Anda di halaman 1dari 15

Ya, Maryono dikenal sebagai bankir yang memiliki kepedulian tinggi dalam mendukung pembiayaan

perumahan bagi rakyat selama ini. Ditangannya, Bank BTN berhasil meningkatkan performanya di
berbagai bidang, khususnya kredit pembiayaan perumahan rakyat.

Sejak awal Bank BTN sudah menyatakan bahwa program perumahan nasional memerlukan
dukungan banyak pihak dan Bank BTN selalu terdepan dalam memberikan dukungan tersebut.
Bahkan kami sudah sangat siap dengan sejumlah aksi korporasi yang kami lakukan dalam
menyambut program tersebut, tegas Maryono menjawab pertanyaan wartawan.

Bank BTN, bahkan telah menyiapkan program 5 SIAP untuk memastikan program sejuta rumah ini
dapat terealisasi. Baik itu kesiapan dari sisi SDM, Teknologi, Proses Bisnis, Pendanaan dan Supply
Rumah telah kami siapkan untuk mendukung percepatan realisasi program tersebut, tambahnya.

Untuk itu pulalah Bank BTN juga sudah melakukan percepatan pelayanan dan proses kredit secara
fokus, baik untuk KPR subsidi maupun KPR non subsidi. Termasuk dalam hal ini menambah jaringan
pelayanan dan proses kredit melalui Griya KPR BTN yang menjadi kepanjangan tangan kantor
layanan Bank BTN di daerah-daerah.

Ia menambahkan, sejumlah langkah alternatif dana pendamping juga telah dilakukan untuk
mendukung program sejuta rumah, meski pemerintah telah menyiapkan alokasi dana untuk
program tersebut.

Salah satu alternatif yang dilakukan Bank BTN dalam mendukung program sejuta rumah adalah
dengan melakukan aksi korporasi seperti menerbitkan obligasi, NCD dan pinjaman ke lembaga
internasional.
Kami juga akan melakukan sekuritisasi asset. Jumlahnya sudah pasti akan disesuaikan dengan
kebutuhan dan seberapa besar dapat diserap pasar. Yang jelas kami sudah menyiapkan aksi
korporasi tersebut untuk dapat dieksekusi pada tahun 2015, tegas Maryono.

Melalui berbagai aksi korporasi dan peningkatan kualitas infrastruktur bisnis yang dilakukan
perseroan, manajemen Bank BTN optimistis mampu mendukung pembiayaan program sejuta rumah,
sekaligus menopang kinerja perseroan. Ini adalah komitmen Bank BTN, sebagai bank milik negara,
memberikan dukungan bagi suksesnya program pemerintah sekaligus mewujudkan hak asasi seluruh
warga negara Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pokoknya akan sebuah rumah yang layak
dengan cara mudah, cepat dan murah.

Siapkan Supply Rumah


Untuk mendukung kesiapan rumah di lapangan, Bank BTN juga telah siap dengan supply rumah yang
dibutuhkan. Ini karena Bank BTN telah menjalin kerjasama dengan lebih dari 3000 pengembang
perumahan seluruh Indonesia untuk membiayai lebih dari 600.000 unit KPR, tegasnya.

Memang, sejak lama Bank BTN tak bisa dilepaskan dari program perumahan. Tak heran kalau bicara
soal kredit perumahan, misalnya, ingatan rakyat pasti kepada Bank BTN. Karena memang Bank BTN
masih menguasai pasar perumahan Indonesia.

Tercatat, berdasarkan data per 31 Desember 2014, Bank BTN masih menguasai pasar pembiayaan
perumahan di Indonesia. Pangsa pasar Bank BTN tercatat 27,53% masih berada di atas BCA
(10,67%), BNI (10,50%), Mandiri (8,35%), BRI (4,55%), Niaga (7,09%) sementara sisanya sekitar 25%
dikuasai oleh bank-bank lain. Kami masih menguasai pasar perumahan di Indonesia dan posisi ini
akan kami pertahankan dan terus diupayakan peningkatannya, tegas Maryono.

Sedangkan untuk pasar rumah bersubsidi yang menjadi program Pemerintah, Bank BTN menguasai
pasar lebih dari 95%. Walaupun porsi untuk kredit rumah bersubsidi ini semua bank diberikan
kesempatan yang sama untuk memberikan dukungannya, tapi tak bisa disangkal kalau Bank BTN
tetap mendominasi dalam pembiayaannya.

Alamat situs web nya :

http://www.mensobsession.com/article/detail2/885/maryono-dirut-bank-btn-sejuta-rumah-untuk-
rakyat#sthash.eKoSdyIR.dpuf
Strategi Bank BTN Menjadi Raja KPR di
Negeri Sendiri
Eva Martha Rahayu | February 6, 2015

Dengan pengalaman 65 tahun sebagai bank pembiayaan perumahan rakyat, Bank BTN lebih siap secara
infrastruktur, teknologi dan SDM dalam melaksanakan program pemerintah Sejuta Rumah untuk
Rakyat. Bagaimana peran sentral Bank BTN sebagai pendukung pembiayaan rumah rakyat?
Rumah yang Bapak beli itu BTN ya, tanya Tanti kepada rekannya, M. Yusuf (48 th). Maksud pertanyaan
Tanti itu adalah apakah rumah yang dibeli Yusuf itu dilakukan secara kredit lewat Bank BTN. Namun,
nada pertanyaan itu seakan menunjukkan bahwa kredit pembiayaan rumah hanya diberikan oleh Bank
BTN. Kebetulan saja, Yusuf memang nasabah BTN yang beli rumah KPR tipe 36/90 pada awal tahun
2000 di daerah Sidoarjo, Jawa Timur. Iya, dan cicilannya sebentar lagi lunas. Mana ada sekarang KPR
dengan cicilan Rp500 ribu per bulan, ujar Yusuf dengan lega.

