Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

ANALISA PENGARUH EKSITASI TERHADAP BEBAN

4.1 Tabel Data yang didapat

Berikut ini merupakan tabel data yang terdapat pada unit 1. Data besaran arus,
tegangan, dan daya yang terdapat pada tabel merupakan hasil pengamatan operator,
yang nilainya diatur dengan sistem pendekatan dikarenakan tampilan sistem
pengukuran masih menggunakan analog yang tidak terlalu akurat untuk dibaca.

Tabel 4.1 Tabel Data Pada Generator 1 pada tanggal 24 Oktober 2016

Eksitasi / Penguat Daya


Jam Tegangan (KV) Arus (Ampere)
Tegangan (V) Arus (Ampere) (KW)

00.00 01.00 6 65 58 56 650


01.00 02.00 6 65 59 56 650
02.00 03.00 6 65 59 56 650
03.00 04.00 6 65 59 56 650
04.00 05.00 6 65 59 56 650
05.00 06.00 6 65 58 56 650
06.00 07.00 6 65 58 56 650
07.00 08.00 6 65 58 56 650
08.00 09.00 6 65 58 56 650
09.00 10.00 6 65 59 56 650
10.00 11.00 6 65 58 55 650
11.00 12.00 6 65 58 55 650
12.00 13.00 6 65 58 55 650
13.00 14.00 6 65 58 56 650
14.00 15.00 6 65 58 56 650
15.00 16.00 6 70 58 56 650
16.00 17.00 6 70 58 56 650
17.00 18.00 6 70 58 56 650

52
18.00 19.00 6 70 58 56 650
19.00 20.00 6 70 58 56 650
20.00 21.00 6 70 58 56 650
21.00 22.00 6 70 58 56 650
22.00 23.00 6 70 58 56 650
23.00 24.00 6 70 58 55 650

80
70
60
50
AMPERE

40
30
Ia
20
If
10
0
02.00 03.00

08.00 09.00
00.00 01.00
01.00 02.00

03.00 04.00
04.00 05.00
05.00 06.00
06.00 07.00
07.00 08.00

09.00 10.00
10.00 11.00
11.00 12.00
12.00 13.00
13.00 14.00
14.00 15.00
15.00 16.00
16.00 17.00
17.00 18.00
18.00 19.00
19.00 20.00
20.00 21.00
21.00 22.00
22.00 23.00
23.00 24.00 WAKTU

Gambar 4.1 Grafik Arus Terminal & Eksitasi terhadap waktu pada tanggal 24 Oktober 2016

Arus
56.2
56
55.8
55.6
55.4
55.2
55
54.8
54.6
54.4
65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 70 70 70 70 70 70 70 70 70

Arus

Gambar 4.2 Grafik Arus Eksitasi terhadap Arus Terminal pada tanggal 24 Oktober 2016
53
4.2 Rangkuman Umum

Sistem penguatan pada PLTA Dago Bengkok mengalami modifikasi dengan


dipasangnya AVR pada mesin nomer 1. Gambar dibawah memeperlihatkan
diagram single line eksitasi pada generator nomer 1. Arus penguatan pada generator
sinkron (mesin) dibangkitkan oleh generator arus searah yang kita sebut generator
eksitasi. Tegangan generator eksitasi ini diatur dengan 2 metode yakni otomatis dan
manual. Kondisi manual dilakukan pada saat tidak ada tegangan pemakaian sendiri
(Black Start) sedangkan metode otomatis dilakukan pada saat kondisi kerja normal.

4.3 Data-data parameter pengujian dan Analisa

Untuk proses sistem perancangan sistem eksitasi ini dibutuhkan beberapa data
yang akan diperlukan sebagai penunjang dalam merancang sebuah sistem
pembangkitan yang akan disimulasikan dengan MATLAB 7.1. Data-data yang
diperlukan adalah data generator sinkron, eksitasi dan beban yang terpasang pada
pembangkitannya.

4.3.1 Generator Sinkron

Parameter-parameter yang terdapat pada generator sinkron 3 phasa


dapat dilihat di Name Plate dan dihasilkan dari beberapa pengujian yang
dilakukan pada sistem pembangkitan yang digunakan. Data yang
dikumpulkan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Data-data Generator dan Parameter-parameter Generator sinkron


No SIMBOL VALUE
1. Capacity P 1000000
2. Voltage V 6000
3. Frequency F 50
4. Power Factor Pf 0.9
5. Reactance (P.U)
Xd 1.305
Xd 0.296
Xd 0.252
Xq 0.474
54
Xq 0.243
2. Time Constant (Second)
Td 1.01
Td 0.053
4.3.2 Eksitasi

Data parameter-parameter yang dibutuhkan dari eksitasi adalah


merupakan konstanta- konstanta yang didapatkan melalui hasil pengujian
yang dilakukan pada sistem pembangkitan yang berada pada PLTA Dago
Bengkok. Data-data yang didapatkan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Data Parameter-parameter eksitasi

NO SIMBOL VALUE DIMENSION


1 TR 0.02 Sec
2 KA 300 Pu/Pu
3 TA 0.001 Sec
4 KF 0.001 Pu/Pu
5 TF 0.1 Sec
6 VR MAX 11.5 Pu
7 VR MIN -11.5 Pu
8 KE 1 Pu/Pu
9 TE 0 Sec
4.3.3 Beban

Sebuah unit Pembangkit Lisrik Tenaga Air (PLTA) Dago Bengkok


memiliki besaran beban yang digunakan adalah sebesar 650 kW pada
tegangan 6 kV.
4.4 Pengujian generator sinkron dan Analisa

4.4.1 Kondisi generator dengan beban 25%

Saat kondisi ini generator dibebani 25% dari beban nominalnya yaitu 1 MW yaitu
sebesar 250 kW untuk beban terpasang. Pada kondisi ini kita akan melihat
bagaimana kondisi tegangan terminal dan tegangan medan terhadap waktu dengan
beban 25% dari 1 MW.

