Anda di halaman 1dari 21
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT GEDUNG KARYA TELP (021) 3606138, FAK (021) 9507200, a506129, JL. MERDEKA BARAT NO.8 3508429, 3506146, 508145, 3608145, S862178 SR ReATOTiS ‘3506149, 3862220 mall: ijonnubdatensepnan gos Home Page | pmubdat dephub 9018 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.2574/AJ.403/DRJD/2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN INSPEKSI KESELAMATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT, Menimbang : a. bahwa untuk menjamin penyelenggaraan angkutan umum yang berkeselamatan, perlu dilaksanakan inspeksi terhadap pemenuhan aspek keselamatan pada angkutan umum; b, dalam rangka inspeksi sebagaimana dimaksud pada huruf a, diperlukan pedoman dalam pelaksanaannya; c. bahwa berdasarkan _pertimbangan _sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Pedoman Pelaksanaan Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia. Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5317); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 187, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5346); 10. ll. 12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 2013 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5468); Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 260, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5594); Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 98 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Dalam Trayek sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 29 Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1585); Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 46 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam ‘Trayek (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1391) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 28 Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 227); Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 26 Tahun 2015 tentang Standar Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 225); Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 133 Tahun 2015 tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1296); Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2015 Nomor 1844) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 86 Tahun 2016 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1012); Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 69 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Angkutan Barang di Jalan; Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum; Menetapkan : MEMUTUSKAN: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN INSPEKSI KESELAMATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN. ql) (2) (3) (4) (1) (2) Pasal 1 Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan dan menjamin Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap objek sebagai berikut: a. Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Dalam Trayek; dan b. Angkutan Barang. Kegiatan inspeksi keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan _Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pedoman pelaksanaan Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan acuan dan keseragaman dalam pelaksanaan Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pasal 2 Pedoman pelaksanaan Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (3), terdiri dari: a. Tata Cara Pelaksanaan Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan b. Formulir Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Tata