Anda di halaman 1dari 9

Pembiakan dan identifikasi bakteri bersumber dari spesimen yang merupakan hasil

proses infeksi, sedangkan infeksi itu sendiri dapat berasal dari berbagai sumber,beberapa
tahapan terjadinya proses infeksi :
Infeksi memerlukan tempat masuk yang sesuai (port of entry) misalnya saluran pernafasan,
saluran pencernaan, kontak langsung, gigitan serangga.
Tempat masuknya bakteri biasanya spesifik terutama untuk bakteri patogen, bakteri harus
tumbuh dan berkembang dalam tubuh hospes dan menyebar melalui system limfa dan aliran
darah menyebar ke seluruh jaringan,
Penyebaran infeksi memerlukan jalan keluar unuk menginfeksi hospes lainnya (port of exit). .
Istilah mikroorganisme yang biasanya merupakan penyebab penyakit disebut patogen
dan patogenitas adalah kemampuan mikroorganisme menyebabkan sakit. Virulensi
berhubungan dengan derajat patogenitas bakteri. Patogenitas dan virulensi berkaitan dengan
penyebaran atau toksigenitas. Penyebaran artinya kemampuan bakteri untuk masuk untuk
masuk , menyebar dam berkembangbiak di dalam jaringan hospes. Toksigenitas berhubungan
dengan kemampuan bakteri menghasilkan toksin. Virulensi dinyatakan dengan LD50 yaitu
konsentrasi mikroorganisme yang menyebabkan 50 persen hewan percobaan sakit. Proses
ketika mikroorganisme patogen masuk dikenal dengan infeksi, selama proses ini hospes dapat
menjadi sakit, infeksi terselubung atau sehat menjadi carrier
Aspek patogenitas bakteri
Patogenitas bakteri terutama disebabkan oleh adanya kapsul pada bakteri tersebut,
bakteri yang tidak berkapsul lebih mudah untuk difagosit oleh sel leukosit. Hilangnya kapsul
bakteri berhubungan dengan hilangnya virulensi bakteri karena kapsul diketahui sebagai
faktor pengganggu. (contohnya bakteri pneumococcus)
Toksin bakteri
Toksin bakteri diketahui memiliki peranan penting dalam kemampuan bakteri
menimbulkan penyakit. Toksin dibagi dalam kelompok eksotoksin dan endotoksin.
a. Eksotoksin
Eksotoksin di hasilkan oleh bakteri ke lingkungan dan potensial serta spesifik untuk jaringan
hospes, kemampuan menghasilkan eksotoksin biasanya pada bakteri gram positif batang
seperti Clostridiumdan Corynebacterium. Eksotoksin merupakan antigen kuat, tidak tahan
panas, merupakan substansi protein, hancur oleh enzim proteolitik kecuali Clostridium
botulinum, efek toksin dapat hancur oleh formalin, panas dan penyimpanan yang lama tetapi
tidak untuk sifat antigeniknya, contohnya toxoid untuk program imunisasi
b. Endotoksin.
Endotoksin ditemukan intraseluler, terdapat pada dinding sel bakteri dan toksin ini dilepaskan
oleh bakteri setelah bakteri hancur, endotoksin biasanya berhubungan dengan bakteri gram
negatif dan bersifat antigen lemah. Endotoksin bersifat tahan terhadap panas, polisakaridanya
tidak dapat dicerna oleh enzim proteolitik, endotoksin bersifat toksin lemah dan menginduksi
reaksi demam pada hospes dan dapat menyebabkan syok
Enzim ekstraseluler
Beberapa mikroorganisme memproduksi enzim ekstraseluler yang ikut berperan
dalam patogenitas, enzim tersebut adalah:
a. Enzim koagulase, berhubungan dengan patogenitas Staphylococcus. Uji koagulase dilakukan
menggunakan plasma menyebabkan terjadinya koagulasi.
b. Kolagenase adalah enzim yang dibentuk oleh Clostridium, bersifat dapat menghancurkan
kolagen sehingga menyebabkan bakteri menyebar ke jaringan
c. Hialuronidase adalah enzim yang diketahui sebagai faktor penyebaran bakteri. Enzim ini
diproduksi oleh Staphylococcus, Clostridium, Streptococcus dan Pneumococcus.
d. Streptokinase dikenal pula sebagai enzim fibrinolisin, diproduksi oleh Streptococcus,
Staphylococcus, dan Clostridium perfringens. Streptokinase merupakan enzim proteolitik
plasma yang disebut plasmin, plasmin dapat melarutkan plasma yang terkoagulasi dan
aktifitas tersebut memungkinkan bakteri menyebar
e. Hemolisin merupakan kelompok substansi terlarut yang diproduksi oleh Staphylococcus,
Pneumococcus, beberapa Clostridium, dan Steptococcus, hemolisin bersifat merusak
jaringan. Streptolisin memiliki kemampuan melisiskan eritrosit.
f. Leukosidin dalah substansi yang merusak leukosit, mereka diproduksi oleh streptococcus dan
staphylococcus
Bakteri berdasarkan kebutuhan energi, dibagi dalam dua kelompok, yaitu
Bakteri autotrof
Bakteri autotrof memperoleh energi dan tumbuh pada anorganik media, membutuhkan
karbondioksida sebagai sumber karbon
Bakteri heterotrof
Bakteri heterotrof mendapatkan energi dari sumber karbon organik.Bakteri heterotrof
membutuhkan penambahan gula, asam amino, purin, pirimidin dan vitamin pada media
kultur. Fermentasi gula merupakan sumber energi utama
Morfologi bakteri
Ukuran bakteri coccus berdiameter 1 micron (), bakteri batang memiliki lebar 0.5 dan
panjang of 2 , sedangkan spirochaeta berbentuk ulir dengan lebar 0.2 dan lebar 10 .
