Anda di halaman 1dari 14

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI

Draf
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI
NOMOR TAHUN 2017
TENTANG
RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) DAN JARINGANNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SINJAI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan


masyarakat, perlu adanya pelayanan, pengendalian dan
peran serta masyarakat dalam pengelolaan di bidang
kesehatan disesuaikan dengan kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat;

b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 110 ayat


(1) huruf a Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu
membentuk Peraturan Daerah tentang Pelayanan
Kesehatan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan
Peraturan Peraturan Daerah Kabupaten Sinjai tentang
Retribusi Pelayanan Kesehatan di Pusat kesehatan
Masyarakat (PUSKESMAS) dan jaringannya.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang


pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi Selatan (
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959
Nomor 74, tambahan lembaran Negara Repulik
Indonesia Nomor 1822) ;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang


Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor
47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang


Perbendaharaan Negara Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4355 );

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang


Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggung Jawaban
Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400 );
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-2-

5. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4431);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Republik
Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);

7. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem


Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456);

8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063) ;

9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);

10. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan


Penyelenggara Jaminan Sosial ( Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256 );

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578 );

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang


Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negera Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang


Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 215);
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-3-

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006


tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Dalam Negeri Nomor
13 Tahun 2006;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014


tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);

19. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009 tentang


Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan
Pemerintah Kabupaten Sinjai (Lembaran Daerah
Kabupaten Sinjai Tahun 2009 Nomor 2);

20. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2013 tentang


Pelayanan Publik (Lembaran Daerah Kabupaten Sinjai
Tahun 2013 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Sinjai Nomor 45);

21. Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2013 tentang


Penyelenggaraan Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
(Lembaran Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2013 Nomor
17, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sinjai
Nomor 59);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SINJAI

dan

BUPATI SINJAI

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI TENTANG


RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) DAN
JARINGANNYA

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Sinjai

2. Pemerintah daerah adalah Bupati dan Perangkat daerah segala unsur


penyelenggara Pemerintah daerah
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-4-

3. Bupati adalah Bupati Kabupaten Sinjai

4. Dewan Perwakilan Rakyat daerah yang selanjutnya disebut dengan


DPRD, adalah Lembaga Perwakilan Rakyat daerah Kabupaten sinjai
sebagai uinsur penyelenggara pemerintah daaerah.

5. Kepala dinas adalah Kepala dinas Kabupaten sinjai.

6. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang Retribusi


daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. Badan adalahsuatu bentuk usaha yang neliputi perseroan terbatas,


perseroan komanditer, perseroan lainnya; badan usaha milik negara
atau daerah nama dan dalam bentuk apapun persekutuan,
perkumpulan, firma, konsi, koperasi, yayasan atau organisasi sejenis,
lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk usaha
lainnya.

8. Pelayanan kesehatan adalah segala kegiatan pelayanan kesehatan yang


diberikan kepada seseorang dalam rangka observasi, diagnosis,
pengobatan, atau pelayanan kesehatan lainnya.

9. Perawatan rawat jalan adalah pelayanan kesehatan yang diberikan


kepada seseorang dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan atau
pelayan kesehatan lainnya tanpa perlu tinggal diruang rawat inap.

10. Pelayanan rawat darurat adalah pelayanan kesehatan yang harus


diberikan secepatnya untuk mencegah atau menanggulangi resiko
kematian atau kecacatan.

11. Pelayan rawat inap adalah pelayanan kepada penderita untuk


observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik atau
dan tingkatan lainnya yang memerlukan rawat inap di instalasi
kesehatan yang memiliki fasilitas rawat inap.

12. Tindakan medik adalah tindakan yang dilaksanakan oleh tenaga


kesehatan dengan kualifikasi medik yaitu : dokter umum dan dokter
gigi.

13. Tindakan medik operatif adalah tindakan yang dilaksakan oleh tenaga
medik berupa penbedahan yang menggunakan pembiusan atau tanpa
pembiusan.

14. Tindakan medik non operatif adalah tindakan yang dilaksanakan oleh
tenaga medik tanpa pembedahan.

16. Pusat kesehatan masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmas


adalah instansi kesehatan daerah yang mempunyai kunjungan rawat
jalan maupun rawat inap.

17. Puskesmas pembantu yang selanjutnya disingkat Pustu adalah unit


dari Puskesmas yang membantu menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan kepada masyarakat yang berada dilokasi tertentu dan
merupakan bagian integral dari puskesmas.
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-5-

18. Bahan dan alat kesehatan pakai habis sesuai standar pemerintah
adalah obat-obatan, bahan kimia, reagensia Bahan dan alat kesehatan
pakai habis sesuai standar pemerintah adalah obat-obatan, bahan
kimia, reagensia dan bahan lainnya serta alat-alat kesehatan pakai
habis yang tersedia diinstansi kesehatan yang digunakan langsung
dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan, rahabilitasi dan
pelayanan kesehatan.