cara pelaksanaan Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, merupakan tahapan pelaksanaan serta metode pemeriksaan sebagai panduan bagi Petugas Pemeriksa terminal penumpang dan terminal barang dan/atau Tim Inspeksi dalam melaksanakan Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. (3) Formulir Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, merupakan check list pemenuhan aspek keselamatan pada angkutan umum yang harus diisi oleh Petugas Pemeriksa terminal penumpang dan terminal barang dan/atau Tim Inspeksi pada saat melaksanakan Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. (4) Formulir Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. Pasal 3 (1) Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dilakukan di: a. terminal penumpang; dan b. terminal barang. (2) Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Petugas Pemeriksa Terminal Penumpang dan Terminal Barang dan/atau Tim Inspeksi. (3) Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang dilakukan di Terminal Penumpang dan Terminal Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan sebagai tugas rutin. (4) Petugas Pemeriksa Terminal Penumpang dan ‘Terminal Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (2), paling sedikit terdiri dari: a. Penguji Kendaraan Bermotor; dan b. Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS). (5) Tim Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), paling sedikit terdiri dari: a. unsur administrasi; b. unsur teknis; dan c. unsur hukum, Pasal 4 (1) Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di Terminal Penumpang Tipe A dan Terminal Barang yang dilakukan oleh Tim Inspeksi, merupakan tugas pembinaan yang dilakukan oleh Direktorat Pembinaan Keselamatan. (2) Inspeksi di terminal penumpang tipe B dan tipe C yang dilakukan oleh ‘Tim Inspeksi, merupakan tugas pembinaan yang dilakukan oleh Dinas yang membidangi sarana dan prasarana di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sesuai dengan kewenangannya. (3) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat. (4) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas yang membidangi sarana dan prasarana di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sesuai kewenangannya. Pasal 5 ‘Tugas Petugas Pemeriksa dan Tim Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 tercantum dalam Lampiran Il yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. Pasal 6 (1) Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dilakukan melalui pemeriksaan: a. unsur administrasi; dan b. unsur teknis. (2) Unsur administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi: a. Surat Izin Mengemudi (SIM) umum yang masih berlaku dengan klasifikasi sesuai jenis kendaraan; b. Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang masih berlaku, nomor mesin, dan nomor rangka harus sesuai dengan fisik kendaraan; c. Bukti lulus uji berkala yang masih berlaku; dan d. Kartu Pengawasan (KP) yang masih berlaku. (3) Unsur teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi: a. Unsur teknis utama; dan b. Unsur teknis penunjang. (4) Unsur Teknis Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. Pasal 7 (1) Objek Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang tidak memenuhi persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) akan dikenakan sanksi tilang. (2) Objek Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang tidak memenuhi persyaratan teknis utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf a akan dikenakan sanksi tidak diberangkatkan sampai terpenuhinya persyaratan teknis utama. (3) Objek Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang tidak memenuhi persyaratan teknis penunjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf b sebanyak 2 (dua) kali berturut-turut dengan kesalahan yang sama akan dikenakan sanksi tidak diberangkatkan sampai terpenuhinya _ persyaratan teknis penunjang. Pasal 8 (1) Kepala terminal wajib melaporkan hasil Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di Terminal Penumpang Tipe A dan Terminal Barang secara berkala setiap 1 (satu) bulan sekali kepada Direktur Jenderal Perhubungan Darat. (2) Kepala terminal wajib melaporkan hasil Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di Terminal Penumpang Tipe B dan Tipe C secara berkala 1 (satu) bulan sekali kepada Kepala Dinas yang membidangi sarana dan prasarana di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sesuai kewenangannya. (3) Sistem pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dapat menggunakan sistem informasi. (4) Format surat pelaporan hasil Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sesuai dengan contoh format dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini, Pasal 9 Pembinaan dan pengawasan terhadap _pelaksanaan Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Pasal 10 Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini berlaku, maka Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK. 523/AJ.402/DRJD/2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Bidang Angkutan Umum, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 11 Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15 Mei 2017 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT, ttd. Drs. PUDJI HARTANTO, M. M. Pembina Utama (IV/e) NIP. 19590824 201603 1 001 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HUBUNGAN MASYARAKAT NASUTION BIN AS Pembina (IV/a) NIP. 19680223 199803 1 002 Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK.2574/AJ.403/DRJD/2017 ‘Tanggal : 15 Mei 2017 OTe (Thaler Sea Fe net (© Yatbori © Tats O tam Fe er (CO Tattetau 0 Tats OTS Fi CO Alman, OB OU | Creatas ERE RONAN BERIOTOR | PENVOH PRATHER || Cie aaa | f E F 3 —— = oma | 2 [yy suK pat (CFC) Tekase Ora Soe ‘D Siiacont Canes (Tae Oaamnran | =————— Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HUBUNS (ARAKAT NASUTION BIN AS Pembina (IV/a) NIP. 1968 0223 199803 1 002 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT, ttd. Drs. PUDJI HARTANTO, M. M. ‘Pembina Utama (IV/e) NIP. 19590824 201603 1 001 IL. Lampiran Il Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK.2574/AJ.403/DRJD/2017 ‘Tanggal 15 Mei 2017 TUGAS PETUGAS PEMERIKSA DAN TIM INSPEKSI KESELAMATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN ‘Tugas Petugas Pemeriksa sebagai berikut: a. b. Pemeriksaan dilakukan untuk setiap bus atau kendaraan yang akan berangkat atau keluar terminal pada zona pengendapan; Petugas Penguji Kendaraan Bermotor melakukan pemeriksaan terhadap persyaratan teknis sesuai dengan formulir dan petugas Penyidik Pengawai Negeri Sipil (PPNS) melakukan pemeriksaan terhadap persyaratan administrasi kendaraan; Semua hasil pemeriksaan dicatat dalam Formulir Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; Dalam hal salah satu hasil pemeriksaan tersebut di atas tidak memenuhi syarat, maka bus atau kendaraan tidak dapat diberangkatkan; Formulir hasil pemeriksaan wajib ditandatangani oleh petugas pemeriksa; Bukti hasil