic di fundus uteri mengesankan massa di uterus suspek
leiomioma
Kista ovarium dextra dengan diameter 1, 86 cm
- Laboratorium:
Hb : 12,8 mg/dl
L : 12.200
PLT : 445.000
HT : 37,0 %
BT : 2
CT : 10
GDS : 79
SGOT :18
Ca 125 :4,53
HbsAg : Non Reaktif
HIV/AIDS : Non Reaktif
18
3.4 Diagnosis di Ruangan
Leiomioma Uteri
1.5. Diagnosis Post Operatif
Post Total Histerektomi + Salpingooforektomi Dextra atas indikasi Leiomioma
Uteri + Kista Ovarium Dextra
3.6 Penatalaksanaan
Laparotomi dengan tindakan Histerektomi Total dan Salpingooforektomi
Dextra
3.7 Follow Up
Rencana tindakan dan
Tanggal Follow up
Penatalaksanaan
28/12/2016 Menerima pasien dari poli kandungan
14.45 S: Nyeri perut bagian bawah tembus ke P:
belakang. Asam mefenamat 3x500mg
O : KU Sedang, Komposmentis tablet
TD: 110/80 mmHg, HR: 80x/mnt Biosanbe 1x1 tablet
RR:18x/mnt, Temp: 35,8C
Teraba massa (+) dan nyeri tekan (+)
pada abdomen regio supra pubis.
A : Leiomioma Uteri
29/12/2016 S: Nyeri perut bagian bawah tembus ke P:
08.00 belakang. Asam mefenamat 3x500 mg
O : KU Sedang, Komposmentis tablet
TD: 120/70 mmHg, HR: 82x/mnt Rencana laparotomi tanggal
RR:18x/mnt, Temp: 35,8C 16/9/2016
Teraba massa (+) dan nyeri tekan (+) Persiapan usus:
pada abdomen regio supra pubis. - Diet Bubur Kecap
A : Leiomioma Uteri - Dulcolax sup II (jam
22.00 WITA dan 05.00
19
WITA)
20
rembes (-) Inj. Ranitidin 2x1 ampul IV
A : Post Total Histerektomi + Diet Bubur Tinggi Karbohidrat
Salpingooforektomi Dextra atas indikasi Tinggi Protein
Leiomioma Uteri + Kista Ovarium Dextra
16.00 S: Nyeri luka post op (+)
O : KU Sedang
TD: 130/80 mmHg, HR: 78x/mnt
RR:20x/mnt, Temp: 36,5C
A : Post Total Histerektomi +
Salpingooforektomi Dextra atas indikasi
Leiomioma Uteri + Kista Ovarium Dextra
22.00 S: Nyeri luka post op (+)
O : KU Sedang
TD: 130/80 mmHg, HR: 78x/mnt
RR:20x/mnt, Temp: 36,5C
A : Post Total Histerektomi +
Salpingooforektomi Dextra atas indikasi
Leiomioma Uteri + Kista Ovarium Dextra
1/1/2017 S: Nyeri luka post op (+) menurun P:
O : KU Sedang IVFD Futrolit 20 tpm
TD: 130/80 mmHg, HR: 80x/mnt Drip Tramadol 3x1 amp dalam
RR:20x/mnt, Temp: 36,2C Futrolit 20 tpm
A : Post Total Histerektomi + Inj. Cefotaxime 2x1gram
Salpingooforektomi Dextra atas indikasi Inj. Santagesic 3x1gram
Leiomioma Uteri + Kista Ovarium Dextra Inj. Ranitidin 2x1 ampul IV
Diet Bubur Tinggi Karbohidrat
Tinggi Protein
21
2/1/2017 S: Nyeri luka post op (+) menurun P:
08.00 O : KU baik Aff venflon
TD: 130/90 mmHg, HR: 82x/mnt Cefadroxyl 3x500 mg tablet
RR:20x/mnt, Temp: 36,1C Asam Mefenamat 3x500 mg
Distensi abdomen (-), luka op kering, tablet
rembes (-) Biosanbe 1x1 tablet
A : Post Total Histerektomi + Pasien boleh pulang hari ini
Salpingooforektomi Dextra atas indikasi
Leiomioma Uteri + Kista Ovarium Dextra
22
Laporan Operasi:
Prosedur Operasi:
1. Pasien dibaringkan terlentang di meja operasi.
Dilakukan general anastesy.
2. Dilakukan anastesi dan disinfeksi.
3. Dilakukan insisi line mediana dinding abdomen, irisan
diperdalam.
4. Uterus membesar dengan ukuran 8x6x6 cm
- Ligamentum rotundum kanan kiri klem/gunting/ikat
- Ligamentum pelvia kanan, klem/ gunting/ ikat
- Vesica urinaria disisihkan
23
HASIL PEMRERIKSAAN PATOLOGI PASCA OPERASI
Makroskopis:
Diterima jaringan uterus ukuran 10x4, 5x3, 5 cm dengan adneksa ukuran 3x1x1 cm
terdapat massa putih pada adneksa ukuran 2,5x1x1 cm, pada irisan serviks terdapat
kista multilokuler berisi gel bening, terdapat massa putih padat ukuran 3,5 cm jarak
massa dengan dinding uterus terdekat 0,1 cm, terjauh 0,4 cm.
Mikroskopis:
I. Sediaan jaringan cervix dengan epitel berlapis pipih dan stroma jaringan ikat
yang diinfiltrasi sel-sel radang limfosit serta terlihat kelenjar-kelenjar
endoserviks yang berdilatasi.
II. Sediaan endometrium tanpa kelainan bermakna.
III. Sediaan jaringan terlihat proliferasi sel-sel otot polos dengan inti seperti
cerutu tersusun dalam pola kumparan dan interlacing.