20. Jasa pelayanan adalah imbalan yang diterima oleh pelaksana pelayanan
atas jasa yang diberikan kepada penderita dalam rangka observasi,
diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi.

21. Jasa sarana adalah imbalan yang diterima oleh instalasi kesehatan atas
pemakaian sarana dan fasilitas kesehatan yang digunakan langsung
dan tidak langsung dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan dan
rehabilitasi.

22. Penjamin adalah orang atau badan hukum sebagai penanggung biaya
pelayanan kesehatan dari seseorang yang menggunakan atau mendapat
pelayanan di puskesmas, pustu dan rumah sakit atau tempat
pelayanan kesehatan lainnya yang dimiliki dan dikelola pemerintah
Kabupaten sinjai.

23. Wajib Retribusi Adalah Orang Pribadi Atau Badan Yang Menurut
Peraturan Prundang-Undangan Retribusi Diwajibkan Untuk Melakukan
Pembayaran Retribusi termasuk pemungut atau pemotong Retribusi
tertentu.

24. Surat pemberitahuan Retribusi daerah, yang selanjutnya disingkat


SPTRD, adalah surat yang digunakan oleh wajib retribusi untuk
melaporkan perhitungan dan pembayaran retribusi yang terutang
menurut peraturan perundang-undangan retribusi.

BAB II

NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI

Pasal 2

Dengan nama Retribusi Pelayanan Kesehatan dipungut Retribusi


sebagai pembayaran atas pelayanan kesehatan pada Puskesmas.

Pasal 3

(1) Obyek Retribusi Pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan


dipuskesmas, puskesmas keliling, puskesmas pembantu dan fasilitas
kesehatan lainnya yang sejenis yang dimiliki dan atau dikelola oleh
Pemerintah Daerah kecuali pelayanan pendaftaran.

(2) Dikecualikan dari obyek Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah


Pelayanan Kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah, BUMN, BUMD,
dan pihak swasta.

Pasal 4
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-6-

Subyek Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah orang pribadi atau


badan yang mendapatkan pelayanan kesehatan yang disediakan oleh
pemerintah daerah

BAB III

GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 5

Retribusi Pelayanan Kesehatan digolongkan Retribusi jasa umum.

BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 6

Tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkan frekuensi pelayanan


kesehatan yang dinikmati dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi
atau badan.

BAB V

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN


BESARNYA TARIF

Pasal 7

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif
retribusi ditetapkan dengan memperhatikan biaya penyelenggaraan
pelayanan kesehatan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan dan
efektifitas pengendalian atas pelayanan tersebut.
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tersebut adalah biaya
material ( obat/bahan/alat habis pakai yang digunakan biaya
operasional dan pemeliharaan serta jasa.

BAB VI

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF

Pasal 8

(1) Struktur tarif digolongkan berdasarkan jenis pelayanan kesehatan.

(2) Jenis pelayanan dan tindakan yang diberikan disesuaikan dengan


kewenangan dan kompetensi masing-masing sarana pelayanan
kesehatan.
(3) Struktur dan besarnya tarif retribusi pelayanan kesehatan di
Puskesmas dan Jaringanya serta pelayanan sebagaimana tercantum
dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-7-

(4) Tarif Pelayanan Kesehatan pada Puskesmas dan Jaringannya serta


yang memiliki status Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), penentuan
tarif dapat ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah, dengan
memperhatikan indeks harga dan kondisi ekonomi masyarakat.

(5) Retribusi pelayanan kesehatan bagi penderita yang ditanggung oleh


BPJS Kesehatan, BPJS Ketenaga Kerjaan dan Asuransi Kesehatan
lainnya di tetapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

(6) Untuk perhitungan akhir semua biaya pelayanan kesehatan rawat inap
di Puskesmas, hari masuk dihitung penuh sedangkan hari pulang
sebelum pukul 12.00 Wita dibebaskan, setelah pukul 12.00 Wita
dihitung satu hari penuh.

BAB VII

WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 9

Retribusi yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat pelayanan


kesehatan diberikan di wilayah Kabupaten Sinjai.
BAB VIII
SAAT RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 10
Saat Retribusi terutang adalah pada saat ditetapkannya SKRD atau
dokumen lain yang dipersamakan.
BAB IX
SURAT PENDAFTARAN

Pasal 11
(1) Wajib Retribusi wajib mengisi SPdORD.
(2) SPdORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan jelas,
benar dan lengkap serta harus ditandatangani oleh Wajib Retribusi atau
kuasanya.
(3) Bentuk isi, serta tatacara pengisian dan penyampaian SPdORD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan
Bupati.

