Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
DIAGNOSIS KOMUNITAS
PUSKESMAS PALARAN
JANUARI JUNI 2017
Disusun Oleh:
Priyo
Atdisuramad
1510029047
Yuliana Wiralestari 1510029036
Wilanda Ayu E. P. 1510029039
Pembimbing:
dr. Rahmat Bahtiar, MPPM
dr. Opiansyah
dr. Kasiman
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan
oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan
antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang
telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya (Kemenkes, 2015).
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program
Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan
pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 adalah : (1) meningkatkan status
kesehatan dan gizi ibu dan anak; (2) meningkatnya pengendalian penyakit; (3)
meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dan gizi ibu dan anak; (4)
meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia
Sehat dan kualitas pengelolaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Kesehatan; (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; serta
(6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan (Kemenkes, 2015).
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu
paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional:
1) pilar paradigma sehat di lakukan dengan strategi kesehatan dalam
pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2)
penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses
pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi
berbasis risiko kesehatan; 3) sementara itu jaminan kesehatan nasional dilakukan
dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya
(Kemenkes, 2015).
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
2
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya Kecamatan Sehat. Selain melaksanakan tugas tersebut, Puskesmas
memiliki fungsi sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
tingkat pertama dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama serta
sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan. Prinsip penyelenggaraan Puskesmas
meliputi paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat,
pemerataan, teknologi tepat guna, dan keterpaduan dan kesinambungan
(Kemenkes, 2015). Pada sistem kesehatan di Indonesia ditingkat primer, dikenal
Pusat Kesehatan Masyarakat di area kerjanya, yaitu kecamatan atau kelurahan.
Sebagai pusat pengembangan program kesehatan, maka fasilitas kesehatan perlu
melakukan Diagnosis Komunitas (Community Diagnosis), sehingga program
kesehatan yang dilakukan sesuai dengan masalah yang terutama dihadapi oleh
komunitas/masyarakat di area tersebut.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mempelajari masalah yang ada
di Puskesmas Palaran, identifikasi faktor-faktor terkait masalah dan analisa
penyelesaian masalah serta pengaplikasiannya di masyarakat, terutama di wilayah
kerja Puskesmas Palaran.
BAB 2
DATA PUSKESMAS PALARAN
3
Kecamatan Palaran adalah salah satu bagian dari wilayah Kota Samarinda,
berdasarkan PP No. 21 Tahun 1987, terdiri dari 3 Kelurahan, yaitu : Kelurahan
Rawa makmur, Simpang Pasir, dan Handil Bakti. Batas Wilayah:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Mahakam
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Mahakam
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sanga-sanga Kabupaten Kutai
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Samarinda Seberang
KEL. KP BAQA
U
KEL. SEI
KELEDANG KEL. MASJID
KEL. RAPAK
DALAM
KEL. H. BARU PUSKESMAS S
PALARAN
KEL. SIMPANG KEL. RAWA
KEL. SIMPANG TIGA PASIR MAKMUR
KEL. BUKUAN
KEL. LOA JANAN ILIR
KEL.BANTUAS
Skala 1 : 750.000
Gambar 2.1 Peta Wilayah Kecamatan Palaran
4
2.2 Data Kependudukan
Tabel 2.1. Data Kependudukan Wilayah Kerja Puskesmas Palaran Tahun 2017
Kelurahan
No Variabel Satuan Rawa Simpang Handil Palaran
Makmur Pasir Bakti
Data Demografi
Jumlah
1. Kel 1 1 1 3
kelurahan
Luas
2. Km2 1.200 4.400 7.200 12.800
wilayah
Jarak ke
3. Km 1 3 3
puskesmas
Waktu
4. tempuh ke Menit 10 30 20
puskesmas
Kepadatan Jiwa/Km
5. 1.463 128 103 1.694
penduduk 2
6. Jumlah RT RT 52 25 32 109
7. Jumlah RW RW 15 7 8 30
Jumlah