Ya, brand awareness Bank BTN sebagai bank penyalur kredit pemilikan rumah (KPR) sangat kuat. Tidak
mengherankan bila setiap orang menyebut KPR pasti identik dengan BTN. Di sini pengertiannya seolah
olah produk KPR hanya milik BTN. Sama halnya jika orang menyebut air mineral dengan kata Aqua, atau
pasta gigi dengan merek Pepsodent.

Begitu kuatnya kesadaran masyarakat akan brand BTN, sampai-sampai Haryajid, Ketua Asosiasi Emiten
Indonesia (AEI), meminjam kutipan iklan Teh Botol yang berbunyi apapun makanannya, minumnya Teh
Botol Sosoro. Begitu pula dengan BTN, Apapun jenis rumah yang dibeli, kreditnya Bank BTN, ujar
Haryajid.

Pernyataan Haryajid, Yusuf, Tanti dan rata-rata masyarakat kita yang menyebut KPR dengan BTN wajar
saja. Malahan, Dirut Bank BTN, Maryono, berani mengatakan, Coba Anda cek sendiri ke masyaraat,
tanyakan ke 10 orang, maka 8 orang di antara mereka pasti pernah dibantu BTN dalam pembiayaan
rumah, jelasnya di hadapan puluhan awak media saat diskusi bertema Gurihnya Program Sejuta Rumah
BTN dalam Kacamata Investor yang digelar oleh Emiten Bicara Industri (EBI) di Jakarta.
Maryono, CEO Bank BTN
BTN hadir sudah sekitar 65 tahun di tengah-tengah masyarakat, khususnya melayani kredit pembiayaan
rumah. Bahkan, cikal bakal bank BUMN ini ada sejak tahun 1897 zaman penjajahan Belanda dengan nama
Postpaarbank. Setelah kemerdekaan negera kita, barulah tahun 1950 diganti namanya oleh Pemerintah RI
menjadi Bank Tabungan Pos. Lalu, tahun 1963 nama bank ini diubah menjadi Bank Tabungan Negara
(BTN) hingga sekarang tahun 2015 masih berlangsung.

Seiring berjalannya waktu, kiprah BTN makin diperhitungkan di Tanah Air. Tahun 1974 misalnya, BTN
ditunjuk oleh pemerintah sebagai satu-satunya institusi yang menyalurkan KPR bagi golongan masyarakat
menengah ke bawah. Lalu, tahun 2002 ditunjuk sebagai bank komersial yang fokus pada pembiayaan
rumah komersial. Pada 2009 BTN melakukan sekuritisasi KPR melalui Kontrak Investasi Kolektif Efek
Beragun Aset (KIK EBA) pertama di Indonesia. Langkahnya kian gesit saat tahun 2009 go public dengan
mencatakan sahamnya (listing) di Bursa Efek Indonesia.

Lantas, bagaimana perkembangan bisnis BTN saat ini di tengah hiruk pikuknya kondisi politik dan
ekonomi untuk membiayai kredit rumah masyarakat?

Beberapa waktu lalu ada wacana yang dilontarkan pemerintah melalui Wakil Presiden Jusuf Kalla, yakni
program Sejuta Rumah untuk Rakyat. Dan Wapres memberikan aspirasi kepada Bank BTN untuk
memegang peran sentral. Wewenang ini tidak asal tunjuk. Pasalnya, BTN memang mumpuni untuk
melaksanakan tugas mulia itu.

Kelebihan BTN adalah menjadi pemimpin pasar pembiayaan perumahan di Indonesia dengan penguasaan
pangsa pasar total KPR sebesar 24% dan 94% pembiyaan perumahan dipenuhi oleh KPR subsidi BTN
serta pengalaman pembiayaan perumahan sejak 1976 menjadi alasan pemerintah menunjuk BTN untuk
menjawab kebutuhan rumah bagi rakyat kecil di Indonesia.
Program ini dilatarbelakangi adanya kelangkaan ketersediaan rumah (backlog) 13,6 juta keluarga di
Indonesia. Dari jumlah itu jika dirinci, sebanyak 7,2 juta keluarga masih menumpang di rumah family dan
6,4 juta keluarga masih sewa rumahnya. Apalagi ketersediaan perumahan merupakan salah satu elemen
kesejahteraan masyarakat sesuai amanah UUD 1945 dan program pemerintah Nawacita (9 agenda
perubahan untuk Indonesia).

Realisasi program sejuta rumah ini tergantung kebijakan pemerintah juga dan perlu didorong insentif
pasar, ujar Yanuar Rizky, pengamat ekonomi. Dia menyarankan agar pemerintah segera memutuskan,
sebab saat ini adalah momentum yang baik manakala harga minyak dunia masih rendah. Kuncinya ada di
DPR. Jika makin banyak APBN yang dialokasikan untuk sektor riil, maka akan banyak pula dana likuid
untuk pembangunan beberapa proyek. Asal tahu saja, Kementrian PU era kepemimpinan Joko Widodo-
Jusuf Kalla mendapat tambahan anggaran pengalihan subsidi BBM pada APBN-Perubahan sebesar Rp47,5
triliun, yang mana anggaran untuk perumahan rakyat cuma Rp2 triliun.

