1
ISSN 2087-7412 April 2010, Hal 88-93
ABSTRAK
Momordica charantia merupakan tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat untuk mengobati berbagai penyakit
seperti sebagai obat penyakit diabetes, jantung, sakit perut, dan lain-lain. Pada penelitian ini dilakukan ekstraksi
daging buah Momordica charantia dengan pelarut metanol yang kemudian difraksinasi dengan n-heksan. Pada
fraksi n-heksan dilakukan pemisahan dan pemurnian dengan menggunakan teknik kromatografi kolom dan
rekristalisasi sehingga menghasilkan senyawa murni yaitu yang terdapat pada fraksi C2-1 dan C11-2. Senyawa
tersebut dikarakterisasi secara spektroskopi dengan spektrometer FTIR, spektometer NMR proton dan spektometer
NMR karbon. Berdasarkan analisis spektroskopi IR terhadap isolat senyawa dari fraksi heksan didapat senyawa
hasil isolasi tersebut merupakan senyawa alifatik, memiliki ikatan rangkap (ditandai dengan adanya pita serapan
pada bilangan gelombang 1600-an) dan memiliki gugus OH (ditandai dengan adanya pita serapan pada bilangan
gelombang 3400-an). Berdasarkan analisis data spektroskopi NMR proton, senyawa pada fraksi C2-1 dan fraksi
C11-2 merupakan senyawa yang sama. Dari hasil analisis spektrum NMR 1H dan NMR 13C yang dibantu dengan
pendekatan etnobotani diduga senyawa ini merupakan senyawa turunan terpenoid yaitu triterpen aglikon jenis
kukurbitan yang tidak memiliki gugus karbonil.
88
Vina Juliana, Iqbal Musthapa, Siti Aisyah J.Si.Tek.Kim.
charantia diketahui bahwa fraksi n-heksan dari heksan, etil asetat dan metanol sisa. Masing-masing
daging buah M. charantia memiliki aktivitas fraksi yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan
antihiperglikemia terhadap hewan uji. Pada cara penguapan menggunakan alat rotary
penelitian tersebut belum diketahui komponen- evaporator sampai diperoleh massa yang tetap dari
komponen yang terkandung dalam fraksi n-heksan masing-masing fraksi.
M. Charantia. Oleh sebab itu diperlukan isolasi Pemisahan dan Pemurnian
lebih lanjut mengenai senyawa yang terkandung Pemisahan dan pemurnian senyawa dalam
pada fraksi n-heksan daging buah M. charantia. penelitian ini dilakukan melalui dua tahap yaitu
kromtografi cair vakum dan rekristlisasi.
Peralatan yang digunakan pada penelitian Ekstraksi dan Fraksinasi Daging Buah
ini meliputi alat-alat gelas, penguap berputar Momordica charantia
vakum (vaccum rotary evaporator), pompa vakum,
set alat destilasi, Spektrofotometer Fourier Serbuk daging buah paria (800 gram)
Transform-Infra Red (FT-IR) Shimadzu 8400, dan dimaserasi menggunakan metanol, diperoleh
Spektrofotometer Nuclear Magnetic Resonance ekstrak metanol. Setelah dilakukan maserasi, tahap
(NMR) Jeol ECA-500 (untuk proton diukur pada selanjutnya yang dilakukan adalah fraksinasi
500 MHz dan karbon diukur pada 125 MHz) menggunakan berbagai pelarut dengan tingkat
Bahan utama yang digunakan adalah kepolaran pelarut yang berbeda-beda.
daging buah Momordica charantia. Bahan kimia Ekstrak metanol tersebut pertama
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari difraksinasi dengan pelarut non polar yaitu heksan
bahan teknis. Bahan dengan kualitas teknis masingmasing dilakukan 3 x 50 mL. Dari hasil ini
didestilasi terlebih dahulu sebelum digunakan. diperoleh fraksi heksan yang berwarna hijau pekat
Bahan-bahan yang digunakan adalah metanol, dan fraksi metanol sisa.
heksan, etil asetat, aseton, silica gel 60 GF254 for Fraksi metanol sisa kemudian difraksinasi
TLC, silica gel 60 230-400 mesh for CC, kembali dengan menggunakan etil asetat, masing-
kloroform p.a, H2SO4 pekat, aquades dan kertas masing dilakukan 3 x 50 mL. Pada saat dilakukan
saring. fraksinasi, tidak terjadi pemisahan antara etil asetat
dengan metanol. Dari hasil ini diperoleh fraksi etil
Prosedur Penelitian asetat yang berwarna hijau dan fraksi metanol-air.