8. Buah 4.050 1.536 1.932 7.518
rumah
9. Jumlah KK KK 5.219 1.596 1.988 8.803
Tabel 2.2.Data Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran Tahun 2017
5
Tabel 2.3. Data Fasilitas Pendidikan Kecamatan Palaran Tahun 2017
Kelurahan
No Variabel Satuan Rawa Simpang Handil Palaran
Makmur Pasir Bakti
1 Jumlah TK Buah 7 2 2 11
2 Jumlah PAUD Buah 8 3 3 14
3 Jumlah SD/MI Buah 9 3 6 18
Jumlah
4 Buah 2 1 0 3
SLTP/MTs
Jumlah
5 Buah 2 2 0 4
SMU/SMK/MA
Jumlah
6 Buah 0 0 0 0
Perguruan Tinggi
Jumlah
7 Buah 0 0 0 0
Pesantren
Lembaga
8 Buah 0 0 0 0
Kursus/Diklat
6
2.4 Data Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tabel 2.4. Data Fasilitas & Tenaga Kerja Pelayanan Kesehatan Kecamatan Palaran
Tahun 2017
Kelurahan
7
2.5 Data Ketenagaan
Tabel 2.5. Data Tenaga Kerja di Puskesmas Induk Kecamatan Palaran Tahun 2017
JENIS PENDIDIKAN
NO JUMLAH STATUS KETERANGAN
TENAGA TERAKHIR
S2 1 PNS AKTIF
1 Manajemen
SPK 1 PNS AKTIF
S1 4 PNS AKTIF
2 Dokter Umum
S1 2 PTTH AKTIF
3 Dokter Gigi S1 1 PNS AKTIF
8
2.6 Data Khusus
2.6.1 Indikator Derajat Kesehatan
Jumlah total penduduk Palaran tahun 2017 adalah 42.492 jiwa. Sehingga
dari total penduduk tersebut kita dapat menetapkan indikator derajat kesehatan
masyarakat di Puskesmas Palaran pada periode Januari Juni tahun 2017 adalah
sebagai berikut :
9
Periode Januari Juni Tahun 2017
Tabel 2.6. Indikator Derajat Kesehatan Periode Januari Juni Tahun 2017
10
No Indikator Satuan Pencapaian
1 Jumlah Kelahiran Hidup Orang 305
2 Angka Kelahiran (CBR) Persen 0,71%
Indikator Derajat Kesehatan Januari - Juni Tahun 2017
11
4 Berdasarkan Status Bayar
- Bayar 1751 9,55
- Askes 16 0,09
- Jamkesda 5261 28,69
- Jamkesmas 9335 50,91
- Gratis 1975 10,77
12
2.6.3 Daftar 10 Penyakit dengan Kunjungan Terbanyak di Wilayah Kerja
Puskesmas Palaran Periode Januari Juni 2017
NO PENYAKIT NILAI
1 ISPA 1.345
2 Hipertensi 926
3 Dispepsia 522
4 Observasi Febris 477
5 Gastroenteritis 438
6 Faringitis 295
7 Gastritis 232
8 Dermatitis 220
9 Cefalgia 133
10 Tonsilitis 108
Berdasarkan Tabel 2.9. dan Grafik 2.1 diatas dapat dilihat 10 masalah
kesehatan terbesar di wilayah kerja Puskesmas Palaran pada periode Januari
Juni tahun 2017. Hipertensi merupakan penyakit yang berada pada peringkat
terbanyak. Berikut uraian masing-masing penyakit berdasarkan proses
epidemiologi yaitu pengumpulan.
1. Diare
Berikut data kasus diare di wilayah kerja Puskesmas Palaran periode
Januari - Juni tahun 2017.
Tabel 2.10. Kasus Diare Di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran Periode Januari
Juni Tahun 2017
No Bulan Jumlah Total
L P
1 Januari 48 41 89s
2 Februari 26 42 68
3 Maret 19 24 43
4 April 23 55 78
5 Mei 58 54 112
6 Juni 54 54 108
Jumlah 228 270 498
Data Kasus Diare Di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran periode Januari-Juni 2017
14
Gambar 2.2. Data Kasus Diare Periode Bulan Januari Juni 2017
Berdasarkan tabel 2.10 dan gambar 2.2. diatas dapat dilihat bahwa
penderita diare berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari pada laki-laki.
Perbandingan jumlah antar keenam bulan tersebut pada tahun 2017 terjadi
peningkatan pada 2 bulan terakhir.
Tabel 2.11. Data Kasus Diare Puskesmas Palaran Tahun 2012 2016
No Bulan Jumlah kasus
2016 2015 2014 2013 2012
1 Januari 82 118 134 183 258
2 Februari 41 128 172 166 163
3 Maret 57 77 120 147 177
4 April 38 96 157 161 138
5 Mei 75 36 144 186 223
6 Juni 45 82 79 220 187
7 Juli 80 181 209 188 258
89 Agustus
September 61
64 189
145 193
154 222
151 265
298
10 Oktober 64 197 167 213 218
11 November 75 129 209 221 198
12 Desember 58 78 165 192 132
Jumlah 740 1456 1903 2250 2515
2. Hipertensi
Berikut data kasus hipertensi di wilayah kerja puskesmas Palaran periode
Januari - Juni 2017
15
5 Mei 17 29 46
6 Juni 7 9 16
Jumlah 60 97 157
Data Kasus Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran periode Januari-Juni 2017
Grafik 2.3 Data Penyakit Hipertensi periode Januari Juni tahun 2017
Berdasarkan tabel 2.10 dan grafik 2.2 diatas dapat dilihat bahwa penderita
hipertensi berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan penderita
dengan dengan jenis kelamin laki - laki dan banyak ditemukan pada bulan April
tahun 2017.
