Preeklamsi Ringan
Disusun oleh :
dr.Arismunandar Hadi Prabowo Utomo
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis, , tanggal 2 Agustus 2015, jam WIB.
Lokasi di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Dr. A. Dadi Tjokrodipo.
Keluhan Utama :
Pasien perempuan G1P0A0 hamil 40-41 minggu datang dengan keluhan mules-mules
sejak 5 jam SMRS.
Riwayat Ginekologi
- Menarche : 12 tahun
- Siklus haid : teratur
- Panjang siklus : 28 30 hari
- Durasi : 7 hari
- Penggantian pembalut : 3x sehari, isi sedang
- Dismenorhea : disangkal
- Riwayat pendarahan abnormal : disangkal
Riwayat Obstetrik
- HPHT : 19 Oktober 2014
- Taksiran Persalinan : 26 Juli 2015
- Gravida : G1P0A0
- Usia Kehamilan : 40-41 Minggu
- Riwayat Persalinan : Hamil ini
Riwayat Kontrasepsi
Pasien tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya.
Riwayat Kebiasaan
Pasien menyangkal bahwa ia memiliki kebiasaan merokok, menggunakan obat obat
terlarang, dan minum minuman beralkohol. Pasien mengakui hanya mengkonsumsi
vitamin yang diberikan dari bidan atau dokter.
Status Generalis
a. Kepala dan Wajah
- Bentuk kepala normocephali, tidak tampak adanya lesi pada permukaan kulit
kepala, rambut hitam dan rambut tidak mudah dicabut
- Tidak ada kloasma gravidarum
b. Mata
- Inspeksi : tampak simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi, tidak cekung dan
tidak ada sekret. Kedua bola mata sejajar, tidak ada kelainan pada struktur
bola mata
- Bola mata dan iris tampak normal berwarna hitam, tidak tampak protrusi
- CA (-/-), SI (-/-), RC (+/+)
c. Leher
- Bentuk leher secara umum simetris, sejajar, dan sesuai dengan posisi kepala
- Tidak tampak adanya lesi atau masa
- Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, maupun tiroid
d. Thorax
i. PARU
- Bentuk dada dan pergerakan nafas kedua sisi simetris
- Tidak tampak adanya restriksi iga saat inspirasi
- Tidak ada nyeri tekan pada palpasi. Tidak ada lesi dan massa
- Vokal fremitus, getaran sama di kedua lapangan paru
- Pada perkusi ditemukan suara sonor pada kedua lapang paru
- Bunyi nafas vesikuler, tidak ada bunyi tambahan (stridor, wheezing,
rhonki)
ii. JANTUNG
- Iktus kordis tidak terlihat dan teraba
- Batas jantung kanan, ICS 4 linea parasternalis dextra
- Batas jantung kiri, 1 jari ke kiri dari linea mid clavicula sinistra
- Batas jantung atas, ICS 2 linea parasternalis sinistra
- Kesan dalam batas normal
- Bunyi jantung, S1 dan S2 reguler, tidak ada bunyi jantung tambahan
(Murmur, Gallop)
e. Abdomen
- Bentuk cembung, tidak tampak adanya dilatasi vena, lesi atau skar.
- Tampak striae gravidarum (+), linea nigra (+).
- Terdengar bising usus 10 x/mins, tidak ada metallic sound.
- Nyeri tekan epigastrium (-)
- Bunyi timpani pada seluruh lapang abdomen
f. Ekstremitas
- Akral hangat, edema (-/-), capillary refill < 2s.
- Tidak ada clubbing fingers, tidak ada hiperemi, tidak ada varises.
- Pulsasi arteri perifer teraba baik.
- Range of Movement semua ekstremitas bagus.
g. Anogenital
- Genitalia : dalam batas normal, ada sedikit hiperpigmentasi pada bagian
selangkangan.
