Disusun Oleh :
Kelompok I
1. ANDI MUJIANSAH
2. ANDRI FISKANTORO
3. FITRIATI
4. EMI YULIANTI
5. AHMAD JUNAIDI F
6. ENCIK APRIADIN
7. VIVI NOVIA
8. RAHMI
9. JUNAIDIN
10. USMAN
11. RULIYATI
12. YENI JUMRIANI
2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Praktek kerja lapangan (PKL) Di Dusun Sakuru, Desa Sakuru,
Kecamatan Monta, Kabupaten Bima pada tanggal 01 s/d 21 Desember 2011 dan dapat
menyelesaikan laporan hasil PKL ini.
PKL ini merupakan penerapan dalam ilmu keperawatan komunitas, dan merupakan salah
satu persyaratan dalam program belajar mengajar S-I keperawatan. Dalam penulisan laporan
hasil PKL ini, kami merasa masih banyak kekurangan dikarenakan sumber data yang tidak
lengkap, waktu yang singkat, dan kurangnya pemahaman bahasa serta keterbatasan kami sebagai
mahasiswa, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran bersifat edukatif dan membangun
dari semua pihak guna perbaikan dan sempurnanya laporan hasil PKL ini di masa yang akan
datang.
Semoga Allah memberikan balasan berlipat ganda kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan laporan PKL. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Kelompok I
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Khusus untuk kegiatan pengalaman belajar Praktek Kerja Lapangan (PKL), yang
merupakan metode proses pembelajaran dilakukan dengan menerapkan semua ilmu yang telah
diperoleh di kelas (studi komprehensif) ke dalam suatu tatanan nyata di masyarakat, di mana
masalah kesehatan yang akan dipenuhi lebih kompleks untuk dilakukan pemecahan masalah.
Dalam rangka mewujudkan visi Indonesia Sehat telah disepakati perlunya perubahan paradigma
pembangunan kesehatan, yaitu dari paradigma sakit ke paradigma sehat. Paradigma sehat adalah
kemampuan dan kemauan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri, malalui hidup bersih
dan sehat (PHBS) di berbagai tatanan. Salah satu tatanan dalam pelaksanaan PHBS adalah
tatanan Rumah tangga (RT) sebagai unit terkecil dalam komunitas. Pelaksanaan PHBS pada
tatanan rumah tangga adalah adanya indikator yang menunjukan keluarga tersebut sudah
melakukan upaya program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB).
Indikator perilaku yang berkaitan dengan KIA/KB ini menjadi sangat penting karena merupakan
salah satu indikator sensitif (spesifik) keberhasilan pembangunan kesehatan.
Oleh karena itu calon perawat harus memiliki pengalaman langsung dalam mengelola
Pos Kesehatan Desa, menggerakkan dan memberdayakan masyarakat dalam program Desa
Siaga.
Strategi pendekatan pelaksanaan yang digunakan dalam praktek manajemen kebidanan
komunitas adalah berorientasi pada program kerja puskesmas, yaitu program PHBS,
Operasionalisasi Desa Siaga dan Primary Health Care (PHC), yaitu lebih memfokuskan pada
upaya membangkitkan peran serta masyarakat, penyadaran akan pentingnya perilaku hidup
bersih dan sehat, peningkatan pengetahuan masyarakat dalam hal kesehatan, sehingga
masyarakat mampu mengenal masalah kesehatannya sendiri. Sehingga memberi kontribusi bagi
pencapaian Indonesia Sehat di tingkat keluarga dan masyarakat.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti PKL diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi, merencanakan,
memprioritaskan, mengiplementasikan, mengevaluasi dan memonitoring managemen pelayanan
keperawatan komunitas dengan tekhnik penggerakan dan pemberdayaan masyarakat serta
pendekatan edukatif pada individu, keluarga, kelompok khusus ataupun pada komunitas tertentu
dalam rangka mewujudkan tercapainya Indonesia sehat.
b. Tujuan Khusus
Selama praktek lapangan, mahasiswa mampu ;
1. Melakukan pengenalan, orientasi dan sosialisasi pada masyarakat (Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD) atau pertemuan 1)
2. Melakukan pengkajian data dan mengidentifikasi isu-isu permasalahan kesehatan dan
keperawatan komunitas terkini melalui Survey, Observasi dan Interview.