Bentuk-bentuk bakteri:
Struktur bakteri
Struktur umum bakteri terdiri dari
Dinding sel
Membrane sitoplasma
Sitoplasma
Inti
Struktur khusus bakteri:
Kapsul, merupakan substansi eksretori, sebagai benteng pertahanan melawan fagositosis oleh
sel darah putih dan penetrasi virus
Flagel , berasal dari protein elastin yang berada di sitoplasma dan keluar badan bakteri
berfungsi sebagai organ pergerakan
Spora, bentuk vegetatif bakteri untuk bertahan pada lingkungan yang kurang menguntungkan
Inclusion bodies, vakuola yang berfungsi sebagai tempat sisa material di sitoplasma
Metode mikroskopis adalah merupakan upaya mendapatkan informasi sementara terhadap
bakteri penyebab infeksi, akan tetapi pembiakan biasanya diperlukan untuk identifikasi
secara pasti dan mengenal sifat bakteri.Tujuan dari pembiakan bakteri adalah terdiri dari tiga
tujuan utama yaitu:
1) Untuk menumbuhkan dan mengisolasi seluruh bakteri yang ada dalam spesimen
2) Untuk penentuan jenis bakteri mana yang pertumbuhannya paling menyerupai bakteri
penyebab infeksi dan bakteri mana yang sepertinya merupakan kontaminan
3) Untuk mendapatkan pertumbuhan bakteri yang cukup terhadap bakteri yang sesuai secara
klinik sehingga dapat diidentifikasi sesuai sifat pertumbuhannya
Media perbenihan
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit
untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolasi
mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media
pertumbuhannya sesuai kebutuhan bakteri. Oleh karena bakteri yang berbeda memerlukan
kebutuhan akan nutrisi yang berbeda pula , sehingga dikembangkan berbagai macam media
pertumbuhan untuk digunakan dalam diagnosa mikrobiologi.
Media perbenihan terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk cair dan padat (agar). Pada media cair,
bahan-bahan gizi dilarutkan dalam air sehingga pertumbuhan bakteri ditandai dengan
perubahan warna madia menjadi keruh, semakin banyak bakteri tumbuh akan semakin keruh
larutan. Diperlukan jumlah bakteri 106 sehingga dapat terlihat adanya pertumbuhan tanpa
mikroskop. Media padat dibuat dengan penambahan bahan pengeras pada campuran bahan
gizi dan air. Biasanya digunakan agarosa yang memiliki sifat cair pada suhu 95C tetapi
berbentuk padat pada suhu dibawah 50C. Dengan kondisi inkubasi yang sesuai bakteri dapat
tumbuh dan berkembang dalam jumlah yang banyak sehingga dapat dilihat tanpa
menggunakan mikroskop. Pertumbuhan bakteri membentuk kelompok yang terdiri dari satu
jenis bakteri yang disebut koloni, dengan kata lain dalam satu koloni adalah bakteri yang
sama genus dan spesiesnya memiliki karakteristik gen dan fenotip yang sama. Pembiakan
bakteri yang terdiri dari satu macam koloni yang seragam disebut dengan pembiakan murni.
Pembiakan yang murni diperlukan untuk identifikasi bakteri, untuk memudahkan
pengambilan koloni yang sama ketika ditanam pada media identifikasi
Bahan-bahan media pertumbuhan
1. Bahan dasar
a. Air (H2O) sebagai pelarut
b. Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi oleh
mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45C.
c. Gelatin adalah polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah
lebih banyak jenis mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar.
d. Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai pemadat
media. Silica gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi mikroorganisme autotrof
obligat.
2. Nutrisi atau zat makanan
a. Nikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea. Media harus mengandung
unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu berupa unsur makro seperti C, H,
O, N, P; unsur mikro seperti Fe, Mg
b. Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau anorganik sesuai
dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber karbon organik antara lain
dari karbohidrat, lemak, protein dan asam organik.
c. Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain dan sejumlah
vitamin.
3. Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan
tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk indikator perubahan
pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme. Antibiotik ditambahkan untuk
menghambat pertumbuhan mikroba nontarget/kontaminan.
4. Bahan lain yang sering digunakan dalam pembuatan media
a. Peptone, peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver, darah,
susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai.Komposisinya tergantung pada bahan asalnya
dan bagaimana cara memperolehnya.
b. Meat extract. Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak,limpa, plasenta dan
daging sapi.
c. Yeast extract. Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alcohol. Yeast
extract mengandung asam amino yang lengkap & vitamin (Bcomplex).
d. Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino dan gas
dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunakan dalam amilum, glukosa,
fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dll.Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis
fermentasi adalah 0,5-1%.
Klasifikasi dan fungsi media:
1. Medium berdasarkan sifat fisik
Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelahdingin media menjadi
padat..
Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi
sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semisolid dibuat dengan tujuan supaya
pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran
sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free
Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan
media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga
bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth,
kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga
diharuskan tumbuh merata diseluruh media.
Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth),
LB (Lactose Broth),TSB (Trypticase Soy Broth)
2. Medium berdasarkan komposisi
Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya
secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya
PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk
bahan ekstrak kentang, kita tidak
dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.
Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui
secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahandasarnya, misalnya Tomato Juice
Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.
3. Medium berdasarkan tujuan
Media untuk isolasi
Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba,
misalnya Nutrient Broth, Blood Agar.
Media selektif/penghambat
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media
tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba
yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk
merangsang E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang
peka, Ampiciline. Saltbroth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus
agalactiae yang toleran terhadap garam.
Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan
mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah,serum, kuning telur. Media
diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam
media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi
membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar,
buffer charcoal yeast extract agar yang mengandung L-cystein dan bahan gizi lain untuk
pertumbuhan legionella pneumophila penyebab penyakit legionnair.
Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik.
Media ini digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolism suatu mikroba.
Contohnya adalah Kosers Citrate medium, yang digunakanuntuk menguji kemampuan
menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon.
Media untuk karakterisasi bakteri
Media yang digunakan untuk mengetahui kemampuan spesifik suatu mikroba. Kadang-
kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnya
adalah Nitrate Broth, Lactose Broth,Arginine Agar.
Media diferensial
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari bakteri lainnya yang sama-sama
tumbuh dalam media perbenihanberdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media
diferensial,misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria
berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling koloni,
media Mac conkey agar merupakan media diferensial dan slektif karena tidak dapat
menumbuhkan bakteri gram positif.
Dari sekian banyak macam media, media yang paling sering digunakan untuk
identifikasi bakteri adalah :
1. Brain-Heart infusion (BHI) / perbenihan cair.
BHI adalah media penyubur yang berguna untuk pertumbuhan berbagai macam bakteri baik
bentuk cair maupun agar. Bahan utama terdiri dari beberapa jaringan hewan ditambah pepton,
buffer posfat, dan sedikit dekstrosa. Penambahan karbohidrat memungkinkan bakteri dapat
menggunakan langsung sebagai sumber energi. BHI biasanya digunakan untuk media
pertumbuhan spesimen darah
2. Perbenihan cair Gram negative (GN broth).
Media selektif gram negatif digunakan untuk pembiakan bakteri patogen saluran pencernaan
(salmonella spp dan shigella spp) dari spesimen faeces dan rectal swab. Larutan berisi
beberapa bahan aktif termasuk natrium sitrat dan natrium deoksikolat yang menghambat
pertumbuhan organisme gram positif dan mempercepat pertumbuhan bakteri gram negatif.
Untuk mengoptimalkan selektfitas media, GN broth setelah diinkubasi 6-8 jam setelah
penanaman pertama harus diisolasi ulang dan diinkubasikan kembali, apabila melewati waktu
tersebut bakteri nonenterik patogen akan tumbuh melampaui pathogen

