OLEH
P07120011069
III.2 REGULER
JURUSAN KEPERAWATAN
2013
A. DEFINISI
1. Pengertian
Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya.(bruner and sudarth, 2001)
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik
(silvia, A. Price, 2005)
Rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma
langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang /
osteoporosis.
2. Etiologi
a. Kekerasan langsung
Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh dari
tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian yang paling
lemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan.
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. Kekuatan dapat berupa
pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya,
dan penarikan.
3. Patofisiologi
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekeuatan dan gaya pegas untuk
menahan tekanan . Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari
yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang
mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi
fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks, marrow, dan
jaringan lunak yang membungkus tulang rusak. Perdarahan terjadi karena
kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga medula tulang. Jaringan
tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami
nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai dengan
vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. Kejadian
inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang nantinya.
4. Manifestasi klinik
a. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya samapi fragmen tulang diimobilisasi,
hematoma, dan edema
b. Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang patah
c. Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat
diatas dan dibawah tempat fraktur
d. Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya
e. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit
B. PATHWAY
Terlampir
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Primer
a. Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret
akibat kelemahan reflek batuk
b. Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan
yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
c. Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut,
takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran
mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut
2. Pengkajian Sekunder
a. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan dan kesehatan
1) Riwayat keluarga denga tumor
2) Terpapar radiasi berlebih.
3) Adanya riwayat masalah visual-hilang ketajaman penglihatan dan diplopia
4) Kecanduan Alkohol, perokok berat
5) Terjadi perasaan abnormal
6) Gangguan kepribadian / halusinasi
b. Pola nutrisi metabolik
1) Riwayat epilepsy
2) Nafsu makan hilang
3) Adanya mual, muntah selama fase akut
4) Kehilangan sensasi pada lidah, pipi dan tenggorokan
5) Kesulitan menelan (gangguan pada refleks palatum dan Faringeal)
c. Pola eliminasi
1) Perubahan pola berkemih dan buang air besar (Inkontinensia)
2) Bising usus negatif
d. Pola aktifitas dan latihan
1) Gangguan tonus otot terjadinya kelemahan otot, gangguan tingkat
kesadaran
2) Resiko trauma karena epilepsy
3) Hamiparase, ataksia
4) Gangguan penglihatan
5) Merasa mudah lelah, kehilangan sensasi (Hemiplegia)
e. Pola tidur dan istirahat
1) Susah untuk beristirahat dan atau mudah tertidur
f. Pola persepsi kognitif dan sensori
1) Pusing
2) Sakit kepala
3) Kelemahan
4) Tinitus
5) Afasia motorik
6) Hilangnya rangsangan sensorik kontralateral
7) Gangguan rasa pengecapan, penciuman dan penglihatan
8) Penurunan memori, pemecahan masalah
9) kehilangan kemampuan masuknya rangsang visual
10) Penurunan kesadaran sampai dengan koma.
11) Tidak mampu merekam gambar
12) Tidak mampu membedakan kanan/kiri
g. Pola persepsi dan konsep diri
1) Perasaan tidak berdaya dan putus asa
2) Emosi labil dan kesulitan untuk mengekspresikan
h. Pola peran dan hubungan dengan sesame
1) Masalah bicara
2) Ketidakmampuan dalam berkomunikasi ( kehilangan komunikasi verbal/
bicara pelo )
i. Reproduksi dan seksualitas
1) Adanya gangguan seksualitas dan penyimpangan seksualitas
2) Pengaruh/hubungan penyakit terhadap seksualitas
j. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
1) Adanya perasaan cemas,takut,tidak sabar ataupun marah
2) Mekanisme koping yang biasa digunakan
3) Perasaan tidak berdaya, putus asa
4) Respon emosional klien terhadap status saat ini
5) Orang yang membantu dalam pemecahan masalah
6) Mudah tersinggung
k. Sistem kepercayaan
1) Agama yang dianut, apakah kegiatan ibadah terganggu
3. Diagnosa keperawatan
a. Pre operatif
1) Nyeri berhubungan dengan spasme otot , pergeseran fragmen tulang.
2) Cemas berhubungan dengan pembedahan prosedur preoperatif
b. Post operatif
1) Nyeri berhungan dengan pembedahan invasive
2) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan cedera jaringan sekitasr
fraktur, kerusakan rangka neuromuskuler.
3) Resiko infeksi berhubungan dengan jaringan terbuka , bedah perbaikan
4. Intervensi keperawatan
Diagnosa
No Tujuan/outcome Intervensi Rasional
keperawatan
Intervensi pre operatif
6. Mempercepat proses
6. Memberikan diit tinggi protein , penyembuhan, mencegah
vitamin , dan mineral. penurunan BB, karena pada
immobilisasi biasanya terjadi
penurunan BB
Pemberian obat-obatan :
6. antibiotika dan TT (Toksoid 6. Untuk mencegah kelanjutan
Tetanus) terjadinya infeksi dan
pencegahan tetanus.
5. Implementasi keperawatan
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi
6. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan outcome
DAFTAR PUSTAKA
EGC
Smeltzer Suzanne, C (2001). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner & Suddart.