3. Melakukan pengolahan dan analisis data sebagai dasar untuk mendiagnosis keperawatan
komunitas dengan menggunakan pendekatan dan prespektif gender, metode analisis sosial,
demografi, epidemiologi, dan statistik kesehatan
4. Melakukan teknik prioritas masalah keperawatan komunitas dengan menggunakan teknik
skoring, Fishbone Diagram, pohon masalah atau lainnya.
5. Merencanakan intervensi asuhan keperawatan komunitas dan pembentukan forum komunikasi
dusun siaga dalam desa siaga bersama masyarakat melalui forum rembuk desa (MMD/pertemuan
II).
6. Pembuatan strategi pelayanan yang berkaitan dengan keperawatan komunitas dan desa siaga
secara berkesinambungan, benar dan tepat bersama sasaran dengan pendekatan PRA
(Partisipatoring Rural Appraisal)
7. Melaksanakan pelayanan keperawatan komunitas, sesuai dengan program kegiatan desa siaga
pada keluarga dengan prioritas pada keluarga miskin, terasing dan atau daerah korban bencana,
melalui pelayanan institusi Pos Kesehatan Desa (Poskesdes):
a. Melakukan sosialisasi program desa siaga dan pelayanan Poskesdes
b. Memberikan pendidikan kesehatan (promosi kesehatan) kepada ibu, remaja, anak usia sekolah,
dan lansia tentang kesehatan reproduksi
c. Melakukan pelayanan bina keluarga bermasalah kesehatan.
8. Melaksanakan pemantauan kesehatan Ibu dan Anak dengan Intrumen PWS-KIA.
9. Melakukan evaluasi pelayanan manajemen keperawatan komunitas.
10. Menyusun laporan pertanggung jawaban kegiatan pelayanan keperawatan pada komunitas.
C. MANFAAT PKL
1. Bagi Peserta
a. Memperoleh pengalaman nyata dalam kehidupan bermasyarakat khusunya dalam
pengembangan Desa Siaga dan penggerakkan masyarakat untuk mengatasi permasalahan
kesehatannya sendiri dikaitkan dengan pelayanan manajemen keperawatan komunitas.
b. Mampu mengenal budaya, dan adat kebiasaan masyarakat Sakuru sehari-hari.
c. Memperoleh kenangan yang tak terlupakan dan menjadi media pendewasaan karakteristik dan
budi pekerti mahasiswa sebagai bekal bekerja.
2. Bagi Institusi Pendidikan
a. Bagi dosen pengelola program keperawatan komunitas, diharapkan mampu memperoleh
gambaran bagaimana cara penyelenggaraan dan pengelolaan managemen keperawatan
komunitas.
b. Dilihat dari outputnya : menjadikan lulusannya menjadi pengalaman dan wawasan yang lebih
komperhensif, holistik dan adaptif terhadap situasi dan kondisi yang berbeda dari tempat asalnya.
c. Dilihat dari reputasinya : maka institusi yang mengadakan PKL keperawatan komunitas di Desa
Sakuru Kecamatan Monta akan menjadi lebih diakui eksitensinya dan brand imagenya menjadi
lebih baik, sebagai lembaga pendidikan kesehatan yang peduli terhadap peningkatan mutu
kesehatan Masyarakat.