3. Columbia CNA mengandung darah


Agar Columbia CAN adalah media dasar yang mengandung tiga komponen sumber pepton dan
darah domba 5% yang tidak mengandung fibrin. Media ini juga dapat membedakan reaksi
bakteri berdasarkan kemampuan dalam menghemolisa darah. CNA adalah merupakan
antibiotic Colistin (C) dan Nalidixic acid (NA) yang ditambahkan ke dalam media untuk
menghambat mikroorganisme gram negatif dan menumbuhkan bakteri gram positif.
Contohnya untuk perbenihan Lactobacillus spp dari specimen secret vagina, streptococcus
yang menyebabkan infeksi pada vagina dan wanita hamil.
4. Hektoen Enteric agar (HE)

Terdiri dari garam empedu dan zat warna indikator (brom thymol blue dan fuchsin acid) untuk
memperlambat bakteri non patogenik gram negatif batang yang terdapat di saluran
pencernaan dan memberi kesempatan salmonella dan shigella tumbuh. Media HE juga
merupakan media differensial karena bakteri non enterik patogen akan tumbuh koloni
berwarna oranye sampai merah muda kekuningan. Koloni ini timbul dari organisme yng
memiliki kemampuan menfermentasi laktosa dalam media, kemampuan meragi
menghasilkan asam yang akan menurunkan pH media dan meyebabkan perubahan indikator
bromthymol blue. Shigella tidak meragi laktosa sehingga sehingga warna media biru
kehijauan tidak berubah seperti karakteristik media diferensial, media mengandung feri
ammonium sitrat yang mendeteksi adanya produksi gas H 2S seperti salmonella spp. Dapat
terlihat melalui adanya presipitasi warna hitam pada media.

