Korespondensi Penulis :
Nama : Ratu Balqis Anasa
Alamat Lengkap : Jl. Untung Suropati Perum Puri Suropati Estate Blok E1, Kedaton
Bandar Lampung
Telepon : 081279005080
E-mail : ratubalqisanasa@gmail.com
[ ARTIKEL REVIEW ]
ABSES ILIOPSOAS
Abstrak
Abses iliopsoas adalah suatu kondisi dimana terbentuknya pus pada organ retroperitoneal yang melibatkan muskulus
iliopsoas. Muskulus psoas memiliki vaskularisasi yang kaya sehingga diyakini sebagai salah satu predisposisi terhadap
penyebaran hematogen dari daerah yang terinfeksi. Abses psoas juga dapat terjadi akibat dari infeksi sekunder dari keadaan
patologis organ sekitarnya, seperti organ gastrointestinal atau renal. Abses ini jarang terjadi khususnya pada negara barat
dengan insidensi 0,4 per 100 000 di UK. Walaupun demikian, abses iliopsoas menjadi masalah kessehatan utama di banyak
negara-negara tropis. Pemeriksaan radiologi modern seperti USG, CT-Scan, dan MRI dapat mendiagnosa secara cepat dan
tepat serta dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien. Penatalaksanaan meliputi penggunaan antibiotik yang
sesuai bersamaan dengan tindakan drainase abses.
ILIOPSOAS ABSCESS
Abstract
A psoas (or Iliopsoas) abscess is a collection of pus in a retroperitoneal organ which contains the iliopsoas and iliacus
muscles. The psoas muscle has a rich vascular supply that is believed to predispose it to hematogenous spread from sites of
occult infection. Psoas abscess can also be secondary to gastrointestinal or renal pathology through direct infection of
adjacent structures. This abscess is rare especially in Western with a reported incidence of 0.4/100,000 in the UK. However,
it becomes the first healthy problem in many country especially tropical. Modern radiology examination such as
ultrasonography (USG), Computed Tomography Scan (CT-Scan), and Magnetic Resonance Imaging (MRI) can diagnose
specifically and decrease its morbidity and mortality. Treatment involves the use of appropriate antibiotics along with
drainage of the abscess.
...
Korespondensi: Ratu Balqis Anasa, Bandar Lampung, 081279005080, ratubalqisanasa@gmail.com
rendah (2,4%) dibandingkan dengan abses Pemeriksaan fisik yang rutin sangat
iliopsoas sekunder (19%). Ricci et al penting untuk penegakkan diagnosa pada
mengatakan bahwa pasien dengan abses penyakit ini. Diagnosa dapat ditegakkan jika
iliopsoas yang tidak mendapatkan terapi pasien diminta untuk memposisikan diri
apapun memiliki angka mortalitas sebesar dengan posisi paling nyaman. Posisi ini adalah
100%.3,6 posisi supine dengan lutut cukup fleksi dan
panggul agak rotasi eksternal. Ada tanda-
Mikrobiologi tanda jelas untuk memperoleh diagnosa
pasien dengan abses iliopsoas, walaupun
Bakteri penyebab terbanyak pada abses sangat tidak spesifik pada konsisi ini. Prinsip
iliopsoas primer adalah Staphylococcus aureus dari tes ini adalah muskulus psoas sebagai
sebanyak lebih dari 88%. Sedangkan abses fleksor utama panggul.5,10
iliopsoas sekunder disebabkan oleh Ada 2 macam test yang dapat dilakukan.
Streptococcus sp. (4,9%) dan E. coli (2,8%).2,3 Pertama, pemeriksa meletakkan tangannya di
Mycobacterium tuberculosis sebagai bagian proksimal ipsilateral lutut pasien dan
penyebab abses iliopsoas sebenarnya tidak pasien diminta untuk mengangkat paha
umum di negara barat, tapi sangat umum di melawan tangan pemeriksa. Tindakan ini akan
negara berkembang. Bakteri penyebab lain menyebabkan kontraksi otot psoas dan
antara lain: Proteus sp., Pasteurella multocida, menimbulkan nyeri. Kedua, posisikan pasien
Bacteroides sp., Clostridium sp., Yersinia berbaring dalam posisi normal. Hiperekstensi
enterocolitica, Klebsiella sp., methicillin pada panggul yang terinfeksi akan
resistant Staphylococcus aureus (MRSA), menyebabkan nyeri otot psoas yang teregang.
