CRS Gimul - Stomatitis
CRS Gimul - Stomatitis
Nama : Ny I
Usia : 50 Tahun
Alamat :
KELUHAN UTAMA
ANAMNESA
Pasien datang ke poliklinik gigi RSUD Al-Ihsan dengan keluhan luka pada
mukosa bibir bagian dalam sejak 3 tahun yang lalu. Luka dirasakan terus-menerus
dan menyebabkan sakit ketika makan.
Keluhan disertai dengan rasa tidak nyaman pada lidah sejak 3 tahun yang lalu.
Pasien menggosok gigi 5 kali sehari. Pasien menyikat gigi dengan sikat gigi
yang permukaannya halus, dan cara menggosok gigi arah horizontal dan vertikal.
GENERAL SURVEY
Pasien mengaku memiliki riwayat sakit TB paru dan hepatitis. Pasien mengaku
tidak memiliki riwayat penyakit jantung, gangguan darah, alergi obat, gastritis,
asthma maupun darah tinggi serta darah rendah.
Pasien tidak ada kebiasaan buruk yang di lakukan pasien seperti bernafas
dari mulut, menggigit jari atau kuku, mendorong lidah, maupun merokok.
1
Kesadaran : Komposmentis
Tanda vital :
Nadi : 80 x/mnt
Respirasi : 21x/mnt
Suhu : afebris
Wajah simetris
Sublingual (-)
TMJ
Clicking (-)
Nyeri (-)
Rahang :
Trismus (-)
Deviasi (-)
2
Mukosa Bukal : Cheekbiting (+), hiperemis (-)
Lidah : Kotor
lesi (-)
Tonsil : T1 T1
STATUS LOKALIS
Gigi 36
Karies (+)
Dingin (+)
Perkusi (+)
Tekanan (+)
3
Palpasi Nyeri (-), fluktuasi (-),
Pembengkakan (-)
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSA
RENCANA TERAPI
- Pro Resep
PENATALAKSANAAN
1. R/ Chlorhexidine fl No1
2 DD 1
3 DD 1
3. R/ Benzydamine Hydrochloride No 1
2 DD 1
KONSELING
4
Menjelaskan kepada pasien untuk melakukan ekstraksi pada gigi 46
Menjelaskan kepada pasien untuk konsultasi kepada prostodonti untuk rencana
pembuatan gigi prostetik.
Menjaga kebersihan mulut (oral hygiene) dengan baik, sikat gigi 2x sehari
setelah makan dan sebelum tidur.
Dental check up 6 bulan sekali (ada atau tidak ada keluhan)
Setelah factor pencetus diketahui, konseling kepada pasien untuk menghindari
factor tersebut untuk menghindari serangan berulang.
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad malam
Quo ad sanationam : ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
STOMATITIS
2.1. Definisi stomatitis
Radang mukosa mulut akibat faktor-faktor lokal ataupun sistemik yang dapat
mengenai mukosa pipi dan bibir, palatum, lidah dasar mulut dan gusi. Stomatitis
merupakan radang yang terjadi pada mukosa mulut yang biasanya berupa bercak
putih kekuningan dengan permukaan yang agak cekung. Bercak itu dapat berupa
bercak tunggal maupun kelompok. Stomatitis yang terjadi berulang pada rongga
mulut disebut Reccurent Apthous Stomatitis (RAS). RAS merupakan salah satu
kelainan mukosa yang paling sering terjadi dan menyerang kirakira 15-20%
populasi di Inggris. Penyakit ini umumnya terjadi dan seringkali mengenai wanita
dan lakilaki.
2.1.1 Epidemiologi
- Reaksi alergi
6
- Stres
- Rokok.
A) Genetik
Riwayat keluarga terdapat pada 50% kasus. Insiden tertinggi terdapat di antara
saudara bila kedua orang tua terkena stomatitis. Beberapa peneliti menyatakan
penelitian menemukan bahwa 35% dari orang yang menderita stomatitis memiliki
paling tidak satu orang tua yang juga menderita stomatitis Penelitian lain
menemukan bahwa 91% kembar identik menderita stomatitis dimana untuk kembar
B) Imunologik
7
Respon imun mungkin merupakan peran utama stomatitis umum terjadi pada
bergantung pada mekanisme sitoksik atau proses penetralisir racun yang masuk ke
C) Hematologik
15-20% pasien stomatitis adalah penderita kekurangan zat besi, vitamin B12
atau folid acid dan mungkin juga terdapat anemia. Penyembuhan stomatitis sering
frekuensi defisiensi pada pasien awalnya akan menjadi lebih buruk pada
dengan batasan yang normal dan ciri utama adalaah mikrositosis dan makrositosis
D) Gastrointestinal
8
terdapat 60% pasien-pasien dengan penyakit seliak yang menderita stomatitis.
