SK Penunjang Layanan Obat
SK Penunjang Layanan Obat
DINAS KESEHATAN
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT JABON
Jl. Majapahit no.2 Desa Dukuhsari Kecamatan Jabon, Sidoarjo
Telp : (0343) 855690, email : puskesmas_jabon@yahoo.com
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JABON
NOMOR : 440/ 048 /404.3.2.15/2016
TENTANG
MANAJEMEN PENUNJANG LAYANAN KLINIS
Menimbang : a. bahwa obat yang tersedia dikelola secara efisien untuk memenuhi
kebutuhan obat;
b. bahwa manajemen penunjang layanan klinis Puskesmas perlu
memperhatikan mutu dan keselamatan pasien;
c. bahwa untuk menjamin penunjang layanan klinis dilaksanakan sesuai
kebutuhan pasien, bermutu dan memperhatikan keselamatan pasien, maka
perlu disusun kebijakan manajemen penunjang layanan klinis di
Puskesmas Jabon.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Keputusan Kepala Puskesmas Tentang Manajemen Penunjang Layanan Klinis
di Puskesmas Jabon.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : JABON
Pada tanggal :
DJOKO SETIJONO
Lampiran Keputusan Kepala Puskesmas Jabon
Nomor : 440/ 048 / 404.3.2.12 /2016
Tanggal :
Tentang : Manajemen Penunjang Layanan
Klinis
PELAYANAN OBAT
1. Penilaian , pengendalian, penyediaan dan penggunaan obat dilaksanakan dengan metode
dan prosedur yang jelas
2. Penetapan penanggungjawab pelayanan obat
3. Penetapan penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat dilaksanakan dengan
prosedur yang jelas
4. Pelayanan obat selama 7 hari dalam seminggu dan 24 jam di Puskesmas
5. Formularium tersedia dan pelaksanaan evaluasi ketersediaan obat dan peresepan terhadap
formularium dilaksanakan dengan prosedur yang jelas
6. Penetapan petugas yang berhak memberikan resep
7. Penetapan petugas yang berhak menyediakan obat
8. Pelatihan bagi petugas yang diberi kewenangan menyediakan obat tetapi belum sesuai
persyaratan
9. Penetapan peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat dan dilaksanakan dengan
prosedur yang jelas
10. Pelaksanaan prosedur untuk menjaga tidak terjadinya pemberian obat kadaluwarsa,
pelaksanaan FIFO dan FEFO
11. Penetapan siapa yang berhak menuliskan resep psikotropika dan narkotika dan prosedur
peresepannnya, serta pengawasan dan pengendalian
12. Penggunaan obat-obatan pasien rawat inap yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga
dilaksanakan dengan prosedur yang jelas
13. Penyimpanan obat dipandu dengan prosedur yang jelas
14. Pemberian obat kepada pasien, pelabelan obat dan pemberian informasi penggunaan obat,
efek samping obat dan petunjuk penyimpanan obat di rumah dilaksanakan dengan
prosedur yang jelas
15. Penanganan obat kadaluwarsa/rusak ditetapkan dan dilaksanakan dengan prosedur yang
jelas
16. Pelaporan efek samping obat dilaksanakan dengan prosedur yang jelas dan ditulis di
rekam medis
17. Pencatatan, pemantauan dan pelaporan bila terjadi efek samping penggunaan obat dan
KTD, termasuk kesalahan pemberian obat.
18. Pelaksanaan tindak lanjut, pencatatan kejadian efek samping obat, KTD dan tindak lanjut.
19. Pelaksanaan pelaporan kesalahan pemberian obat dengan prosedur untuk mengidentifikasi
dan melaporkan kesalahan pemberian obat dan KNC
20. Penanggung jawabmengambil tindak lanjut terhadap pelaporan di identifikasi.
21. Pemanfaatan pelaporan untuk perbaikan proses pengelolaandan pelayanan obat.
22. Penyediaan obat emergenci di unit pelayanan
23. Pelaksanaan penyimpanan obat emergensi di unit pelayanan
2. Sebagai petugas penanggung jawab Kamar Obat di UPTD Puskesmas Jabon bertugas:
a. Menyimpan, memelihara dan mencatat mutasi obat dan perbekalan kesehatan
yang dikeluarkan maupun yang diterima oleh Kamar Obat UPTD Puskesmas
Jabon dalam bentuk buku catatan mutasi obat.
b. Membuat laporan pemakaian dan permintaan obat dan perbekalan kesehatan.
c. Menyerahkan kembali obat rusak/daluwarsa kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
Sidoarjo.
d. Menyerahkan obat sesuai resep kepada pasien.
e. Memberikan informasi tentang pemakaian dan penyimpanan obat kepada pasien.
1. Pengendalian Persediaan
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan terhadap stok kerja,
stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan perlu
diperhitungkan keadaan stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat atau jika
dimungkinkan memesan, maka dapat dihitung jumlah obat yang dapat dipesan dengan
rumus:
Q = SK + SP (WT x D) SS
Keterangan:
Q = jumlah obat yang dipesan
SK = stok kerja
SP = stok pengaman
WT = waktu tunggu
SS = sisa stok
D = pemakaian rata rata per minggu/ per bulan
Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal hal yang perlu
diperhatikan adalah:
1. Mencantumkan jumlah stok optimum pada kartu stok.
2. Melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Jabon apabila terdapat pemakaian
yang melebihi rencana.
3. Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Kepala Puskesmas tentang
pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat lainnya masih mempunyai persediaan
banyak.
2. Pengendalian Penggunaan
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga kualitas
pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi:
a. Prosentase penggunaan antibiotik.
b. Prosentase penggunaan injeksi.
c. Prosentase rata rata jumlah R/.
d. Prosentase Obat penggunaan obat generik.
e. Kesesuaian dengan Pedoman.
A. PENGERTIAN
Obat merupakan komponen yang esensial dari suatu pelayanan kesehatan. Oleh
karena itu, diperlukan pengelolaan yang baik dan benar serta efektif dan efisien secara
berkesinambungan. Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan
perencanaan dan permintaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi, pencatatan dan
pelaporan serta supervisi dan evaluasi pengelolaan obat.
Pelayanan obat 24 jam dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pasien pada
Instalasi gawat darurat 24 Jam terbatas dan Instalasi rawat Inap.
A. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya pelayanan obat 24 jam di UPTD Puskesmas Jabon adalah
agar:
1. Kebutuhan masyarakat dalam hal ini pasien IGD 24 jam terbatas dan pasien Rawat
Inap dapat terlayani secara optimal selama 24 jam.
2. Terdapat mekanisme pelayanan yang jelas dan teratur dalam melaksanakan pelayanan
obat 24 jam.
1. Asisten Apoteker sesuai kompetensinya dan yang telah mendapat pelimpahan wewenang
apabila tenaga Apoteker tidak ada.
2. Petugas kesehatan lain yang sesuai kompetensinya memiliki pengetahuan dan pengalaman
di bidang farmasi, yaitu: Perawat/Perawat gigi/Bidan.
Apabila persyaratan petugas yang diberi kewenangan melaksanakan penyedian obat tidak dapat
dipenuhi, maka petugas tersebut harus mengikuti pelatihan khusus yang diberikan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten SIDOARJO untuk melaksanakan tugas manajemen kefarmasian UPTD
Bahasa dalam penulisan resep menggunakan bahasa latin yang sudah digunakan sebagai
bahasa ilmu kesehatan karena bahasa latin tidak mengalami perubahan (statis), sehingga
resep obat yang ditulis dalam bahasa latin tidak akan terjadi salah tafsir.
Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas. Dalam resep untuk pasien rawat jalan
dan rawat inap di UPTD Puskesmas jabon harus tercantum:
1. Tanggal penulisan resep.
2. Nama pasien.
3. Umur pasien.
4. Alamat pasien.
5. Diagnosis penyakit.
6. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat.
7. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan per oral.
8. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan parenteral pada kolom
suntikan.
9. Tanda tangan dan nama terang petugas penulis resep.
10. Tanda seru dan paraf penulis resep untuk resep yang mengandung obat yang
jumlahnya melebihi dosis maksimum.
11. Kode pasien Umum, Askes dan Askes PNS.
b.Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh dokter atau
praktisi lain yang berizin harus memahami isi resep dan memperhatikan:
1. Nama obat
2. Jenis dan bentuk sediaan obat
3. Nama dan umur pasien
4. Dosis
5. Cara pemakaian dan aturan pemberian
6. Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas
7. Konsultasi alternatif obat kepada penulis resep apabila obat yang
dimaksud tidak tersedia
8. Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat dari
tempatnya
9. Pemasangan etiket / label obat pada kemasan obat
c. Penyerahan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh dokter atau
praktisi lain yang berizin harus memperhatikan:
1. Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep
2. Pemberian obat melalui loket
3. Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien
4. Pemberian informasi tentang cara pemakaian, aturan pakai dan efek
samping obat kepada pasien atau keluarga pasien.
B. PEMESANAN OBAT
Sumber penyediaan obat di Puskesmas Watumalang berasal dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Sidoarjo. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di Puskesmas Jabon
adalah obat obat yang tercantum dalam DOEN yang telah ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan.
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di UPTD Puskesmas Jabon diajukan
oleh Kepala UPTD Puskesmas Jabon kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Sidoarjo dengan menggunakan format LPLPO, sedangkan permintaan dari sub unit ke
Kepala Puskesmas dilakukan secara periodik menggunakan LPLPO sub unit.
Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di UPTD Puskesmas
Jabon sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah Kecamatan Jabon.
Kegiatan kegiatan yang dilaksanakan dalam permintaan obat antara lain:
1. Menentukan jenis permintaan obat
a. Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo
untuk Puskesmas Jabon.
b. Permintaan Khusus
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:
kebutuhan meningkat
terjadi kekosongan
ada KLB atau Bencana
2. Menentukan jumlah permintaan obat
Data yang diperlukan antara lain:
a. Data pemakaian obat periode sebelumnya.
b. Jumlah kunjungan resep.
c. Jadwal distribusi obat dari UPTD Gudang Farmasi Kabupaten
Sidoarjo.
d. Sisa Stok.
3. Menghitung kebutuhan obat dengan cara:
Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan pemakaian pada
periode sebelumnya.
SO = SK + SWK + SWT + SP
Permintaan = SO - SS
Keterangan:
SO = Stok Optimum
SK = Stok Kerja (stok pada periode berjalan)
SWK = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat
SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu (Lead Time)
SP = Stok Penyangga
SS = Sisa Stok
Warna tempat /
NO KATEGORI kantong plastik LAMBANG
pengumpulan
sampah
2 Infeksius/Toksik/Kimia Kuning
3 Sitotoksik Ungu