55
Gambar 4.8 Hasil simulasi Simulink beban 25%

Gambar 4.9 Hasil simulasi Simulink beban 25%

Berdasarkan hasil pengamatan pada tegangan medan terdapat perubahan


tegangan pada setiap detiknya, pada detik awal atau 0 sampai detik terjadinya
penurunan, tegangan medan belum terjadi perubahan karena masih awal starting
dan saat starting tegangan medan belum dipengaruhi kondisi beban. Pada detik
terjadinya penurunan sampai penaikan sinyal tegangan medan mengalami
penurunan dan penaikan, perubahan tegangan medan yang diakibatkan adanya
perubahan beban yang sangat besar dan akhirnya membuat tegangan medan yang
disuplai belum memenuhi sehingga terjadi penurunan dan penaikan yang derastis
secara berulang. Pada detik 16 tegangan medan mendekati posisi steady state.
56
Pada detik 20 sampai seterusnya telah mencapai posisi steady state, dimana posisi
tegangan medan yang dibutuhkan untuk memenuhi beban sebesar 1 MW.

4.4.2 Kondisi generator pada saat beban 75%

Saat kondisi ini generator dibebani 75% dari beban nominalnya yaitu 750
kW untuk beban terpasang. Pada kondisi ini kita akan melihat bagaimana kondisi
tegangan terminal dan tegangan eksitasi terhadap waktu dengan beban 75% dari
1 MW.

Gambar 4.10 Hasil simulasi Simulink beban 75%

Gambar 4.11 Hasil simulasi Simulink beban 75%

57
Berdasarkan simulasi yang dilakukan ketika awal kerja putaran generator,
pada saat beban nominalnya terpasang putaran generator tidak begitu pelan
dibandingkan dengan beban 25%.

Berdasarkan hasil pengamatan pada tegangan medan terdapat perubahan


tegangan pada setiap detiknya, pada detik awal atau 0 sampai detik terjadinya
penurunan, tegangan medan belum terjadi perubahan karena masih awal starting
dan saat starting tegangan medan belum dipengaruhi kondisi beban. Pada detik
terjadinya penurunan sampai penaikan sinyal tegangan medan mengalami
penurunan dan penaikan, perubahan tegangan medan yang diakibatkan adanya
perubahan beban yang sangat besar dan akhirnya membuat tegangan medan yang
disuplai belum memenuhi sehingga terjadi penurunan dan penaikan yang derastis
secara berulang. Pada detik 10 tegangan medan mendekati posisi steady state.
Pada detik 16 sampai seterusnya telah mencapai posisi steady state, dimana posisi
tegangan medan yang dibutuhkan untuk memenuhi beban sebesar 1 MW. Kondisi
tegangan medan yang dibutuhkan oleh sebuah generator sinkron itu akan
mengalami perubahan selalu yang disebabkan oleh adanya perubahan
pembebanan yang terjadi pada pembangkitan generator. Oleh karena tegangan
generator harus selalu dijaga konstan sehingga putaran juga harus dijaga konstan
maka ketika terjadi perubahan beban maka tegangan suplai ke medan generator
yang akan dirubah- rubah.
4.4.3 Kondisi generator saat beban 100%

Kondisi saat ini generator dibebani 100% dari beban nominalnya yaitu 1
MW untuk beban terpasang. Pada kondisi ini kita akan melihat bagaimana
kondisi tegangan terminal dan tegangan eksitasi terhadap waktu dengan beban
100% dari 1 MW.

58
Gambar 4.12 Hasil simulasi Simulink beban 100%

Gambar 4.13 Hasil simulasi Simulink beban 100%

Berdasarkan simulasi yang dilakukan ketika awal kerja putaran generator,


pada saat beban nominalnya terpasang putaran generator tidak begitu pelan
dibandingkan dengan beban 25%.

Berdasarkan hasil pengamatan pada tegangan medan terdapat perubahan


tegangan pada setiap detiknya, pada detik awal atau 0 sampai detik terjadinya
penurunan, tegangan medan belum terjadi perubahan karena masih awal starting
dan saat starting tegangan medan belum dipengaruhi kondisi beban. Pada detik
terjadinya penurunan sampai penaikan sinyal tegangan medan mengalami
penurunan dan penaikan, perubahan tegangan medan yang diakibatkan adanya
59
perubahan beban yang sangat besar dan akhirnya membuat tegangan medan yang
disuplai belum memenuhi sehingga terjadi penurunan dan penaikan yang derastis
secara berulang. Pada detik 10 tegangan medan mendekati posisi steady state.
Pada detik 14 sampai seterusnya telah mencapai posisi steady state, dimana posisi
tegangan medan yang dibutuhkan untuk memenuhi beban sebesar 1 MW.

Kondisi tegangan medan yang dibutuhkan oleh sebuah generator sinkron


itu akan mengalami perubahan selalu yang disebabkan oleh adanya perubahan
pembebanan yang terjadi pada pembangkitan generator. Oleh karena tegangan
generator harus selalu dijaga konstan sehingga putaran juga harus dijaga konstan
maka ketika terjadi perubahan beban maka tegangan suplai ke medan generator
yang akan dirubah-rubah.

60

Anda mungkin juga menyukai