E) Hormonal
terjadi pada fase stress dengan sirkulasi menstruasi. Dalam sebuah penelitian,
ditemukan kadar hormon progesterone yang lebih rendah dari normal pada
penderita RAS sementara kadar hormone Estradiol, LH, Prolaktin, FSH pada kedua
grup adalah normal. Pada wawancara didapat adanya riwayat anggota keluarga
yang mengalami RAS dibanding bukan penderita RAS. Dari penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa penderita RAS pada umumnya mempunyai kadar hormon
progesteron yang lebih rendah dari normal dan ada salah satu keluarganya yang
menderita RAS.
Stomatitis dapat berlanjut atau berhenti selama kehamilan dan karena pada
sebagian kecil wanita ulserasi berkembang hanya selama fase luteal dari siklus
F) Trauma
Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa trauma pada bagian rongga
mulut dapat menyebabkan stomatitis. Dalam banyak kasus, trauma ini disebabkan
oleh masalahmasalah yang sederhana. Trauma merupakan salah satu faktor yang
dapat menyebabkan ulser terutama pada pasien yang mempunyai kelainan tetapi
9
kebanyakan stomatitis mempunyai daya perlindungan yang relatif dan mukosa
Faktor lain yang dapat menyebabkan trauma di dalam rongga mulut meliputi:
dan melukai jaringan yang ada di dalam rongga mulut. Masalah yang sama
b. Trauma makanan
Banyak jenis makanan yang kita makan dapar menggores atau melukai
Beberapa pasien berpikir bahwa ulser terjadi karena trauma pada mukosa
rongga mulut yang disebabkan oleh cara penggunaan dari sikat gigi yang
berlebihan dan cara menyikat gigi yang salah dapat merusak gigi dan
bibir dan jaringan lunak yanga da di dalam rongga mulut secara tidak
sengaja. Seringkali, hal ini dapat menjadi kebiasaan yang tidak disadari
atau dapat terjadi selama tidur dan luka juga disebabkan oleh tergigitnya
10
mukosa ketika makan dan tertusuk kawat gigi sehingga dapat
e. Prosedur dental
Prosedur dental dapat mengiritasi jaringan lunak mulut yang tipis dan
G) Stres
H) HIV
memiliki frekuensi yang lebih tinggi pada keadaan defisiensi imun seperti yang
telah dibahas sebelumnya. Namun infeksi akibat virus HIV biasanya menunjukkan
tanda klinis yang sangat jelas yaitu kerusakan jaringan yang sudah parah.
I) Kebiasaan merokok
11
Kelainan stomatitis biasanya terjadi pada pasien yang merokok. Bahkan dapat
J) Kondisi Medik
timbulnya stomatitis. Untuk pasien yang mengalami stomatitis yang resisten harus
mendapatkan evaluasi dan tes dokter untuk mengetahui ada tidaknya penyakit
K) Pengobatan
enzyme inhibitor, beta bloker, kemoterapi, dan nicorandil dilaporkan menjadi salah
L) Infeksi
Fakta bahwa zat-zat kimia seperti pada penggunaan kemoterapi dan radiasi
biasanya dihubungkan dengan bakteri seperti ANUG yang kaya dengan bacillus
fusiformis dsn spirochete, dan virus pada Virus Herpes Simpleks yang meliputi
sitomegalovirus, virus voricella zoster, Epstein Bar ini ternyata dapat menjadi salah
12
2.1.3 Klasifikasi
1. Stomatitis Apthous Reccurent (SAR)
Stomatitis yang sifatnya berulang atau Reccurent Apthous Stomatitis dapat
diklasifikasikan berdasarkan karakteristik klinis yaitu ulser minor, ulser major, dan
ulser herpetiform.
13
Gambar 5. Stomatitis herpetika
2.1.4 Gambaran Klinis Stomatitis
Awalnya timbul rasa sedikit gatal atau terbakar pada 1 sampai 2 hari di
daerah yang akan mengalami stomatitis. Rasa ini timbul sebelum luka dapat terlihat
di rongga mulut. Stomatitis dimulai dengan adanya luka seperti melepuh di jaringan
mulut yang terkena berbentuk bulat atau oval. Setelah beberapa hari, luka tersebut
pecah dan menjadi berwarna putih ditengahnya dibatasi dengan daerah kemerahan.
Bila berkontak dengan makanan dengan rasa yang tajam seperti pedas atau asam,
daerah ini akan terasa sakit dan perih serta aliran saliva menjadi meningkat
berdasarkan ciri khasnya secara klinis. Adanya ulkus kecil didalam mulut biasanya
dibagian dalam, atas, dan bawah bibir pada pipi, lidah, dan gusi.
Gejalanya berupa rasa sakit dan rasa terbakar yang terjadi satu sampai dua
hari yang kemudian menimbulkan luka di rongga mulut. Bercak luka yang
ditimbulkan akibat dari stomatitis ini agak kaku dan sangat peka terhadap gerakan
lidah atau mulut sehingga rasa sakit atau rasa panas yang dirasakan ini dapat
membuat kita susah makan, susah minum ataupun susah bicara dan mengeluarkan
14
Rasa sakit akibat stomatitis yang berukuran kecil biasanya akan hilang
antara 7 sampai 10 hari dan lesi ini akan sembuh secara sempurna dalam waktu satu
sampai dua minggu. Namun, apabila ukuran lesi stomatitis cukup besar biasanya
lesi membutuhkan waktu mulai dari beberapa minggu sampai beberapa bulan untuk
sembuh. Stomatitis yang tidak sembuh dalam waktu 2 minggu sebaiknya segera
a. Masa Prodormal
c. Stadium Ulserasi
Pada stadium ini timbul rasa sakit dimana terjadi nekrosis di tengah lesi
15
disekitar mulut, akan tetapi stomatitis yang diakibatkan oleh jamur segera diobati.
