Anda di halaman 1dari 8

Jurnal S.

Pertanian 1 (1) :20 27 (2017)

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA SARANG BURUNG WALET


DI KECAMATAN JEUNIEB KABUPATEN BIREUEN
(Studi Kasus Usaha Sarang Burung Walet H. Aswadi)

Business Development Prospects of Bird Nest Walet


In the District Jeunieb Bireuen Regency
(A Case Study Of The Swallow's Nest H. Aswadi)

Agustina1, Elfiana2, Setia Budi2


1
Mahasiswa AgribisnisFakultas Pertanian UniversitasAlmuslim
2
DosenAgribisnisFakultas Pertanian UniversitasAlmuslim
Email:a.tina.1234@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Meunasah Kota Kecamatan Jeunieb Kabupaten


Bireuen.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiprospek pengembangan usaha sarang
burung walet diKecamatan Jeunieb ditinjau berdasarkan keuntungan yang diperoleh. Objek
dalam penelitian ini adalah usaha sarang burung waletBapak H. Aswadi di Kecamatan
Jeunieb Kabupaten Bireuen.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2016.Metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalahdengan menggunakan rumus
analisis biaya, penerimaan, keuntungan, BEP, B/C Ratio dan ROI.Berdasarkan hasil
analisis data diketahui bahwa usaha sarang burung waletBapak H. Aswadi di Kecamatan
Jeunieb Kabupaten Bireuenmenguntungkan, dengan total keuntungan adalah sebesar Rp.
38.501.875/produksi, dengan jumlah produksi > BEP produksi, harga jual produk >BEP
harga, dan B/C > 0 dan ROI sebesar 2.570 %, sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha
sarang burung waletBapak H. Aswadidi Desa Meunasah KotaKecamatan Jeunieb
Kabupaten Bireuenmempunyai prospek yang cerahuntuk dikembangkan.
Kata kunci : Prospek Pengembangan,Usaha Sarang Burung Walet.

PENDAHULUAN Di berbagai daerah di Indonesia


Usaha peternakan mempunyai selalu dijumpai bangunan khas untuk
prospek untuk dikembangkan karena budidaya burung berliur mahal ini.
tingginya permintaan akan produk Manusia sebagai makhluk sosial yang
peternakan. Usaha peternakan juga sekaligus juga makhluk individual, maka
memberi keuntungan yang cukup tinggi terdapat perbedaan antara individu yang
dan menjadi sumber pendapatan bagi satu dengan yang lainnya. Adanya
banyak masyarakat di perdesaaan di perbedaan inilah yang antara lain
Indonesia. Salah satu usaha ternak yang menyebabkan mengapa seseorang
mempunyai kemampuan untuk menyenangi suatu obyek, sedangkan
menghasilkan banyak keuntungan yaitu orang lain tidak senang bahkan membenci
budidaya ternak burung walet. Selain obyek tersebut. Hal ini sangat tergantung
memenuhi permintaan dalam negeri, bagaimana individu menanggapi obyek
ternyata peluang ekspornya pun lumayan tersebut dengan persepsinya. Pada
besar. Budidaya burung walet belakangan kenyataannya sebagian besar sikap,
ini terlihat makin marak.