16
Tabel 2.13 Kasus Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran Januari
Juni 2016
Jumlah
No Jenis Penyakit L P Total
1 Januari 18 31 49
2 Februari 22 52 74
3 Maret 22 29 51
4 April 15 11 26
5 Mei 5 10 15
6 Juni 6 13 19
Jumlah 88 146 234
Berdasarkan tabel 2.13 dan grafik 2.4 dapat dilihat bahwa penderita
hipertensi berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki
selama periode Januari-Juni 2016.
17
Tabel 2.14. Kasus suspek TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran periode
Januari Juni tahun 2017
Grafik 2.5. Data Penyakit suspek TB Paru Bulan Januari - Juni 2017
Tabel 2.15 Data Kasus suspek TB Paru Puskesmas Palaran Tahun 20122016
No Bulan Jumlah kasus
2012 2013 2014 2015 2016
1 Januari 2 11 19 7 6
2 Februari 5 11 11 6 5
3 Maret 9 11 12 6 13
4 April 7 9 10 10 13
5 Mei 8 8 8 1 0
6 Juni 4 4 12 5 16
7 Juli 7 21 13 3 7
8 Agustus 5 19 17 5 5
9 September 6 13 13 9 11
10 Oktober 7 23 17 11 9
11 November 6 7 17 6 19
12 Desember 5 10 13 34 37
Jumlah 71 147 161 103 131
18
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kasus suspek TB paru pada
tahun 2016 yaitu pada bulan Desember merupakan kasus temuan tertinggi
sepanjang 2012-2016. Sedangkan kasus suspek TB paru pada tahun 2012
merupakan temuan terendah sepanjang tahun 2012 2016.
4. Demam Tifoid
Berikut data kasus Demam Tifoid di wilayah kerja puskesmas Palaran
periode Januari-Juni 2017
Tabel 2.16 Kasus Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran
periode Januari Juni tahun 2017
No Bulan Jumlah Total
L P
1 Januari 1 2 3
2 Februari 2 0 2
3 Maret 1 1 2
4 April 0 0 0
5 Mei 3 3 6
6 Juni 4 11 15
Jumlah 10 15 25
Grafik 2.6 Data Penyakit Demam Tifoid periode Januari Juni tahun 2017
19
Bedasarkan data diatas, penderita demam tifoid mengalami peningkatan
cukup signifikan pada bulan Mei dan Juni dibandingkan dengan bulan sebelumnya
dengan didominasi oleh penderita berjenis kelamin perempuan
20
Grafik 2.7 Kasus Demam Berdrah Dengue Puskesmas Palaran Januari-Juni
2017
berdasarkan tabel 2.19 dan grafik 2.8 didapatkan kasus demam berdarah
dengue mengalami peningkatan pada 2 bulan terakhir yaitu pada Mei dan Juni
dengan penderita terbanyak jenis kelamin laki - laki.
Berikut data kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Palaran Tahun 2016.
Tabel 2.19. Kasus DBD Di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran Tahun 2016
Jumlah
No Jenis Penyakit Total
L P
1 Januari 39 40 79
2 Februari 31 43 74
3 Maret 35 31 66
4 April 30 16 46
5 Mei 23 12 35
6 Juni 12 14 26
7 Juli 10 5 15
8 Agustus 5 12 17
9 September 11 12 23
10 Oktober 7 9 16
11 November 15 3 18
12 Desember 3 3 6
Jumlah 221 200 421
21
Grafik 2.8. Data Penyakit DBD Bulan Januari-Desember 2016
Berdasarkan tabel 2.10. dan grafik 2.4. diatas dapat dilihat bahwa
penderita DBD berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pada perempuan dan
banyak ditemukan pada bulan Januari tahun 2016.