BAB X
PENETAPAN RETRIBUSI
Pasal 12
(1) Berdasarkan SPdORD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1)
ditetapkan Retribusi terutang dengan menerbitkan SKRD atau dokumen
lain yang dipersamakan.
(2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan data baru dan atau
data yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan
jumlah Retribusi yang terutang, maka dikeluarkan SKRDKBT.
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-8-

(3) Bentuk isi, serta tatacara penerbitan SKRD atau dokumen lain yang
Dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan SKRDKBT
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan
Bupati.
BAB XI
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 13
(1) Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan.
(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang
di persamakan.

BAB XII
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 14
Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada
waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi
berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari Retribusi
terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan
menggunakan STRD.

BAB XIII
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 15
(1) Pembayaran Retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus.
(2) Retribusi yang terutang harus dilunasi paling lambat 15 hari sejak
diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, dan STRD

(3) Tatacara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran Retribusi diatus


dengan Peraturan Bupati.
BAB XIV
TATA CARA PENAGIHAN
Pasal 16
(1) Retribusi yang terutang berdasarkan STRD, Surat Keputusan
Pembetulan, Surat keputusan keberatan yang menyebabkan jumlah
Retribusi yang harus dibayar bertambah, yang tidak atau kurang dibayar
oleh wajib retibusi pada waktunya dapat ditagih dengan STRD.
(2) STRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh pejabat
yang ditunjuk oleh Bupati.
BAB XV
KEBERATAN
Pasal 17
(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada bupati atau
atau pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan dan SKRDLB.
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-9-

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan


disertai dengan alasan-alasan yang jelas.
(3) Dalam hal Wajib Retribusi mengajukan keberatan atas ketetapan
retribusi, wajib Retribusi harus membuktikan ketidak benaran ketetapan
Retribusi tersebut.
(4) Kebenaran harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 2 bulan
sejak tanggal SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, dan
SKRDLB diterbitkan,kecuali apabila Wajib Retribusi tertentu dapat
menunjukkan bawah jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena
keadaan di luar kekuasaannya.
(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan (3) dianggap sebagai surat keberatan, sehingga tidak
dipertimbangkan.
(6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar Retribusi dan
pelaksanaan penagihan Retribusi.
Pasal 18

(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 bulan sejak tanggal surat
keberatan diterima harus memberikan keputusan atas keberatan yang
diajukan.
(2) Keputusan kepala daerah atas keberatan dapat berupa menerima
seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah besar Retribusi
yang terutang.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat
dan kepala daerah tidak memberikan suatu keputusan keberatan yang
diajukan tersebut dianggap dikabulkan.
BAB XVI
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 19
(1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan
permohonan pengembalian kepada kepala daerah.

(2) Kepala daerah dalam jangka waktu paling lama 6 bulan sejak
diterimanya permohonan kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus memberikan keputusan.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah
dilampaui dan kepala daerah tidak memberikan suatu keputusan,
permohonan pengembalian pembayaran Retribusi dianggap dikabulkan
dan Surat Ketetapan Retribusi Lebih Bayar (SKRDLB) harus diterbitkan
dalam jangka waktu paling lama 1 bulan.
(4) Apabila wajib Retribusi mempunyai utang Retribusi lainnya kelebihan
pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-10-

diperhitungkan untuk dilunasi terlebih dahulu hutang Retribusi


tersebut.
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud
ada ayat (1) dilakukan dalam janggka waktu paling lama 2 bulan sejak
diterbitkannya Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar (SKRDLB).
(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi dilakukan
setelah jangka waktu 2 bulan, kepala daerah memberikan imbalan
bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran
kelebihan Retribusi.
Pasal 20
(1) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi diajukan
secara tertulis kepada kepala daerah dengan sekurang-kurangnya
menyebutkan :
a. nama dan alamat Wajib Retribusi;
b. masa Retribusi;
c. besarnya kelebihan pembayaran; dan
d. alasan yang singkat dan jelas.
(2) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi
disampaikan secara langsung atau melalui pos tercatat.
(3) Bukti penerimaan oleh pejabat daerah atau bukti pengiriman pos
tercatat merupakan bukti saat permohonan di terima oleh kepala
daerah.
Pasal 21