20
tingkah laku dan penyesuaian ditentukan dijangkau hal itu tidak menyurutkan aksi
oleh persepsinya. para pencari atau pemburu sarang burung.
Persepsi pada hakikatnya adalah Akibat dari campur tangan manusia
merupakan proses penilaian seseorang burung walet merasa terganggu mengingat
terhadap obyek tertentu. Persepsi biasanya para pemburu melakukan
merupakan aktivitas mengindera, pemetikan sarang secara terus menerus
mengintegrasikan dan memberikan akibatnya sarang burung walet yang bisa
penilaian pada obyek-obyek fisik maupun di panen dari awal semakin lama semakin
obyek sosial, dan penginderaan tersebut berkurang. Harga sarang walet di pasaran
tergantung pada stimulus fisik dan dunia sangat tinggi untuk memenuhi
stimulus sosial yang ada di permintaan pasar maka orang mulai
lingkungannya. Sensasi-sensasi dari mencoba untuk membudidayakan walet
lingkungan akan diolah bersama-sama dengan cara membangun rumah walet.
dengan hal-hal yang telah dipelajari Umumnya para peternak walet
sebelumnya baik hal itu berupa harapan- melakukanya secara tidak sengaja.
harapan,nilai-nilai, sikap, ingatan dan lain Banyaknya burung walet yang terbang
lain. mengitari bangunan rumah dimanfaatkan
Sarang walet memiliki prospek dan oleh para peternak tersebut. Untuk
potensi perdagangan yang sangat bagus memancing lebih banyak lagi biasanya
untuk dikembangkan. Saat ini Indonesia peternak mengundang burung walet
merupakan produsen sarang walet terbesar datang dengan memasang tape recorder
didunia. Mencapai lebih dari 75 % sarang yang berisi suara rekaman burung walet.
walet yang beredar di dunia berasal dari Rumah walet yang dibuat harus dapat
Indonesia. Sarang walet rumahan asal dipastikan walet akan mampir dan
Indonesia menguasai hampir 98% pasokan menginap, lalu membuat sarang
pasar dunia karena bentuknya yang lebih didalamnya. Rumah walet dibangun
bersih, lebih putih dan tidak terlalu tebal. dengan biaya yang cukup besar akan sia-
Sementara pasar sarang walet hitam sia jika tidak ada satu pun burung walet
dipegang oleh Malaysia karena yang menghampirinya. Agar terhindar
kualitasnya lebih baik dari pada sarang dari hal tersebut, diperlukan persiapan
hitam yang diexport oleh negara produsen yang baik terutama mengenai pemilihan
lain. Sayangnya prospek pasar yang lokasi (Budiman, 2008).
sangat bagus dan semakin cerah ini tidak Produksi sarang burung walet
diimbangi dengan pengelolaan yang benar tergantung pada pakan yang dikonsumsi,
dalam budidaya walet. Produksi sarang jika pakan yang dikonsumsi walet banyak,
walet Indonesia dalam beberapa item, maka kelenjar walet akan menghasilkan
misalnya ketebalan sarang, bentuk sarang air liur yang berlimpah. Sarang yang
dan warna sarang kualitasnya masih dibuat walet digunakan untuk menetap,
kurang bila dibandingkan dengan berkembang biak, merawat, dan
Malaysia dan Vietnam. Penyebabnya membesarkan anaknya. Bisnis sarang
adalah teknis pengelolaan budidaya walet burung walet merupakan suatu investasi
yang masih tradisional. (Anonomous, yang memiliki prospek cukup cerah dan
2009). sangat menjanjikan.Dari tahun ke tahun,
Burung walet yang hidup di alam harga sarang burung walet yang
bebas meletakan sarangnya di dalam gua. dihasilkan relatif meningkat. Hal ini
Burung walet bersarang pada langit-langit karena semakin meningkatnya
gua yang lokasinya membahayakan dan pengetahuan masyarakat akan khasiat
sulit untuk dijangkau manusia. Meskipun sarang burung walet sehingga permintaan
posisi sarang yang letaknya sangat sulit sarang burung walet di dunia semakin
meningkat. Menurut Salekat (2009)