5. Mac conkey agar

Mac conkey agar adalah media selektif dan differensial yang paling sering digunakan. Media
ini terdiri dari zat warna Kristal violet untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif
dan jamur dan memungkinkan beberapa macam bakteri gram negatif batang tumbuh , netral
red sebagai pH indikator memberikan warna pink sampai merah pada koloni
misalnya salmonella spp. Untuk bakteri yang tidak meragikan laktosa misalnya shigella
spp memberikan warna koloni jernih transparan

Gambar 1. Media Mac conkey (meragi laktosa/kiri) dan (tidak meragi laktosa/kanan)
6. Phenyl ethyl alcohol (PEA)

PEA adalah agar darah domba yang ditambahkan phenyl etil alcohol untuk menghambat
pertumbuhan bakteri gram negatif darah domba 5% dalam PEA menyediakan kebutuhan
nutrisi untuk bakteri gram positif coccus seperti enterococcus,
streptococcus dan staphylococcus

7. Perbenihan cair tioglikolat

Perbenihan cair tioglikolat adalah media penyubur, yang mengandung bahan-bahan nutrisi
seperti casein, ragi dan ekstrak daging sapi serta vitamin untuk mempercepat pertumbuhan ,
bahan lain yang ditambahkan indikator oksidasi-reduksi (resazurin), dextrose, vitamin K1 dan
hemin biasa ditambahkan pada media modifikasi thayer martin sebagai tambahan pada media
ditambahkan 0,075% untuk mencegah pengaruh oksigen langsung terhadap larutan , bahan
tambahan ini diberikan untuk memberikan suasasana anaerob pada bagian dasar tabung
sehingga bakteri anaerob dapat tumbuh

8. Agar darah
Gambar 2. Agar darah steril (kiri), - hemolisa (tengah) dan -hemolisa (kanan)
Agar darah merupakan media yang paling banyak digunakan unuk penanaman bakteri yang
sukar tumbuh karena pada agar darah domba mengandung nutrisi yang dibutuhkan bakteri.
Kemudian pula koloni yang tumbuh pada media ini biasanya spesifik dan mudah dikenali.
Media pada dasarnya terdiri dari sumber protein(pepton), protein kedelai olahan
(mengandung KH),NaCl, agar dan darah domba 5%. Bakteri penghasil enzim ekstraseluler
yang dapat melisiskan sel darah merah domba pada agar (hemolisis). Aktifitas ini ditandai
dengan adanya zona jernih disekeliling koloni (beta hemilisis), kehijauan (alpha hemolisis)
dan untuk bakteri yang tidak menghemolisa darah tidak terjadi perubahan pada sekeliling
koloni bakteri ( gamma /non hemolisis)
9. Agar coklat dan Thayer martin
Agar coklat sama seperti agar darah tetapi pada agar coklat darah yang digunakan di lisiskan
terlebih dahulu sebelum dimasukan ke larutan agar. Setelah darah lisis sel eritrosit
mengeluarkan bahan-bahan intraseluler seperti haemoglobin, hemin,dan
koenzim nicotinamide adenine dinucleotida (NAD) yang dapat digunakan oleh bakteri yang
sukar tumbuh. Darah yang lisis memberikan warna coklat pada media sehingga disebut
dengan agar coklat. Biasanya bakteri patogen yang tumbuh pada media agar coklat
yaitu: Neisseria meningitidis ,Haemophilus spp(terlibat dalam infeksi saluran pernafasan dan
telinga)
Agar Thayer martin
Thayer martin agar adalah media diperkaya dan selektif untuk isolasi Neisseria
gonorhoeae.Penambahan antibiotik colistin bertujuan untuk menghambat bakteri gram
negatif, vancomisin untuk menghambat bakteri gram positif dan nistatin menghambat
pertumbuhan ragi. Antibiotik trimetropin jugsa ditambahkan untuk menghambat perumbuhan
Proteus spp, dan bakteri lainnya yang akan tumbuh menyebar di seluruh permukaan agar dan
dapat meghalangi koloni bakteri yang akan diidentifiasi Neisseria spp. pada mredia modifkasi
Thayer martin lewis, antibiotik nistatin diganti dengan ansamisin
Gambar 3. Perumbuhan pada agar coklat dan thioglykolat
Sterilisasi media
Bahan media yang telah dilarutkan , baik media cair maupun untuk meda pdat harus
dilakukan terlebih dahulu melalui proses sterilisasi menggunakan Autoclave yaitu alat untuk
mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi
menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau
sekitar 2 atm dan dengan suhu 121C (250F). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh
permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama
sterilisasi yang dilakukan selama 15 menit. dan waktu harus dihitung dimulai ketika suhu
telah mencapai 121 C . Setelah di autoclave media harus mencapai suhu sekurangnya 50C
sebelum dituang ke dalam cawan petri steril (biasanya 25 ml untuk satu cawan petri)
sedangkan untuk penambahan bahan-bahan seperti darah, antibiotik, vitamin dan mineral
harus ditambahkan pada saat agar dingin sebelum dituang ke cawan petri. Untuk komponen
media yang tidak tahan panas dapat dilakukan sterilisasi dengan cara filtrasi membran
Lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroba
Kondisi lingkungan yang optimal akan mendukung pertumbuhan bakteri pada media
pembiakan, empat faktor lingkuangan yang paling penting, yaitu:

a) Tersedianya oksigen atau karbondioksida

Kebanyakan bakteri klinik adalah terdiri dari bakteri aerob, anaerob fakultatif atau
anaerob obligat. Bakteri aerob adalah bakteri yang menggunakan oksigen sebagai reseptor
elektron. Bakteri anaerob fakultatif dapat tumbuh pada kondisi aerob dan anaerob. Tetapi
untuk bakteri seperti Pseudomonas spp, Neisseria spp, Bordetela spp, Brucella
spp dan Francisella spp adalah bakteri obligat aerob yaitu bakteri yang tidak dapat tumbuh
tanpa ada oksigen. Sedangkan bakteri yang membutuhkan oksigen dalam jumlah sedikit
disebut bakteri mikroaerofilik

b) Suhu

Bakteri pathogen biasanya tumbuh sangat baik pada suhu yang sama dengan suhu
jaringan dan organ tubuh hospes yaitu 37C walaupun demikian suhu pembiakan biasanya
berada pada rentang 35-37C. akan tetapi beberapa bakteri memerlukan suhu tertentu untuk
inkubasinya mislnya: campylobacter jejuni (42 C), listeria monocytogenes dan yersinia
enterocolitica (dapat tumbuh pada suhu 0 C tapi suhu optimum antara 20 dan 40 C

c) pH

pH adalah pengukuran konsentrasi ion hydrogen pada lingkungan mikroorganisme.nilai


pH 7 menunjukkan kondisi netral, sedangkan pH lebih kecil dari 7 disebut asam dan lebih
besar dari 7 disebut basa. Kebanyakan bakteri klinik menyukai kondisi pH diantara pH netral
sekitar 6,7-7,5, kebanyakan media yang diperjualbelikan telah mengandung buffer sehingga
pengecekan ph sudah tidak diperlukan lagi

d) Kelembaban

Air merupakan komponen yang sudah terdapat dalam media, baik pada media padat
ataupun cair tapi untuk penyimpanan dalam jangka waktu yang lama saat pembiakan bakteri
akan menyebabkan kehilangan sebagian besar kadar air yang timbul karena proses evaporasi.
Kehilangan air dari media dapat mengganggu petumbuhan bakteri melalui dua cara yaitu:
o berkurangnya air yang merupakan komponen penting yang akan digunakan untuk
metabolisme bakteri
o dengan berkurangnya air maka konsentrasi zat terlarut dalam media akan meningkat, dengan
meningkatnya konsentrasi zat terlarut akan meningkatkan tekanan osmotik sehingga akan
menekan sel bakteri dan sel akan lisis