- Anus : lubang intak, tidak tampak massa yang keluar dari anus
Status Obstretrik
Tinggi Fundus Uteri : 33 cm
Taksiran Berat Janin : (33-13) x 155) = 3100 gram
Palpasi
o Leopold I : Teraba bulat dan lunak, diperkirakan bokong janin
o Leopold II : Teraba tahanan rata, panjang keras seperti papan sebelah kiri,
diperkirakan punggung janin di sebelah kiri ibu.
o Leopold III : Pada bagian bawah uterus teraba bagian bulat, keras,
balotemen (+), diperikarakan presentasi kepala.
o Leopold IV : Belum masuk PAP
Denyut Jantung Janin : 143 x/mins
Pergerakan Janin : Aktif
HIS : 2x dalam 1010
Pemeriksaan Mammae :
o Puting membesar dan menonjol
o Terdapat hiperpigmentasi areola kanan dan kiri
o Simetris kanan dengan kiri
o Tidak ditemukan adanya massa
o ASI (-)
Pemeriksaan dalam :
Portio : tebal kaku
OUE : terbuka 2cm
Ketuban : utuh
Presentasi : kepala
Penurunan : Hodge I
Fluor : (+)
Fluksus : (+)
Vagina/Uretra/Vulva : tidak ada kelainan
Adneksa Parametrium : tidak ada kelainan
Cavum Douglass : tidak ada kelainan
V. DIAGNOSIS
Diagosis Ibu
G1P0A0 hamil 40-41 minggu dengan preeklamsi ringan, janin tunggal, hidup,
intrauterin presentasi kepala
VI. PENATALAKSANAAN
Rencana Terapi
IVFD RL 20 tpm
Nifedipin 2x10 mg po
Terminasi kehamilan
Rencana Monitor
Tanda Tanda Vital Ibu
Aktivitas Janin, Denyut Jantung Janin
Observasi kemajuan persalinan
Observasi tanda tanda inpartu
Rencana Edukasi
Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu
Menganjurkan ibu untuk makan dan minum
Mengajarkan tehnik relaksasi saat ada his
VII. PROGNOSIS
- Ibu
o Quo ad vitam : ad bonam
o Quo ad functionam : ad bonam
o Quo ad sanationam : ad bonam
- Bayi
o Quo ad vitam : ad bonam
o Quo ad functionam : ad bonam
o Quo ad sanationam : ad bonam
PERMASALAHAN
Obyektif
Pada pemeriksaan obsteteri, dari pemeriksaan luar didapatkan : Tinggi FUT3 jari
di bawah proccesus xiphoideus(33cm), memanjang (puka), terbawah kepala,
penurunan Hodge 1, HIS 2 kali dala 1010 , DJJ 143x/menit, TBJ 3100g.
Sedangkan dari pemeriksaan dalam vagina :Portio lunak, 2 cm, ketuban utuh.
Pada pemeriksaan inspekulo didapatkan porsio livide, oue terbuka, fluor(+),
fluxus(+). TD 150/100 mmHg. Urinalisa protein +1
Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan :
- Anamnesis
- Peeriksaan tanda-tanda vital
- Pemeriksaan urinalisa
- Pemeriksaan Obstetri
Assessment (Penalaran Klinis)
Preeklampsia adalah sindrom spesifik kehamilan berupa berkurangnya perfusi
organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel yang ditandai dengan peningkatan
tekanan darah dan proteinuria yang timbul setelah 20 minggu kehamilan.
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik dan diastolik 140/90 mmHg dimana
pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam.
Proteinuria adalah adanya 300 mg protein dalam urin selama 24 jam atau 1+
dipstick.
Adapun beberapa faktor risiko yang menyebabkan terjadinya preeklami adalah :
1. Primigravida, primipaternitas
2. Hiperplasentosis, misalnya mola hidatidosa, kehamilan multipel, diabetes
mellitus, hidrops fetalis, bayi besar
3. Usia ibu yang ekstrim
4. Riwayat keluarga mengalami preeklampsia/eklampsia
5. Penyakit ginjal atau hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
6. Obesitas
Setelah diagnosis preeklamsi ditegakkan langkah selanjutnya menentukan
penatalaksanaan yang tepat yakni memilih pengobatan untuk menangani peningkatan
tekanan darah serta memantau tanda-tanda komplikasi yang mungkin terjadi.