21
peluang usaha sarang burung walet yaitu Setidaknya berbanding terbalik dengan
(1). Walet Sebagai Sumber Devisa (2). apa yang diharapkan oleh penangkar
Membuka Kesempatan Kerja dan (3). sarang burung walet.
Menumbuhkan Iklim Investasi. Produksi sarang burung walet dari
Berdasarkan penelitian para ahli masing-masing daerah tentu berbeda,
gizi, sarang burung walet mengandung masyarakat di Kecamatan Jeunieb
glyco protein yang sangat bagus bagi memanfaatkan gedung tempat tinggal
perkembangan tubuh.Departemen mereka atau toko-toko yang sengaja
Kesehatan RI dalam penelitannyajuga disisakan secara umum cocok untuk
mencatat bahwa kandungan sarang burung dijadikan sebagai tempat budidaya burung
walet terdiri dari sebagian besar protein, walet,namun di setiap Kecamatan usaha
karbohidrat, lemak dan abu. budidaya walet memiliki hambatan
Usaha penangkaran burung walet masing-masing, hambatan itu antara lain
membutuhkan investasi yang cukup besar, karena adanya perbedaan kondisi fisik
maka sejak awal dibutuhkan perencanaan antar wilayah, kondisi lingkungan, bentuk
yang matang dan pengetahuan yang utuh bangunan dan cara pembudidayaan.
mengenai faktorfaktor yang terdapat Di Kecamatan Jeunieb prospek
dalam pengembangan usaha penangkaran pengembangan usaha sarang burung walet
burung walet.Hal ini sangat diperlukan masih kurang ditinjau dari prospek
untuk menekan risiko dan ketidakpastian kegiatan budidaya, hargadan
sekecil-kecilnya, sehingga diperoleh pengembangan produk. Berdasarkan latar
optimalisasi sumberdaya yang belakang di atas maka peneliti tertaik
digunakan.Dalam usahanya para melakukan penelitian dengan judul
penangkar menghadapi beberapa kendala Prospek Pengembangan Usaha Sarang
diantaranya dalam hal penentuan harga, Burung Waletdi Kecamatan Jeunieb
karena keterbatasan para penangkar Kabupaten Bireuen (Studi Kasus Usaha
terhadap informasi pasar dan burung walet Sarang Burung Walet H. Aswadi)
merupakan satwa liar sehingga
menyebabkan pendapatan para penangkar Tujuan Penelitian
tidak menetap. Penelitian ini bertujuan untuk
Di Kabupaten Bireuen agribisnis mengetahuiprospek pengembangan usaha
sarang burung walet merupakan hal yang sarang burung walet diKecamatan
yang tergolong masih baru sejak sepuluh Jeunieb.
tahun terakhir. Tingginya harga yang
ditawarkan dan banyaknya permintaan METODE PENELITIAN
membuat menjamurnya usaha budidaya Penelitian ini dilakukan di
burung walet di Kecamatan Jeunieb akhir- Kecamatan Jeunieb Kabupaten
akhir ini. Berdasarkan informasi dari Bireuen.Penentuan lokasi di pilih secara
penangkar walet di Kecamatan Jeunieb sengaja atau (Purposive)dengan
Kabupaten Bireuen selain kendala di atas pertimbangan karena Kecamatan tersebut
mengungkapkan bahwa penangkar merupakan lokasi yang mempunyai usaha
mengalami kesulitan dalam menjual hasil sarang burung walet.Penelitian ini
usaha sarang burung walet karena dilaksanakan pada bulan Januari 2016
harganya relatif menurun. Faktor-faktor Metode yang dilakukan dalam
yang menyebabkan harga relatif menurun penelitian ini adalah metode kuantitatif
antara lain yaitu banyak pesaing, deskriptif dengan tujuan untuk
timbulnya isu bahwabanyaknya oknum mengetahui prospek pengembangan usaha
penipu dalam usaha walet dari negara lain sarang burung walet di Kecamatan
yang memberi pemutih pada sarang Jeunieb Kabupaten Bireuen, melalui
burung walet sehingga menyebabkan tahapan-tahapan yaitu analisis biaya,
kualitas sarang burung walet menurun.