(ki-ka) Ekonom Yanuar Rizky dan Maryono (Dirut Bank BTN)


Sinyal pemerintah itu tidak disia-siakan oleh BTN. Ini adalah peluang bisnis sekaligus tantangan. Jika
program sejuta rumah benar-benar diwujudkan, maka dibutuhkan pembiayaan senilai kurang lebih
Rp1.200 triliun. Tapi, potensi ini tidak semudah membalikkan telapak tangan, ujar Maryono
mengingatkan.

Rincian program sejuta rumah adalah 600 ribu unit untuk rumah kredit bersubsidi, 250 ribu unit untuk
Bisa dimengerti mengapa Maryono menganggap potensi sejuta rumah ini tidak bisa disambar begitu saja.
Padahal, jika dilihat dari reputasi BTN sebagai market leader pembiayaan rumah, justru program sejuta
rumah bisa menjadi captive market yang ada dalam genggaman BTN, sehingga jangka panjang akan
meningkatkan kinerja bisnis.

Beberapa alasan yang mendasari kata Maryono, antara lain, pertama, untuk mewujudkan sejuta rumah
tidak bisa dalam hitungan bulan atau setahun. Rata-rata dalam setahun berdasarkan pengalaman BTN,
pembangunan rumah mencapai 300-400 ribu rumah. Kedua, masalah keterbatasan lahan. Ketiga, masalah
perizinan. Keempat, masalah sistem. Kelima, masalah infrastruktur (PLN, air). Keenam, masalah
pendanaan atau pembiayaan proyek itu sendiri. Terkait kendala-kendala tersebut, Maryono menyarankan,
agar pengurusan sertifikat rumah dipermudah dan perizinan yang birokratis segera dipangkas agar tidak
berbelit belit.

Untuk itu, dibutuhkan intervensi pemerintah dalam meningkatkan ketersediaan rumah dan pembiayaan
perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Kuncinya dibutuhkan political will dari pemerintah,
Maryono menegaskan. Bagaimana caranya? Banyak opsi yang bisa dipilih pemerintah kita. Pertama,
penempatan dana seperti BPJS, Taspen, Bapertarum PNS, LPDP, dan sejenisnya untuk mendukung
program pemerintah untuk rumah rakyat. Kedua, mekanisme pinjaman off shore dari World Bank, JICA,
ADB, dan sejenisnya untuk mendukung tersedianya dana murah dari luar negeri. Ketiga, pemerintah
memberikan PMN terkait program sejuta rumah kepada BTN.

Komitmen pemerintah untuk mendukung permahan rakyat juga akan diwujudkan dengan menurunkan
uang muka untuk KPR bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) menjadi 1% mulai April 2015 serta
pemerintah berjanji akan memberi bantuan Rp4 juta untuk uang muka. Sebelumnya, pemerintah telah
menurunkan suku bunga cicilan KPR untuk rumah bersubsidi dari 7,5% menjadi 5% Ini bertujuan agar
rakyat miskin di Indonesia semakin mudah memiliki rumah.
Peran sentral BTN dukung pembiayaan rumah
Wapres Jusuf Kalla meminta agar Bank BTN menjadi pemeran utama dalam pelaksanaan program
penyediaan perumahan nasional, seperti program perumahan bagi buruh di dekat kawasan industri.
Konsepnya sudah dilakukan pembicaraan bersama tim Wapres. Jadi pemerintah akan lebih fokus
bagaimana membiayai rumah-rumah khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah ini lebih besar
lagi, jelas Maryono.

Bank BTN siap menjadi integrator stake holders untuk pembiayaan itu. Kami siap untuk menjadi motor
dalam menggerakkan program rumah bagi masyarakat. Ini adalah program pemerintah dan menjadi tugas
mulia bagi kami untuk merealisasikannya, ujar Maryono.

Ada dua peran utama Bank BTN mengapa diharapkan dapat menjadi motor dalam merealisasikan program
sejuta rumah ini. Pertama, Bank BTN sebagai lembaga pembiayaan yang menyediakan lending products
kepada seluruh pihak terkait pembangunan perumahan, baik dari sisi supply maupun demand. Kedua,
Bank BTN sebagai inisiator dan integrator kerja sama antar institusi dalam meningkatkan supply rumah.

Sebagai pemain utama dalam pembiayaan perumahan nasional, Bank BTN telah memberikan masukan
dalam mengatasi problematika perumahan nasional. Masalahnya memang cukup kompleks dan perlu
campur tangan pemerintah untuk mengatasinya. Permasalahan utama menyangkut masalah suppy seperti
lahan dan infrastruktur, pasokan bahan bangunan dan peraturan menyangkut pembangunan perumahan itu
sendiri. Kemudian, masalah kepemilikan rumah seperti penghasilan masyarakat yang terbatas, kesiapan
dukungan dana dari perbankan yang umumnya didukung oleh dana jangka pendek. Penyediaan dana
jangka panjang oleh pasar modal sampai dengan saat ini di Indonesia belum tersedia.

