Anda di halaman 1dari 22

1

Kontrasepsi DEFINISI

Pengertian kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau
pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim. Terdapat beberapa
metode yang digunakan dalam kontrasepsi. Metode dalam kontrasepsi tidak ada satupun yang
efektif secara menyeluruh. Meskipun begitu, beberapa metode dapat lebih efektif dibandingkan
metode lainnya. Efektivitas metode kontrasepsi yang digunakan bergantung pada kesesuaian
pengguna dengan instruksi. Perbedaan keberhasilan metode juga tergantung pada tipikal
penggunaan (yang terkadang tidak konsisten) dan penggunaan sempurna (mengikuti semua
instruksi dengan benar dan tepat). Perbedaan efektivitas antara penggunaan tipikal dan
penggunaan sempurna menjadi sangat bervariasi antara suatu metode kontrasepsi dengan metode
kontrasepsi yang lain. Sebagai contoh: kontrasepsi oral sangat efektif bila digunakan secara
tepat, tetapi banyak wanita yang sering kali lupa untuk meminum pilnya secara teratur. Sehingga
penggunaan kontrasepsi oral secara tipikal kurang efektif
dibandingkan penggunaan sempurna.
Tahukah anda....
Pada kontrasepsi implan, saat implan dimasukkan ke dalam
Efektivitas perhitungan pada
tubuh, tidak diperlukan perlakuan apapun lagi (sehingga
penggunaan implan menjadi penggunaan sempurna) sampai tiba metode kontrasepsi seperti pil
waktunya untuk diganti. Dalam hal ini maka penggunaan tipikal atau metode ritmik bergantung
sama saja dengan penggunaan sempurna, sampai saat pada sebaik apa petunjuknya
penggantian implan. dipatuhi/ diikuti.

Seseorang cenderung menggunakan suatu metode kontrasepsi secara tepat ketika semakin
terbiasa dengan metode kontrasepsi tersebut. Hasilnya, perbedaan efektivitas antara penggunaan
yang tipikal dengan penggunaan sempurna semakin berkurang seiring dengan berjalannya waktu.

Efektivitas Kontrasepsi
Kehamilan pada penggunaan tahun pertama (%)
Metode
Penggunaan sempurna Penggunaan tipikal
Kontrasepsi oral 0,3 8
Implan 0,05 0,05
Koyo kontrasepsi dan cincin
0,3 8
vagina
Injeksi medroxyprogesteron 0,3 3
Kondom 2 15
Diafragma dengan spermisida 6 16
Penutup serviks dengan 18 (pada wanita yang telah 40 (pada wanita yang telah
spermisida memiliki anak) memiliki anak)
9 (pada wanita yang belum 18 (pada wanita yang telah
memiliki anak) memiliki anak)
Spons kontrasepsi 26 (pada wanita yang telah 32 (pada wanita yang telah
memiliki anak) memiliki anak)
2

9 (pada wanita yang belum 16 (pada wanita yang belum


memilii anak) memilii anak)
Intrauterine device (IUD)/ Alat 0,10,8 0,10,8
kontrasepsi dalam rahim
(AKDR)
KB alami metode ritmik 19 25
Senggama terputus 4 27
Sekitar 85% wanita dapat menjadi hamil pada hubungan seksual tanpa kontrasepsi selama satu
tahun

Selain efektivitasnya, masing-masing metode kontrasepsi memiliki kelebihan dan kekurangan.


Misalnya saja, metode hormonal memiliki efek samping berupa peningkatan maupun penurunan
risiko terhadap beberapa penyakit. Pilihan metode bergantung pada gaya hidup, pilihan, dan
keperluan pengguna.

Perbandingan Metode Kontrasepsi


No. Metode Keuntungan Efek samping Pertimbangan Lain
1 Metode Hormonal
a Kontrasepsi Oral Harus diminum setiap Menstruasi Wanita yang
hari. (perdarahan) tidak berusia di atas 35
teratur selama tahun dan perokok
beberapa bulan tidak dianjurkan
pertama. menggunakan
kontrasepsi oral.
Untuk kontrasepsi oral Mual, perut Beberapa gangguan
kombinasi (mengandung kembung, retensi juga dapat
estrogen dan progestin), cairan, peningkatan mengurangi
seorang wanita tekanan darah, nyeri penggunaannya.
mengkonsumsi pil aktif payudara, migrain,
setiap hari selama 3 sakit kepala,
pekan, kemudian diikuti pertambahan berat
dengan minum tablet badan, jerawat, dan
inaktif selama 1 pekan. gelisah.
Untuk kontrasepsi oral Meningkatkan Wanita yang
yang hanya mengandung resiko terjadinya menggunakan
progestin saja maka pil penyumbatan kontrasepsi oral,
diminum setiap hari. pembuluh darah & lebih jarang
kemungkinan mendapat kram
kanker leher rahim perut saat haid,
Kunjungan ke dokter Peningkatan risiko Jerawat,
dilakukan secara bekuan darah dan perdarahan tak
teratur,
3

periodik untuk kemungkinan kemungkinan


mengulangi resep kanker serviks terkena
osteoporosis, serta
resiko mendapat
beberapa jenis
kanker tertentu.
b Implan Kontrasepsi implan Menstruasi tidak Larangan sama
hanya perlu dipasang 1 teratur selama tahun seperti penggunaan
kali untuk pemakaian pertama pemakaian. kontrasepsi oral.
selama 3 tahun. Implan Sakit kepala dan Diperlukan torehan
dipasang oleh seorang penambahan berat untuk
dokter. badan. mengeluarkan
implan
c Koyo kontrasepsi/ Wanita menggunakan Efek samping sama Larangan sama
koyo KB patch kontrasepsi dengan kontrasepsi seperti penggunaan
(berbentuk seperti koyo) oral, namun jarang kontrasepsi oral.
untuk penggunaan ditemukan adanya
selama 3 minggu. 1 perdarahan tidak
minggu berikutnya tidak teratur.
perlu menggunakan
koyo KB.
Kunjungan ke dokter
dilakukan secara
periodik untuk
memperbarui resep.
d Cincin vagina Wanita memasukkan Efek samping mirip Larangan sama
cincin setiap 3 minggu dengan kontrasepsi seperti pada
sekali. Kemudian oral, namun jarang penggunaan
selama 1 minggu cincin ditemukan kontrasepsi oral.
vagina dilepaskan. perdarahan tidak Pada minggu-
Cincin yang baru teratur. minggu awal
digunakan untuk pemakaian, perlu
pemakaian 1 bulan digunakan metode
kontrasepsi lain
sebagai cadangan.
Cincin vagina
dapat Keluar
dengan sendirinya.
Apabila cincin
dimasukkan
kembali dalam
waktu kurang dari
3 jam (setelah
keluar dengan tidak
4