22
BAB 3
IDENTIFIKASI MASALAH
1 Diare Diare menempati peringkat -Diare menempati urutan ke-1 Meningkatnya kasus Survei PHBS rumah
pertama penyakit terbanyak pada 10 besar penyakit diare dibandingkan tangga
berdasarkan data surveilans. Diare berdasarkan data surveilans di dengan tahun Peninjauan jumlah
jika dibandingkan dengan periode -Kasus Diare sepanjang tahun terlindungi, bersih dan
24
sama pada tahun 2016 kegiatan deteksi dini
sebanyak 234 kasus. hipertensi secara
aktif (skrining)
3. Suspek TB Selama periode bulan Januari-Juni Kasus suspek TB paru Terjadi peningkatan -Pembinaan kader TB 2
paru 2017 didapatkan kasus suspek TB menempati urutan ke-6 kasus suspek TB kali setahun.
paru berjumlah 78 kasus pada 10 besar penyakit Paru selama periode -Promosi kesehatan
berdasarkan data surveilans Januari-Juni 2017 hidup sehat dan
di Puskesmas Palaran yaitu sebanyak 78 penyuluhan penyakit
sepanjang tahun 2016 kasus jika TB.
dengan total jumlah pasien dibandingkan tahun
131 kasus. 2016 pada periode
Kasus suspek TB Paru yang sama.
tahun 2016 pada periode
Januari Juni adalah
sebanyak 43 kasus.
4. Demam Demam Tifoid menempati urutan Kasus demam tifoid Demam Tifoid Meningkatkan PHBS
Tifoid Upaya pencegahan
4 penyakit terbanyak dari data sepanjang tahun 2016
kasus tifoid berulang,
surveilans bulan Januari-Juni yaitu sebanyak 258
dengan asupan gizi
2017 dengan jumlah 25 kasus. kasus, dan menempati
yang sehat dan bersih
25
urutan ke-3 terbanyak
berdasarkan data
survelilans.
Kasus Demam Tifoid
pada periode Januari-
Juni 2016 adalah 140
kasus.
5. Demam DBD menempati urutan ke 5 dari DBD menempati Meningkatnya kasus Terdapat UPK
Berdarah
10 penyakit terbanyak urutan ke 2 dari 10 DBD pada bulan Pencegahan dan
Dengue
(DBD) berdasarkan data surveilans bulan besar penyakit Mei 2017. Penanggulangan
Januari-Juni 2017 dengan 13 berdasarkan data Penyakit Menular
kasus. surveilans di
Puskesmas Palaran
pada tahun 2016.
Kasus DBD
sepanjang tahun 2016
sebanyak 421 kasus
26
No Indikator Faktor Predisposisi
1. Diare Faktor lingkungan yang berperan besar adalah dibidang sarana air bersih dan pembuangan tinja
(jamban). Sumber air minum bersih yang terjaga dan terlindungi di wilayah kerja Puskesmas Palaran
belum seluruhnya memenuhi syarat. Hal ini tergambar dalam program kesehatan lingkungan dibidang
akses sumber air minum yang terlindungi, bersih dan berkelanjutan yang pencapaiannya dalam periode
Januari Mei 2017 mencapai 26% dari target sasaran selama setahun.
Program UPK kesehatan lingkungan puskesmas dibidang pengecekan kualitas air minum yang
memenuhi syarat secara mikrobiologi belum terlaksana pada periode Januari Mei 2017 ini. Program ini
termasuk penting karena berfungsi mengecek apakah terdapat kandungan bakteri E. Coli yang terdapat
pada sarana air bersih masyarakat.
Program kesehatan lingkungan puskesmas dibidang survei PHBS rumah tangga periode Januari Mei
tahun 2017 belum didapatkan data. Hal ini dikarenakan kuesioner yang disebar disetiap RT belum
kembali ke puskesmas.
Kebiasaan masyarakat yang masih sering mengkonsumsi makanan yang tidak terjamin higienitasnya
seperti jajanan di pinggir jalan (pedagang kaki lima). Banyaknya penjual makanan kaki lima di sekitar
puskesmas yang higienitas dalam pencucian dan pembuatan makanan yang masih kurang. Hal ini
berkaitan dengan program puskesmas dibidang pembinaan dalam peningkatan kualitas tempat
pembuatan makanan yang tidak mencakup pedagang makanan informal (yang tidak memiliki
27
bangunan) seperti pedagang kaki lima. Sehingga pedagang tersebut kurang mendapatkan pembinaan
dibidang higienitas.
2. Hipertensi Pemahaman masyarakat mengenai penyakit hipertensi dan pengobatannya masih kurang, sehingga
berpengaruh terhadap kesadaran untuk mengetahui penyakitnya serta ketaatan pasien dalam
mengkonsumsi obat antihipertensi.
Kesadaran akan pengaturan pola makan sehat bagi penderita hipertensi yang belum maksimal.
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya, sehingga seringkali didapati
kasus hipertensi yang baru diketahui pada saat pasien memeriksakan untuk keluhan lainnya.