Peran BTN dalam mewujudkan program sejuta rumah harus didukung oleh semua stakeholders termasuk
sinergi antar BUMN. Kalau saya lihat akan ada sinergi BUMN, banknya akan ke BTN karena fokus ke
perumahan, dan pengembangnya nanti Perumnas. Harus ada komitmen, sinergi harus terjadi dari
pemerintah juga, jelas pengamat ekonomi Yanuar Rizky.

Portal BTNproperti
Keseriusan Bank BTN untuk mendukung pemerintah dalam mewujudkan perumahan rakyat dibuktikan
dengan peluncurkan portal BTNproperti. Ini adalah terobosan dan salah satu solusi permasalahan
perumahan di Indonesia.Sebagai leader pembiayaan perumahan di Indonesia, manajemen BTN ingin agar
portal BTNproperti menjadi ikon baru menjawab kebutuhan masyarakat akan rumah. Segala kebutuhan
akan rumah dengan mudah dan cepat dapat diperoleh secara online oleh masyarakat dan pengembang
melalui portal BTNproperti.

Menurut Dirut BTN, Maryono, melalui portal BTNproperti, BTN akan memberikan banyak fasilitas
kemudahan kepada masyarakat dan pengembang dalam memperoleh informasi terkait dengan masalah
rumah. Melalui portal ini akan diperoleh dengan mudah properti pilihan sesuai dengan kemampuan.
Masyarakat pun akan dapat melakukan pengajuan KPR secara online dengan persetujuan seketika. Proses
aplikasi kredit dapat dipantau secara online melalui portal BTNproperti dengan www.btnproperti.co.id.

Fitur-fitur seperti konsultasi KPR, simulasi KPR, edukasi masyarakat, customer service chat, berita seputar
properti dan informasi terkini tersedia dalam portal BTNproperti. Ini sebuah lompatan Bank BTN
menjawab pasar kebutuhan rumah di Indonesia dan besarnya pengguna teknologi online dalam negeri yang
disatukan dalam satu produk portal BTNproperti.

Berbekal pengalaman sebagai lembaga pembiayaan perumahan terbesar dan peran sentral Bank BTN
sebagai integrator stakeholders perumahan, portal BTNproperti dapat menjadi engine baru bagi
pertumbuhan bisnis perusahaan dan menjadi solusi nyata sebagai pasar properti di dunia digital yang
mempertemukan antara supply dan demand. Portal BTNproperti melengkapi inisiatif Housing Finance
Center (HFC) yang telah diluncurkan pada Oktober 2014, ujar Maryono.

Dijelaskan Maryono, lewat portal BTNproperti, pihaknya akan dapat memperbaiki kinerja kredit dengan
terbuka peluang membaiknya recovery asset kredit atas terjualnya rumah-rumah stok lama atau yang siap
untuk dilelang. Masyarakat dan pengembang dapat mengakses dengan mudah stok rumah tersebut.
Maklumlah, bila dalam satu kawasan dengan rumah stok yang tersedia cukup banyak, maka tidak mustahil
pengembang dapat membelinya dan menjualnya kembali dengan harga tinggi. Ini dapat menjadi peluang
investasi dengan modal yang terukur dan hasil yang sangat menguntungkan. BTN pun diuntungkan dengan
kondisi ini karena proses recovery asset kredit akan dapat dilakukan dengan cepat.

Kinerja dan prospek BTN


Hingga akhir tahun 2014 BTN sudah menyalurkan KPR bersubsidi dalam program Fasilitas Likuiditas
Pembiayaan Perumahan (FLPP) mencapai Rp7,9 triliun atau sebanyak 93 ribu unit rumah. Jumlah tersebut
melampaui target pemerintah yang sebanyak 58 ribu. Sejak program FLPP dijalankan tahun 2010 hingga
2014 telah direalisasikan rumah lebih dari 368 ribu unit dengan total kredit mencapai lebih dari Rp25
triliun.
Layanan nasabah BTN
BTN juga masih memimpin pasar KPR di negeri sendiri dengan market share 24%. Sementara itu, untuk
segmen KPR subsidi, peran BTN sangat dominan dengan menguasai pangsa pasar lebih dari 95% dari total
penyaluran FLPP tahun 2011, 2012 dan 2013. Total KPR bersubsidi yang sudah disalurkan Bank BTN
sejak 1976 hingga 2014 berjumlah sekitar Rp60 triliun yang telah dimanfaatkan oleh lebih dari 2,6 juta
masyarakat Indonesia. Karena potensi bisnis dan perannya yang sangat besar, Bank BTN akan menjadi
besar sebagai mortgage bank di Indonesia, Maryono menegaskan.

Bagaimana prospek bisnis BTN?

Kendati tahun 2015 diprediksikan industri perbankan hanya tumbuh sekitar 15-16%, tapi Bank BTN
optimistis bisa melampaui kinerja industri. Kepercayaan ini didasari oleh strategi bisnis BTN yang akan
fokus pada pembiayaan perumahan karena rumah menjadi kebutuhan primer masyarakat Indonesia.

Tahun 2015 BTN akan meningkatkan total kredit dan pembiayaan sebesar 17-19% dari hasil pencapaian
total kredit dan pembiayaan sebesar Rp115,91 triliun pada 2014, tambah Maryono. Adapun komposisi
kredit BTN itu 43% untuk KPR subsidi dan 57% untuk KPR non subsidi.
Guna meningkatkan penyaluran kreditnya, BTN juga akan ekspansi ke pembiayaan developer. Bila selama
ini BTN bermain ke end user langsung dengan layanan kredit untuk uang muka dan cicilan rumah atau
KPR, maka ke depan BTN akan masuk ke pembiayaan kontraktor atau developer.