Sebab jika jamur ikut tertelan, sangat mungkin terjadi diare.
- Pemberian Kortikosteroid
16
2.2. STOMATITIS APTHOUS RECCURENT (SAR)
2.2.1 Definisi stomatitis aphtous reccurent
suatu peradangan yang terjadi pada mukosa mulut yang sering berulang,
biasanya berupa ulcer putih kekuningan berjumlah tunggal ataupun lebih
dari satu, SAR dapat meyerang mukosa mulut yang tidak berkeratin, yaitu
mukosa bucal. labial dan ventral lidah, dasar mulut, palatum lunak dan
mukosa orofaring. tanpa adanya tanda-tanda penyakit lain.
17
antara 10 dan 30 tahun. Pasien dengan ulser minor mengalami ulserasi
yang berulang dan lesi individual dapat terjadi dalam jangka waktu
pendek dibandingkan dengan tiga jenis yang lain. Ulser ini sering muncul
pada mukosa nonkeratin. Lesi ini didahului dengan rasa terbakar, gatal
dan rasa pedih dan adanya pertumbuhan makula eritematus. Klasiknya,
ulserasi berdiameter 3-10 mm dan sembuh tanpa luka dalam 7-14 hari.
18
c. Herpetiformis apthous stomatitis
Istilah herpertiformis digunakan karena bentuk klinis dari ulserasi
herpetiformis (yang dapat terdiri atas 100 ulser kecil pada satu waktu)
mirip dengan gingivostomatitis herpetik primer tetapi virus-virus
herpes tidak mempunyai peranan dalam etiologi ulserasi herpertiformis
atau dalam setiap bentuk ulserasi aptosa.
19
laktoperoksidase system) yang bersifat bakteriosatatik pada bakteri dimulut
dan bakteriosid terhadap patogen mulut. kerusakan tersebut mengakibatkan
tubuh akan rentan terhadap pajanan ataupun stimulus dari luarrespon
imun dapat terjadi respon inflamasi terhadap tubuh dengan pengeluaran
mediator-mediator aktif dari aksi-aksi komplemen, makrofag,dll reaksi
inflamasi ini dapat menimbulkan tanda-tanda
tumor,dolor,kalor,fungsiolesa, selain itu dapat terjadi ulcer akibat adanya
akumulasi atau keterlibatan dari bakteri
Gambaran klinis SAR penting untuk diketahui karena tidak ada metode diagnosa
laboratoriam spesifik yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosa SAR. SAR
diawali gejala prodormal yang digambarkan dengan rasa sakit dan terbakar selama
24-48 jam sebelum terjadi ulser. Ulser ini menyakitkan, berbatas jelas, dangkal,
bulat atau oval, tertutup selaput pseudomembran kuning keabu-abuan, dan
dikelilingi pinggiran yang eritematus dan dapat bertahan untuk beberapa hari atau
bulan.
20
Tahap perkembangan SAR dibagi kepada 4 tahap yaitu:
Berdasarkan hal tersebut SAR dibagi menjadi tiga tipe yaitu stomatitis aftosa
rekuren tipe minor, stomatitis aftosa rekuren tipe mayor, dan stomatitis aftosa
rekuren tipe herpetiformis.
2.2.3. Diagnosis
21
Penyakit Manifestasi Klinis
meningoenchepalitis.
Diagnosa RAS dapat didasarkan pada kriteria mayor dan minor yang
minor.
KRITERIA MAYOR
22
Kriteria Mayor Deskripsi
sama
digerakkan
terapi/ obat-obatan.
KRITERIA MINOR
keluarga
23
Durasi Ulkus berlangsung dari beberapa
trauma local
merokok.
2.2.4. Manajemen
bersifat simptomatis.
Tujuan Terapi :
24
- Memperlama periode bebas penyakit
A. Tipe A
B. Tipe B
- RAS yang tidak bias ditolerir rasa nyerinya, terjadi setiap bulannya,
clobetasol ointment 0,05% dalam orabase (1:1) gunakan 3 kali per hari.
50 mg per hari (pada pagi hari) untuk 5 hari (terapi ini lebih baik
25
C. Tipe C
RAS yang sangat nyeri, kronis, dimana satu ulkus muncul bergantian
26
Terapi local dan sitemik RAS
27
DAFTAR PUSTAKA
1. www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/article/PMC3227248
4. https://www.scribd.com/doc/44561124/Recurrent-Aphthous-Stomatitis-
RAS
28