Meningkatnya angka pasien lansia yang berobat ke puskesmas di Palaran.
3. TB paru Berdasarkan wawancara dengan penanggung jawab program penanganan TB paru masih tingginya kasus
TB paru baru dapat disebabkan oleh :
o Kurangnya kesadaran menjalankan gaya hidup sehat.
o Kurangnya kesadaran menggunakan alat perlindungan seperti masker untuk mencegah penularan.
o Membuang dahak sembarang tempat.
o Kontak pasien tanpa alat perlindungan dengan orang sekitar.
o Masih banyaknya kasus yang belum terdeteksi oleh faskes, menyebabkan kasus TB tidak terkontrol
sehingga meningkatkan kasus TB baru.
4. Demam Tifoid Berdasarkan wawancara dengan pemegang program terkait, kesadaran masyarakat untuk melakukan
PHBS masih kurang dibuktikan dengan masih banyaknya warga yang masih memiliki kebiasaan tidak
mencuci tangan.
Lingkungan tidak sehat, dimana sumber air minum bersih di wilayah kerja puskesmas palaran belum
28
seluruhnya dapat dikonsumsi oleh masyarakat sehingga banyak masyarakat yang menggunakan air
sumur dan air galon dari depo air minum yang belum tersertifikasi sebagai air minum sehari-hari.
Berdasarkan pengamatan bahwa masyarakat yang masih sering mengkonsumsi makanan yang tidak
terjamin higienitasnya contohnya seperti jajanan di pinggir jalan yang diminati oleh pelajar sekolah
dasar.
Masih rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pola makan yang baik dan benar dan
sanitasi yang benar.
Masih rendahnya sosialisasi oleh tenaga kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai pola makan yang baik dan benar.
Status sosial ekonomi masyarakat yang rendah dengan pemahaman kebersihan yang kurang
Banyaknya penjual makanan kaki lima di sekitar puskesmas yang higienitas dalam pencucian dan
pembuatan makanan yang masih kurang.
5. DBD Perubahan cuaca local yang tidak menentu beberapa waktu terakhir.
Terdapat cukup banyak masyarakat yang tinggal di tepi sungai yang memiliki kolong dan masih
banyak barang-barang atau sampah di sekitar lingkungan rumah yang menampung air.
Kurang terlaksananya program PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dan fogging focus.
Terdapat cukup banyak pendatang yang kurang sadar terhadap kebersihan karena tidak mempunyai
rasa memiliki lingkungan sekitarnya.
Perubahan cuaca lokal yang berkontribusi dalam bertambahnya genangan air dan menjadi media
29
nyamuk dalam bertelur.
Tingginya angka DBD juga dipengaruhi oleh tersedianya laboratorium lengkap di puskesmas Palaran
sehingga memungkin didiagnosis yang lebih baik.
30
BAB 4
ANALISIS MASALAH
1 Hipertensi Kasus Kerugian yang Pengobatan Peran pemerintah, Sumber dana pengelolaan
Hipertensi ditimbulkan hipertensi tanpa politisi maupun hipertensi tidak
pada periode penyakit hipertensi komplikasi dengan masyarakat dalam dialokasikan khusus hanya
Januari-Juni cukup berat dan obat antihipertensi penanganan hipertensi untuk hipertensi.
2017 adalah dalam waktu yang
dan mengontrol masih kurang. Tidak Pendanaan diarahkan
157 kasus. panjang karena
tekanan darah adanya suatu program untuk promosi kesehatan
Kasus merupakan penyakit
secara rutin khusus ataupun sehingga masyarakat
hipertensi pada seumur hidup dan
menggunakan kesadaran dari ketiga dapat berperan aktif dan
periode selalu dibutuhkan
Januari-Juni upaya menjaga tensimeter oleh pihak tersebut membuat memulai cara mengatur
2016 yaitu 234 kestabilan tekanan tenaga kesehatan. penanganan hipertensi pola hidup sehat. Tujuan
kasus. darah. Hipertensi yang masih cukup sulit akhir yang diharapkan, hal
Hipertensi sudah disertai dilakukan. ini menurunkan angka
merupakan penyakit komplikasi Di Puskesmas Palaran kesakitan hipertensi dan
kronis yang memerlukan Palaran terdapat UPK membantu pasien
memerlukan
pengobatan yang Pengembangan yakni mengontrol tekanan
kepatuhan dalam
lebih serius. Kesehatan Usia Lanjut. darahnya.
