Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Presentasi janin dalam uterus terutama bokong janin lebih dulu memasuki
rongga panggul, terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong
berada di bawah kavum uteri. Presentasi bokong dapat diklasifikasikan dengan bagian
tubuh janin berdasarkan presentasi dan posisi janin (Prawirohardjo, 2013).
2.2. Epidemiologi
Dari banyak kasus tidak ada penyebab yang jelas untuk malpresentasi dan
malposisi. Bayi prematur dari pertumbuhan janin terhambat merupakan faktor yang
dapat meningkatkan kejadian presentasi bokong. Kedua faktor ini dapat
menyebabkan kelahiran presentasi bokong dengan berat bayi lahir rendah, yang
merupakan indikator untuk hasil perinatal yang buruk. Bayi prematur dengan usia
gestasi <37 minggu dan bayi post matur >42 minggu sangat mempengaruhi presentasi
janin dalam uterus (Boyle, 2011).
Salah satu variabel yang cenderung mempengaruhi presentasi bokong adalah
perubahan volume cairan amnion (oligohidramnion atau polyhidramnion).
Oligohidramnion indeks cairan ketuban atau Amnion Fluid index (AFI) <5 cm hal ini
menjadi predisposisi presentasi bokong karena sejumlah kecil cairan, gerakan janin
dibatasi dan janin terjebak dalam presentasi diasumsikan pada trimester kedua
(Boyle, 2011).
2.4. Etiologi
Hanya 15% dari seluruh kasus presentasi bokong yang diketahui etiologinya.
Penyebab presentasi bokong yang lainbelum diketahui tetapi berhubungan dengan
abnormalitas yang bisa menyebabkan terjadinya presentasi bokong. Selama 35
minggu pertama kehamilan janin biasanya masih sering berubah presentasinya,
seperti normalnya janin dalam rahim. Ketika janin prematur ukuran janin lebih kecil
dari ukuran rahim. Karena alasan inilah presentasi bokong terjadi lebih sering pada
bayi prematur dari pada bayi yang cukup minggu. Presentasi bokong juga bisa terjadi
karena gangguan dengan proses normal di antara kepala janin, cavum uteri dan
rongga pelvis. Plasenta previa, anomali uteri, tumor pelvik, kelainan kongenital janin
khususnya hidrosefalus dan anensefalus, semuanya dapat mengganggu posisi janin.
2.5. Diagnosis
7. Pegang di bagian pinggul dan biarkan dari tenaga ibu mengejan hingga
skapula terlihat. Jangan pegang di bagian perut hal ini dapat menyebabkan
kerusakan ginjal atau hati. Menjaga fleksi kepala dan menjaga tubuh bawah.
8. Putar badan bayi untuk melahirkan lengan hingga dada (Loveset Manoeuvre).
9. Jaga kepala dalam posisi fleksi dengan memberi tekanan pada bagian
suprapubik ibu.
Gambar 2.5Langkah 9
(http://www.google.com)
10. Badan bayi didukung dalam posisi horizontal atau dibiarkan menggantung
hingga leher muncul di introitus vagina. Kemudian lahirkan kepala bayi
(Saxena, 2013).
2.8. Prognosis
2.8.2. Fetal
Risiko janin dalam hal kematian perinatal cukup besar dalam persalinan
bokong pervaginam. Dua per tiga kematian ini adalah hasil dari kelainan bawaan atau
infeksi dan satu per tiga dari trauma dan asfiksia. Faktor-faktor rumit seperti
prematuritas, trauma persalinan, malformasi kongenital sangat membahayakan janin.
Dikoreksi perinatal mortalitas berkisar 5-35 per 1000 kelahiran.
Mortalitas perinatal secara keseluruhan dalam presentasi bokong masih tetap
9-25% dibandingkan dengan 1-2% untuk kematian perinatal non presentasi bokong.
Berarti 3-5 kali lebih tinggi dari presentasi non bokong. Faktor-faktor yang signifikan
mempengaruhi risiko janin:
Keterampilan dokter kandungan
Berat bayi
Posisi kaki
Jenis panggul
Mortalitas meningkat pada frank breech dan maksimum pada footling breech,
dimana sering terjadi kemungkinan prolaps tali pusat. Risiko janin pada multipara
tidak kurang dari primigravida, hal ini karena kemungkinan prolaps tali pusat terkait
dengan flexed breech (Ratcliffe, 2008).