Fraksi metanol-air ini tidak difraksinasi kembali
Proses Ekstraksi dan Fraksinasi sehingga fraksi ini dapat kita sebut sebagai fraksi
Buah paria dipisahkan dari biji dan residu.
dikeringkan kemudian diblender sehingga menjadi Dari seluruh tahap fraksinasi, diperoleh
serbuk paria. Serbuk daging buah paria fraksi heksan (4.1 gram; 8.2%), fraksi etil asetat
(Momordica charantia L.) diekstraksi (54 gram; 42,9%), dan fraksi metanol-air (18 gram;
menggunakan pelarut methanol sebanyak 3 x 1 liter 36%).
berturut-turut selama 24 jam.
Ekstrak hasil maserasi kemudian disaring Pemisahan dan Pemurnian
menggunakan corong buchner Lalu filtratnya
dipekatkan menjadi setengah volume awal Setelah proses fraksinasi dan didapat 3
menggunakan rotary evaporator dalam keadaan fraksi yaitu fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan
vakum. fraksi residu metanol air, tahap selanjutnya adalah
Ekstrak metanol yang telah dipekatkan pemisahan dan pemurnian yang bertujuan untuk
difraksinasi berturut-turut dengan heksan (3 x 50 mendapatkan senyawa murni dari fraksi yang ada.
ml) setiap kali ekstraksi, etil asetat (3 x 50 ml) Pada penelitian ini difokuskan pada pemisahan dan
setiap kali ekstraksi, sehinggga diperoleh fraksi pemurnian fraksi n-heksan saja.
89
Jurnal Sains dan Teknologi Kimia, Vol 1, No.1
ISSN 2087-7412 April 2010, Hal 88-93
Proses pemisahan dan pemurnian KLT menggunakan eluen heksan: etil asetat
dilakukan dengan metode kromatografi kolom. 5,5:4,5.
Sebelum pemisahan dan pemurnian dilakukan Analisa kromatogram 24 fraksi yang
terlebih dahulu analisis dengan menggunakan diperoleh dari hasil KVC dapat digabungkan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT), analisis ini berdasarkan kesamaan Rf menjadi 8 fraksi. Massa
bertujuan untuk menentukan pelarut yang akan masing-masing fraksi tersebut adalah fraksi C1 (1-
digunakan pada saat pemisahan dengan 6) sebanyak 15 mg, C7 (7) sebanyak 15 mg, C2 (8-
kromatografi kolom. Pola kromatogram pada KLT 10) sebanyak 126 mg, C11 (11) sebanyak 117 mg,
menunjukkan pola pemisahan yang terjadi pada C3 (12-14) sebanyak 149 mg, C4 (15-19) sebanyak
kromatografi kolom. 188 mg, C20 (20) sebanyak 59 mg dan C5 (21-24)
Pemisahan pertama dilakukan dengan sebanyak 207 mg.
menggunakan KVC, pelarut yang digunakan Hasil penggabungan fraksi, pada fraksi C2
merupakan pelarut organik yang ditingkatkan dan C11 terbentuk kristal. Rekristalisasi dilakukan
kepolarannya secara gradien, pada pemisahan ini dengan melarutkan fraksi kristal dengan metanol
digunakan pelarut n-heksan dan etil asetat. panas yang kemudian didinginkan. Setelah
Berdasarkan analisa kromatogram KLT fraksi didinginkan terbentuk kristal yang tidak larut
heksan pada eluen heksan dan etil asetat dengan dalam metanol. Kristal tersebut dipisahkan
beberapa komposisi perbandingan maka KVC menggunakan kertas saring. Dengan menggunakan
dilakukan dengan beberapa perbandingan yaitu teknik pemurnian rekristalisasi pada kedua fraksi
100% n-heksan sebanyak 2 kali; 24:1 sebanyak 3 tersebut didapat beberapa fraksi kristal. Fraksi-
kali; 21:4 sebanyak 4 kali; 18:7 sebanyak 2 kali; fraksi tersebut diuji kemurnianya dengan KLT dan
15:10 sebanyak 2 kali; 9:16 sebanyak 2 kali; 6:19 dilihat pula pola kromtogramnya untuk mengetahui
sebanyak 2 kali; 3:22 sebanyak 2 kali dan 100% senyawa yang sama atau tidak pada hasil
etil asetat sebanyak 2 kali dengan volume 50 ml pemurnian dengan rekristalisasi tersebut. Dari
setiap kali elusi. KVC fraksi heksan dengan massa fraksi-fraksi hasil diperoleh fraksi murni yaitu C2-1
4.1 gram menghasilkan 22 fraksi. dan C11-2. Hasil rekristalisasi kedua fraksi tersebut
Fraksi yang memiliki pola kromatogram kemudian dianalisis dengan mengunakan FT-IR
yang sama digabungkan hingga mendapat 5 fraksi dan NMR.