berobat. Tekanan
Obat-obat Pendanaan beberapa
darah yang tidak
dikontrol dengan antihipertensi yang program yang dibentuk
baik dapat merusak tersedia di untuk mengatasi masalah
organ lain seperti Puskesmas Palaran hipertensi di Puskesmas
otak, jantung, ginjal,
yakni Amlodipin Palaran selalu
dan mata.
dan Captopril dianggarkan setiap
merupakan obat tahunnya. Berikut jumlah
yang rutin pendanaan yang
diberikan pada disediakan untuk masing-
pasien hipertensi. masing program untuk
Ketersediaan obat- tahun 2017:
obat tersebut juga Program Posyandu dan
selalu mencukupi Penyuluhan khusus
dan tidak terdapat Lansia = Rp
kekurangan. 25.200.000,00
Deteksi Dini Lansia
dengan Kelainan = Rp
1.440.000,00
Senam Lansia = Rp
1.440.000,00
33
2 Diare Kasus baru Tidak ada data Sosialisasi Peran pemerintah, Dalam rangka program
Diare pada kematian pada penanganan politisi maupun promosi kesehatan
periode Januari penderita diare pada pertama diare oleh masyarakat dalam (PHBS) dan penyuluhan
Juni 2017 periode Januari kader posyandu penanganan diare sudah tentang penyakit diare
sebanyak 498 Juni tahun 2017 Pemberian oralit Puskesmas Palaran
cukup baik. Hal ini
kasus. Diare yang tidak atau air garam menyiapkan dana khusus
ditunjukan dalam
Kasus ini tertangani dengan pada penanganan untuk kegiatan tersebut.
program pemberian
meningkat bila baik dapat Adapun rincian dana
diare dapat
oralit pada anak dengan
dibanding-kan mengakibatkan tersebut:
dilakukan oleh o Dana transportasi petugas
dengan periode output cairan yang
diare.
orang tua Terdapat juga program penyuluhan promosi
yang sama keluar lebih besar Penyuluhan tanda-
puskesmas yang diatur kesehatan (2 orang x 8
pada tahun dari input sehingga tanda dehidrasi
pemerintah dalam UPK bulan x 2 kegiatan) : Rp.
2016 yaitu 338 menyebabkan
berat yang harus
kasus. dehidrasi yang dapat
P2PM (Pencegahan dan 960.000,00
segera dibawa ke o Dana belanja snack
berakhir dengan penanggulangan
puskesmas oleh penyuluhan promosi
syok hingga penyakit menular)
kader. kesehatan masyarakat (30
kematian. dimana diare menjadi
orang x 6 bulan x 1 kali) :
Selain itu, diare yang salah satu penyakit yang
Rp. 4.200.000,00
berulang masuk dalam program o Dana transportasi kader
menyebabkan intake tersebut. survei PHBS (2 orang x
makanan akan 30 RT) : Rp.
34
terganggu dan dapat Di Puskesmas Palaran 1.800.000,00
menyebabkan juga memiliki fasilitas
komplikasi rawat inap bagi pasien
gangguan
dengan tingkat intake
pertumbuhan
kurang yang
khususnya pada
memerlukan rawat inap
anak-anak, berupa
tanpa harus dirujuk ke
gizi buruk.
faskes lanjutan.
3 Suspek TB Selama periode Kasus TB paru dapat Masyarakat sekitar Tersedianya fasilitas Dalam rangka program
paru bulan Januari- menimbulkan Puskesmas Palaran laboratorium dalam penemuan dan
Juni 2017 komplikasi berupa memiliki kader TB penegakkan diagnosis penanganan penyakit
didapatkan kasus gagal nafas yang yang telah dibina TB dengan pemeriksaan TB, Puskesmas Palaran
suspek TB paru dapat disebabkan
dan terdapat sputum SPS. memiliki dana khusus
berjumlah 78 oleh efusi pleura Puskesmas Palaran
pembinaan kader yang dialokasikan untuk
kasus. atau terjadinya menyediakan layanan
Kasus suspek rutin dua kali promosi kesehatan
pneumotorak rawat inap bagi pasien
TB paru di setahun. (PHBS) dan pembinaan
spontan, hingga
Masyarakat sekitar TB BTA+ dengan gejala
Puskesmas kematian. kader-kader dan PMO
Palaran Gejala TB paru telah mendapat yang berat.
