Anda di halaman 1dari 61

Earthquake Ground Motion

and Design Spectra


Kelompok 2
Martinus
Deta Raisa
Wanda Heryudiasari

Outline
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Introduction
Recorded Ground Motion
Characteristics of Earthquake Ground Motion
Factors Influencing Ground Motion
Evaluation of Seismic Risk at A Site
Estimating Ground Motion
Earthquake Response Spectra
Factors Influencing Response Spectra
Earthquake Design Spectra
Inelastic Response Spectra
Energy Content and Spectra
Artificially Generated Ground Motion
Summary and Conclusion

Introduction
Pergerak
an tanah

Perpindaha
n tanah

kecepatan

percepatan

Menimbulkan

Gaya

Lendutan

oleh: Martinus

Recorded Ground Motion


Diukur menggunakan alat
( percepatan )
Melakukan koreksi terhadap hasil
yang didapat
Melakukan integrasi untuk
mendapatkan kecepatan dan
perpindahan

oleh: Martinus

Recorded Ground Motion

oleh: Martinus

Characteristics of Earthquake
Ground Motion
Peak ground motion
(peak ground acceleration, peak
ground velocity, and peak ground
displacement)
duration of strong motion
frequency content.

oleh: Martinus

Peak ground motion

oleh: Martinus

Duration of Strong Motion


Page et al. and Bolt - (Bracketed
Duration)
The time interval between the first and the
last acceleration peaks greater than 0,05g.
Trifunac and Brady
mengambil 5%-95%
McCann and Shah
Based on the average energy arrival rate
(rms)2 of the accelerogram
oleh: Martinus

Duration of Strong Motion

oleh: Martinus

A: Entire Record
B: Page and Bolt
C: Trifunac and
Brady
D: McCann and

oleh: Martinus

Frequency content
Merubah dari domain waktu menjadi
domain frekuensi, dengan
transformasi.
Fourier Transform used to
characterize the Frequency Content:
1. Fourier amplitude spectrum
2. Power spectral density
oleh: Martinus

Fourier Amplitude Spectrum


Persamaan transformasi fourier:

Fourier Amplitude Spectrum:


merupakan square root sum dari
bagian real dan imajiner

oleh: Martinus

Persamaan gerak:
Steady-state response :
menggunakan integral duhamel
Relative velocity

Dapat ditunjukan dengan


oleh: Martinus

Spectral velocity

Pseduo velocity

oleh: Martinus

oleh: Martinus

Power Spectral Density


Inverse fourier transform

Intensity of an accelerogram
Temporal mean square acceleration
oleh: Martinus

Power Spectral Density


Temporal spectra density

Mean square accleration

The Power Spectral Density


oleh: Martinus

Power Spectral Density


Kegunaan Power Spectral Density:
Mengukur kontent frekuensi dari
gempa.
Estimating statistical properties of
frequency content of ground motion

oleh: Martinus

Power Spectral Density


rms acceleration
central frequency
shape factor ()
r is the r-th spectral moment defined
as
oleh: Martinus

Power Spectral Density


Smooth power spectral
density ( Kanai and Tajimi )

g = ground damping
g = ground frequency
G0 = ground shaking intensity
oleh: Martinus

oleh: Martinus

Power Spectral Density

oleh: Martinus

Power Spectral Density


Empirical Relationships for Estimating
Ground Frequency (g) and central
frequency (c) by Lai, dengan hubungan
magnitude ML dan jarak dalam km

oleh: Martinus

Factors Influencing Ground Motion

Distance
Site geology
Magnitude
Source characteristics
Directivity

oleh: Martinus

Distance PGA

oleh: Martinus

Distance - PGV

oleh: Martinus

Distance - intensity

Distance duration

oleh: Martinus

Magnitude

oleh: Martinus

Source Characteristics

oleh: Martinus

Attenuation relationship

oleh: Martinus

Evaluasi Resiko Gempa


pada Site
Dalam mengevaluasi
resiko gempa,
diperlukan informasi
berupa:

1.

Hasil rekaman
gempa
2. Sejarah
kejadian gempa
3. Data geologi
dan aktivitas
patahan di
daerah tersebut

Cara melakukan evaluasi resiko gempa:

1.

Mengidentifikasikan
sumber gempa dan membagi
menjadi sub-source yang lebih
kecil

2.