22
penerimaan, keuntungan, BEP, B/C dan Pada usaha sarang burung walet
ROI. yang termasuk biaya tetap adalah biaya
pendirian gedung dan penyusutan
HASIL DAN PEMBAHASAN peralatan.Adapun rincian komponen biaya
Analisis Biaya penyusutan dan pemeliharaan peralatan
Biaya Tetap Usaha Sarang Burung pada usaha sarang burung walet dapat
Walet dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1.Biaya Penyusutan dan Pemeliharaan Peralatan Usaha Sarang Burung Walet
Umur Total
Harga Penyusutan Penyusutan
No Uraian Volume Satuan Ekonomis Harga
(Rp/Satuan) (Rp/Tahun) (Rp/Produksi)
(Tahun) (Rp)
A Biaya Penyusutan
Biaya Pembangunan
1 1 Unit 150.000.000 40 150.000.000 3.750.000 468.750
Rumah Walet
Perlengkapan Rumah
2
Walet
- Papan Sirip 300 lembar 65.000 10 19.500.000 1.950.000 243.750
- Tape Otomatis 1 Unit 16.000.000 20 16.000.000 800.000 100.000
- Twiter (Spiker) 50 Unit 25.000 5 1.250.000 250.000 31.250
- Flasdisk (Rekaman
1 Unit 30.000 5 30.000 6.000 750
Suara Walet)
- Dap (Mesin Air) 1 Unit 2.500.000 5 2.500.000 500.000 62.500
3 Peralatan Panen
- Tangga 2 Unit 300.000 3 600.000 200.000 25.000
- Scrap 2 Unit 5.000 2 10.000 5.000 625
- Timba 2 Unit 12.000 1 24.000 24.000 3.000
- Senter/headlamp 2 Unit 100.000 2 200.000 100.000 12.500
Jumlah Biaya Penyu-
40.114.000 7.585.000 948.125
sutan Peralatan
Biaya Pemeliharaan
B 400.000 50.000
Peralatan
Jumlah Biaya Tetap 7.985.000 998.125
Sumber : Data primer (diolah), Tahun 2015
Berdasarkan tabel di atas terlihat Komponen biaya lainnya yang
bahwa biaya yang paling besar yang harus termasuk dalam biaya tetap adalah biaya
dikeluarkan untuk menjalankan usaha non produksi berupa biaya perawatan.
sarang burung walet yaitu untuk biaya Biaya perawatan merupakan biaya yang
pembangunan gedung rumah walet dikeluarkan untuk perawatan alat-alat
sebesar Rp. 150.000.000,-. Selanjutnya yang ada di dalam rumahburung walet
untuk biaya peralatan yang terbesar adalah dengan biaya rata-rata Rp. 50.000,-
untuk biaya pembelian papan siripsebesar /produksi. Hal ini dilakukan dalam rangka
Rp. 19.500.000,- dan biaya terkecil adalah menjaga ketahanan peralatan, maka secara
untuk biaya membeli scrap (alat untuk berkala pemilik usaha melakukan
melepas sarang burung yang melekat pada pemeliharaan.Pemeliharaan peralatan
papan sirip) yaitu sebesar Rp. 5.000,-.Jadi produksi yang dilakukan oleh pemilik
totalbiaya peralatan yang harus usaha bertujuan agar kegiatan produksi
dikeluarkan untuk usaha sarang burung dapat berjalan lancar, yaitu dengan
walet adalah sebesar Rp. 40.114.000,- membersihkan sebagian peralatan dan
dengan biaya penyusutansebesar Rp. mengganti beberapa bagian pada
7.585.000,-/ tahun atauRp. peralatan-peralatan yang rusak dan lain
948.125/produksi. sebagainya.

23
Total biaya tetap (Fixed Cost) Biaya Variabel Usaha Sarang Burung
merupakan penjumlahan dari komponen- Walet
komponen biaya tetap yang dikeluarkan Biaya variabel adalah biaya yang besarnya
usaha sarang burung walet berupa biaya sangat tergantung pada jumlah
penyusutan peralatan dan biaya produksi.Biaya variabel pada usaha sarang
perawatan. Adapun total biaya tetap yang burung walet meliputi biaya pakan, upah
harus dikeluarkan usaha sarang burung tenaga kerja, dan biaya listrik.Adapun
walet sebesar Rp.7.985.000/tahun atau Rp. rincian biaya variabel pada usaha sarang
998.125,-/produksi burung walet dalam sekali produksi dapat
dilihat pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2. Total Biaya Variabel Usaha Sarang Burung Walet
Harga Total Total
No Uraian Volume Satuan
(Rp/Satuan) (Rp/Produksi) (Rp/Tahun)
1 Biaya Pakan Pancingan 1 Kg 150.000 150.000 1.200.000
2 Biaya Pekerja 2 Hari 100.000 200.000 1.600.000
3 Biaya Listrik 1,5 Bulan 100.000 150.000 1.200.000
Total Biaya Variabel 500.000 4.000.000
Sumber : Data primer (diolah), Tahun 2015