Ada sekitar 173 sektor industri yang terkait pembangunan rumah. Setidaknya BTN akan masuk ke
pembiayaan kontraktor dan developer. Misalnya untuk pembiayaan beli lahan bagi rumah rumah subsidi,
ungkap Maryono. Dengan demikian, BTN juga akan memiliki produk Giro Developer. Apalagi BTN
memiliki sekitar 18 ribu mitra developer.

BTN juga akan membawa posisi net interest margin sebesar 5,3-5,4 % di tahun 2015 ini. Wajarlah selama
ini pendapatan BTN bersumber dari bunga KPR (40% KPR subsidi dan 60% KPR non subsidi) dan fee
based income.
BTN juga akan menciptakan sumber pertumbuhan pendapatan baru seperti pengembangan bisnis wealth
management, treasury trading, trade finance, remitansi dan card business. Ini bisa mendorong pendapatan
fee based income BTN. Kami juga tetap berencana membentuk anak usaha di bidang asuransi dan
multifinance, ucap Maryono tentang agenda bisnisya ke depan.

Selain pembiayaan KPR yang terus digenjot, tahun ini kinerja keuangan BTN pun akan ditingkatkan. Lihat
saja, tahun 2015 BTN mematok target laba bersih Rp2 triliun- 2,2 triliun. Target ini didorong dari
membaiknya makro ekonomi dan rencana program sejuta rumah.

Total aset BTN tahun ini ditargetkan naik 18-20% dari perolehan aset di tahun lalu sebesar Rp144,58
triliun. Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada 2015 diharapkan mencapai lonjakan 19-20% dari
perolehan DPK sebesar Rp106,5 triliun di 2014.

Soal rasio kredit bermasalah atau net performing loan (NPL) tahun 2015 bakal ditekan BTN di bawah 3%.
Sekadar informasi NPL BTN tahun 2012 tercatat 4,09%, tahun 2013 sebesar 4,05% dan tahun 2014
sebesar 4,01%. Strategi ini menunjukkan bahwa perbaikan kualitas kredit yang dilakukan BTN berjalan
efektif.

Selama tahun 2014 BTN membukukan laba bersih Rp1,1 atau turun tipis dibandingkan raihan tahun 2013
sebesar Rp1,5 triliun akibat perlambatan ekonomi global dan nasional yang terjadi tahun lalu. Sementara
itu total aset tahun 2014 tumbuh 10,22% menjadi Rp1.44,57 triliun, dari posisi Rp131,70 triliun di 2013.
Kenaikan total aset ini membuat Bank BTN mengalami peningkatan peringkat ke-9 dari 10 besar bank
nasional berdasarkan besaran aset tahun 2014.

Selain strategi peningkatkan pembiayaan, KPR dan kinerja keuangan perusahaan, BTN juga terus
berbenah diri dalam melayani nasabah. Jaringan distribusinya terus ditambah, sehingga kini lebih dari
4.000 kantor layanan cabang Bank BTN, 3.000 gerai Bank BTN di Kantor Pos, lebih dari 1.500 jaringan
ATM Bersama.

Kami juga terus meningkatkan kualitas SDM agar berdaya saing tinggi dengan kompetensi bisnis utama
BTN. Selain itu, memperbaiki manajemen kredit dan collection pemanfaatan MIS di berbagai level
organisasi dalam rangka mendukung proses bisnis dan operasional, jelas Maryono sembari mengatakan
BTN selalu memegang prinsip-prinsip praktik Good Corporate Governance (GCG) yang mencakup
Transparency, Accountability, Responsibility, Independency dan Fairness.

Dengan segala upaya dan strategi yang dilakukan Bank BTN ini untuk menjadi pendamping pemerintah
dalam menyediakan perumahan rakyat, bukan tidak mungkin pada gilirannya akan membuat performa
BTN makin kinclong dan mengerek kinerja harga saham BTN di lantai bursa ke level yang lebih tinggi
dari sekarang di harga Rp 1.000-an per lembar saham. Investor dan rakyat Indonesia pun bersuka cita
menyambutnya.(SWA)

Alamat web : http://swa.co.id/business-strategy/management/strategi-bank-btn-menjadi-raja-kpr-


di-negeri-sendiri
Bank BTN Luncurkan Portal Properti
NURHAYUN FAWAID| 2015-03-19

Jakarta, 9 Februari 2015. Backlog masalah penyediaan perumahan di Indonesia akan terus
bertambah jika tidak ada solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Hingga saat ini diperkirakan
backlog mencapai 13,7 juta lebih unit rumah yang masih harus dipenuhi oleh pemerintah.
Diperlukan peran serta banyak pihak untuk mengatasi problematika masalah perumahan di
Indonesia. Portal BTNproperti adalah salah satu terobosan yang dilakukan Bank BTN sebagai
salah satu solusi permasalahan perumahan di Indonesia.

Sebagai leader pembiayaan perumahan di Indonesia kami ingin agar portal BTNproperti menjadi
icon baru menjawab kebutuhan masyarakat akan rumah. Segala kebutuhan akan rumah dengan
mudah dan cepat dapat diperoleh secara online oleh masyarakat dan pengembang melalui portal
BTNproperti. Demikian Maryono, Direktur Utama Bank BTN usal meresmikan launching portal
BTNproperti pada acara HUT Bank BTN ke-65 di Jakarta, Senin 9 Februari 2015.

