Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya yang sangat penting

untuk dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh

kesinambungan antar upaya program dan sektor serta kesinambungan upaya-upaya

yang telah dilakukan pada periode sebelumnya. Untuk meningkatkan keberhasilan

pembangunan kesehatan di Indonesia, maka Kementerian Kesehatan menetapkan

Rencana Strategis (Renstra) yang mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN). Salah satu sasaran dari RPJMN 2015-2019 adalah

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah

terpencil atau tertinggal (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).

Upaya peningkatan mutu pelayanan merupakan salah satu upaya yang sangat

penting untuk meningkatkan daya saing Indonesia di bidang kesehatan. Peningkatan

mutu pelayanan kesehatan merupakan hal yang tidak mudah karena bukan hanya

berlaku untuk fasilitas kesehatan tingkat lanjut seperti rumah sakit, tetapi juga berlaku

untuk semua tingkatan pelayanan kesehatan mulai dari puskesmas pembantu dan juga

puskesmas, baik di fasilitas pemerintahan maupun swasta (Azwar dalam Sudian,

2012).

Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama seringkali

dianggap kurang bermutu oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena sebagian besar

puskesmas di Indonesia masih memiliki keterbatasan dalam kelengkapan peralatan

1
2

dan jenis pelayanan. Selain itu, masyarakat menganggap bahwa kinerja staf di

puskesmas masih kurang professional. Semua kondisi tersebut berkaitan dengan

rendahnya insentif yang diterima staf puskesmas, lemahnya leadership dan

keterampilan manajerial pimpinan maupun staf puskemas serta kurangnya pembinaan

puskesmas oleh dinas kesehatan kabupaten/kota (Muninjaya dalam Gozali,2012).

Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada

masyarakat di puskesmas adalah dengan cara membentuk Badan Layanan Umum

(BLU) di setiap puskesmas di Indonesia yang dalam lingkup pemerintah daerah

disebut dengan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) (Sutiarini,2011). Saat ini, di

Indonesia terdapat sekitar 9.510 puskesmas, dari jumlah tersebut sampai tahun 2013

hanya 164 puskesmas yang sudah berstatus BLUD. Perubahan status puskesmas

menjadi BLUD bertujuan agar dapat tercapainya peningkatan mutu atau kualitas

pelayanan publik, kinerja keuangan, dan kinerja manfaat bagi masyarakat yang

dilakukan secara berkesinambungan (Kementerian Dalam Negeri, 2013). Selain itu,

dengan dengan berubahnya status puskesmas menjadi BLUD, maka diharapkan

puskesmas lebih leluasa untu mengelola keuangan puskesmas secara mandiri namun

tetap transparan (Jahra, 2013).

Pemerintah di Kabupaten Gianyar juga menjadi salah satu pemerintah daerah

yang berkomitmen untuk mewujudkan pembangunan kesehatan. Di Kabupaten

Gianyar terdapat 13 puskesmas yang tersebar di tujuh kecamatan, yang terdiri dari 4

puskesmas rawat inap dan 9 puskesmas non rawat inap. Saat ini seluruh puskesmas di

Kabupaten Gianyar telah berstatus sebagai BLUD. Dengan berubahnya status

puskesmas di Kabupaten Gianyar menjadi BLUD, diharapkan akan dapat

meningkatkan mutu layanan publik di puskesmas tersebut (Pemerintah Kabupaten

Gianyar, 2011).
Thank you for using www.freepdfconvert.com service!

Only two pages are converted. Please Sign Up to convert all pages.

https://www.freepdfconvert.com/membership

Anda mungkin juga menyukai