Tabel di atas terlihat bahwa biaya yang terdiri dari biaya tetap dan biaya
variabel terbesar yang harus dikeluarkan variabel. Tiap usaha memiliki total biaya
adalah untuk biaya upah pekerja sebesar yang berbeda-beda, dimana besarnya total
Rp.200.000,-/produksi atau biaya suatu usaha ditentukan oleh
Rp.1.600.000,-/tahun.Jadi total biaya besarnya biaya tetap dan biaya variabel
variabel yang harus dikeluarkan oleh usaha yang bersangkutan. Uraian
pengusaha sarang burung walet adalah mengenai biaya tetap dan biaya variabel
sebesar Rp. 500.000,-/produksi atau Rp. pada usaha sarang burung walet yang
4.000.000,-/tahun. menjadi objek dalam penelitian telah
Total Biaya Usaha Sarang Burung disampaikan sebelumnya. Adapun total
Walet biaya dari usaha tersebut dapat dilihat
Total biaya dari suatu usaha pada Tabel 3 berikut.
merupakan jumlah keseluruhan biaya,

Tabel 3. Total Biaya Usaha Sarang Burung Walet


No Jenis biaya Nilai (Rp/Produksi) Total (Rp/Tahun)
1 Biaya tetap 998.125 7.985.000
2 Biaya variabel 500.000 4.000.000
Total biaya 1.498.125 11.985.000
Sumber : Data primer (diolah), Tahun 2015

Berdasarkan tabel di atas walet adalah sebesar Rp. 1.498.125,-


menunjukkan bahwa total biaya tetap /produksi atau Rp. 11.985.000,-/tahun.
yang harus dikeluarkan pengusaha sarang
burung walet adalah sebesar Rp. 998.125,- Penerimaan Usaha Sarang Burung
/produksi, sedangkan total biaya variabel Walet
adalah sebesar Rp. 500.000,-/produksi. Penerimaan usaha yaitu jumlah
Adapun jumlah keseluruhan biaya yang nilai rupiah yang diperhitungkan dari
dikeluarkan oleh pengusaha sarang burung seluruh produk yang terjual. Satu kali

24
periode produksi pengusaha sarang Rp. 10.000.000,-/kg.Adapun total
burung walet membutuhkan waktu selama penerimaan (pendapatan kotor) usaha
1,5 bulan. Rata-rata jumlah produksi satu sarang burung walet secara rinci dapat
kali periode produksi yaitu sebanyak 4 kg dilihat pada tabel 4 berikut.
sarang burung walet, dengan harga jual
Tabel 4. Jumlah Penerimaan Usaha Sarang Burung Walet
Volume Harga
No Uraian Satuan Total (Rp/produksi)
/Produksi (Rp/Satuan)
1 Buah Jambu Madu 465 Kg 40.000 18.600.000
2 Bibit Jambu Madu 400 Polibag 50.000 20.000.000
Total Penerimaan 38.600.000
Sumber : Data primer (diolah), Tahun 2016

Tabel di atas menunjukkan bahwa Keuntungan Usaha Sarang Burung


tiap sekali produksipengusaha sarang Walet
burung walet mampu memperolehsarang Keuntungan merupakan selisih
burung walet sebanyak 4 antara nilai hasil produksi dengan total
kg/produksi.Dengan harga Rp. biaya produksi yang dikeluarkan
10.000.000,-/kg, maka total penerimaan pengusaha sarang burung
(pendapatan kotor) yang diperoleh walet.Keuntungan yang diperoleh
pengusaha sarang burung walet adalah pengusaha sarang burung walet dapat
sebesar Rp. 40.000.000,-/produksi.atauRp. dilihat pada Tabel 5 berikut.
320.000.000,-./tahun
Tabel 5. Keuntungan Usaha Sarang Burung Walet
Uraian Jumlah (Rp/Produksi) Jumlah (Rp/Tahun)
Total Penerimaan 40.000.000 320.000.000
Total Biaya 1.498.125 11.985.000
Keuntungan 38.501.875 308.015.000
Sumber : Data primer (diolah), Tahun 2015