TB. Adapun rincian
Puskesmas Palaran
sepanjang dapat menurunkan penyuluhan
dana tersebut:
terdapat poli penyakit
tahun 2016 tingkat kebugaran mengenai PHBS o Dana transportasi
35
sebanyak 131 penderita sehingga dan penyakit TB menular dimana terdapat peserta pertemuan
kasus. menurunkan dan dapat upaya penyuluhan, PMO TB (15 orang x
produktivitas pasien. memeriksakan diri pencegahan, dan 2 kali
Pasien terkadang
ke Puskesmas jika pembinaan pasien TB. pertemuan/tahun) :
harus diisolasi dari
kontak keluarga memiliki gejala Pemerintah Rp.900.000,00
o Dana transportasi
sehingga terkadang serupa. menggalakkan program
petugas penyuluhan
merasa dikucilkan. pengobatan TB gratis
promosi kesehatan (2
Selama periode ini yang dapat diambil di
orang x 8 bulan x 2
tidak ditemukan Puskesmas Palaran.
kasus dengan gejala kegiatan) : Rp.
berat/ kematian. 960.000,00
o Dana belanja makan
& minum dan snack
PMO TB (18 orang x
2 kali) :
Rp.1.890.000,00
o Dana belanja snack
penyuluhan promosi
kesehatan masyarakat
(30 orang x 6 bulan x
36
1 kali) : Rp.
4.200.000,00
4. Demam Kasus Demam Penderita demam Tersedia fasilitas Pemerintah, tenaga Penyediaan dana untuk
Tifoid Tifoid pada tifoid mempunyai rawat inap di kesehatan, dan pengelolaan Demam
periode potensi untuk Puskesmas Palaran masyaraka tbelum Tifoid secara terpadu
Januari-Juni menjadi pembawa sehingga dapat menunjukkan perhatian melibatkan penyediaan
2017 adalah 25 menahun setelah menangani pasien
lebih terhadap peyakit sarana dan prasarana
kasus. penyakitnya di Demam Tifoid
Demam Tifoid ini, hal puskesmas, serta program
Kasus Demam sembuhkan. untuk
ini dapat dilihat dari kesehatan lingkungan
Tifoid pada Salah satu faktor mengevaluasi
tidak adanya program yang memerlukan
tahun 2016 yang memberatkan tanda-tanda
yaitu terdapat penyakit demam komplikasi dengan khusus mengenai anggaran. Berikut jumlah
299 kasus tifoid apabila terjadi cara observasi oleh penyakit Demam dana yang disediakan untuk
dengan jumlah komplikasi. tenaga kesehatan di Tifoid yang diadakan pendanaan program tahun
kasus pada Berdasarkan alasan puskesmas oleh pemerintahan 2017.
Pemeriksaan Dalam rangka program
periode di atas, maka setempat
laboratorium yang Program-program promosi kesehatan
Januari-Juni penyakit demam
cukup cepat untuk terkait yang dibentuk (PHBS) dan penyuluhan
2016 yaitu 236 tifoid harus
Pemeriksaan tentang penyakit diare
kasus. mendapat perhatian pemeritah lebih
Penunjang seperti Puskesmas Palaran
yang serius, dan diutamakan untuk
hasil tes Widal dan menyiapkan dana khusus
terpadu dalam PHBS yang berguna
37
pengendaliannya di pemeriksaan darah untuk mencegah untuk kegiatan tersebut.
masyarakat. lengkap penyakit-penyakit Adapun rincian dana
Tersedianya menular, salah satunya tersebut:
o Dana transportasi petugas
beberapa obat-obat adalah Demam Tifoid.
penyuluhan promosi
antibiotik pilihan Di Puskesmas Palaran
kesehatan (2 orang x 8
(drugs of choice) hanya secara garis
bulan x 2 kegiatan) : Rp.
untuk indikasi besar tentang program
960.000,00
kasus Demam PHBS, contohnya o Dana belanja snack
Tifoid, seperti
tentang tersedianya penyuluhan promosi
Chloramphenicol,
jamban adalah rumah kesehatan masyarakat (30
Ceftriaxone,
tangga menggunakan orang x 6 bulan x 1 kali) :
Cefixime, dan
jamban dengan lubang Rp. 4.200.000,00
Amoksisilin o Dana transportasi kader
penampungan sebagai
survey PHBS (2 orang x
pembuangan akhir.