Jumlah rata-rata gempa


per tahun yang memiliki
kekuatan sama dengan atau
lebih besar dari m dari subsource ke-i dideterminasikan
dalam persamaan:

oleh: Deta Raisa

Evaluasi Resiko Gempa


pada Site
3.

Diasumsikan gerakan
tanah rencana dispesifikasikan
dalam PGA sebesar a dan jarak
episentral sejauh R, maka:

Sehingga persamaannya
menjadi:
Jumlah gempa yang terjadi
selama satu tahun
dirumuskan:

4.

Rata-rata
periode ulang dalam
satu tahun
dirumuskan:
Probabilitas yang
memiliki PGA lebih
dari sebesar a
dalam kurun waktu
selama tL dapat
diestimasikan
dengan distribusi
poisson:
oleh: Deta Raisa

Estimasi Gerakan Tanah


Awalnya desain sebuah struktur berdasarkan
nilai PGA.
Namun studi lebih lanjut mengatakan bahwa
response struktur lebih erat kaitannya dengan:
Effective peak acceleration Aa
Effective peak velocity-related acceleration Av
Selain itu, direkomendasikan juga untuk
menggunakan
Ground velocity
Ground displacement
Ground acceleration
Konversi dari nilai percepatan
Untuk membentuk desain spektra
puncak ke kecepatan puncak atau
dari nilai percepatan puncak ke
kecepatan atau lendutan puncak

oleh: Deta Raisa

Estimasi Gerakan Tanah

oleh: Deta Raisa

Respons Spektra Gempa


Mempresentasikan respons maksimum dari
sebuah struktur akibat suatu gempa tertentu
Dari respons spektra akan terlihat nilai:
maximum relative displacement SD
pseudo-velocity PSV
pseudo acceleration PSA

oleh: Deta Raisa

Respons Spektra Gempa


Berdasarkan regresi
linier:

0,5

oleh: Deta Raisa

Respons Spektra Gempa


Berdasarkan regresi
linier:

oleh: Deta Raisa

Respons Spektra Gempa


Frekuensi sedang
Kecepatan
besar
Velocity region
Frekuensi besar
Percepatan besar
Acceleration
region

flexible

rigid

Damping ratio kecil berantakan dan tajam, damping ratio


besar smooth

Frekuensi kecil
Lendutan besar
Displacement
region

oleh: Deta Raisa

Faktor yang Mempengaruhi Respons


Spektra
1.
2.
3.
4.
5.

Keadaan Tanah
Besar Eksitasi Gempa
Jarak
Karakteristik Sumber
Durasi Gempa

Damping ratio = 2%
Damping ratio = 5%
oleh: Deta Raisa

Faktor yang Mempengaruhi Respons


Spektra
1.

Keadaan Tanah
Ms besar gelombang
permukaan
R jarak terdekat dari site ke fault
rupture
F parameter tipe fault dari 0-1
1 : reverse-slip
0 : strike-slip
a, b, c1, c2, d, e terdapat
dalam tabel tergantung dari
periode getar dan kategori tanah

Jarak 10 km
Strike-slip earthquake
Magnitude 7 SR

Crouse and McGuire


oleh: Deta Raisa

Faktor yang Mempengaruhi Respons


Spektra
2.

Besar Eksitasi Gempa

Dengan memasukan persamaan Joyner


dan Boore
Terlihat perbedaan mencolok saat periode
yang besar

Penelitian oleh
Mohraz
Dari persamaan Crouse dan
McGuire terlihat pengaruh dari
besarnya gempa

oleh: Deta Raisa

Faktor yang Mempengaruhi Respons


Spektra
3. Jarak
rock

alluvium
oleh: Deta Raisa

Faktor yang Mempengaruhi Respons


Spektra
3. Jarak
Berdasarkan
persamaan Joyner
dan Boore untuk
magnitude 7,5 SR
Dari grafik:
Jarak tidak mempengaruhi
bentuk dari respons spektra,
namun mempengaruhi
besarnya amplituod

oleh: Deta Raisa

Faktor yang Mempengaruhi Respons


Spektra
4.

Karakteristik Sumber

Berdasarkan
persamaan Joyner dan
Boore untuk
magnitude 7,5 SR
Berdasarkan
persamaan Crouse
and McGuire untuk
soil class B dan C

Periode kecil amplitudo reverse-slip lebih besar


Periode besar amplitudo strike-slip lebih besar

oleh: Deta Raisa

Faktor yang Mempengaruhi Respons


Spektra
5.