Tabel di atas menujukkan bahwa produksi impas yang harus dihasilkan


total penerimaan yang diperoleh dalam sekali produksiadalah 0,150 kg.
pengusaha sarang burung waletper Sementara jumlah produksi sarang burung
produksi adalah sebesar Rp. 40.000.000,- walet yang dihasilkan dalam sekali
Sedangkan total biaya yang dikeluarkan produksi adalah 4 kg. Dengan demikian
untuk sekali produksi adalah sebesar Rp.
dapat disimpulkan bahwa jumlah produksi
1.498.125,-. Adapun keuntungan yang
diperoleh dari total penerimaan dikurangi > BEP produksi,ini berarti usahasarang
dengan total biaya yang dikeluarkan burung walet layak untuk diusahakan,
adalah sebesar Rp. 38.501.875,- dengan kata lain usahasarang burung
/produksiatau Rp. 308.015.000,-/tahun. walet Bapak H. Aswadi memiliki prospek
Prospek Pengembangan Usaha yang cerah untuk dikembangkan.
Break Event Point (BEP) Selamjutnya berdasarkan hasil
Berdasarkan hasil analisisdiketahui analisisdiketahui bahwa nilai BEP
bahwa nilai BEP produksi 0,150, harga374.531, maksudnya bahwa minimal
maksudnya bahwa minimal jumlah harga impas yang bisa ditawarkan untuk

25
penjualan sarang burung walet adalah Rp. besarsehinggamemiliki prospek yang
374.531,-/kg. Sementara harga jual yang cerah untuk dikembangkan.
telah ditetapkan adalah Rp 10.000.000,-
/kg. Dengan demikian dapat disimpulkan KESIMPULAN
bahwa harga jual produk >BEP harga,ini Berdasarkan hasil penelitian dan
analisis yang telah dilakukan, penulis
berarti usahasarang burung walet layak
dapat menarik beberapa kesimpulan
untuk diusahakan, dengan kata lain sebagai berikut:
usahasarang burung walet Bapak H. 1. Total penerimaan yang diperoleh
Aswadi memiliki prospek yang cerah Bapak H. Aswadi dalam menjalankan
untuk dikembangkan. usaha sarang burung waletdi Desa
Meunasah KotaKecamatan Jeunieb
B/C (Benefit Cost) Ratio Kabupaten Bireuenyaitu sebesar Rp.
Suatu usaha dikatakan layak dan 40.000.000,-/produksi, dengan total
menguntungkan apabila nilai B/C lebih biaya yang dikeluarkan untuk sekali
besar dari 0 (B/C> 0).Semakin besar nilai produksi adalah sebesar Rp.
B/C maka semakin layak suatu usaha 1.498.125,-, maka diperoleh
dilakukan. Dari hasil perhitungan di atas keuntungan sebesar Rp. 38.501.875,-
diperoleh nilai B/C rasio sebesar 25,7. /produksiatau sebesar Rp.
Karena nilai B/C> 0, maka dapat 308.015.000,-/tahun
disimpulkan bahwa usaha sarang burung 2. Dari besarnya keuntungan yang
waletBapak H. Aswadi menguntungkan diperoleh Bapak H. Aswadidan
sehinggamemiliki prospek yang cerah berdasarkan perhitungan nilai BEP,
untuk dikembangkan. B/C Rasio dan ROI dapat disimpulkan
bahwa usaha sarang burung
Return of Invesment (ROI) waletBapak H. Aswadidi Desa
ROI merupakan perhitungan untuk Meunasah KotaKecamatan Jeunieb
melihat kemampuan usaha sarang burung Kabupaten Bireuenmempunyai
waletmemperolehpengembalian prospek yang baikuntuk
(keuntungan) atas investasi (modal yang dikembangkan.
telah dikeluarkan)dalam periode tertentu
yang dinyatakan dalam persen. DAFTAR PUSTAKA
Adapun nilai Return of Invesment Alhaddad.A.A.k. 2006.Sukses Menetaskan
(ROI) yang diperolehdalam sekali periode Telur Walet. Agromedia Pustaka.
produksiadalah 2.570 %. Ini menunjukkan Jakarta.
bahwa besarnya keuntungan yang Anonimous. 2009 . Khasiat sarang walet :
diperoleh dariusaha sarang burung mitos atau
waletBapak H. Aswadiadalah2.570 % dari fakta.http://www.indomedia. com. (
investasi/modal yang dikeluarkan, atau 18 Februari 2016)
dapat dikatakan bahwa dari setiap Budiman, Arif. 2008. Budidaya Dan
investasi/ modal yang dikeluarkanBapak Bisnis Sarang Walet, Depok:
H. Aswadi sebesar Rp. 100.000 akan Penebar Swadaya
mampu memberikan keuntungan sebesar Daniel, M. 2006. Pengantar Ekonomi
Rp. 2.570.000,-. Dengan demikian dapat Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.
disimpulkan bahwa usaha sarang burung Gustiyana. 2013. Teori
waletBapak H. Aswadimemperoleh Pendapatan,http://ilmuandinformasi
keuntungan yang sangat .blogspot.com /2013/06/teori-
pendapatan.html. (20 Februari 2016)