Maryono menjelaskan portal BTNproperti akan memberikan banyak fasilitas kemudahan kepada
masyarakat dan pengembang dalam memperoleh informasi terkait dengan masalah rumah.
Melalui portal ini akan diperoleh dengan mudah properti pilihan sesuai dengan kemampuan.
Masyarakat pun akan dapat melakukan pengajuan KPR secara online dengan persetujuan
seketika. Proses aplikasi kredit dapat dipantau secara online melalui portal BTNproperti
denganwww.btnproperti.co.id

Portal BTNproperti adalah inovasi baru yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat. Melalui portal ini kami menjawab apa yang diperlukan masyarakat tentang
kebutuhan rumah. Fitur-fitur seperti konsultasi KPR, simulasi KPR, edukasi masyarakat,
customer service chat, berita seputar properti dan informasi terkini tersedia dalam portal
BTNproperti. Ini sebuah lompatan Bank BTN menjawab pasar kebutuhan rumah di Indonesia dan
besarnya pengguna teknologi online dalam negeri yang disatukan dalam satu produk portal
BTNproperti. Semoga ini menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap rumah layak dan
siap huni dengan harga terjangkau, tegas Maryono.

Portal BTNproperti melengkapi inisiatif Housing Finance Center (HFC) yang telah diluncurkan
pada Oktober 2014. Maryono berharap dengan pengalaman sebagai lembaga pembiayaan
perumahan terbesar dan peran sentral Bank BTN sebagai integrator stakeholder perumahan,
portal BTNproperti dapat menjadi engine baru bagi pertumbuhan bisnis perusahaan dan menjadi
solusi nyata sebagai pasar properti di dunia digital yang mempertemukan
antara supply dan demand.
Melalui portal BTNproperti perseroan akan dapat memperbaiki kinerja kreditnya dengan terbuka
peluang membaiknya recovery asset kredit atas terjualnya rumah-rumah stok lama atau yang
siap untuk dilelang. Karena selain rumah baru juga tersedia rumah stok lama atau yang siap
dilelang. Masyarakat dan pengembang dapat mengakses dengan mudah stok rumah tersebut.
Jika dalam satu kawasan dengan rumah stok yang tersedia cukup banyak, maka tidak mustahil
pengembang dapat membelinya dan menjualnya kembali dengan harga tinggi. Ini dapat menjadi
peluang investasi dengan modal yang terukur dan hasil yang sangat menguntungkan. Perseroan
pun diuntungkan dengan kondisi ini karena proses recovery asset kredit akan dapat dilakukan
dengan cepat, tambah Maryono menjelaskan.
Bank BTN masih menjadi pemimpin pasar pembiayaan perumahan di Indonesia dengan
penguasaan pangsa pasar total KPR sebesar 24%. Sedangkan untuk segmen KPR subsidi,
peran Bank BTN sangat dominan dengan menguasai pangsa pasar lebih dari 95% dari total
penyaluran FLPP tahun 2011, 2012 dan 2013.

Total KPR bersubsidi yang sudah disalurkan Bank BTN sejak 1976 sd 2014 berjumlah sekitar
Rp.60 Triliun yang telah dimanfaatkan oleh lebih dari 2,6 juta masyarakat Indonesia. Sementara
khusus untuk program FLPP, sejak program ini dijalankan tahun 2010 sd 2014 telah
direalisasikan rumah lebih dari 368.000 unit dengan total kredit mencapai lebih dari Rp.25 Triliun.
Khusus FLPP tahun 2014 kami melampaui target pemerintah 58.000 unit dan terealisasi 93.000
unit dengan jumlah kredit lebih dari Rp.7,9 Triliun.

Maryono menambahkan diperlukan adanya intervensi pemerintah untuk meningkatkan kapasitas


supply perumahan, khususnya perumahan murah. Disamping itu intervensi pemerintah juga
diperlukan untuk memastikan ketersediaan pembiayaan perumahan khususnya bagi masyarakat
berpenghasilan rendah. Jadi tetap untuk mengatasi problematika perumahan nasional kuncinya
ada pada political will pemerintah.

65 tahun HUT Bank BTN menjadi moment perseroan untuk tetap fokus pada bisnis pembiayaan
perumahan. Potensi perumahan masih sangat besar dan Bank BTN sebagai bank fokus dapat
memiliki portfolio pembiayaan perumahan melebihi bank lainnya di Indonesia. Karena potensi
bisnis dan perannya yang sangat besar, Bank BTN akan menjadi besar sebagai Mortgage Bank
di Indonesia.

Bank BTN Luncurkan Kartu ATM Suka-


Suka
NURHAYUN FAWAID| 2015-03-19

Jakarta, 14 Maret 2015. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk meluncurakan Kartu ATM
Suka-Suka bagi para nasabahnya. Peluncuran kartu ini merupakan bentuk apresiasi Bank BTN
kepada nasabah yang ingin memasang foto favoritnya di kartu ATM. Ini merupakan layanan
tambahan yang diberikan kepada nasabah yang dapat berfoto sendiri atau bersama rekan /
keluarganya untuk dicetak di kartu ATM. Kami ingin memberikan sentuhan beda pada produk
layanan Bank BTN yang bertujuan untuk mengapresiasi kebutuhan pasar di Indonesia. Demikian
Irman Alvian Zahiruddin, Direktur Bank BTN menjelaskan usai meluncurkan kartu ATM Suka-
Suka di Jakarta, Sabtu 14 Maret 2015.

