Disusun oleh:
Kelompok 2 Profesi Ners
Judul : Satuan Acara Penyuluhan Tentang Latihan Gerak Sendi Bawah pada
Diabetes Mellitus
Sasaran : Keluarga pasien di Ruang Pandan Wangi
Hari/Tgl : Kamis, 16 Februari 2017
Tempat : Ruang Pandan Wangi RSUD Dr.Soetomo Surabaya
Pelaksana : P3N Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga bekerjasama dengan
Tim PKRS Ruang Pandan Wangi RSUD Dr Soetomo Surabaya
Waktu : Pukul 10.00 WIB
I. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, keluarga dan pasien di ruang Pandan
Wangi mampu memahami mengenai latihan gerak sendi bawah pada diabetes
mellitus.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 40 menit diharapkan
keluarga pasien di Ruang Pandan Wangi RSUD Dr Soetomo Surabaya dapat :
1) Memahami pengertian Diabetes Mellitus (DM)
2) Memahami klasifikasi Diabetes Mellitus (DM)
3) Memahami penyebab Diabetes Mellitus (DM)
4) Memahami tanda dan gejala Diabetes Mellitus (DM)
5) Memahami pemeriksaan penunjang Diabetes Mellitus (DM)
6) Memahami penatalaksanaan Diabetes Mellitus (DM)
7) Memahami komplikasi Diabetes Mellitus (DM)
8) Memahami Latihan Gerak Sendi Bawah pada Diabetes Mellitus (DM)
III. METODE
Ceramah dan Tanya jawab
IV. MEDIA
Flipchart dan Leaflet
V. PELAKSANAAN
No Tahap dan
Kegiatan Pendidikan Kegiatan Peserta
Waktu
1 10 menit Petugas menyiapkan daftar Peserta penyuluhan mengisi
sebelum acara hadir untuk peserta daftar hadir
dimulai penyuluhan
2 Pendahuluan Pembukaan: 1) Menjawab salam dan
5 menit 1) Mengucapkan salam dan memfokuskan perhatian
memperkenalkan diri pada pembawa acara
2) Menjelaskan kontrak 2) Mendengarkan
waktu dan mekanisme kontrak pembelajaran
kegiatan 3) Mendengarkan tujuan
1) Menyampaikan tujuan dari penyuluhan
dan maksud dari 4) Mendengarkan materi
penyuluhan penyuluhan yang
2) Menyebutkan materi diberikan
penyuluhan yang akan
diberikan
3 Kegiatan inti 30 Pelaksanaan:
menit 1) Menggali pengetahuan 1) Memberikan
dan pemahaman sasaran pendapat
penyuluhan mengenai 2) Mendengarkan dan
latihan gerak sendi bawah memperhatikan
pada DM 3) Peserta mengajukan
2) Menjelaskan materi: pertanyaan tentang
a. Pengertian DM materi yang kurang
b. Klasifikasi DM dipahami
c. Penyebab DM 4) Mendengarkan,
d. Tanda dan gejala DM memperhatikan, dan
e. Pemeriksaan penunjang dapat memahami
DM penjelasan
f. Penatalaksanaan DM
g. Komplikasi DM
h. Latihan gerak sendi
bawah pada DM
3) Memberikan
kesempatan untuk peserta
mengajukan pertanyaan
untuk materi yang belum
dipahami
4) Menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh sasaran
penyuluhan
4 Penutup Evaluasi: 1) Menjelaskan materi
5 menit 1) Meminta satu peserta secara singkat
untuk menjelaskan materi 2) Para peserta
yang diberikan. menjawab pertanyan
2) Menanyakan kembali yang diberikan
materi yang telah penyuluh.
disampaikan 3) Para peserta
3) Penyuluh mendengarkan
menyimpulkan materi yang kesimpulan materi yang
sudah disampaikan disampaikan.
4) Petugas membagikan 4) Peserta penyuluhan
leaflet kepada peserta menerima leaflet
penyuluhan
FLIPCHART
Keterangan :
: Peserta : Moderator
: Penyaji : Fasilitator
: Observer/Notulen
VII. PENGORGANISASIAN
Pembimbing Klinik : Mubarokah Isnaeni, S.Kep., Ns.
Pembimbing Akademik : Andri Setia Wahyudi, S.Kep., Ns., M.Kep.