30 RT) : Rp.
1.800.000,00
o Inspeksi kesehatan
lingkungan (rumah
makan, air minum
rumah dan DAM di
38
wilayah Puskesmas,
klinik sanitasi, tempat
sampah, kantin SD,
rumah) = Rp 5.265.000
5. Demam Berdasarkan Tidak ada kematian Gotong royong Tersedianya fasilitas Dalam rangka program
Berdarah data surveilans yang disebabkan membersihkan laboratorium dalam pencegahan penyakit
Dengue bulan Januari- oleh penyakit DBD lingkungan dan penegakkan diagnosis DBD, Puskesmas
Juni 2017, pada periode bulan saluran DBD. Palaran memiliki dana
kasus baru Januari-Juni 2017. Puskesmas Palaran
pembuangan air khusus yang
DBD Komplikasi yang menyediakan layanan
sekitar. dialokasikan untuk
sebanyak 13 mengancam jiwa rawat inap bagi pasien
Pengecekan dan promosi kesehatan
kasus. jika DBD tidak DBD dengan gejala yang
penyuluhan oleh (PHBS) dan penyuluhan
ditangani dengan
berat.
kader jumantik. program bebas jentik
tepat Puskesmas Palaran
Pemberian bubuk nyamuk. Adapun rincian
melakukan promosi
abate pada tempat- dana tersebut:
PHBS dalam upaya
o Dana transportasi
tempat
pencegahan penyakit
petugas penyuluhan
penampungan air
DBD.
promosi kesehatan (2
oleh warga.
orang x 8 bulan x 2
Pengurasan tempat
kegiatan) : Rp.
39
penampungan air, 960.000,00
penimbunan o Dana belanja snack
barang bekas yang penyuluhan promosi
menjadi tempat kesehatan masyarakat
hidupnya jentik (30 orang x 6 bulan x 1
nyamuk. kali) : Rp. 4.200.000,00
BAB 5
FISH BONE (Ishikawa)
5.1 Fish Bone Permasalahan Kesehatan, Faktor Risiko dan Sumber Daya
BAB 7
PENELITIAN KETEPATAN INTERVENSI
NO STRATEGI/INTERVENSI P E A R L
Melakukan sosialisasi tentang GERMAS, terutama
1. mengenai pola makan gizi seimbang, gaya hidup sehat, Y Y Y Y Y
dan aktivitas fisik teratur
Melakukan pengukuran tekanan darah pada pasien resiko
2. Y Y Y N Y
tinggi secara berkala
Pembuatan leaflet/pamflet sebagai media alternatif dari
3. Y Y Y Y Y
penyuluhan maupun sosialisasi
4. Melakukan sosialisasi pengelolaan stress Y Y Y Y Y
PEARL Factor :
P = Propriatness yaitu kesesuaian masalah dengan prioritas berbagai
kebijaksanaan / program / kegiatan instansi / organisasi terkait.
E = Economic feasibility yaitu kelayakan dari segi pembiayaan.
A = Acceptability yaitu situasi penerimaan masyarakat dan instansi terkait atau
instansi lainnya.
R = Resource availability yaitu ketersediaan sumber daya untuk memecahkan
masalah (tenaga, sarana / peralatan, waktu).
L = Legality yaitu dukungan aspek hukum / perundang-undangan / peraturan
terkait seperti peraturan pemerintah / protap
42
BAB 8
PLAN OF ACTION
43
PERAN DAN
STRATEGI SETTING DAN TARGET
NO TANGGUNG SUMBER DAYA EVALUASI
INTERVENSI METODE POPULASI
JAWAB
1. Melakukan Setting : Masyarakat yang Fasilitator : Tenaga Kesehatan Meningkatnya
sosialisasi tentang Puskesmas induk berkunjung ke - UPK Promosi Puskesmas pengetahuan
GERMAS, dan puskesmas puskesmas dan Kesehatan masyarakat
terutama - UPK
pembantu posyandu mengenai
mengenai pola Posyandu Kesehatan
GERMAS
makan gizi Metode : Lansia Menurunnya
44
2. Pembuatan Setting: Masyarakat yang Fasilitator : Tenaga Kesehatan Meningkatnya
leaflet/pamflet Puskesmas induk berkunjung ke UPK Promosi pengetahuan
sebagai media ,puskesmas puskesmas induk, Kesehatan masyarakat
alternatif dari puskesmas UPK Program
pembantu, dan mengenai
penyuluhan pembantu, dan PTM
posyandu hipertensi
maupun posyandu Meningkatnya
sosialisasi Penanggung Jawab:
Metode: keaktifan
Penanggung Jawab
Pembagian brosur penderita untuk
program PTM
dan leaflet kontrol secara
mengenai rutin
hipertensi
3. Melakukan Setting : Seluruh pasien lansia Fasilitator : Tenaga Kesehatan Meningkatnya
sosialisasi Puskesmas induk, dan pasien umum di Tenaga dokter muda pengetahuan
pengelolaan stress puskesmas wilayah kerja Kesehatan mengenai
pembantu, dan Puskesmas Palaran dokter muda pengelolaan
posyandu stress
Metode :
Ceramah
Senam lansia
45
DAFTAR PUSTAKA
46