gabungan. Massa dari masing-masing fraksi
tersebut adalah fraksi A (1-4) sebanyak 838 mg, Karakterisasi dan Penentuan Struktur Senyawa
fraksi B (5) sebanyak 1.082 mg, fraksi C (6-7) Analisis Spektrum IR
sebanyak 1.017 mg, fraksi D dan E (8-17)
sebanyak 82 mg, dan Fraksi F (18-22) sebanyak 91 Pada fraksi C2-1, Spektrum IR yang
mg. Fraksi-fraksi gabungan dianalisis dengan KLT dihasilkan menunjukan adanya pita serapan gugus
menggunakan eluen heksan: etil asetat dengan fungsi OH pada bilang gelombang 3423,4 cm-1 ;
perbandingan 6:4. vibrasi ulur C-H sp3 pada bilangan gelombang
Massa dan pola kromatogram tiap fraksi 2933,5 cm-1 dan 2852,5 cm-1; C=C pada bilangan
dijadikan pertimbangan untuk menentukan fraksi gelombang 1627,9 cm-1 ; vibrasi tekuk CH3 pada
yang akan dipisahkan lebih lanjut. Terhadap fraksi bilangan gelombang 1449,4 cm-1 dan 1379,0 cm-1 ;
C dilakukan pemurnian lebih lanjut dengan C-O pada bilangan gelombang 1047,3 cm-1.
menggunakan KVC kembali. Dengan Bilangan gelombang tersebut menunjukkan bahwa
pertimbangan massa yang cukup untuk dilakukan senyawa pada fraksi C2-1 merupakan senyawa
dengan metode KVC dengan kolom yang lebih alifatik. Pada spektrum IR, tidak menunjukkan
kecil yaitu dengan diameter kolom sebesar 5 cm. keberadaan gugus aromatis yaitu ditunjukkan
Sebelum dilakukan proses KVC yang kedua dengan tidak muncul spektrum khas senyawa
dilakukan terlebih dahulu pencarian eluen yang aromatis. Selain itu spektrum ini pun menunjukkan
sesuai untuk proses tersebut dengan menggunakan bahwa tidak adanya gugus gula pada senyawa yang
analisa KLT. Berdasarkan analisa KLT diperoleh berhasil diisolasi. Hal tersebut dikarenakan tidak
eluen untuk KVC kedua ini yaitu n-heksan: etil adanya pita serapan yang melebar pada bilangan
asetat dengan berbagai perbandingan komposisi gelombang sekitara 3400-an atau pada bilangan
yaitu: 100% heksan sebanyak 2 kali, 9:1 sebanyak gelombang untuk gugus OH yang menunjukkan
4 kali, 8,5:1,5 sebanyak 4 kali; 8:2 sebanyak 6 kali, tidak adanya interaksi OH bebas.