Salmonella sp., Mycobacterium kansasii, dan Namun, pemeriksaan ini juga dapat
Mycobacterium xenopi.6,7 menghasilkan hasil yang positif pada
Pemeriksaan Penunjang
berbahaya, nyeri abdomen samar, atau 2004. Iliopsoas abscesses. BMJ Journal. 80:459-
nyeri punggung/flank. Diferential diagnosa 462
penyakit ini tidak boleh terlewat. 10. Ozgur C., Ozayar A., Uzun T., Tuna Y. 2012.
SIMPULAN Psoas abscess due to appendicitis; case report
and review of the literature. Journal of Clinical
and Analytical Medicine. 3(3): 344-346
USG, CT-Scan, dan MRI dapat 11. Shields D., Robinson P., Crowley T.P. 2012.
membantu untuk membuat diagnosis definitif Iliopsoas abscess a review and update on the
dari abses iliopsoas. Abses muskulus psoas literature. International Journal of Surgery.
adalah kondisi yang sangat jarang dengan 10(2012):466-469
presentasi klinis yang samar, sehingga menjadi 12. Singal R., Mittal A., Gupta S., Naredi B., Singh
tantangan dalam menegakkan diagnosis. M. 2013. Giant primary psoas abscess:
Peran CT-Scan sangat penting dalam masquerading peritonitis-for diagnosis and
menegakkan kasus ini. Jika pasien hanya di treatment. Acta Medica Indonesiana. 45(2):
136-140
USG untuk menegakkan diganosa, maka lokasi
13. Tabrizan P., Nguyen S., Greenstein A.,
insisi pada drainase bisa saja berbeda. Namun,
Rajhbeharrysingh U., Divino C.M. 2009.
bila dilakukan CT-Scan, maka operator akan Management and treatment of iliopsoas
dapat menentukan lokasi secara tepat untuk abscess. The Journal of The American Medical
melakukan drainase. Pasien dapat diobati Association. 144 (10):946-949
dengan drainase baik secara perkutan dengan 14. Mueller P.R., Ferrucci J.T. Jr., Wittenberg J., et al.
bantuan CT-Scan (PCD) ataupun dengan 1984. Iliopsoas abscess: treatment by CT-
prosedur pembedahan. Selanjutnya pasien guided percutaneous catheter drainage. Am J
dapat diberikan terapi antibiotik untuk Roentgenol. 142:359-362
mencegah infeksi kembali. 15. Cantasdemir M., Kara B., Cebi D, et al. 2003.
Computed tomography-guided percutaneous
catheter drainage of primary and secondary
iliopsoas abscesses. Clin Radiol. 58:811-815
DAFTAR PUSTAKA
1. Yadav R.P., Agrawal C.S., Andhikary S., Kumar
M., Regmi R., Amatya R., Gupta R.K. 2007.
Iliopsoas abscess: analysis and perspective
from an endemic region of Eastern Nepal.
Kathmandu University Medical Journal.
5(4):497-500
2. Bagul N.B., Abeysekara A.M.S. 2008. Primary
psoas abscess due to Streptococcus milleri. Ann
Clin Microbiol Antimicrobials. 7:7
3. Ricci M.A., Rose F.B., Meyer K.K. 1986. Pyogenic
psoas abscess: worldwide variations in etiology.
World J Surg. 10:834-843
4. Bartolo D.C., Ebbs S.R., Cooper M.J. 1987. Psoas
abscess in Bristol: a 10 year review.
International Journal Colorectal Disease. 2:72-6
5. Todkar M. 2005. Case report: psoas abscess
unusual etiology of groin pain. MedGenMed.
7(3):10.
6. Lopez N.V., Ramos J.M., Meseguer V., et al.
2009. Microbiology and outcome of iliopsoas
abscess in 124 pasien. Medicine. 88(2): 120-30
7. Bresee J.S., Edward M.S. 1990. Psoas abscess in
children. Pediatric Infection Disease Journal.
9:201-206
8. Elliott C. 2013. Paediatric iliopsoas abscess: a
case report. Australasian Journal of Ultrasound
in Medicine. 16(4):198-201
9. Mallick I.H., Thoufeeq M.H., Rajendran T.P.