Isolasi bakteri

Isolasi atau pembiakan adalah proses menumbuhkan mikroorganisme dari tempat


infeksi (lingkungan in vivo) melalui berbagai spesimen dan menumbuhkan dalam lingkungan
tiruan di laboratorium (lingkungan invitro). Ketika bakteri tumbuh pada media, pada
umumnya populasi bakteri akan mudah diamati tanpa mikroskop karena berada dalam jumlah
yang banyak berupa koloni bakteri sehingga memungkinkan untuk identifikasi laboratorik
selanjutnya . Keberhasilan pemindahan bakteri dari lingkungan in vivo ke in vitro
memerlukan nutrisi dan lingkungan yang dibutuhkan oleh bakteri patogen tersebut. Karena
pada lingkungan in vivo bakteri dapat menggunakan berbagai hasil metabolik dan jalur
fisiologik untuk pertumbuhan selama berada di dalam tubuh hospes kemudian secara tiba-tiba
harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi tiruan di laboratorium. Dengan demikian
sangatlah penting untuk menyediakan nutrisi yang dibutuhkan dan lingkungan yang sesuai
untuk pertumbuhan bakteri
Di dalam tubuh, populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi
terdiri dari campuran berbagai macam jenis bakteri untuk memisahkan bakteri patogen perlu
dilakukan isolasi di laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni
yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan
biokimiawinya.
Untuk memperoleh hasil yang baik dalam pertumbuhan bakteri maka perlu cara kerja
yang aseptik, dan sterilisasi ose sebelum digunakan mengambil koloni yang dicurigai sebagai
penyebab infeksi.
Inkubasi
Metode-metode yang digunakan untuk mengoptimalkan kondisi inkubasi :

inkubasi dilakukan pada suhu optimum untuk pertumbuhan bakteri (35C-37C) dan
kelembaban udara yang mengandung CO2 sekitar 3-5%
untuk pertumbuhan bakteri yang memerlukan CO2 lebih banyak diperlukan inkubasi pada
tempat khusus yang mengandung CO2 (tablet natrium bikarbonat dengan kelembaban dan
penutupan yang sangat erat akan menghasilkan CO2 yang cukup , sebagai alternatif dapat
juga dilakukan inkubasi pada sungkup lilin yang dapat menghasilkan CO2 3%
Identifikasi bakteri
Setelah isolasi, bakteri yang tumbuh pada media perbenihan dilakukan identifikasi
dengan tahapan sebagai berikut:
1) Evaluasi morfologi koloni
Evaluasi morfologi koloni dengan memperhatikan warna koloni, bentuk koloni (seperti titik,
bundar, berfilamen,atau tidak beraturan), elevasi koloni (cembung, cekung, datar), serta batas
koloni (halus atau tidak beraturan)
2) Pemeriksaan mikroskopis
Pemeriksaan mikroskopis dengan cara pewarnaan gram dengan melihat diferensiasi
(termasuk bakteri gram positif atau negatif), bentuk (coccus, batang, koma, atau pleimorf),
susunan (sendiri-sendiri, diplo, berantai, atau seperti anggur)
3) Uji biokimia
Uji biokimia dilakukan untuk melihat karakteristik bakteri melalui reaksi biokimia, yang
biasa dilakukan diantaranya:
1. TSIA (Tripel Sugar Iron Agar)
Digunakan untuk identifikasi bakteri gram negatif batang, untuk melihat kemampuan meragi
glukosa dan sukrosa atau laktosa. Contohnya hasil untuk Escherichia
coli (acid/acid), Salmonella thypii(alkali/acid+H2S) sedangkan Pseudomonas
aerugenosa (alkali/alkali)
Gambar 5. Hasil uji pada TSIA
2. Fermentasi karbohidrat/gula-gula
Gambar 6. Hasil positif (tabung berwarna kuning) fermentasi gula-gu
3. MR/VP (methyl red /voges proskauer)
Uji ini dilakukan untuk menentukan organisme yang memproduksi dan meng

Anda mungkin juga menyukai