6:4 sebanyak 2 kali, 5,5:4,5 sebanyak 2 kali, 100% Pada fraksi C11-2, Spektrum IR yang
etil asetat sebanyak 2 kali dan Etil asetat: Metanol dihasilkan menunjukan adanya pita serapan gugus
8:2 sebanyak 2 kali. fungsi OH pada bilang gelombang 3433,1 cm-1;
Fraksi C sebanyak 1,0 g dipisahkan vibrasi ulur C-H sp3 pada bilangan gelombang
dengan metode KVC seperti diatas menghasilkan 2922,0 cm-1 dan 2852,5 cm-1; C=C pada bilangan
24 fraksi, lalu fraksi-fraksi tersebut analisis dengan gelombang 1627,8 cm-1 ; vibrasi tekuk CH3 pada
bilangan gelombang 1382,9 cm-1; C-O pada
90
Vina Juliana, Iqbal Musthapa, Siti Aisyah J.Si.Tek.Kim.
bilangan gelombang 1041,5 cm-1. Bilangan rangkap, memiliki ikatan heteroatom, dan tidak
gelombang tersebut menunjukkan bahwa senyawa memiliki gugus karbonil.
pada fraksi C11-2 merupakan senyawa alifatik dan
tidak terglukasi karena tidak menunjukkan adanya Analisis Spektum NMR 13 C
pelebaran puncak OH yang menandakan senyawa
yang terglukasi. Pada spektrum IR, tidak Analisa spektrum NMR 13C dimaksudkan
menunjukkan keberadaan gugus aromatis yaitu untuk menentukan kerangka karbon yang dimiliki
ditunjukkan dengan tidak muncul spektrum khas oleh senyawa. Pada spektrum ini dapat diketahui
senyawa aromatis. Spektrum FT-IR fraksi C2-1 jumlah karbon dan jenis karbonnya (metil, metilen,
dapat dilihat pada gambar 4.6. metin, atau karbon quartener).
Dari hasil pengukuran IR pada kedua
fraksi, dapat diduga kedua fraksi terdapat senyawa Spektrum NMR 13 C decopling
yang sama, berdasarkan spektrum pada kedua
senyawa terdapat gugus-gugus yang sama dan hal Spektrum ini menunjukkan seluruh karbon
ini didukung pula dengan hasil analisis KLT yang yang terdapat di senyawa dengan menghilangkan
menunjukkan kedua fraksi memiliki pola pengaruh atom tetangga (decopling) akan tetapi
kromatogram yang mirip. pada spektrum ini tidak ada pembeda untuk jenis
Dengan demikian untuk menentukan karbonnya. Pada pengukuran spektrum NMR 13C
struktur dari isolat fraksi n-heksan buah paria, terlihat geseran spektrum dimulai dari geseran
kedua fraksi murni hasil rekristalisasi dapat 11,8-147,70. Perhitungan jumlah karbon
digabung yang kemudian diukur dengan berdasarkan analisis spektrum ini, didapat jumlah
menggunakan spektroskopi NMR. karbon di senyawa pada fraksi C2-1 adalah 30.
91
Jurnal Sains dan Teknologi Kimia, Vol 1, No.1
ISSN 2087-7412 April 2010, Hal 88-93
struktur senyawa hasil isolasi. Setelah kita Data ini mempermudah penentuan struktur untuk
menentukan jenis senyawa yang berhasil diisolasi, senyawa yang berhasil diisolasi. Dengan adanya
hal berikutnya yang harus dilakukan adalah informasi mengenai beberapa senyawa kukurbitan
memperkirakan struktur dengan cara yang tidak terglukasi dan tidak memiliki gugus
membandingkannya dengan struktur dasar senyawa karbonil maka dapat dibandingkan antara data
yang terdapat di dalam tanaman tersebut. Metode salah satu senyawa yang telah berhasil diisolasi
umum mengenai penentuan struktur bahan alam, dengan data hasil pengukuran senyawa yang
yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi diisolasi dari fraksi n-heksan yaitu senyawa pada
kerangka dasar dan gugus fungsi yang terdapat fraksi C-21.