(1) Pengembalian kelebihan Retribusi dilakukan dengan menerbitkan surat


perintah membayar kelebihan Retribusi.
(2) Apabila kelebihan pembayaran Retribusi diperhitungkan dengan utang
sebagaimana di maksud dalam Pasal 1 ayat (2) pembayaran dilakukan
dengan cara memindahbukukan dan pemindahbukuan juga berlaku
sebagai bukti pembayaran.
BAB XVII
PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAB RETRIBUSI
Pasal 22
(1) Bupati dapat memberikan pengurangan keringanan dan pembebasan
Retribusi.
(2) Pemberian pengurangan dan keringanan Retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dengan memperhatikan kemampuan Wajib
Retribusi antara lain untuk mengangsur.
(3) Pemberian Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain
diberikan kepada masyarakat yang di timpa bencana alam dan atau
kerusuhan.
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-11-

(4) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi


ditetapkan oleh Bupati.
BAB VIII
PENGGUNAAN PENDAPATAN RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN
Pasal 23
(1) Hasil Retribusi pelayanan Kesehatan dari Puskesmas dan Jaringannya
seluruhnya disetor ke Kas Daerah melalui mekanisme keuangan sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku
(2) Pendapatan Puskesmas yang disetor ke kas daerah untuk komponen
jasa pelayanan dan BBM untuk Ambulans Daratan dan Ambulans Air
dikembalikan ke Puskesmas dan Jaringannya, untuk operasional dan
jasa pelayanan.
(3) Penggunaan pendapatan di Puskesmas dan Jaringannya sebagaimana
yang dimaksud pada ayat (2) di rinci dengan pembagian sebagai berikut :
a. Jasa Medik Umum sebesar 25 % ( Dua Puluh Lima Per Seratus )

b. Jasa Perawat/Bidan dan Tenaga Kesehatan lainnya sebesar 65 %


( Enam Puluh Lima Per Seratus )
c. Administrasi pelayanan sebesar 10 % ( Sepuluh Per Seratus )

(4) Penggunaan jasa pelayanan pada komponen Ambulans Daratan dan


Ambulans Air di rinci sebagai sebagai berikut :
a. Jasa Medik sebesar 10 % ( Sepuluh Per Seratus )
b. Jasa Perawat/Bidan Pendamping sebesar 50 % ( Lima Puluh Per
Seratus )
c. Jasa Sopir 40 % ( Empat Puluh Per Seratus )

BAB XIX
PENGAHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KEDALUWARSA
Pasal 24
(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi kedaluwarsa setelah
melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya
Retribusi,kecuali jika Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di
bidang Retribusi.
(2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tertangguh jika :
a. diterbitkan surat teguran, atau;
b. ada pengakuan utang Retribusi dari wajib Retribusi baik langsung
maupun tidak langsung.
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-12-

(3) Dalam hal diterbitan Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat(2)
huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya
Surat Teguran tersebut.
(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b adalah Wajib Retribusi dengan kesadaran
menyatakan masih mempunyai utang Retribusi dan belum melunasinya
kepada Pemerintah Daerah.
(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan
permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan
keberatan oleh Wajib Retribusi.
Pasal 25
(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk
melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.
(2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi yang
sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah kedaluwarsa
diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB XX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 26
(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga
merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 3
(tiga) bulan atau denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlah Retribusi
terutang yang tidak atau kurang dibayar.

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.
(3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penerimaan
Negara.
BAB XXI
PENYIDIKAN
Pasal 27
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah
diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan
tindak pidana dibidang Retribusi daerah sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah :
a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau
laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi daerah
agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-13-

pribadi atau badan tentang keberatan perbuatan yang dilakukan


sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari seorang pribadi atau
badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Retribusi
Daerah;
d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen
lain berkenan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti
pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta
melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi daerah;
g. menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan
atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan
memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa
sebagaimana dimaksud huruf e;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana
Retribusi Daerah;
i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa
sebagai tersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan;
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan
tindak pidana bidang Retribusi Daerah menurut hukum yang dapat
dipertanggungjawabkan.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan
dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada
penuntut umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
BAB XXII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 28
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang
mengenai teknis pelaksanaannya, diatur dengan Peraturan Bupati.
Pasal 29
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah
Kabupaten Sinjai Nomor 07 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan
Kesehatan Peraturan (Lembaran Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2012
Nomor 07), dan Peraturan Bupati Nomor 01 Tahun 2016 tentang
Penyesuaian Tarif Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2012 tentang
Retribusi Pelayanan Kesehatan (Lembaran Daerah Kabupaten Sinjai
Tahun 2016 Nomor 01), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Ditetapkan di Sinjai
pada tanggal
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-14-

BUPATI SINJAI,

H. SABIRIN YAHYA

Diundangkan di Sinjai
pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SINJAI,

H. TAIYEB A. MAPPASERE

BERITA DAERAH KABUPATEN SINJAI TAHUN 2017 NOMOR :

Anda mungkin juga menyukai