sengaja) maka
metode kontrasepsi
cadangan tidak
perlu digunakan.
e Injeksi Injeksi diberikan oleh Terjadi perdarahan Metode ini
Medroxyprogesterone dokter setiap 3 bulan. tidak teratur (seiring mengurangi risiko
waktu, perdarahan terjadinya kanker
makin jarang rahim
terjadi) atau tidak (endometrial),
menstruasi sama penyakit radang
sekali saat panggul, dan
kontrasepsi injeksi anemia karena
digunakan. kekurangan zat
Sedikit kenaikan besi.
berat badan, sakit
kepala, dan
kehilangan
kepadatan tulang
secara sementara
2 Metode barrier (penghalang)
a Kondom Pria menggunakan Reaksi alergi dan Kondom lateks
kondom segera sebelum iritasi memberi
melakukan hubungan perlindungan
seksual dan terhadap penyakit
membuangnya setiap yang ditularkan
habis digunakan. lewat hubungan
seksual.
Kondom banyak tersedia Kondom harus di
di toko obat bebas. gunakan secara
benar. Agar efektif,
metode ini
memerlukan
kerjasama dari
pasangan.
b Diafragma dengan Diafragma dapat Reaksi alergi, iritasi Setelah diafragma
krim atau gel digunakan oleh wanita & infeksi saluran dipasang, krim atau
kontrasepsi sebelum melakukan kemih gel tambahan perlu
hubungan seksual. dimasukkan
Kemudian didiamkan sebelum
(dibiarkan) selama 24 melakukan
jam. hubungan
Penentuan ukuran seksual.
diafragma yang sesuai
dilakukan oleh dokter
5

(setidaknya setahun
sekali).
Diafragma yang
menggunakan krim atau
gel kontrasepsi dapat
menyebabkan
penempatan diafragma
menjadi berantakan.
c Spons kontrasepsi Spons kontrasepsi dapat Reaksi alergi dan Spons dapat sulit
dimasukkan sebelum kekeringan pada untuk dikeluarkan.
melakukan hubungan vagina atau iritasi Spons harus
seksual. Spons dapat dikeluarkan dalam
dimasukkan kemudian setelah 30 jam.
dan dapat efektif selama
24 jam. Spons dibuang
setiap habis digunakan.
Spons kontrasepsi
tersedia di toko obat
bebas
3 Metode lain
a Intrauterine device IUD/ AKDR hanya Perdarahan dan rasa Kadangkala IUD /
(IUD)/ Alat perlu dipasang setiap 5- nyeri. AKDR dapat
kontrasepsi dalam 10 tahun sekali, Perforasi rahim terlepas.
rahim (AKDR) tergantung dari tipe alat (jarang sekali).
yang digunakan. Alat
tersebut harus dipasang
atau dilepas oleh dokter.
b KB alami metode Wanita memeriksa suhu Tidak ada. Metode ini
ritmik tubuh, lendir vagina dan memerlukan
gejala lain atau ketekunan wanita
kombinasi dari dan hubungan
ketiganya hampir setiap seksual tidak
hari. dilakukan selama
beberapa hari
dalam sebulan.
Metode ini kurang
efektif bagi wanita
yang mempunyai
siklus mentruasi
tidak teratur
c Sanggama terputus Pria menarik keluar tidak ada Metode ini tidak
penisnya dari vagina dapat diandalkan
sebelum terjadi karena sperma bisa
6

ejakulasi. saja keluar sebelum


Sangat diperlukan terjadi ejakulasi
pengendalian diri dan
pengaturan waktu yang
tepat.

Metode hormonal

Terdapat beragam metode dalam kontrasepsi hormonal. Metode ini dapat dilakukan
melalui mulut (kontrasepsi oral), melalui vagina, ditempelkan pada kulit, ditanam di
bawah kulit, maupun disuntikkan ke dalam otot. Hormon yang digunakan untuk
mencegah konsepsi meliputi estrogen dan progestin (suatu senyawa yang mirip dengan
hormon progesteron). Metode hormonal mencegah kehamilan dengan cara menghambat
pelepasan sel telur dari ovarium, atau mengentalkan mukus/ lendir serviks (leher rahim)
sehingga sperma tidak bisa dapat melewati serviks ke rahim. Selain itu, metode hormonal
juga mencegah sel telur dibuahi oleh sperma. Dalam penggunaannya, metode-metode
hormonal memiliki efek samping dan batasan/larangan yang hampir sama.

Kontrasepsi Oral

Kontrasepsi oral, yang biasa dikenal dengan pil KB (terkadang pil saja) mengandung
homon, baik kombinasi hormon progestin dan estrogen maupun hormon progestin saja.
Pil KB kombinasi biasanya diminum sehari sekali selama 3 minggu kemudian istirahat 1
minggu tidak minum pil (supaya menstruasi dapat terjadi) dan mulai minum pil KB lagi
seperti semula. Tablet yang berisi bahan inaktif biasanya disertakan dalam kemasan
untuk diminum saat masa istirahat. Hal ini bertujuan agar rutinitas minum pil terjaga
setiap hari. Ada produk pil KB yang diminum secara rutin selama 12 minggu diikuti
masa istirahat selama 1 minggu. Sehingga menstruasi hanya terjadi 4 kali dalam setahun.
Ada juga produk yang harus meminum pil KB aktif setiap hari. Apabila menggunakan
produk ini maka tidak ada masa menstruasi, walaupun kadang-kadang perdarahan
menstruasi bisa saja terjadi.

Sekitar 0,3% wanita yang menggunakan pil KB kombinasi sesuai instruksi bisa hamil
pada tahun pertama penggunaan. Peluang terjadinya kehamilan akan semakin besar bila
wanita terlewat atau lupa untuk minum pil, terutama di hari-hari awal pada siklus
menstruasi.

Dosis estrogen pada pil KB kombinasi bervariasi. Biasanya pil KB kombinasi dengan
dosis estrogen yang rendah (20-35 mikrogram) banyak digunakan karena memiliki efek
samping yang lebih rendah dibandingkan yang berdosis tinggi (50 mikrogram). Wanita
sehat yang tidak merokok dapat menggunakan pil KB kombinasi dosis rendah tanpa henti
sampai menjelang menopause.

Pil KB yang hanya mengandung progestin diminum setiap hari tanpa henti. Terkadang pil
KB ini menyebabkan perdarahan menstruasi tidak teratur. Angka terjadinya kehamilan
7

dengan pil yang hanya mengandung progestin sama dengan pil KB kombinasi. Pil KB
yang hanya mengandung progestin biasanya diresepkan bila pemberian estrogen
merugikan wanita. Misalnya pil ini diresepkan pada wanita menyusui karena estrogen
berefek mengurangi jumlah dan kualitas ASI. Tablet yang hanya mengandung progestin
tidak mempengaruhi produksi ASI.