Durasi Gempa
Dalam respons spektra, tidak ditunjukan informasi mengenai
durasi gempa.

Peng mengatakan bahwa durasi gempa


yang lama memperbesar respons untuk
struktur dengan frekuensi yang kecil dan
sedang.
Studi oleh

oleh: Deta Raisa

Earthquake Design Spectra


Housner Design Spectra
(1970)

Plot dinormalisasi terhadap 0.2g pada


percepatan tanah 20%

Newmark and Hall Design Spectra


(1973)

Spektra koordinat diperoleh


dengan mengalikan tiga gerakan
tanah
oleh: Wanda Heryudiasari

NRC Design Spectra (1973)

ATC Design Spectra (1978

oleh: Wanda Heryudiasari

SEAOC Design Spectra


(1978)

NEHRP Design Spectra


(1994)

NEHRP (intensitas
goncangan)
Aa = percepatan efektif puncak
Av = percepatan puncak efektif yang
berhubungan dengan kecepatan
Fa dan Fv = koefisien amplifikasi

Vo = rata-rata geser gelombang


kecepatan = 1050 m/s
Ma dan Mv = intensitas ground
motion
oleh: Wanda Heryudiasari

Koefisien
Amplifikasi Fa &
Fv (Borcherdt)

oleh: Wanda Heryudiasari

Inelastic Response Spectra


- Struktur mengalami pergerakan di luar rentang elastis
- Hal ini terjadi tergantung intensitas dan deformasi dari
karakteristik
struktur yang menyebabkan keruntuhan pada struktur
Hysteresis
Loops

- Hysteresis loops adalah grafik


bilinier
yang menyatakan struktur
mengalami pembebanan secara
terus menerus mempunyai
hubungan
antara gaya dan perpindahan.
- Loop mencerminkan ukuran
kapasitas
struktur untuk menghilangkan
energi.
oleh: Wanda Heryudiasari

Contoh spektrum inelastik untuk


redaman 5% pada sistem komponen ElCentro

oleh: Wanda Heryudiasari

Studi Ridell-Newmark:
1. Frekuensi rendah, sistem elastik dan inelastik memiliki
perpindahan total yang sama
2. Frekuensi sedang, kedua sistem menyerap total energi yang
sama
3. Frekuensi tinggi, keduanya memiliki kekuatan yang sama
Inelastic Acceleration and Inelastic Total
Displacement

D-V-A-Ao = respon spektrum


elastik
DVAAO = spektrum
perecepatan
inelastik
DVAAO = total perpindahan
spektrum
oleh: Wanda Heryudiasari

De-amplification factors
Ridell dan Newmark
Koordinat dan desain elastis
spektrum untuk memperoleh
specrum inelastic yielding
Lai dan Biggs
Respon percepatan inelastis
dinyatakan dalam akselerogram
dalam jangka waktu gerakan

De-amplifikasi dipengaruhi
oleh daktilitas dan tidak
dipengaruhi oleh redaman

Penzien dan Liu


Struktur elasic-plastic dan
kekakuan lebih sensitif terhadap
durasi gerak daripada struktur
elastis.
oleh: Wanda Heryudiasari

Response Modification Factors


Applied Technology
Council

Keterangan:
Ve = gaya geser tanah pada respon
elastik
V = gaya geser tanah pada respon
Respon modifikasi
faktor R:
inelastik
1. Faktor kekuatan(Rs) dapat menyimpan kekuatan pada struktur untuk
menambah desain kekuatan
2. Faktor daktilitas (Rmiu) mempunyai kapasitas daktillitas pada
rentang inelastik
3. Faktor redundan (RR) mempunyai sistem seisimik pada perumusan
arah bangunan
Keterangan:
Newmark and
Hall

Uy =perpindahan leleh
R miu = rasio kekuatan leleh
maksimal inelastis
oleh: Wanda Heryudiasari

Krawinkler and
Nassar

Miranda and
Bertero

Keterangan:
Tg = periode dominan gerak
tanah

a dan b tergantung parameter


strain hardening
a

1.00

0.42

0%

1.01

0.37

2%

0.80

0.29

10%

Keadaan Rmiu = rock,


alluvium and soft soil pada
damping 5% oleh: Wanda Heryudiasari

Energy Content And


Response
Energy Based
Design
Konsep ini tidak terlalu fokus
pada ketahanan lateral
struktur tetapi pada kebutuhan
untuk mencerminkan energi
seismik yang disampaikan
pada struktur
Housner