IV. Kedua sediaan jaringan terlihat ovarium dengan kista-kista kecil dilapisi sel
lutein dengan area perdarahan.
Kesimpulan :
Tumor Uterus, operasi:
1. Servisitis kronik non spesifik
2. Kista retensi serviks uteri
3. Leiomioma uteri
4. Kista lutein hemorrhagic ovarii
24
BAB IV
PEMBAHASAN
Leiomioma uteri merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot polos
uterus dan jaringan ikat yang menumpanginya. Dikenal juga dengan sebutan mioma,
fibromioma, atau fibroid. Tumor ini paling sering ditemukan pada wanita umur 35 -
45 tahun, namun jarang ditemukan pada wanita 20 tahun dan wanita post menopause.
Wanita yang sering melahirkan, sedikit kemungkinannya untuk perkembangan mioma
ini dibandingkan dengan wanita yang tak pernah hamil atau hanya satu kali hamil.
Prevalensi meningkat apabila ditemukan riwayat keluarga, ras, kegemukan dan
nullipara 1,6.
Pada kasus ini pasien mengalami nyeri bagian bawah abdomen hingga
menembus ke bagian belakang sejak satu setengah bulan yang lalu. Nyeri seperti
tertusuk dirasakan semakin hari semakin memberat terutama saat beraktifitas.
Keluhan ini sesuai dengan salah satu dari beberapa gejala dari mioma uteri, yaitu
perdarahan uterus abnormal, rasa nyeri saat menstruasi, nyeri abdomen, nyeri
pinggang, serta gangguan miksi atau defekasi akibat efek penekanan tumor ke ureter,
vesika urinaria, dan rektum. Nyeri yang dirasakan pada pasien dengan mioma uteri
lebih banyak terjadi sebagai akibat dari proses degenerasi, infeksi torsio tangkai
mioma, atau kontraksi dari miometrium sebagai usaha untuk mengeluarkan mioma
uteri. Nyeri abdomen akut dapat terjadi bila torsio berlanjut menjadi infark atau
degenerasi merah yang mengiritasi peritoneum, sedangkan nyeri pinggang dapat
terjadi akibat tekanan mioma uteri terhadap persarafan yang berjalan pada tulang
pelvis. Selain itu, keluhan pada pasien dapat dipengaruhi oleh jenis mioma uteri yang
diderita.
Beberapa faktor risiko terjadinya mioma uteri adalah usia reproduktif, riwayat
keluarga yang menderita mioma uteri, obesitas, paritas yang rendah atau tidak pernah
hamil. Pada kasus ini ditemukan faktor risiko yaitu pasien tidak pernah hamil dan
25
masih menstruasi sehingga stimulasi estrogen yang menyebabkan terjadinya
proliferasi di uterus pada mioma uteri masih dapat berlangsung.
Diagnosis pada kasus ini dapat ditegakkan melalui anamnesis, gejala klinis,
pemeriksaan fisik dan juga pemeriksaan penunjang. Beberapa kasus mioma dapat
ditemukan adanya massa padat yang berbatas tegas pada pemeriksaan palpasi
abdomen. Pada pemeriksaan bimanual dapat ditemukan massa padat, kenyal, teraba
licin. Pada kasus ini, teraba massa di abdomen regio suprapubis, ukuran diameter 6
cm, terfiksir, padat dan berbatas tegas. Pemeriksaan penunjang mioma uteri meliputi
pemeriksaan laboratorium, USG, Histeroskopi dan MRI. Pemeriksaan USG
dilakukan pada kasus ini, dan didapatkan kesan lesi hiperechoic di fundus uteri
mengesankan massa di uterus suspek leiomioma serta adanya kista ovarium dextra
dengan diameter 1, 86 cm.
Penanganan mioma uteri meliputi konservatif, pemberian medikamentosa dan
tindakan operatif. Pada kasus ini dilakukan penatalaksanaan operatif, yakni
histerektomi total, serta dilakukan salpingooforektomi dextra untuk penanganan kista
ovarium. Pada kasus ini dilakukan tindakan operatif atas indikasi keluhan nyeri yang
sangat mengganggu dan usia pasien yang lebih dari 35 tahun 1.
26
BAB V
KESIMPULAN
1. Leiomioma uteri, juga dikenal sebagai mioma uterus adalah tumor jinak pada
daerah rahim, yaitu otot rahim dan jaringan ikat di sekitarnya, terutama
merupakan tumor pada otot polos uterus.
2. Gejala akibat leiomioma uteri terutama bergantung pada lokasinya. Tumor ini
dapat terletak tepat di bawah lapisan endometrium atau desidua di rongga uterus
(submukosa), tepat di bawah serosa uterus (subserosa), atau mungkin terbatas di
dalam miometrium (intramural). Sewaktu tumbuh, mioma intramural dapat
menghasilkan komponen subserosa dan submukosa, atau keduanya, yang
signifikan.
3. Gejala leiomioma uteri berupa perdarahan uterus abnormal, rasa nyeri saat
menstruasi, nyeri pinggang, efek penekanan ke ureter, vesika urinaria, dan
rectum, serta infertilitas.
4. Terapi leiomioma simptomatik berupa analgesia dan observasi, dimana umumnya
gejala dan tanda akan mereda dalam beberapa hari. Pengobatan mioma uteri
dengan gejala klinik umumnya adalah tindakan operasi yaitu histerektomi
(pengangkatan rahim) atau pada wanita yan ingin mempertahankan
kesuburannya, miomektomi (pengangkatan mioma) dapat menjadi pilihan.
27