Irman menambahkan perkembangan tren selfie yang saat ini semakin marak menjadi salah satu
alasan Bank BTN untuk memfasilitasi keinginan nasabah dengan menerbitkan Kartu Suka-Suka.
Ini akan menjadikan Kartu ATM BTN menjadi unik, karena berbeda dengan Kartu ATM nasabah
BTN lainnya.

Pada kesempatan yang sama sekaligus diluncurkan kartu Debit BTN Online. Peluncuran fasilitas
Debit BTN Online dan Kartu ATM Suka-Suka ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah nasabah
penabung di Bank BTN. Ini merupakan bukti bahwa Bank BTN serius untuk meningkatkan
pelayanan kepada nasabah melalui peningkatan layanan produk, sekaligus untuk meningkatkan
jumlah transaksi elektronik banking.

Sejak layanan Debit BTN Online ini dibuka pada akhir bulan Desember 2014, telah ada lebih dari
4.000 transaksi yang dilakukan di berbagai merchant online, baik merchant lokal maupun
internasional. Bank BTN yakin kedepannya jumlah transaksi online menggunakan Kartu Debit
BTN ini akan terus meningkat.

Jumlah pepegang Kartu Debit BTN saat ini telah mencapai lebih dari 1.8 juta. Kartu Debit BTN
yang dapat dimanfaatkan untuk transaksi belanja secara online menjadikan Bank BTN sebagai
bank ketiga di Indonesia yg memiliki fasilitas tersebut.

Pada periode tahun 2014, jumlah transaksi elektronik banking Bank BTN telah mencapai 78 juta
transaksi atau meningkat 5 kali lipat jika dibandingkan 5 tahun lalu, tegas Irman menambahkan.

Sebagai leader pembiayaan perumahan di Indonesia kami ingin banyak lahir produk inovasi
berbasis tabungan yang pada akhirnya dapat menjadi motor dalam perolehan dana murah untuk
mendukung pembiayaan perumahan di Indonesia, jelas Irman.

Recovery Aset Bank BTN 2014 Sebesar


33,33% Atau Rp. 1,3 Triliun
NURHAYUN FAWAID| 2015-03-19

Jakarta, 26 Februari 2015 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (IDX: BBTN)
membukukan kredit dan pembiayaan sebesar Rp.116 Triliun sepanjang 2014 atau tumbuh
15,38% dari Rp.100,46 Triliun pada 2013. Perseroan berhasil meningkatkan fungsi intermediasi
di tengah dinamika perlambatan ekonomi global maupun nasional. Secara paralel, Bank BTN
juga mampu menekan non performing loan (NPL) selama tiga tahun berturut-turut dengan trend
menurun. NPL Bank BTN tercatat tahun 2012, 2013 dan 2014 masing-masing sebesar 4,09%,
4,05% dan 4,01%. Ini menunjukkan langkah perbaikan kualitas kredit yang dilakukan perseroan
berjalan efektif. Demikian Maryono Direktur Utama Bank BTN menyampaikan pada saat paparan
kinerja perseroan per 31 Desember 2014 di Jakarta, Kamis 26 Februari 2015.

Sejalan dengan pertumbuhan dan peningkatan kualitas kredit, peningkatan bisnis perseroan
dapat dilihat dari meningkatnya Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan yang mencapai Rp.106,5
Triliun pada 2014, tumbuh 10,67% dari periode sebelumnya sebesar Rp96,21 Triliun dengan
Laba bersih mencapai Rp1,1 Triliun. Sementara total Asset perseroan tumbuh sebesar 10,22%
dari Rp.131,70 Triliun pada tahun sebelumnya menjadi Rp.144,57 Triliun pada akhir 2014.
Pertumbuhan Asset ini membuat Bank BTN naik ke peringkat sembilan diantara 10 besar bank
nasional berdasarkan besaran Asset. Ini merupakan prestasi bagi manajemen Bank BTN
sebagai bank yang fokus ke segmen kredit pembiayaan perumahan, tegas Maryono.

Recovery Asset
Perbaikan kualitas kredit Bank BTN dengan membaiknya NPL sepanjang tiga tahun terakhir
dipicu oleh kenaikan recovery asset perseroan. Tahun 2014 Bank BTN berhasil membukukan
recovery asset sebesar Rp.1,3 Triliun. Perseroan telah melakukan berbagai upaya strategis
dalam memperbaiki kualitas kredit antara lain :

Penerapan early warning system bagi kredit lancar


Membentuk 2 unit kerja, yaitu Consumer Collection & Remedial Division (CCRD) dan Asset
Management Division (AMD) yang bertugas khusus untuk menangani NPL.
Melakukan restrukturisasi kredit terhadap kreditur-kreditur yang memenuhi syarat untuk di
restrukturisasi.
Melakukan lelang/penjualan asset dengan menggandeng Balai Lelang serta menggelar
pameran-pameran rumah bekas sekaligus membuka kesempatan MBR untuk memiliki rumah.
Dengan upaya strategis yang kami lakukan tahun 2014, kami optimis kinerja perseroan tahun
2015 akan lebih baik. Bahkan kami optimis akan dapat menekan angka NPL dibawah 3% pada
akhir tahun 2015, tambah Maryono.