Kerusakan gempa terkait


dengan kemampuan
struktur dalam
menghilangkan energi

Housner merekomendasikan energi pendekatan untuk desain tahan


gempa yaitu gerakan tanah memancarkan energi ke dalam struktur,
beberapa dari ini energi didisipasikan melalui redaman pada perilaku
nonlinier dan sisanya disimpan di dalam struktur dalam bentuk energi
kinetik dan elastik
m = Massa
Energi Input
PSV
= Pseudo=
velocity
oleh: Wanda Heryudiasari

Sistem SDOF nonlinier dengan


frekuensi pra leleh dan drasio
redaman dan , dapat memberikan
nilai a (t)

Dimana nilai Fs [x (t)]


merupakan gaya nonlinier per
unit massa

Energi time
history dari
frekuensi rendah
dan tinggi
oleh: Wanda Heryudiasari

Uang and Bertero


Persamaan
Energi
Relatif

Energi input didefinisikan sebagai


usaha yang dihasilkan dari gaya
statik lateral pada sistem fixedbase

Nilai ED, ES, EH sama seperti nilai pada bagian reaktif pada energi
absolut:
-Energi Input absolut =
-Energi Kinetik absolut =
Dimana xt dan xg adalah displacement absolut dan tanah
Perbedaan antara absolute dan
relatif, energi input dan energi
kinetik

Energi input ke
kecepatan relatif

oleh: Wanda Heryudiasari

Artificially Generated Ground Motion


Kelemahan
metode repon
spektrum
Fungsi metode
repon spektrum

Dalam menganalisis dan mendesain struktur,


mempunyai keterbatasan temporal dalam
menyediakan informasi pada respon struktur dan
perilakunya
Memperkirakan respon maksimum dalam
setiap mode getaran dan akar kuadrat dari
jumlah kuadrat yang dapat digunakan dalam
mengkombinasikan respon modal

Perhitunga
n MDOF
Penelitian

Time
History
Analysis

Penzien dan Liu


digunakan untuk
akselerogram buatan untuk
menyelidiki karakteristik
statistik pada sistem

Menghitung
respon
inelastis
Lai dan Biggs digunakan
untuk mendapatkan
inelastis percepatan dan
rasio repon oleh:
perpindaahan
Wanda Heryudiasari

Perhitungan respon inelastik bergantung pada Time


History Analysis
Accelerogram representatif
yang menunjukkan
Accelerogram
Time
karakteristik gempa:
Representatif
History
- Magnitude
Artificially
Analysis
- Jarak episentrum
- Kondisi lokasi tanah
Housner and
Jennings
Permodelahan tanah sebagai proses gerak stasioner Gaussian
dengan kerapatan spektral dari kecepatan spektra tak teredam dari
akselerogram. Mereka mengembangkan prosedur untuk
menghasilkan fungsi acak yang memiliki sifat sama dari ground
motion untuk menghasilkan delapan akselerogram, dari 30 detik
durasi.
Gerakan dapat disimulasikan sebagai jumlah nilai yang terbatas dari
beberapa eksitasi harmonik. Biasanya prosedur iteratif diperlukan
untuk memeriksa konsistensi gerakan dengan memeriksan konten
frekuensi melalui spektrum respon atau kerapatan daya spektral.
oleh: Wanda Heryudiasari

Summary and Conclusion


1. Gempa bumi, sumber jarak, keadaan geologi, karakteristik
patahan,
durasi gerakan kekuatan mempengaruhi gerakan tanah dan
bentuk spektral.
2. Kode bangunan dan ketentuan seismik untuk beberapa
pengaruh seperti situs geologi, magnitude, dan jarak yang lain
seeperti kesalahan karakteristik, jalur wisata dan durasi
memerlukan studi lebih lanjut sebelum dapat
diimplementasikan.
3. Respon spektrum digunakan secara luas dalam seismik desain
pada struktur.
4. Pada gempa kuat dan sedang, struktur mengalami perilaku non
linier dan menghilangkan sebagian dari energi seismik melalui
tindakan elastis.
5. Dalam menjelaskan penyerapan energi kapasitas struktur, kode
seismik memungkinkan penggunaan respon faktor modifikasi
oleh: Wanda
Heryudiasari
yang disebut sebagai faktor-R untuk mengurangi
kekuatan
desain elastis dan memperkuat perpindahan elastis.

Anda mungkin juga menyukai