Sebelum mulai menggunakan kontrasepsi oral, wanita harus menjalankan pemeriksaan


fisik yang meliputi pengukuran tekanan darah untuk memastikan bahwa ia tidak memiliki
masalah kesehatan ketika menggunakan kontrasepsi oral. Tiga bulan setelah penggunaan
kontrasepsi oral, wanita tersebut harus menjalani pemeriksaan kembali untuk melihat
ada/tidaknya perubahan tekanan darah. Jika tidak ada perubahan, pemeriksaan kesehatan
dilakukan setidaknya sekali setahun.

Jika seorang wanita memiliki penyakit arteri koroner atau diabetes, atau memiliki risiko
kedua penyakit tersebut (ada kerabat dekat yang memiliki penyakit tersebut) biasanya
dilakukan pemeriksaan darah untuk memeriksa kadar kolesterol, lipid dan juga gula
darah. Jika hasil pemeriksaan diketahui level darahnya tidak normal, dokter mungkin
meresepkan kombinasi estrogen dosis rendah, namun secara berkala dilakukan monitor
pada kadar lipid dan gula darah.

Sebelum memulai penggunaan kontrasepsi oral, seorang wanita harus berkonsultasi pada
dokter mengenai keuntungan dan kerugian kontrasepsi oral bagi dirinya.

Keuntungan kontrasepsi oral

Keuntungan utama kontrasepsi oral yaitu dapat diandalkan bila digunakan secara terus-
menerus. Selain itu, penggunaan kontrasepsi oral mengurangi kejang otot pada saat
menstruasi, PMS, jerawat, perdarahan tidak teratur, anemia, kista pada payudara ataupun
rahim, kehamilan di luar rahim, dan infeksi saluran telur. Selain itu, wanita yang
menggunakan kontrasepsi oral, lebih sedikit
terkena risiko osteoporosis.
Tahukah anda....
Penggunaan kontrasepsi oral dapat mengurangi
o Dengan metode
risiko beberapa tipe kanker, termasuk kanker
kontrasepsi oral
uterin (endometrial) dan kanker rahim. Risiko
tertentu, periode
berkurang untuk beberapa tahun setelah
menstruasi hanya
kontrasepsi dihentikan.
muncul selama 4 kali
dalam satu tahun.
Kontrasepsi oral yang diminum pada awal
o Kontrasepsi hormonal
kehamilan tidak membahayakan janin. Namun,
dapat mempunyai
wanita tersebut harus menghentikan penggunaan
beberapa keuntungan
kontrasepsi oral segera setelah ia menyadari
bahwa ia hamil. Kontrasepsi oral tidak memiliki
pengaruh jangka panjang pada kesuburan wanita, meskipun wanita bisa saja tidak
melepaskan telur (ovulasi) untuk beberapa bulan setelah penghentian obat. Dokter
merekomendasikan wanita pasca melahirkan menunggu sekitar 2 minggu untuk memulai
kontrasepsi oral.
8

Kekurangan kontrasepsi hormonal

Kekurangan penggunaan kontrasepsi hormonal mencakup efek samping yang merugikan.


Perdarahan yang tidak teratur paling banyak ditemui pada bulan-bulan pertama
penggunaan kontrasepsi oral, namun biasanya akan berhenti dengan sendirinya bila tubuh
telah beradaptasi dengan kandungan hormon dalam kontrasepsi oral tersebut. Jika
perdarahan tidak teratur terus berlangsung, dokter bisa saja menyarankan meminum
kontrasepsi oral setiap hari, tanpa istirahat (jeda) selama beberapa bulan untuk
mengurangi terjadinya perdarahan.

Beberapa efek samping yang muncul berkaitan dengan kandungan estrogen dalam tablet.
Efek samping dapat berupa mual, kembung, retensi cairan, peningkatan tekanan darah,
nyeri payudara, dan migrain. Beberapa efek samping berhubungan dengan tipe atau dosis
progestin. Efek samping dapat berupa pertambahan berat badan, jerawat, dan gelisah.
Beberapa wanita yang mengkonsumsi kontrasepsi oral berat badannya naik sekitar 3-5
pon (1,4-2,3 kg) dikarenakan retensi cairan. Terkadang berat badan bisa bertambah lagi
karena nafsu makan yang meningkat. Banyak efek samping tersebut jarang muncul
dengan penggunaan tablet dosis rendah.

Pada beberapa wanita, kontrasepsi oral menimbulkan bercak-bercak hitam (melasma) di


wajah, serupa dengan bercak yang dapat muncul selama kehamilan. Paparan sinar
matahari dapat membuat bercak tersebut lebih gelap. Jika bercak gelap bertambah, wanita
tersebut harus berkonsultasi pada dokter mengenai penghentian penggunaan kontrasepsi
oral. Bercak hitam akan memucat secara bertahap setelah penggunaan kontrasepsi oral
dihentikan.

Menggunakan kontrasepsi oral dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit. Risiko


terjadinya pembekuan darah di vena meningkat pada wanita yang menggunakan pil KB
kombinasi dibandingkan yang tidak menggunakan. Risikonya meningkat 7 kali lebih
tinggi dengan tablet yang mengandung estrogen dosis tinggi. Risiko meningkat sekitar 3
sampai 4 kali untuk estrogen dosis rendah. Akan tetapi, risiko yang muncul tersebut
hanya setengah saja dari resiko terjadinya pembekuan darah saat hamil. Wanita yang
memiliki anggota keluarga menderita pembekuan darah harus memberitahukan kepada
dokter sebelum menggunakan kontrasepsi oral. Dikarenakan pembedahan/ operasi
meningkatkan risiko terjadinya pembekuan darah, seorang wanita harus menghentikan
penggunaan kontrasepsi oral sebulan sebelum dilakukan prosedur operasi dan tidak
menggunakan kontrasepsi oral tersebut sampai sebulan setelahnya. Untuk wanita sehat
yang tidak merokok, penggunaan pil kombinasi dengan estrogen dosis rendah tidak
meningkatkan risiko terjadinya stroke maupun serangan jantung.

Penggunaan kontrasepsi oral lebih dari 5 tahun, dapat meningkatkan risiko terjadinya
kanker leher rahim (serviks). Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral harus
melakukan Papanicolaou test atau tes pap smear setidaknya sekali dalam setahun. Tes ini
dapat mendeteksi adanya perubahan pada leher rahim yang dapat berkembang menjadi
kanker sebelum berubah menjadi kanker.
9

Penggunaan kontrasepsi oral tidak meningkatkan risiko kanker payudara, tidak juga pada
wanita dengan usia 35 65 tahun. Selain itu, penggunaan kontrasepsi oral juga tidak
meningkatkan risiko kanker payudara pada kelompok berisiko tinggi (misalnya wanita
dengan kelainan payudara ringan atau keluarga dengan riwayat kanker payudara).

Menggunakan kontrasepsi oral dapat menyebabkan batu empedu tumbuh lebih besar,
namun tidak menyebabkan pembentukan batu empedu yang baru. Sehingga adanya batu
empedu lebih sering terdiagnosa pada tahun-tahun pertama penggunaan kontrasepsi oral.

Untuk wanita yang berusia lebih dari 35 tahun dan perokok, penggunaan kontrasepsi oral
dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung. Secara tipikal, wanita tersebut
tidak boleh menggunakan kontrasepsi oral. Namun jika wanita tersebut dimonitor secara
ketat oleh praktisi kesehatan, ia dapat menggunakan kontrasepsi oral. Menggunakan
cyclophosphamide (CYTOXAN), antibiotik tertentu, atau obat antifungi tertentu dapat
membuat kontrasepsi oral menjadi kurang efektif. Jika seorang wanita yang
menggunakan kontrasepsi oral menggunakan salah satu obat tersebut, maka ia harus
menggunakan juga metode kontrasepsi lain sampai periode awal setelah penggunaan
obat-obat tersebut selesai.

Seorang wanita tidak boleh menggunakan kontrasepsi oral pada situasi berikut:

3. Perokok dan usianya di atas 35 tahun


4. Memiliki gangguan hati maupun tumor pada hati
5. Memiliki kadar trigliserida yang sangat tinggi (250 mg/dL atau lebih tinggi)
6. Memiliki tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol
7. Memiliki penyakit diabetes mellitus yang tidak terkontrol
8. Memiliki gangguan ginjal
9. Memiliki penyumbatan darah di betis akibat adanya bekuan darah (trombosis
vena)
10. Kondisi kaki yang tidak bergerak (seperti pada penggunaan gips)
11. Memiliki penyakit arteri koroner
12. Pernah mengalami stroke
13. Menjalankan operasi dalam bulan sebelumnya atau akan menjalankan operasi
pada bulan berikutnya
14. Memiliki penyakit kolestasis (aliran empedu berkurang) selama kehamilan atau
memiliki sakit kuning (jaundice) selama penggunaan kontrasepsi oral sebelumnya
15. Memiliki kanker payudara atau kanker endometrial yang dapat berkembang
dengan stimulasi estrogen
16. Pernah terkena serangan jantung
17. Mengalami perdarahan vagina dengan sebab yang tidak diketahui
18. Memiliki penyakit lupus/systemic lupus erythematosus (SLE)
10

Wanita dapat menggunakan kontrasepsi oral hanya dengan pengawasan dari dokter pada
situasi berikut:

19. Wanita yang mengalami depresi


20. Memiliki diabetes yang dikontrol dengan baik dan tidak mempengaruhi
sirkulasinya
21. Memiliki sindroma pra haid/premenstrual syndrome (PMS)
22. Tidak memiliki periode menstruasi (amenorrhea) untuk alasan yang tidak
diketahui
23. Sering mengalami migrain (tapi tidak dengan gejala gangguan sistem saraf pusat,
seperti rasa kebas atau lemah pada lengan atau wajah)
24. Perokok berusia di bawah 35 tahun
25. Memiliki hepatitis atau penyakit hati lainnya dan telah sembuh total
26. Memiliki tekanan darah tinggi yang dikontrol dengan pengobatan
27. Memiliki varises
28. Memiliki gangguan kejang yang telah diobati dengan obat
29. Memiliki fibroid di rahim
30. Memiliki prekanker, abnormalitas pada rahim dan kanker rahim yang telah
diobati
31. Obesitas
32. Memiliki hubungan dekat dengan keluarga yang menderita penyumbatan darah

* pantangan ini hanya untuk kontrasepsi oral yang mengandung estrogen dan progestin.

mg/dL = milligram per desiliter darah

Kontrasepsi koyo (koyo KB) dan cincin vagina

Koyo KB dan cincin vagina mengandung estrogen dan progestin dan digunakan selama 3
sampai 4 minggu, kemudian dilepas. Pada minggu keempat, kontrasepsi tersebut tidak
digunakan supaya menstruasi dapat terjadi.

Koyo KB ditempelkan seminggu sekali selama 3 minggu berturut-turut. Koyo


ditempelkan dikulit kemudian didiamkan selama 1 minggu, kemudian dilepas. Koyo yang
baru ditempelkan di area kulit yang berbeda. Pada minggu ke 4 Koyo KB tidak
digunakan. Olahraga dan sauna maupun penggunaan bak mandi air panas tidak akan
menggeser posisi koyo KB ini.

Cincin vagina merupakan alat plastik kecil yang ditempatkan dalam vagina selama 3
minggu. Kemudian, cincin dilepas selama 1 minggu. Seorang wanita dapat memasang
dan melepas cincin vagina sendiri. Cincin vagina terdiri dari satu ukuran dan dapat
ditempatkan di mana saja di dalam vagina. Biasanya cincin tidak dirasakan pasangan
sewaktu berhubungan. Cincin vagina yang baru diganti setiap bulannya. Masing-masing
metode efektif bila digunakan secara benar dan sempurna. Efektivitasnya sama dengan
11

kontrasepsi oral. Terkadang, koyo kontrasepsi kurang efektif pada wanita yang kelebihan
berat badan (overweight).

Dengan metode koyo KB dan cincin vagina, wanita memiliki periode menstruasi yang
teratur. Bercak maupun perdarahan jarang terjadi. Efek samping, risiko, dan
batasan/larangan sama dengan kontrasepsi oral kombinasi.

Kontrasepsi implan

Kontrasepsi implan merupakan kontrasepsi yang berbentuk batang kecil yang


mengandung hormon progestin. Setelah dokter mematikan rasa di kulit dengan
menggunakan anastetik, kemudian alat seperti jarum (trocar) digunakan untuk
menempatkan implan di bawah kulit pada lengan bagian atas. Pemasangan implan tidak
memerlukan jahitan pada kulit. Secara perlahan, implan akan melepaskan progestin ke
dalam aliran darah. Implan efektif digunakan selama 3 tahun.

Efek samping yang paling banyak ditemukan adalah periode menstruasi yang tidak
teratur atau tidak mendapatkan menstruasi selama tahun pertama penggunaan. Setelah itu,
periode menstruasi menjadi teratur. Sakit kepala dan pertambahan berat badan juga bisa
terjadi. Efek samping ini terkadang membuat wanita ingin melepaskan implan. Karena
implan tidak diserap tubuh, dokter harus melakukan sayatan pada kulit untuk
melepaskannya. Melepaskan implan lebih sulit daripada penyisipannya dikarenakan
jaringan di bawah kulit menjadi lebih tebal di sekitar implan. Segera setelah implan
dilepaskan, ovarium kembali ke fungsi normalnya, dan wanita subur kembali.

Kontrasepsi injeksi/suntikan

Progestin atau medroxyprogesterone diinjeksikan oleh tenaga kesehatan setiap tiga bulan
sekali. Tersedia 2 tipe injeksi. Tipe yang pertama adalah yang disuntikkan ke jaringan
otot di lengan maupun bokong, dan tipe kedua yaitu disuntikkan di bawah kulit. Masing-
masing tipe sangat efektif.

Progestin mengganggu siklus menstruasi. Sekitar sepertiga wanita yang menggunakan


kontrasepsi ini tidak mengalami menstruasi selama 3 bulan setelah injeksi pertama.
Sedangkan sepertiga lainnya mengalami perdarahan tidak teratur dan bercak selama lebih
dari 11 hari setiap bulannya. Setelah kontrasepsi ini digunakan selama beberapa waktu,
perdarahan yang tidak teratur semakin jarang terjadi. Setelah 2 tahun, sebanyak 70%
wanita tidak akan mengalami perdarahan sama sekali. Ketika injeksi dihentikan,
menstruasi kembali teratur dalam waktu 6 bulan pada separuh wanita dan dalam waktu 1
tahun bagi tiga perempat wanita lainnya. Kesuburan mungkin saja belum kembali seperti
semula sampai satu tahun setelah injeksi dihentikan.

Efek samping yang bisa muncul meliputi sedikit penambahan berat badan, sakit kepala,
menstruasi tidak teratur atau tidak menstruasi, dan menurunnya kepadatan tulang untuk
sementara waktu. Biasanya, kepadatan tulang akan kembali seperti semula setelah injeksi
dihentikan. Orang yang mendapatkan suntikan kontrasepsi hormonal, terutama remaja
12

dan wanita muda harus mengkonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D setiap hari untuk
membantu memelihara kepadatan tulang.

Medroxyprogesterone tidak meningkatkan risiko penyakit kanker, termasuk kanker


payudara. Medroxyprogesteron mengurangi risiko munculnya kanker endometrial,
penyakit radang pelvis (infeksi pada organ reproduksi wanita bagian atas), dan anemia
karena kekurangan zat besi. Interaksi dengan beberapa obat jarang ditemukan.

Kontrasepsi darurat

Kontrasepsi darurat, yang biasa disebut morning after pill mengandung hormon atau obat
yang dapat mempengaruhi hormon. Pil ini digunakan paling lama 72 jam setelah terjadi
hubungan seksual tanpa kontrasepsi atau metode kontrasepsi yang digunakan gagal,
misalnya terjadi kebocoran kondom.

Kontrasepsi darurat dapat mengurangi kemungkinan hamil setelah terjadi satu kali
hubungan seksual tanpa pelindung, termasuk ketika hubungan seksual tersebut dilakukan
mendekati saat ovulasi. Mendekati waktu ovulasi, peluang terjadinya kehamilan sekitar
8% tanpa kontrasepsi. Semakin cepat kontrasepsi darurat digunakan, semakin efektif
kerjanya.

Tersedia 2 pilihan dalam kontrasepsi darurat

0. Levonorgestrel

Hormon ini paling banyak digunakan dalam kontrasepsi darurat. Levonorgestrel


atau progestin dalam dosis yang lebih rendah lebih banyak digunakan. Umumnya,
satu dosis diminum, kemudian diikuti dengan dosis lain 12 jam kemudian. Jika
dosis pertama dikonsumsi 72 jam setelah berhubungan, kemungkinan terjadinya
kehamilan berkurang sampai hampir 90%. Jika dosis pertama dikonsumsi dalam
waktu 24 jam setelah berhubungan, peluang kehamilan berkurang sampai sekitar
95%. Beberapa dokter merekomendasikan kedua tablet levonorgestrel dikonsumsi
pada waktu yang sama. Metode ini cukup efektif. Untuk tiap penggunaan dapat
diminum 1 tablet dosis biasa atau 20 tablet dosis rendah.

1. Kontrasepsi kombinasi

Kontrasepsi darurat menggunakan pil kontrasepsi oral kombinasi. 2 tablet (pil)


KB kombinasi diminum sekaligus dalam jangka waktu 72 jam setelah terjadi
hubungan seksual tanpa pengaman. Selanjutnya 2 tablet pil kb kombinasi
berikutnya dikonsumsi 12 jam kemudian. Pilihan ini kurang efektif dalam
mencegah kehamilan daripada metode lainnya. Sebanyak 50% wanita mengalami
mual, dan 20% mengalami muntah. Obat antiemetik dapat digunakan untuk
mencegah mual dan muntah.
13

Kontrasepsi penghalang/barrier

Kontrasepsi penghalang/barrier secara fisik menghalangi sperma memasuki rahim


wanita. Kontrasepsi penghalang/barrier mencakup kondom, diafragma, penutup serviks,
dan spons kontrasepsi.

Memblok akses: kontrasepsi penghalang

Alat kontrasepsi penghalang/barrier mencegah sperma memasuki rahim wanita.


Mencakup kondom, diafragma, penutup serviks, dan spons kontrasepsi. Beberapa
kondom dapat mengandung spermisida. Kondom dan metode penghalang lain yang tidak
mengandung spermisida harus digunakan bersama bahan spermisida.

0. Kondom

Kondom merupakan pelindung tipis yang menutupi penis. Kondom terbuat dari
karet/ lateks yang merupakan satu-satunya kontrasepsi yang melindungi penyakit
menular seksual, termasuk yang disebabkan oleh bakteri (seperti gonorrhea dan
syphilis) dan disebabkan karena virus (seperti HPVhuman papillomavirus
dan HIVhuman immunodeficiency virus). Namun bagaimanapun, perlindungan
ini (dengan berbagai pertimbangan) tidaklah sempurna. Kondom yang terbuat dari
poliuretan juga menyediakan perlindungan, namun kondom jenis ini lebih tipis
dan lebih mudah sobek. Kondom yang terbuat dari kulit lembu tidak melindungi
dari serangan infeksi virus seperti infeksi HIV.