26
Iswanto, H. 2010. Walet Budi Daya dan Sofyan Assauri. 2007. Ilmu ekonomi teori
Aspek Bisnisnya. Agromedia produksi. Universitas Indonesia,
Pustaka, Jakarta. Jakarta.
Kadariah, dkk. 2008. Evaluasi Proyek Soeharjo dan Patong, 2006.Sendi-Sendi
Analisa Ekonomi. Fakultas Pokok Usaha Tani.Departemen Ilmu
Ekonomi, Universitas Indonesia. Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian,
Kasmir dan Jakfar. 2007. Studi Kelayakan Institut Pertanian Bogor.
Bisnis. Kencana, Jakarta.
Kunarjo, 2006.Perencanaan dan Subagyo, P. 2007. Metode Penelitian
Pengendalian Program Dalam Teori Dan Praktek.
Pembangunan. UI Press, Jakarta Rineka.Cipta. Jakarta.
Nitisemito. 2008. Manajemen Personalia, Surya, 2009. Manajemen Kinerja. Cetakan
Edisi kedua, Ghalia Indonesia. Ketiga. Penerbit Pustaka. Pelajar :
Rahardi dan Hartono. 2006. Agribisnis Yogyakarta.
Peternakan. Penebar Swadaya. Taslim, H. 2009. Trading Sarang Walet.
Jakarta. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rahim, A. dan Hastuti, D.R.D. 2007. Trubus. 2012. Panduan Praktis Sukses
Ekonomika Pertanian (Pengantar, Memikat Walet. Penebar Swadaya,
Teori, dan Kasus). Penerbit Penebar Jakarta.
Swadaya. Cimanggis, Depok, William, 2011.Analisis Prospek
Jakarta. Pengembangan Usaha Sarang
Redaksi Agromedia. 2007. Merumahkan Burung Walet di Kecamatan
Walet. Agromedia Pustaka, Jakarta. Singkawang Berdasarkan Kelayakan
Redaksi Trubus. 2010. Budi Daya Walet. Usaha Dalam Jangka Waktu 5
Penebar Swadaya, Jakarta. Tahun Periode 2007 2011.Jurnal
Siagian .2001.Analisis Kelayakan Yamin, P dan Paimin, F.B.
Investasi Usaha Penangkaran 2010.Membangun Rumah Walet
Burung Walet (Collocalia Bintang 5. Penebar Swadaya,
fuciphaga) di Kota Administratif Jakarta.
Kisaran, Kabupaten Asahan, Yuniarti. 2013. Analisis Kelayakan
Sumatera Utara.Jurnal Finansial Usaha Sarang Burung
Soekartawi. 2005. Ilmu Usahatani. UI Walet (Colacallia fuciphaga) di
Press: Jakarta Kecamatan Matan Hilir Selatan
Kabupaten Ketapang. Jurnal

27

Anda mungkin juga menyukai