dalam senyawa sehingga dapat diformulasikan Data 13C-NMR, menunjukkan adanya
struktur senyawa tersebut dan juga kemungkinan Sinyal khas yang dapat terlihat dari spektrum
altenatif struktur lain adalah adanya CH2 terminal yaitu pada geseran
Pada penelitian ini dilakukan isolasi 111,324 ppm, dengan informasi tersebut kita dapat
terhadap senyawa non polar dari fraksi heksan yang menelusuri lewat kajian pustaka, struktur senyawa
terkandung dalam daging buah Momordica yang telah berhasil diisolasi yang memiliki
charantia. Berdasarkan kajian fitokimia yang telah kemiripan struktur yang khas berdasarkan data
dilakukan, pada buah Momordica charantia spektroskopi pengukuran. Dan di dapat senyawa
terkandung senyawa khas turunan terpenoid yaitu berkerangka struktur kukurbitan yang memiliki
triterpen jenis kukurbitan. Hasil analisis spektrum CH2 terminal yang mirip dengan hasil analisis
IR dan NMR menunjukkan senyawa yang berhasil spektroskopi yaitu diantaranya adalah (19R,28E)-
diisolasi merupakan senyawa alifatik. Dan hasil 5,19-Epoksi-19-metoksikukurbita-6,23,25-trien-
analisis dari spektrum NMR H dan NMR 13C dapat 3-ol dan (22E)-3-Hidroksi-7-metoksikukurbita-
diduga bahwa senyawa yang berhasil diisolasi pada 5,23,25-trien-19-a l (Ahmad, 2007).
fraksi C2-1 merupakan triterpen jenis kukurbitan. Perbedaan struktur diatas dengan struktur
Hal tersebut didasarkan karena sinyal-sinyal yang senyawa yang berhasil diisolasi terletak pada gugus
ada pada spektrum NMR H dan NMR 13C karbonil (C=O dan metoksil (O-CH3), karena pada
menunjukkan sinyal khas untuk senyawa hasil analisis spektroskopi tidak menunjukkan
kukurbitan yaitu memiliki jumlah karbon sebanyak sinyal untuk kedua gugus tersebut. Senyawa yang
30 karbon pada kerangkanya, memiliki ikatan berhasil diisolasi kemungkinan memiliki
rangkap, memiliki gugus metoksil, dan jenis modifikasi pada cincin yang tidak mengandung
karbon menunjukkan senyawa tersebut merupakan kedua gugus tersebut. Untuk membuktikannya
senyawa triterpen jenis kukurbitan. Kesimpulan ini diperlukan pengukuran spektroskopi lebih lanjut
diambil dengan pertimbangan analisis NMR H dan untuk memvalidasi struktur ini yaitu NMR dua
NMR 13C dan pendekatan secara literatur terhadap dimensi, karena struktur ini hanya berdasarkan
spektrum senyawa kukurbitan. Dengan demikian kemiripan data spektroskopi dengan struktur
diperoleh kesimpulan bahwa senyawa yang senyawa yang telah berhasil diisolasi.
berhasil diisolasi merupakan senyawa kukurbitan
yang tidak tergulakan dan tidak memiliki gugus
karbonil. KESIMPULAN
Berdasarkan penelusuran pustaka
mengenai fitokimia dari Momordica charantia Hasil penelitian, isolasi dan karakterisasi
diketahui bahwa pada fraksi non polar terkandung senyawa turunan terpenoid dari fraksi n-heksan
senyawa triterpen aglikon (tidak terglukasi) jenis Momordica charantia diperoleh senyawa murni
kukurbitan yang tidak memiliki gugus karbonil. yaitu fraksi C2-1 (24 mg) dan C11-2 (9 mg), yang
berdasarkan spektroskopi memiliki karakter antara
lain yaitu merupakan senyawa alifatik yang
CH2 CH2
H3CO
CH3 CH3
H OHC H
O
HO HO OCH3
(19R,28E)-5b,19-Epoksi-19-metoksikukurbita-6,23,25-trien-3b-ol (22E)-3b,Hidroksi-7b-metoksikukurbita-5,23,25-trien-19-al
Gambar 1. Struktur Senyawa yang Memiliki Kerangka yang Mirip dengan Senyawa yang Berhasil diisolasi
92
Vina Juliana, Iqbal Musthapa, Siti Aisyah J.Si.Tek.Kim.
memiliki ikatan rangkap (C=C) dan memiliki biological activities.Nat. Prod. Rep. 22,
gugus OH. Dengan membandingkan data antara 286-399
hasil pengukuran dan pendekatan etnobotani,
senyawa yang berhasil diisolasi tersebut memiliki Mekuria, D. B, et al. (2005). Cucurbitane
jenis kerangka triterpen aglikon kukurbitan yang Triterpenoid Oviposition Deterrent from
tidak memiliki gugus karbonil. Momordica charantia to the Leafminer,
Liriyza trifollii. Biosel. Biotechnol.
DAFTAR PUSTAKA Biochem. 69(9), 1706-1710
93