pemeriksaan dibuat rangkap dua, satu disampaikan kepada awak bus atau kendaraan sebagai syarat ke tahap berikutnya sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku sebelum bus diberangkatkan dan satu lagi untuk arsip Petugas Pemeriksa Kendaraan Bermotor. ‘Tugas Tim Inspeksi sebagai berikut: a, b, G Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; Berkoordinasi dengan instansi terkait; Melaksanakan Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan; Pemeriksaan dilakukan terhadap bus yang berangkat atau keluar terminal pada zona pengendapan secara acak sesuai dengan yang direncanakan; Petugas Penguji melakukan pemeriksaan terhadap_persyaratan teknis sesuai dengan formulir dan petugas Penyidik Pengawai Negeri Sipil (PPNS) melakukan pemeriksaan terhadap persyaratan administrasi kendaraan; Semua hasil pemeriksaan dicatat dalam Formulir Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; I. ie k. L Dalam hal hasil pemeriksaan tersebut di atas tidak memenuhi syarat, maka bus atau kendaraan tidak dapat diberangkatkan; Formulir hasil pemeriksaan wajib ditandatangani oleh Ketua Tim Inspeksi; Bukti hasil pemeriksaan dibuat rangkap dua, satu disampaikan kepada awak bus atau kendaraan sebagai syarat ke tahap berikutnya sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku sebelum bus diberangkatkan dan satu lagi untuk arsip petugas pemeriksa; Melakukan penindakan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh angkutan umum oleh Tim Inspeksi yang berwenan; Melakukan rekapitulasi dan analisis data hasil inspeksi; Melaporkan hasil inspeksi kepada pimpinan. ‘Tahapan Inspeksi me 2. Petugas Pemeriksa Terminal: a, Menyiapkan Formulir Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Bidang Angkutan Umum (Ramp Check); b. Mengecek kesiapan anggota; c. Melaksanakan inspeksi di zona pengendapan; d. Mencatat hasil pemeriksaan pada Formulir Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Bidang Angkutan Umum (Ramp Check); ¢, Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada awak bus; f, Melakukan rekapitulasi dan analisis data hasil inspeksi; g. Melaporkan hasil inspeksi kepada Direktur Pembinaan Keselamatan yang sudah ditandatangani oleh kepala terminal. ‘Tim Inspeksi a. Tahap Persiapan Administrasi 1) Menyiapkan data dukung administrasi tim. 2) Berkoordinasi dengan: a) Dinas Perhubungan; b) Koordinator Terminal; dan c) Kepolisian. b. Tahap Persiapan Teknis 1) Pengarahan (briefing) terhadap petugas Inspeksi terkait dengan tata cara pelaksanaan di lapangan. 2) Menyiapkan peralatan dan perlengkapan Inspeksi yang meliputi: a) Helm Keselamatan; b) Sarung Tangan; ©) Rompi; d) Sepatu; e) Senter; A) Scrub; g) Masker; dan h) ATK. c. Tahap Pelaksanaan 1) Melakukan pemeriksaan sesuai dengan Formulir Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; 2) Melaksanakan Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di zona pengendapan; 3) Mencatat hasil pemeriksaan pada Formulir Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; 4) Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada awak kendaraan; 5) Menyampaikan hasil pelaksanaan Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (aplikasi online). d. Evaluasi dan Pelaporan 1) Melakukan analisis dan evaluasi berdasarkan hasil Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di lapangan; 2) Melaporkan hasil analisis dan evaluasi kepada Direktur Jenderal Perhubungan Darat. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT, ttd. Drs. PUDJI HARTANTO, M. M. Pembina Utama (IV/e) NIP. 19590824 201603 1 001 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HUBUNGAN MASYARAKAT NASUTION BIN AS Pembina (IV/a) NIP, 19680223 199803 1 002 semod Buexo (enp) @ uso ekusuemy Suemyes ueynyeq-| suereg uemysuy - (Mi, qnpunur vpnut yesexy, |tsisod vped “ueseunsip +2, anpunu surmy nee yond |ueeq uma | eep snreuad yees | 1sisod eped ueyeunSip eXep ‘euremiaq ndurey-|3uei9 uemysuy -| eesuow smpunu ndurey|sniouad eynay sBunyrog. ampunur ndureq + Urey nduey ueiserodosued ypjo| nSBue810) «—-yepLL, “P uremq epi “> Tigris yezour | Suereg ueynysuy - ueuey | exeqeo ‘uByreouRUIDW, “q senyod Bues0 yosexy, | undneur uy seq ‘{epeduour ueuey undneur (enp) Z ya[o eXuSuemy | urepeq umuy | yedep) req uesuep | uP, req ‘uexyHyeTpP -Suemyes ueynyepq | uerQ uemysuy -|is8unyoq wos nduey| wer yey isSunyog “e woy ndurey "© “seBmad Streso (enp) Z yao eduuemy | Suereg uemyBuy - Suemyas ueynsyend- exer], em Suruny | ueeq uma | dyay-dejey ueSuep epecuour| = weagpyerp yese 3ynfumuour (ups) qere eureaiog ndurey-|SueiQ uemyfuy -|yere ynfimued nduey|sem —yees——ssunyog | ynfumued — ndumey|°z Suerg wemysuy - ‘ueuey undneur -(ceppes weSuep) sp] Mes yet ‘seBmad Bue10 yeker, fury req “ektsSumy | ueSuap ue_euNp vstq Pure yeyap e (enp) z yao ekusuemy | urepeq umm |rensas epesuow —_Jedep | ndurey enwios yexede vsyued ueerepuoy Suemyes — ueynyepq | SuerQ _ueyyuy - | ynef undneye yeyep ndwey| wep eu nduey wey eure ndurey| “Tr NVONVEGNGd WALSIS “V VINVLO SINHGL HNSNa wesuer0j09 uwereseg yeqump / ma / FEN ueesyproured oporoyy stuop on NVIVP NVLAXONV NVC SVLNIT N'TV' NVLVAV1GSax ISHAdSNI SINHAL ANSNNA L10¢ IN ST L10¢/arad/eor rv /bs7AS jesequeBungnyiedjeipuapangyjariquesnyeaag [J] wendurey reaauey, JOWON, mies) uur (royouron yeaeq, jp weq Ine weurepepey IstpUOy, app yepns eeroq ymin ‘wBniBos TOqUHS exLp “TeuNaHIOUq ‘weg ede} ueeq ynmps eped (ayountar nyes) ure Teununa mye ueurepepoy - eures (stdn weq) vdurdaytdor ep quae Texsuey IsIpuoy - rensos qeny Isis eped wanes Bueg uemyn pymou | yepns ueq ueSueseuog - roa nye epuey stuey ueq — jedusooy - anye yeyyeu ueSusp yErepe ueyosued | eXuyesidin neye yeawy, vere ueyeunssuou | Sueseg uemySuy - | neye wejofuaq epe yepy, -| ‘eySuesoy — vdudeyBuns0} spn epqede peururu syexer], sednpduom | crejofieq ney uexoduog - ane ueurepepay | ureeq = umm | SueX uelSeq epe >ePLL - ueyexeg - 3yaoo8uout snug | 3ueiQ _uemnyBuy - ueyekes epe AEP - 2 yedepray yexede wsypod eq istpuoy NV@ VdOu WaLSIS * Surg weyysuy - soar, ueyeqor epe ‘ueyeqar weg = umm | xepy “enjoy yeyour mun | epe yexede ‘uedop voey, uedap vovy rs1puoy Bue1Q wemaysuy - sejol ‘eyer wowy Ueeynuneg ueeynuned tstpuoy esyted uedop woes] IsIPuoy NVVAVGNGH Nvava * Buereg uemyBuy - appred uaz se8njad Suer0 eherL, is8ury iseyynueprsuour ynjUN (enp) z yafo ekusTEmy| wrepeq — UMM eAudronoos ueerepuay, (eyog Buemyes — ueynyepq| Suei9 wemsBuy -| 3req weBuap IsBunysoq Woy | wexeIes “pred wor OYE | Sunog)sped _woy Suereg uemysuy - eEyTEP seSmad Suer0 syosexy, war yees nusyreq yexede (enp) z yoo eausueIny | wrepeq = um *edudnsnoas ueyedaoay “Buys weANTEC Buei9 _ueyysuy - syreq ueuop isHunyroq way uefusp uverepuoy uequerer vuren Woy NVWGNGONGd WALSIS * uerer tp (ea) unowiog uep edeypqiog ueyeg = ue MySueBueg ueredurouog evreBBusjasuad wemaq, ((eq) unoesoq wep Buea, +007, angueg, nayeyiaq | exeyeqieq — ueyeq /araa/zoe'ry/seL :yensos snuey (eq) | Sue uesmered =~ ueBuop uenysuresued HOUWION yereq unoeioq ep vaeyeqiog | tenses umum —uvyeredsiod uverepuoy, uegungnyieg [ex9puop ueyeq