Penyaji : Sevina Ramahwati, S.Kep
Moderator : Retno Dewi Puspitarini, S.Kep
Fasilitator : Chiza Ulazzuharo, S.Kep
Suryo Hermawan, S.Kep
Observer/Notulen : Inka Noveliana, S. Kep
1. Evaluasi Struktur
a. Pembuatan SAP, leaflet dan flipchart dilakukan 3 hari sebelum
pelaksanaan penyuluhan
b. Semua peserta hadir dalam kegiatan.
c. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
bekerja sama dengan tim PKRS ruang Pandan Wangi RSUD Dr Soetomo
Surabaya
d. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelum dan saat penyuluhan dilaksanakan
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan pemateri
b. Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan
berlangsung.
c. Peserta mendengarkan dan memperhatikan serta terlibat aktif
dalam kegiatan penyuluhan.
d. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan SAP yang telah disusun.
e. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description yang
telah disusun.
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta memahami materi yang telah disampaikan.
b. Ada umpan balik positif dari peserta saat evaluasi seperti dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan pemateri dengan benar
c. Jumlah peserta yang hadir 10 orang.
d. Acara dimulai tepat waktu
DAFTAR HADIR PESERTA
PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN GERAK SENDI BAWAH
PADA DIABETES MELLITUS
DI RUANG PANDAN WANGI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
DAFTAR PERTANYAAN
PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENDIDIKAN KESEHATAN
TENTANG LATIHAN GERAK SENDI BAWAH
PADA DIABETES MELLITUS
DI RUANG PANDAN WANGI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
b. Komplikasi Mikrovasuler
1) Penyakit mata
Diabetes dapat menyebabkan kerusakan organ-organ mata sehingga
penglihatan menjadi kabur atau hilang (buta). Penyakit mata akibat
diabetes meliputi:
a) Retinopati: kerusakan pada pembuluh darah di retina. Retina
adalah jaringan peka cahaya di belakang mata. Retina yang
sehat diperlukan untuk penglihatan yang baik.
b) Katarak: pengeruhan lensa mata. Katarak berkembang pada
usia lebih dini pada penderita diabetes.
c) Glaukoma: peningkatan tekanan cairan di dalam mata yang
menyebabkan kerusakan saraf optik dan kehilangan
penglihatan. Diabetes hampir dua kali lebih mungkin terkena
glaukoma dibandingkan orang dewasa lainnya.
2) Nefropati Diabetic
Jaringan ginjal terdiri dari banyak pembuluh darah kecil yang
membentuk sebuah filter yang berperan menghilangkan racun
dan limbah dari darah. Diabetes kronis dapat menyebabkan
pembuluh-pembuluh darah kecil itu rusak. Diabetes juga membuat
ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring kelebihan kadar glukosa
darah yang tidak terserap karena kekurangan insulin atau resistensi
insulin. Pada akhirnya, ginjal dapat mengalami kerusakan secara
bertahap, mulai dari hyperfiltrasi (pembengkakan ginjal karena
bekerja terlalu keras), mikroalbuminuria (kerusakan membran
penyaring sehingga sebagian protein masuk ke dalam darah dan
urin), sampai akhirnya menjadi gagal ginjal. Risiko gangguan
ginjal meningkat bila penderita diabetes juga memiliki tekanan
darah tinggi/hipertensi.
3) Neuropati Diabetic
Saraf yang paling sering rusak adalah saraf perifer, yang
menyebabkan perasaan kebas pada ujung-ujung jari. Karena rasa
kebas, terutama pada kakinya, maka pasien DM sering kali tidak
menyadari adanya luka pada kaki, sehingga meningkatkan risiko
menjadi luka yang lebih dalam (ulkus kaki) dan perlunya
melakukan tindakan amputasi. Selain kebas, pasien mungkin juga
mengalami kaki terasa terbakar dan bergetar sendiri, lebih terasa
sakit di malam hari serta kelemahan pada tangan dan kaki. Pada
pasien yang mengalami kerusakan saraf perifer, maka harus
diajarkan mengenai perawatan kaki yang memadai sehingga
mengurangi risiko luka dan amputasi.
Anani, S, Ari Udoyono & Praba Ginanjar. 2012. Hubungan antara Perilaku
Pengendalian Diabetes dan Kadar Glukosa Darah Pasien Rawat Jalan
Diabetes Mellitus. Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 1, Nomor 2,
Tahun 2012.
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Vol. 2.
Jakarta: EGC.
Ellis, J.R. & Bentz, P.M. 2007. Modules for Basic Nursing Skills. Philadelphia :
Lippincott Williams & Wilkins
Smeltzer, S.C & Bare, B.G, 2002, Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2.
Jakarta : EGC
Sujono & Sukarmin. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Eksokrin & Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu.