Anda di halaman 1dari 4

PROGRAM STEILISASI ALAT DAN LINEN

PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dan dan memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat
memberikan pelayanan yang bermutu dan profesional.

Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan untuk
menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat
dilakukan dengan proses kimia atau fisika.

Unit Sterilisasi merupakan unit kerja di rumah sakit yang bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan proses pelayanan sterilisasi di mulai dari proses pencucian,
dekontaminasi, disinfeksi, pengemasan, labeling, proses sterilisasi, penyimpanan dan
pendistribusian barang steril serta pengawasan mutu.

Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit, perlu dilakukan


pengendalian infeksi, diantaranya adalah pengendalian infeksi nosokomial. Infeksi
nosokomial masih banyak dijumpai di rumah sakit dan biasanya merupakan indikator bagi
pengukuran tentang seberapa jauh rumah sakit tersebut telah berupaya mengendalikan
infeksi nosokomial.

Pelayanan sterilisasi RSIA duren tiga dilaksanakan oleh unit Sterilisasi yang terdapat
pada unit kerja yang telah di tentukan dalam hal ini unit sterilisasi RSIA duren tiga berada
di unit OK/VK dan Instalasi gawat darurat

LATAR BELAKANG
Tekanan-tekanan dari perubahan pola penyakit infeksi nosokomial dan pergeseran resiko
ekonomik yang harus ditanggung rumah sakit mengharuskan upaya yang sistematik
dalam penggunaan infeksi nosokomial, dengan adanya Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi serta profesi yang terlatih untuk dapat menjalankan program
pengumpulan data, pendidikan, konsultasi dan langkah-langkah pengendalian infeksi yang
terpadu. Keberhasilan program pengendalian infeksi nosokomial dipengaruhi oleh
efektivitas proses komunikasi untuk menyampaikan tujuan dan kebijakan pengendalian
infeksi tersebut kepada seluruh karyawan rumah sakit baik tenaga medis maupun non
medis, para penderita yang dirawat maupun berobat jalan serta para pengunjung rumah
sakit.
Kerugian ekonomik akibat infeksi nosokomial dapat mencapai jumlah yang besar,
khususnya untuk biaya tambahan lama perawatan, penggunaan antibiotika dan obat-obat
lain serta peralatan medis dan kerugian tak langsung yaitu waktu produktif berkurang,
kebijakan penggunaan antibiotika, kebijakan penggunaan desinfektan serta sentralisasi
sterilisasi perlu dipatuhi dengan ketat.

Rumah sakit sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk mencegah
risiko terjadinya infeksi bagi pasien dan petugas rumah sakit. Salah satu indikator
keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi nosokomial di
rumah sakit. Untuk mencapai keberhasilan tersebut maka perlu dilakukan pengendalian
infeksi di rumah sakit.

TUJUAN

Tujuan umum
Meningkatkan mutu pelayanan sterilisasi alat dan linen guna menekan kejadian
infeksi di rumah sakit.

Tujuan Khusus
Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan unit sterilisasi di rumah sakit.
Menggerakkan segala sumber daya yang ada di rumah sakit secara efektif dan
efisien.
Menurunkan angka kejadian infeksi di rumah sakit secara bermakna.
Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pelayanan PPI RSIA Duren Tiga.

KEGIATAN
Perencanaan
Pelaksanaan
Pendidikan dan pelatihan
Monitoring
Evaluasi

RINCIAN KEGIATAN
Perencanaan :
perencanaan aktifitas fungsional dari unit sterilisasi secara umum dapat digambarkan
sebagai berikut :
Pembilasan : pembilasan alat-alat yang telah digunakan dilakukan di masing
masing unit.
Pembersihan : semua peralatan pakai ulang harus dibersihkan secara baik, sebelum
dilakukan proses disinfeksi dan sterilisasi.
Pengeringan : dilakukan sampai kering.
Inspeksi dan pengemasan : setiap alat bongkar pasang harus diperiksa
kelengkapannya, sementara untuk bahan linen harus diperhatikan densitas
maksimumnya.
Memberi label : setiap kemasan harus mempunyai label yang menjelaskan isi dari
kemasan, cara sterilisasi, tanggal sterilisasi dan kadaluarsa proses sterilisasi.
Pembuatan : membuat dan mempersiapkan kapas serta kasa balut, yang kemudian
akan di sterilkan.
Sterilisasi : sebaiknya diberikan tanggung jawab kepada staf yang terlatih.
Penyimpanan : harus diatur secara baik dengan memperhatikan kondisi penyimpanan
yang baik.
Distribusi : dapat dilakukan berbagai sistem distribusi sesuai dengan rumah sakit
masing-masing.

Pelaksanaan :
Untuk melaksanakan aktifitas tersebut dengan baik dan lancar maka diperlukan kontrol
dan pemeliharaan yang teratur terhadap mesin/ alat sterilisasi.

Pendidikan dan pelatihan :


Sosialisasi sterilisasi rumah sakit dengan periode 3 bulan sekali.

Sosialisasi cara penggunaan APD saat sterilisasi 2 kali dalam 1 tahun.

Monitoring :

Pencatatan terhadap cara proses sterilisasi alat dan linen

Monitoring surveilans proses sterilisasi alat dan linen

Memonitor seluruh pelaksanaan program sterilisasi alat dan linen

Evaluasi :
Mengevaluasi hasil monitoring surveilans proses sterilisasi alat dan linen
Mengevaluasi seluruh pelaksanaan program sterilisasi alat dan linen

CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Monitoring :
Monitoring dilakukan oleh IPCN dan IPCLN
Dilakukan setiap hari dalam hal pengumpulan data untuk surveilans menggunakan
check list dan formulir bantu surveilans
Evaluasi :
Dilakukan oleh tim dan Komite PPI

Laporan :
Laporan dibuat oleh Tim PPI setiap bulan dan oleh Komite PPI setiap 3 bulan
dilaporkan ke Kepala RS

Rapat Komite 3 bulan sekali

SASARAN
100% tercapai monitoring dan pelaksanaan evaluasi
100% tercapai pendidikan dan latihan kepada petugas kesehatan
Terlaksananya evaluasi kegiatan 3 bulan sekal
Terlaksananya diklat mengenai sterilisasi alat dan linen 100% tenaga keperawatan
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Monitoring

2 Evaluasi kegiatan

3 Pelaporan kepada
Kepala RS

4 Laporan rutin

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA


A. Evaluasi pelaksanaan kegiatan
Setiap 6 bulan Komite PPI melakukan audit terhadap kegiatan

A. Pelaporan
Laporan hasil audit dibuat setiap 6 bulan oleh Komite PPI RSBDT

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


A. Pencatatan
Semua kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi dicatat sesuai jenis kegiatan
dan SPO nya

A. Pelaporan
Laporan surveilans disusun berdasarkan laporan dari tiap unit kerja dan setiap 3 bulan
komite PPI melaporkan kegiatan ke Kepala RS

A. Evalusi kegiatan
Evaluasi kegiatan dilakukan 3 bulan sekali

Anda mungkin juga menyukai