Kondom pria
14

Difragma

Penutup serviks

Busa vagina

Intrauterine Device (alat kontrasepri


dalam rahim)

Kondom harus digunakan secara


benar agar penggunaannya efektif.
Tahukah anda....
Untuk beberapa jenis kondom
Kondom yang terbuat dari
tertentu, bagian ujung kondom
lateks merupakan satu-satunya
perlu diberi jarak saat dipasang,
metode kontrasepsi yang dapat
sekitar inchi (kurang lebih 1
melindungi terhadap penyakit
cm) dari ujung penis. Gunanya
infeksi seksual, termasuk
sebagai tempat untuk menampung
infeksi HIV.
sperma. Ada juga jenis kondom
lain yang telah mempunyai ruang khusus pada bagian ujungnya untuk
menampung sperma. Segera setelah terjadi ejakulasi, penis harus ditarik dari
vagina dengan cara memegang bagian lingkaran/pinggir kondom dengan erat
pada pangkal penis untuk mencegah supaya kondom tidak terlepas dan
menumpahkan sperma. Kemudian kondom dapat dilepaskan secara perlahan. Jika
sperma tumpah saat penis ditarik, maka sperma dapat masuk ke dalam vagina dan
menyebabkan kehamilan. Kondom yang baru harus digunakan setiap seseorang
akan melakukan hubungan seksual dan kondom yang tidak layak/meragukan
sebaiknya tidak digunakan/dibuang.

Selama tahun pertama penggunaan kondom, peluang kehamilan sekitar 6%


dengan pemakaian sempurna dan sekitar 16% dengan pemakaian tipikal.
Pembunuh sperma/ spermisida yang kadang terdapat dalam pelumas (lubrikan)
kondom atau dimasukkan secara terpisah ke dalam vagina, meningkatkan
efektivitas kondom.
15

1. Diafragma

Diafragma, karet yang berbentuk setengah bola (kubah) dilengkapi dengan


penutup yang fleksibel, dimasukkan ke dalam vagina, dan ditempatkan dalam
leher rahim. Diafragma menghalangi sperma memasuki rahim.

Diafragma tersedia dalam berbagai ukuran dan dokter/tenaga kesehatan dapat


membantu untuk menentukan ukuran yang sesuai. Dokter/tenaga kesehatan
tersebut juga akan mengajarkan mengenai cara memasukkannya. Jika seorang
wanita mengalami peubahan berat badan (naik maupun turun) sekitar 10 pon (4,5
kg), telah menggunakan diafragma lebih dari 1 tahun, atau telah memiliki bayi
atau telah diaborsi, maka ukuran diafragmanya harus disesuaikan kembali karena
ada kemungkinan bentuk dan ukuran vagina mengalami perubahan.

Diafragma harus menutupi leher rahim tanpa menyebabkan ketidaknyamanan.


Baik wanita maupun pasangannya sebaiknya tidak merasakan keberadaan
diafragma tersebut. Krim kontrasepsi maupun gel kontrasepsi (yang dapat
membunuh sperma) harus selalu digunakan sewaktu menggunakan diafragma,
karena dikhawatirkan diafragma dapat bergeser selama hubungan seksual
dilakukan.

Diafragma dimasukkan sebelum berhubungan dan tidak boleh dipindah dari


tempatnya (vagina) setidaknya 8 jam setelah berhubungan, namun tidak lebih dari
24 jam.

Jika hubungan seksual berulang ketika diafragma masih di tempatnya, diperlukan


penambahan krim atau gel kontrasepsi untuk melanjutkan perlindungan. Wanita
harus memeriksa diafragmanya secara teratur apakah rusak/sobek. Selama tahun
pertama penggunaan diafragma, persentasi kehamilan sekitar 6% dengan
penggunaan sempurna dan 16% dengan penggunaan tipikal.

2. Penutup serviks

Penutup serviks mirip dengan diafragma, namun lebih kecil dan lebih keras.
Penutup serviks menempati ruangan di serviks (leher rahim) dengan pas. Alat
kontrasepsi ini belum tersedia di Indonesia.

Penutup serviks harus disesuaikan ukurannya oleh dokter/tenaga kesehatan. Krim


kontrasepsi atau gel harus selalu digunakan bila menggunakan penutup serviks.
Penutup harus dimasukkan sebelum berhubungan dan didiamkan setidaknya 8
jam setelah berhubungan, namun tidak lebih dari 48 jam.

Selama tahun pertama penggunaan penutup serviks pada wanita yang belum
memiliki anak, kehamilan dapat terjadi sekitar 9% dengan penggunaan sempurna
dan 18% dengan penggunaan tipikal. Untuk wanita yang telah memiliki anak
kemungkinan terjadinya kehamilan menjadi 2x lipat. Melahirkan mengubah leher
16

rahim sehingga membuat penutup serviks lebih sulit untuk melindungi dengan
pas.

3. Spons kontrasepsi

Sebagai tambahan dalam menghalangi sperma memasuki rahim, spons


kontrasepsi mengandung spermisida. Tersedia secara bebas dan tidak memerlukan
bantuan tenaga ahli.

Spons dapat dimasukkan ke dalam vagina sampai sekitar 24 jam sebelum


berhubungan seksual dan spons menyediakan perlindungan dalam waktu tersebut,
tanpa mempengaruhi berapa banyak hubungan seksual diulang. Spons harus
didiamkan setidaknya 6 jam setelah hubungan terakhir. Namun spons tidak boleh
didiamkan lebih dari 30 jam. Biasanya pasangan tidak menyadari keberadaan
spons. Spons kontrasepsi kurang efektif dibandingkan diafragma.

Masalah yang berhubungan dengan penggunaan spons sebagai kontrasepsi jarang


terjadi. Namun masalah yang ditemui meliputi reaksi alergi, vagina menjadi
kering atau iritasi vagina dan kesulitan melepas spons.

4. Spermisida

Spermisida merupakan sediaan yang dapat membunuh sperma. Tersedia dalam


bentuk busa vagina, krim, gel, dan suppositoria. Spermisida ditempatkan di
vagina sebelum berhubungan seksual. Kontrasepsi ini juga menyediakan barrier
fisik ke sperma. Tidak ada sediaan yang lebih efektif dibanding yang lain.
Spermisida paling baik digunakan dengan kontrasepsi barrier seperti kondom dan
diafragma.

5. Intrauterine Devices (IUD)/ Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Alat kontrasepsi dalam rahim merupakan alat yang berukuran kecil, terbuat dari
plastik elastis yang dimasukkan dalam rahim. IUD atau AKDR ditempatkan
selama 5 sampai 10 tahun, tergantung pada tipe atau sampai wanita tersebut ingin
agar alat tersebut dilepas. IUD harus dimasukkan dan dilepaskan oleh dokter atau
praktisi kesehatan lainnya. Pemasukan IUD hanya membutuhkan waktu beberapa
menit. Pelepasannya juga cepat dan biasanya hanya sedikit menimbulkan
ketidaknyamanan. IUD mencegah kehamilan dengan berbagai cara:

1. Membunuh maupun meng-imobilisasi sperma


2. Mencegah sperma membuahi telur
3. Mencegah telur yang terbuahi menempel di rahim

Mengenali Intrauterine Devices (IUD)


17

Intrauterine devices (IUD) merupakan alat kontrasepsi kecil yang terbuat dari
sejenis plastik yang dimasukkan oleh tenaga ahli (dokter, perawat, maupun bidan)
ke dalam rahim melalui vagina. Terdapat beberapa tipe IUD. Tipe pelepas
tembaga, yaitu tipe IUD yang pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat
tembaga. Sedangkan tipe lainnya yaitu tipe pelepas progestin. Benang plastik
tetap menempel pada IUD sehingga wanita dapat memastikan alat IUD masih
pada tempatnya.