Fasilitasi KPR Uang Muka 1%


Bank BTN selama ini menjadi integrator stakeholder strategis dalam pemecahan permasalahan
perumahan di Indonesia. Pemerintahan Jokowi-JK telah memberikan aspirasi untuk melakukan
percepatan penyelesaian backlog perumahan nasional melalui program sejuta rumah untuk
rakyat. Bank BTN diberikan peran sentral dalam pelaksanaan program perumahan nasional
yang diperuntukkan bagi rakyat di Indonesia.

Bapak Wakil Presiden Selasa, 23 Februari 2015 meminta agar Bank BTN dapat terus berperan
aktif dalam pelaksanaan program penyediaan perumahan nasional. Peran Bank BTN sangat
sentral. Tidak bisa diubah sebagai pendamping pemerintah dengan bisnis sebagai bank fokus.

Sebagai bentuk dukungan perseroan terhadap program sejuta rumah yang dicanangkan
pemerintah tersebut, mulai 1 Maret 2015, Bank BTN akan meluncurkan program khusus KPR
dengan uang muka 1%. Program ini diharapkan dapat membantu masyarakat berpenghasilan
rendah (MBR) yang terkendala dalam menyiapkan uang muka (DP) untuk pembelian rumah
melalui fasilitas kredit perbankan.

Kami sangat mendukung program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah1 . Kebijakan
tersebut dapat mempercepat penyelesaian masalah backlog perumahan nasional serta memiliki
multiplier effect yang positif bagi industri properti dan turunannya. Program DP 1% ini dapat
dinikmati MBR dan untuk saat ini diprioritaskan bagi pemohon rumah susun milik (rusunami) di
perkotaan. Hal itu dimaksudkan sebagai bentuk dukungan Bank BTN atas kebijakan Pemerintah
yang mendorong perumahan vertikal/rusun, Maryono menegaskan.

Penetrasi pasar KPR


Bank BTN mempunyai komitmen untuk meningkatkan penetrasi pembiayaan perumahan kelas
menengah atas non subsidi, yang saat ini telah mencapai 57% dari total KPR yang disalurkan
perseroan. Salah satu upaya meningkatkan porsi tersebut, perseroan telah menjadi official bank
pada Indonesia Property Expo 2015 pertengahan Februari 2015, dengan potensi
penambahan kredit baru realisasi selama pameran tersebut lebih dari Rp 1,4 Triliun.

Selain itu, Bank BTN juga meluncurkan portal online yang dapat digunakan konsumen untuk
membeli rumah baru atau rumah second sekaligus mengajukan KPR. Informasi lengkap seputar
kepemilikan rumah dapat diakses melalui portal tersebut. Pengembang pun juga dapat
memanfaatkan portal ini sebagai media promosi atau bahkan investasi dengan cara membeli
rumah-rumah second untuk dibangun kembali dengan fasilitas kredit dari Bank BTN.

2015 Kredit Lebih Agresif


Pertumbuhan kredit Bank BTN tahun 2014 yang sebesar 15% berada diatas rata-rata industri,
Melalui sejumlah program yang sudah dilakukan perseroan, manajemn Bank BTN optimistis
pertumbuhan bisnis perseroan tahun 2015 akan jauh lebih baik dari tahun lalu. Pertumbuhan
kredit Bank BTN diproyeksi mampu mencapai 19%, diatas pertumbuhan kredit industri yang
diproyeksi OJK mencapai 15%.

Untuk mendukung pertumbuhan kredit tersebut dibutuhkan likuiditas yang kuat. Manajemen
tengah menjajaki peningkatan funding selain bersumber dari obligasi dan DPK. Salah satunya
melalui sumber dana strategis seperti Bank Dunia dan lembaga keuangan internasional lainnya.
Kami sedang menjajagi upaya untuk mendapatkan pinjaman bilateral guna memperkuat struktur
pendanaan Bank BTN, tegas Maryono menambahkan.

Masih sebagai pemimpin pasar perumahan Indonesia


Bank BTN masih menjadi pemimpin pasar pembiayaan perumahan di Indonesia dengan
penguasaan pangsa pasar total KPR sebesar 27%. Sedangkan untuk segmen KPR subsidi,
peran Bank BTN sangat dominan dengan menguasai pangsa pasar lebih dari 95% dari total
penyaluran FLPP tahun 2011, 2012 dan 2013. Total KPR yang sudah disalurkan Bank BTN sejak
1976 sd 2014 berjumlah sekitar Rp.130 Triliun yang telah dimanfaatkan oleh lebih dari 3,5 juta
masyarakat Indonesia. Sementara khusus untuk program FLPP, sejak program ini dijalankan
tahun 2010 sd 2014 telah direalisasikan rumah lebih dari 368.000 unit dengan total kredit
mencapai lebih dari Rp.25 Triliun. Khusus FLPP tahun 2014 kami melampaui target
pemerintah 58.000 unit dan terealisasi 93.000 unit dengan jumlah kredit lebih dari Rp.7,9 Triliun.

Komposisi saham perseroan


Komposisi saham Bank BTN saat ini mayoritas masih dimiliki oleh Pemerintah. Saham
pernerintah masih mendominasi dengan kepemilikan 60,13%. Sementara sisanya 39,87% dimiliki
oleh umum dengan komposisi 48,70% dimiliki oleh masyarakat dalam negeri dan 51,30% dimiliki
oleh asing.

Alamat web : http://www.lelangassetbtn.com/index.php/pages/berita

Anda mungkin juga menyukai