ueyysuesued | nusuroM (gq) unoeIeq wep | joquIs uep TexEd) myanq —-wesmmndey uevrepusy eped joquiks | eXeyeqiog ueyeq nyBueBuog | uu weyPreASIod eped noviuayy | Suerg uemysuy|uep eyed ueynuauteg | ueerepuoy yexede wsytiog ueynuoutog | “IL -(ueyenut ueSuequiesoy sedse tynueursut) ‘uverepusy uofioyd yampasip aeqasip -ueerepuay snreq ueyenur joqog “¢ | wuofinjd ‘ynumyostp sGoyounrun snqes | seqasio uvyenut enp nqy yedurs) um |30qoq yeyede ‘esynog “¢ ooc'e 88uN peunsyeur S@oyourur smaes ep uesuap caeerepusy | nqir yedure) ure 0c'b qeqe] Xx = Z‘T Fyiqopour wun [eusyeu uesusp srepR vaéuuvyenu =| ‘ueerepusy reqoT Xx 1'T vyresaq ueerepuoy BUT, °Z | TyEqefou ep eAUTEyeNUT ‘meerepusy ueyenut | e}10soq ‘ueerepuy areq = ryiqojou = yajoq. | Bun -yeyede = ‘esyOg ~% Stepp ueyenm = geqaq “1 | ‘ueexepuoy ueyenur 37eq srqnuswron | reqo] nyqajaur-ueyenut Suemg uemysuy | sneqy _ueenu suounq|reqo]__yexede ‘esysog “1| werenwisuowng| “OL Suereg uesuy - qpnuiesuad Ipnuro8uad ynpnp yedex, | xnpnp yeduo = | yedwayyngun §=—-yepepuour wereq = umug | smyun uespperusyrp — | ereoos. uespyeyuoyrp yees | rpnuzoBuod ysmy 1p ueyeurepasoy singe | BueI9 _ueNyBUY - | ees punsuay -|eped punsuow issunjrog -| weyourejesoy anges | “6 NVdVMONTTIGd “a sneq Suereg uemysuy - +(q1s10q wesu9p wader], voey sndey3uom) snSeq | ureeq = uu vad yarey | BuerQ _uemeysuy - “ae yorduraktad yepe ueusp ideySuoiq - areq ueBuap isSumyraq (iadio) voey_sndeysued enpoy weep adie) -|sen yes eped isSunyrog| voey — sndey3ueg| ‘st “youre Sues —yafqo — mUOq uep xeref_yeqn3uour eduey sept ueBuap Sueyeroq wep Surdures yere oy ueBuepued ueyLequiou yedep Sues qsisod eped Suesedrp Suereg weyyuy -|3uek = uy eye sesex, | newe voey uep yenqiq - uepeq = ummy gay neye ods BueiQ _uemysuy -| yenq (enp) z yerumbiog - | vowy yedepso} yeyede esytog words voey | “pr NVVaVaNGH Nvava NvIova ‘0 yerour euTeALIOq BuexEIOq rs1sod_ umury uvfueroued — ndurey- | Suereg ueynysuy - ypnd sades], -ueydnpryp eureyn ndurey yees edursBuny —rensas euremsoq uedop isisod | urepeq — umurg | epesuour yedep ueerepuoy ‘uesyerp eur ueSueroued — ndureq-|Suei9 uemySuy -| ueSueroued qsisod ndweq|ndurey eypey —s8uryi0g isisod ndurey | “et NVONVUGNGd WHISIS “d “ueyedaoay mmynSuad joued peuresueut Suereg areq se8med — ‘uenySuesiog uemysuy - ueBuap jsBunyraq_ueyedooo% Buek Ipnuasuad exer, sinfunued = ummref —-yeyede ypqo uesuepelip | urepeq = ump, 3yreq weBuap tsBumyzaq | ‘ekudnanoas ueredaooy (arawopeeds) qedep ueerepuay | 3ue10 weasuy - weyeda0o7 anginduod ueSuap ueerepuay uexquerer | ueyedeoay mmnsued | “ZT (aatawoaadds) NVIVdH9aX ANAAONAd *V ‘ONVENONGd SINMGL HNSNA soereg ueapay - secexL, weeq = umup epoy enqurag SueiQ _uemyBuy - pepe epor eynquieg |yedepioy _yeyede _esxtiog vpor eynquiog | “TZ “eRUMMAONS HEDSUOP Suereg uemsuy - uexyeBuUt eqoop uesup sone], yreq. uvBuop —IsBumyroq ueeq = umup yedep = wep —->yex]uop BueiQ uemysuy - vpe serjuog | yedepioy —yeyede —esyutog senjsuog | -0z Hey weyeur eped ndure reuls wusyIo} Jews eped eAeyes = ues reno uayy - yen Buereg uewuy -|(enp) zZ ID"pes Bured yoxery, | qejumf ueBuap yexour weg = umup | euremtoq ‘ueuresuod ueuresuad wanes Bue1Q uemysuy - | eines yedepray -|yedepray _yeyede —wsytiog | ueureSuod wBniBog| “61 weg sede; ueiseq yninjes eped — (ajounrur uvexepuoy eped Suemg ueynsuy -| nes) uror =, jeurunm | Suesedie) Suek weq ueBuep yeker, [mye ueureepoy up | eures Suef uemsn pyyRuou wrepeq umm |seduoy ‘yesnr ueepeay | uep — erpasioy = ueBuepeo. BueiQ uemysuy -| werep yepn ueBuepeo ueg|ueq — eyede ——_esypog ueSuepeo ueg| “ST AOLOWASE NVVAVONGM NVAVHONATYAd “A sojoun19q uevsepuay = eyeyzeq = ifn yedexy,| sunt nang wesuep syMI07 soyourzaq sinpnp were umup | Sued ueSuop renses sruey | ueerepusy vpexsoq ifn snyny|yeduo — seysedey Bue1Q —ueynyBuy | yMpnp edu, yeTuMP | HANG UeBUOp _UeyTENsesi uerensosey | “ZT NGA LvaWaL SVLISVaVH “a ueqequrey uosyEP] Joquioy weyNg, Suemg wemysuy - yoxey, weeq = uma SueiQ _uemyBuy - snqed weemeq yensas uosyep{ foquiO,, - wep uosep, yoquioy ees wrens uexrenpoSuoyy - uexoNp wos Tept Joquioy yees ped isSunysoq wOsyeLy ‘ot IsTIoy YEN OG “P'S LZ yerumbiaq pnp yeduroy mun ur, uep ueuey, isis eped qenq ¢) jeuruyur yemsep eppusf uemyp - HSN} eng 0g Hep wIge] NPN yeduay UN EP, wep ueuey isis eped yeng 4 - remy yeng 08 ‘p's TS qerumfreq ynpnp yedway yun EP; UEP ueuey Isis eped yeng ¢ - qsmy qenq 0S ‘P's 2% YeTUMfoeq ynpnp yedwioy mun Py up ueuey Isis eped yenq 7 - ism eng 9z Hep Yigel 3ePH NPN edu Mun EP, UEP ueuey sis eped yenq T - yoseay : ekuBuemyy urereq umup | Suerey8ued epe yepn uep | -Suemyes qvinsep vjopuol BueiQ — uemysuy |yemrep epepuel yedepsoy,|iedepio —yexede essed yemseq vjopuer | “bz, (ueyouayrar ynmd en snyex yedura) um gh Feqey eure) ‘eynqip eqoorp jemsep mud wep yenq 1z exuSuemy vynqurau | -Suemyjes 3ynpnp — yeduray yesexy,| eres ynfunqued yedepzoy | yepumf reAundurour Sue snq werd umug|uep sSungraq «yeep | pqow mun yemrep mud Bue9 — uenySuy|semmp mud yedepray|yedepry —yexede esxtieg yemseg muta | “ez. LVaNaVd dVOONVL SVLITISVE “4 juereg wemysuy - syesery, 2yfeq ueBuop IsBury10q 3ifeq weBuep IsBunyI0q weeq umup |redep wep yenq (enp) ¢|iedep uep sojuos ndury BueiQ _uenyBuy - | pes Suyped syues ndurey | yedepray — yeede —_wsyEOG sequas ndureq | “zz. ZOO I €0866T EZZO 896T “dIN (e/a) eurqured SV Nia NOLSWN LWAVaVASVITRVONNENH NVa WnXINH NVIOVa VIvdat eAurse UeBuap Tenses UeUTTES 100 I £09T0% PZBO6SET “dIN (2/a1) vore3zn vurquied “WW ‘OLNVIAVH Irdnd “S30 HR ‘Lvava NvoNngnnaad ‘IvaaaNar AnLyaaia droury sinjuoqioq esudunfn nes yeres eped [preur/njed - vjepuot vyepuol denas yedex,|tsis neqepepucf nyes | eped Suesedio, Sued (Inzew) (prem) voy urered umuy | denos eped yeng (mes) 1 | vow yeoourod /qnaqnurod | yesourad /mnoqnurad BueiQ —_ uemysuy | yerumfieq ywypes Surfed - | wIe ywdepisy yexede esyLeg vv | "St Nomor Klasifikasi : Lampiran Perihal Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK..2574/AJ.403/DRJD/2017 Tanggal : 15 Mei 2017 CONTOH FORMAT SURAT PELAPORAN HASIL INSPEKSI KESELAMATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOP INSTANSI Jakarta, .. : .. lembar Penyampaian Hasil Rekapitulasi Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kepada Yth, Direktur Jenderal Perhubungan Darat di TEMPAT Memperhatikan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : tentang Pedoman Pelaksanaan Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bersama ini kami sampaikan hasil rekapitulasi Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Harian pada terminal sebagaimana terlampir. Demikian disampaikan, atas perhatian Bapak kami ucapkan terima kasih. KEPALA TERMINAL (nama terminal) Nama Pangkat/ Golongan NIP 00 { cOR66T €Zz0 2961 “AlN (e/a emauo’ iva (Wane Va Wine NVIOVE ¥IvasH ‘efuyse ueuap yensos MEMES 100 r costox bzso6s6r “aIN (@/a1) war eurgu eT buona ‘eueN (sew wen) “TnI VIVE CRVITDIONY iS __[ wwrevanss |, iss NvavoONviad ae >wanvaL ‘oa wtvn ae or “ravinnta won “WOON TH LNYRIVH NIPTWP NWL/IMONY NYG SANT ITTV NULVINY 2S) ISHSESMI ISYINLIGWER TISYH aos

Anda mungkin juga menyukai