Di Indonesia terdapat dua tipe IUD. Tipe pertama yaitu IUD pelepas progestin
(levonorgestrel), memiliki masa efektif selama 5 tahun. Selama periode 5 tahun
tersebut, hanya sekitar 0,5 % wanita yang mengalami kehamilan.

Tipe yang kedua adalah IUD yang melepaskan tembaga, yang memiliki
efektivitas sekitar 10 tahun. Selama waktu tersebut, kurang dari 2% wanita hamil.
Satu tahun setelah IUD dilepas, 80 sampai 90% yang ingin hamil, bisa hamil.

IUD yang dimasukkan 1 minggu setelah terjadi 1 kali hubungan seksual tanpa
pengaman, efektivitasnya mendekati 100% seperti pada metode kontrasepsi
darurat. IUD tidak mempunyai efek sistemik (tidak mempengaruhi seluruh
tubuh).

Rahim bisa saja terkontaminasi bakteri pada saat pemasukan IUD, namun infeksi
jarang ditemukan. Benang pada IUD tidak menyebabkan masuknya bakteri. IUD
meningkatkan risiko infeksi panggul hanya pada bulan pertama penggunaan.

Permasalahan yang mungkin muncul:

Perdarahan dan nyeri merupakan alasan utama yang menyebabkan wanita


melepas IUD-nya (lebih dari separuh wanita melepaskan IUD sebelum
waktunya). IUD yang melepas tembaga meningkatkan perdarahan menstruasi.
Sebaliknya, IUD pelepas progestin mengurangi terjadinya perdarahan menstruasi.
18

Setelah 1 tahun, perdarahan menstruasi akan berhenti pada sekitar 20 % wanita.

Sekitar 5% IUD terlepas/keluar pada tahun pertama pemasangan, bahkan pada


beberapa minggu pertama. Terkadang wanita tidak menyadari lepasnya IUD.
Benang plastik ditempelkan ke IUD sehingga wanita dapat memeriksa sesering
mungkin dan memastikan bahwa IUD masih pada tempatnya, terlebih lagi setelah
masa menstruasi. Jika ia tidak menemukan benangnya, ia harus menggunakan
metode kontrasepsi lain sampai tenaga kesehatannya memutuskan apakah IUD
nya masih terpasang atau tidak. Jika IUD lainnya dimasukkan setelah IUD
sebelumnya terlepas, biasanya IUD tersebut tetap terpasang di tempatnya.

Jarang ditemukan kejadian perforasi rahim pada saat pemasangan IUD. Biasanya,
perforasi tidak menimbulkan gejala. Perforasi diketahui ketika wanita tidak dapat
merasakan benang plastik IUD, kemudian dari hasil USG atau sinar x
menunjukkan bahwa IUD ternyata berada di luar rahim. IUD yang menyebabkan
perforasi rahim dan masuk ke rongga perut harus di ambil dengan cara operasi,
terkadang menggunakan laparoskopi untuk mencegah usus menjadi terluka atau
tergores.

Risiko keguguran terjadi pada sekitar 55% wanita yang hamil dengan IUD masih
di tempatnya. Jika wanita ingin kehamilannya dilanjutkan, dan benang IUD masih
terlihat, dokter akan melepas IUD untuk mengurangi risiko keguguran (sekitar
20%). Pada kehamilan dengan IUD yang masih berada di dalam rahim tidak
meningkatkan risiko cacat pada janin, kematian janin, maupun infeksi panggul
selama kehamilan. Untuk wanita hamil yang masih terdapat IUD, kemungkinan
memiliki kehamilan ektopik (di luar rahim) sekitar 5%. Meskipun demikian,
risiko secara keseluruhan dari kehamilan ektopik lebih rendah dibandingkan yang
tidak menggunakan metode kontrasepsi karena IUD mencegah kehamilan secara
efektif.

Manfaat: Selain mengontrol kehamilan, IUD dapat mengurangi risiko kanker


endometrial dan kanker leher rahim.

Metode berdasarkan waktu

Selain penggunaan alat maupun obat, beberapa metode kontrasepsi bergantung pada
waktu dilakukannya hubungan seksual.

Metode KB Alami

Metode KB alami yaitu metode kontrasepsi dengan cara tidak dilakukannya hubungan
seksual ketika wanita dalam masa subur. Umumnya, ovarium melepaskan sel telur sekitar
14 hari sebelum dimulainya periode menstruasi. Meskipun sel telur yang tidak dibuahi
hanya dapat bertahan sekitar 12 jam, tetapi sperma sendiri dapat bertahan sampai 5 hari
19

setelah hubungan seksual dilakukan. Oleh karena itu, pembuahan dapat terjadi mulai 5
hari sebelum sampai 12 jam setelah terjadi ovulasi.

Berikut adalah beberapa metode KB alami. Masing-masing metode KB alami


memperkirakan waktu ketika telur dikeluarkan (ovulasi). Metode kalender merupakan
metode yang efektivitasnya paling kecil. Metode temperatur, mukus/ lendir, dan
simptotermal merupakan metode yang lebih akurat dalam memperkirakan waktu ovulasi.

0. Metode Kalender (pantang berkala)

Metode ini tidak efektif untuk wanita yang mempunyai siklus menstruasi tidak
teratur. Untuk menghitung kapan waktu hubungan suami istri tidak boleh
dilakukan (pantang), seorang wanita menambahkan 18 hari dari siklus terpendek
dan 11 hari dari siklus terpanjang dari 12 siklus menstruasi ke depan. Contohnya:
jika siklus terakhir dari 26 sampai 29 hari, dia harus tidak berhubungan dimulai
hari ke 8 (26-18) sampai hari ke 18 (29-11) setiap siklusnya. Semakin panjang
siklusnya, semakin lama juga seorang wanita tidak boleh melakukan hubungan
seksual. Hari pertama pada periode menstruasi dihitung sebagai hari pertama
perhitungan.