Plan
Diagnosis : G1 P 0 A0 hamil 40-41 minggu dengan preeklamsi ringan inpartu janin
tunggal hidup presentasi kepala
Pengobatan :
Pasien diberikan obat penurunan tekanan darah karena pasien memiliki tekann darah
yaitu 150/100 mmHg disertai dengan urinalisa protein+1. Obat penurunan tekanan
darah yang diberikan pada pasien ini adalah nifedipin 10 mg peroral.
Rencana terminasi dilakukan secara pervaginam karena kemajuan persalinan pasien
dinilai baik. Mulai dari pembukaan, kontraksi, posisi janin serta tanda-tanda vital pasien
yang stabil terutama tekanan darah pasien yang mulai menurun perlahan akibat
pemberian terapi nifedipin peroral.
Pendidikan : Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, menganjurkan ibu untuk
makan dan minum, mengajarkan tehnik relaksasi saat ada his
Konsultasi : Dijelaskan secara rasional tentang tatalaksana yang diberikan mencakup
tujuan pemberian terapi penurun tekanan darah, serta rencana persalinan pada pasien.
Rujukan : Rujukan kepada dokter spesialis obstetri dan ginekologi
Kontrol : Kontrol ulang untuk menilai kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam.
ANALISIS KASUS
III.1 Preeklamsia
III.1.1 Definisi
Preeklampsia adalah sindrom spesifik kehamilan berupa berkurangnya perfusi
organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel yang ditandai dengan peningkatan
tekanan darah dan proteinuria yang timbul setelah 20 minggu kehamilan.
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik dan diastolik 140/90 mmHg dimana
pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam
Proteinuria adalah adanya 300 mg protein dalam urin selama 24 jam atau 1+
dipstick.
Pada preeklamsia dapat didapatkan edema generalisata, atau kenaikan berat badan
> 0,57 kg/minggu.
III.1.7. Komplikasi
Komplikasi terberat adalah kematian ibu dan janin. Usaha utama adalah
melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita preeklampsia. Komplikasi ibu
yang biasa terjadi pada preeklampsia berat antara lain sindrom HELLP
(haemolysis, elevated liver enzymes, low platelet), ablasio retina, KID (koagulasi
intravaskular diseminata), gagal ginjal, nekrosis hati, perdarahan otak, edema
paru, gagal jantung hingga syok dan kematian. Sedangkan komplikasi pada
neonatus antara lain prematuritas, pertumbuhan janin terhambat hingga kematian
perinatal .
III.1.8. Diagnosis Banding
1. Kejang, bisa disebabkan ensefalopati hipertensi, epilepsi, tromboemboli,
intoksikasi obat, trauma, hipoglikemia, hipokalsemia atau alkalosis.
2. Koma, bisa disebabkan epilepsi, sinkop, intoksikasi alkohol atau obat,
asidosis, hipoglikemia atau azotemia.
III.1.9. Pencegahan
Yang dimaksud pencegahan adalah upaya untuk mencegah terjadinya
preeklampsia pada ibu hamil yang mempunyai risiko terjadinya preeklampsia.
Preeklampsia adalah suatu sindrom dari proses implantasi sehingga tidak secara
keseluruhan dapat dicegah.
1. Pencegahan nonmedikal
Cara yang paling sederhana adalah melakukan tirah baring. Pelaksanaan diet
ditambah dengan suplemen yang mengandung minyak ikan (omega-3 PUFA),
antioksidan (vitamin C, vitamin E, beta karoten) dan elemen logam berat (zinc,
magnesium, kalsium).
2. Pencegahan medikal
Pemberian kalsium: 1500-2000 mg/hari dapat dipakai sebagai suplemen pada
pasien dengan risiko tinggi. Selain itu dapat pula diberikan zinc 200 mg/hari
dan magnesium 365 mg/hari. Dapat juga diberikan obat antioksidan.