3. Desa Sakuru
Meningkatkan pengetahuan dan perilaku masyarakat di Desa Sakuru Kecmatan Monta pada
umumnya dan Dusun Sakuru (Dusun I) khususnya, dalam bidang peningkatan perilaku hidup
sehat dan bersih, membantu masyarakat dalam mendapatkan data status kesehatan serta data
umum lainnya untuk kepentingan tingkat Desa atau Dusun.
5. Topografis Desa/Kelurahan
Luas Desa Sakuru : 12,07 Ha/M2
6. Demografis Desa/Kelurahan
Jumlah Penduduk : 2141 Jiwa
Jumlah KK : 534 KK
Kondisi Geografis : 1 m/ dpl
Curah Hujan : Bulan MM
7. Potensi Desa/Kelurahan
a. Pemukiman : Rumah yang representative.
b. Perdagangan : Kios,pedaganng keliling
c. Peternakan : Berupa sapi, , ayam, kuda dan kambing
d. Kelautan : Tidak Ada
e. Kesehatan : Berupa satu unit Puskesmas Pembantu dan satu unit Polindes
f. Sarana Ibadah : 2 buah Masjid dan 2 Musholla
E. SASARAN
Sasaran kegiatan PKL ini adalah individu, keluarga, kelompok khusus (bumil, buteki,
balita, bayi, remaja, lansia, anak sekolah).
2. Kelompok
a. Melaksanakan pertemuan dengan warga masyarakat Desa Sakuru melalui forum MMD I
dan MMD II.
b. Melaksanakan pengelolaan dan analisa data dengan pendekatan metodelogi ilmiah.
c. Melakukan pemrioritasan masalah keperawatan komunitas dengan berbagai pilihan teknik
prioritas masalah.
d. Melaksanakan intervensi keperawatan komunitas dengan pendekatan prespektif gender,
participatory Rural Appraisals (PRA) dan pemberdayaan masyarakat.
e. Melakukan sosialisasi Program Dusun/Desa Siaga dan sekaligus pembentukan forum
komunikasi kesehatan masyarakat dusun.
f. Menyusun laporan kegiatan Manajemen Kebidanan Komunitas (Laporan Hasil Kegiatan PKL)
tentang seluruh kegiatan selama PKL sesuai dengan kelompoknya/dusunnya.
Dilampiri dengan : Format Pengkajian, Plan Of Action (POA), Peta atau denah wilayah Dusun,
Dafar Pengorganisasian mahasiswa, foto-foto kegiatan.
BAB II
LANDASAN TEORI
B. MODEL PRAKTEK
Dusun Sakuru, Desa Sakuru, Kecamatan Monta setelah dilakukan pemetaan PHBS pada
tatanan rumah tangga di kategorikan masuk dalam klasifikasi III dengan permasalahan banyak
yang belum mempunyai jamban, masih banyak yang merokok, masih banyak yang belum
menggunakan air bersih dan masih banyak yang belum mengerti cara pemberantasan jentik. Dari
permasalahan tersebut diatas, karena keterbatasan sumber daya maka diambil 2 prioritas
masalah, yaitu :
Belum menggunakan air bersih 65 %
Kurang pengetahuan cara pemberantasan jentik 70 %
Dari masalah tersebut diatas dapat dibuat tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut:
Tujuan Umum :
Meningkatkan klasifikasi PHBS tatanan rumah tangga di Dusun Sakuru, Desa Sakuru,
kecamatan Monta dari klasifikasi III menjadi klasifikasi IV
Tujuan Khusus :
Meningkatkan penggunaan air bersih di rumah tangga di Dusun Sakuru, Desa Sakuru,
kecamatan Monta dari 30 % menjadi 80 %.
Meningkatkan pengetahuan tentang cara memberantas jentik di tatanan rumah tangga di Dusun
Sakuru, Desa Sakuru, kecamatan Monta
Simpulan :
Dengan tercapainya tujuan khusus tersebut, maka klasifikasi PHBS tatanan rumah tangga
di Dusun Sakuru, Desa Sakuru, kecamatan Monta tersebut akan meningkat dari klasifikasi III
menjadi klasifikasi IV. Dengan demikian, tujuan umum untuk meningkatkan klasifikasi PHBS
tatanan rumah tangga tercapai.