1. Metode Temperatur

Suhu tubuh wanita pada saat istirahat (suhu tubuh basal) meningkat sedikit demi
sedikit sekitar 0.9 F (0.5 C), setelah sel telur dilepaskan. Untuk mengetahui
suhu tubuh basal, seorang wanita harus mengukur suhu tubuhnya setiap pagi
sebelum bangun dari tempat tidur. Jika memungkinkan, gunakan termometer
pengukur suhu basal tubuh (yang lebih akurat dibandingkan termometer biasa)
atau jika tidak tersedia, gunakan termometer merkuri. Termometer elekronik
sedikit kurang akurat. Suhu tubuh harus diukur dan dicatat setiap harinya.
Seorang wanita pantang melakukan hubungan seksual mulai dari awal periode
menstruasi sampai setidaknya 72 jam setelah suhu basal tubuhnya meningkat.

2. Metode pemeriksaan lendir vagina/ Metode Mukus

Seorang wanita dapat menentukan masa suburnya dengan cara mengamati


pengeluaran lendir dari vagina, jika memungkinkan pemeriksaan dilakukan
beberapa kali setiap hari, dimulai dari hari setelah menstruasi berakhir. Bisa jadi
tidak ada lendir yang keluar selama beberapa hari setelah menstruasi berakhir,
tetapi kemudian akan muncul lendir yang kental dan keruh. Sesaat sebelum terjadi
ovulasi, lendir yang dikeluarkan akan semakin banyak, menjadi lebih encer,
elastis (dapat diregangkan jika menempel di jari), dan lebih jernih menyerupai air
(seperti putih telur mentah). Hasil pengamatan harus dicatat. Hubungan seksual
harus dihindari pada saat menstruasi karena lendir vagina tidak dapat diperiksa
saat itu dan perdarahan vagina yang ringan dapat disalahartikan sebagai
menstruasi. Hubungan seksual dapat dilakukan ketika tidak ada lendir vagina
yang muncul tetapi hubungan seksual tidak boleh dilakukan selain hari tersebut
20

karena air mani yang keluar setelah berhubungan dapat disalahartikan sebagai
lendir vagina. Ketika lendir vagina muncul, hubungan seksual harus dihindari
selama 3-4 hari setelah perubahan pada lendir vagina mengindikasikan terjadinya
ovulasi. Hubungan seksual diperbolehkan tanpa ada larangan untuk frekuensinya
sampai periode menstruasi berikutnya datang. Wanita yang menggunakan metode
ini sebaiknya jangan menggunakan produk pembersih kewanitaan baik yang
berbentuk douche, semprotan ataupun cream karena produk-produk tersebut dapat
menyebabkan perubahan pada lendir vagina.

3. Metode simptotermal

4. Metode ini merupakan kombinasi Tahukah anda....


antara metode pengecekan suhu
Sperma dapat bertahan hidup
tubuh, pemeriksaan lendir vagina
(dan membuahi sel telur)
dan juga sistem kalender. Wanita
sampai lima hari setelah terjadi
harus memperhatikan saat lendir
hubungan seksual.
vagina meningkat, menjadi lebih
kental, elastis serta lebih jernih menyerupai air (seperti pada pemeriksaan lendir
vagina) dan suhu tubuh meningkat. Saat itu wanita sebaiknya tidak melakukan
hubungan seksual mulai dari hari pertama berhenti melakukan hubungan seksual
sesuai sistem kalender sampai setidaknya 72 jam setelah temperatur tubuhnya
naik (sistem pengecekan suhu tubuh) dan lendir vagina berubah (sistem
pemeriksaan lendir vagina). Pada metode KB alami, metode ini paling dapat
diandalkan. Dengan pengamatan yang tepat maka kemungkinan menjadi hamil
sekitar 2 % setahun.
21

5.

6. KB Alami

Perencanaan keluarga secara alami (KB alami) meliputi perencanaan mengenai


tidak dilakukannya hubungan seksual selama wanita dalam masa subur. Untuk
mengetahui waktu di mana wanita dalam masa subur dapat dilakukan dengan
menggunakan metode kalender, pengukuran temperatur tubuh, maupun
menggunakan karakteristik mukus/lendir vagina (yang selalu berubah sepanjang
bulan), atau dengan menggunakan kombinasi dari ketiga metode tersebut (metode
simptotermal).

Masa subur pada masing-masing wanita berbeda dikarenakan perbedaan dari


22

lamanya siklus haid seorang wanita, hari di saat temperatur tubuhnya meningkat,
perubahan lendir vagina, dan gejala-gejala lain yang bervariasi. Grafik tersebut
memberikan gambaran mengenai perencanaan KB alami. Bagi wanita yang
siklusnya menstruasinya tidak teratur akan sulit dalam menggunakan metode ini.

Untuk metode kalender pada contoh di atas, 18 hari diambil dari siklus terpendek
(26 18 = 8) dan 11 hari merupakan siklus terpanjang (29 11 = 18). Sehingga
seorang wanita harus menghindari hubungan seksual pada hari ke-8 sampai hari
ke-18. Untuk metode pengukuran suhu, seorang wanita tidak boleh melakukan
hubungan seksual mulai dari periode menstruasi sampai setidaknya 72 jam
dihitung pada hari setelah suhu tubuh basalnya meningkat.

Untuk metode mukus, seorang wanita tidak boleh melakukan hubungan seksual
pada saat periode menstruasi dan dari waktu lendir vagina muncul sampai saat di
mana lendir vagina yang muncul menjadi lebih cair, elastis, jernih dan
menyerupai air. Hubungan seksual dapat dilakukan di antara akhir periode
menstruasinya dan saat lendir vaginanya muncul. Namun selama waktu tersebut,
ia harus membatasi hubungan seksual pada tiap harinya sehingga ia tidak bingung
antara air mani dengan lendir dari leher rahim.

Pada metode simtotermal, seorang wanita menggunakan metode temperatur,


lendir vagina, dan kalender sekaligus. Wanita mencatat kapan lendir vagina
meningkat, dan berubah bentuknya dan kapan suhu basal tubuh meningkat.
Wanita tersebut tidak boleh melakukan hubungan seksual mulai dari hari yang
telah ditentukan oleh metode kalender sampai setidaknya 72 jam pada hari ketika
temperatur tubuhnya meningkat dan lendir vagina berubah yang mengindikasikan
terjadi ovulasi.

7. Senggama Terputus (coitus interuptus)

Untuk mencegah sperma masuk ke vagina, pria dapat menarik penisnya dari
vagina sebelum terjadi ejakulasi, ketika sperma keluar pada saat orgasme. Metode
yang disebut senggama terputus ini kurang efektif karena sel sperma dapat keluar
sebelum terjadi orgasme. Selain itu, metode ini juga membutuhkan kontrol diri
yang tinggi dari pria dan ketepatan waktu.

Anda mungkin juga menyukai