C. MERUMUSKAN INTERVENSI
Dalam rangka merumuskan intervensi, yang harus diperhatikan adalah :
1. Apa masalah perilaku PHBS-nya ?
Kurang menggunakan air bersih
Kurang pengetahuan cara pemberantasan jentik
2. Siapa sasarannya ?
Sasaran primer : Ibu
Sasaran sekunder : Bapak
Sasaran tertier : Pak RT
3. Perilaku apa yang ingin diubah ?
Agar mengkonsumsi air bersih
Memberantas jentik di rumah
4. Intervensinya bagaimana ?
Penyuluhan perorangan melalui kunjungan rumah
Penyuluhan kelompok melalui dasa wisma
BAB III
PEMBAHASAN
1. Program Fisik
Pembuatan Tempat sampah pada masing-masing RT
Pengecetan Tempat Sampah
Pembuatan SPAL percontohan Pada di RT 2
Pengobatan Gratis
2. Faktor Penghambat
Selama melaksanakan kegiatan yang menjadi program di Desa Sakuru terdapat kendala-
kendala, antara lain:
Padatnya kegiatan masyarakat membuat mereka tidak bisa berpartisipasi aktif dalam membantu
mahasiswa dalam mensukseskan kegiatan.
Masyarakat kurang begitu paham dengan kedatangan mahasiswa PKL dalam membantu kegiatan
mahasiswa
A. Kesimpulan
Dari setiap pelaksanaan kegiatan PKL berlangsung ada beberapa hal yang menjadi
kesimpulan kami selama melaksanakan kegiatan PKL yaitu :
1. Pelaksanaan kegiatan PKL terlebih dahulu dilakukan survey/observasi untuk melihat dan
merencanakan program PKL, sebelum dibahas dan diprioritaskan serta dipaparkan kepada
Kepala Desa, Ketua LPMD,BPD, Kepala-Kepala Dusun,Ketua-Ketua RT/RW, Tokoh
Masyarakat serta tokoh Pemuda yang berkompeten.
2. Pendekatan dengan masyarakat lewat silaturrahim sangat efektif dalam upaya membina
hubungan, meminta dukungan masyarakat untuk bersama-sama melaksanakan program PKL
yang telah di programkan
3. Dalam menjalankan Kegiatan PKL yang direncanakan bersama-sama dengan masyarakat dapat
terlaksana sepenuhnya. Ini dilihat dari kemampuan mahasiswa dan faktor pendukung
pelaksanaan kegiatan PKL, walaupun demikian dapat kami katakan kegiatan yang telah kami
rencanakan berhasil kami laksanakan.
B. Saran-Saran
Selama pelaksanaan kegiatan praktek klinik lapangan (PKL) kami banyak menemukan
berbagai kendala, maka saran dan masukan kami adalah:
1. Dalam memperlancar proses kegiatan PKL semestinya Lembaga harus menyediakan dana
pembantu untuk kelancaran program mahasiswa PKL. sehingga mahasiswa PKL tidak kesulitan
dalam melaksanakan kegiatan PKL.
2. Diharapkan peran dan kerjasama antar Pemerintah Desa beserta perangkatnya, tokoh agama,
tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dalam menciptakan suasana yang penuh kekeluargaan antara
mahasiswa PKL dengan masyarakat.
3. Supaya kehadiran mahasiswa PKL di Posko selalu terkoordinir dan kegiatannya biasa diarahkan
sesuai rencana, maka peran dosen pembimbing sangat dibutuhkan dalam memberikan arahan dan
masukan, serta berusaha untuk hadir secara rutin dalam setiap kegiatan PKL, sekalian
mengontrol kegiatan PKL tersebut.